Pilihan Hatiku


Pagi ini Tania merasa senang sekali. Pagi pagi sekali dia sudah bangun dan mengecek motor kesayangannya. Motor gede Kawasaki berwarna merah yang dibelinya beberapa tahun yang lalu. Meskipun dia jarang memakainya dan hanya digunakan bila ingin refreshing.  Tania sengaja ingin menggunakannya untuk menjemput Fani yang akan diajaknya ke Malang. Sudah lama Tania ingin mengajak Fani pergi berdua tetapi Fani selalu ragu ragu. Tania segera mengambil Helm dan menggunakan jaket kulitnya. Dengan kacamata hitamnya dia kelihatan gagah dan keren, kini dia siap berangkat ke Airport Juanda. Perjalanan dari rumah Tania ke airport tidak terlalu lama. Begitu sampai Tania sengaja menunggu diatas motornya. Rupanya pesawat sudah mendarat, Tania segera melihat Fani yang membawa backpack sedang berjalan. Tania mendekatkan motornya, mengklakson dan melambaikan tangannya. Fani segera melihat keberadaan Tania. Dia terlihat agak terkejut melihat Tania menggunakan motor Gede. Fani berjalan mendekat ke Tania.

“Hei…wah naik motor ya kita!”Kata Fani
“Iya, kamu nggak kebertan khan?Kata Tania sambil memberikan helm
“Nggak apa apa kok, aku belum pernah naik moge!”Kata Fani sambil mengenakan helm.
Tania hanya tersenyum dan membantu Fani memasangkan pengaman helmnya. Fani segera naik diboncengan Tania dan Tania menjalankan motornya. Fani memeluk pinggang Tania dan Tania dapat merasakan hangat tubuh Fani dibelakang punggungnya. Tania sengaja menjalankan motornya dengan ngebut dan membuat Fani semakin mengencangkan pelukkannya.

Setelah satu jam mereka sampai ke Pandaan, lalu mereka berdua berhenti untuk makan siang di depot ayam penyet Bu Kris. Mereka melanjutkan perjalanan selesai makan. Udara mulai dingin ketika memasuki daerah pengunungan. Ketika mulai memasuki daerah lawang dia mulai memelankan laju motornya. Banyak orang yang mulai menyebrang sembarangan dan angkot atau Bis yang berhenti mendadak. Ketika sudah memasuki Malang Tania langsung mengarahkan motornya menuju Sendang Biru. Akhirnya sampai juga ke Sendang Biru, Tania segera menitipkan motornya di pos pengawas yang sudah dikenalnya. Tania sering kesini bersama teman temanya dan salah seorang temannya adalah anak pemilik pabrik rokok di Malang yang meminjamkan kapal boatnya.  Mereka segera menaiki kapal boat. Semua perlengkapan sudah tersedia dalam kapal, mulai dari air bersih, tendah, kursi, peralatan makan dan masak. Meskipun mereka bisa tidur di kapal tapi Tania ingin memberikan kenangan yang romantis buat Fani dengan tidur di tenda

Perjalanan ke Pulau Sempu sekitar 4 jam. Tania memilih tempat yang agak terpencil sehingga tidak terlihat oleh para nelayan pencari ikan. Tania menurunkan jangkar, mematikan mesin,  dan mencopot celana panjangnya dengan menggunakan celana senam pendek. Tania turun ke laut mencari tambatan untuk tali kapalnya.  Bibir pantai sekitar 200 meter, Fani segera membantu menurunkan barang-barang bawaannya ke tepi pantai. Kaos Fani mulai basah karena airnya lumayan tinggi menerpa tubuhnya dan terlihat seksi. Tania mulai mendirikan tenda, dia ingin sebelum gelap tenda sudah berdiri. Akhirnya setelah setengah jam tenda sudah berdiri, Tania mulai menyalakan paraffin untuk memasak air. Fani terlihat asik memainkan kameranya, memotret sekeliling karena pemandangannya sangat indah.

Matahari mulai tenggelam dan Fani mulai kelihatan capek setelah membidikan kameranya kesana-kemari. Dia duduk diatas tikar sambil memandang ke laut. Tania menghampiri dan duduk dibelakangnya meraihnya dalam pelukkan. Fani menyandarkan kepalanya pada tubuh Tania. Tania dapat mencium harum rambut Fani. Dia memeluknya dengan penuh kasih, Fani yang biasanya selalu tampak malu-malu dan pendiam kini kelihatan menikmati dan merebahkan tubunya kepelukan Tania. Mereka menikmati pemandangan laut dengan semburat senja yang indah, mendengar deru ombak yang bersaut-sautan. Tania sengaja memutar lagu ari lasso dan bcl dari MP3.
tiba saatnya kita saling bicara
tentang perasaan yang kian menyiksa
tentang rindu yang menggebu
tentang cinta yang tak terungkap

sudah terlalu lama kita berdiam
tenggelam dalam gelisah yang tak teredam
memenuhi mimpi-mimpimu malam kita

duhai cintaku, sayangku, lepaskanlah
perasaanmu, rindumu, seluruh cintamu
dan kini hanya ada aku dan dirimu
sesaat di keabadian

jika sang waktu kita hentikan
dan segala mimpi-mimpi jadi kenyataan
meleburkan semua batas
antara kau dan aku, kita

 Suasana yang romantis membuat mereka berdua terbuai, Tania mencium wajah Fani dengan lembut, dan Fanipun terbawa suasana. Dia mendonggakan kepalanya mencium bibir Tania dengan lembut. Mereka berciuman dengan penuh perasaan melupakan semua beban kerja sehari hari.  Tania merebahkan Tubuh Fani diatas tikar di depan tenda, menciumi wajahnya dengan lembut. Sementara suara ombak masih terdengar, begitu juga dengan pohon pohonpun ikut menyempurnakan symphony alam yang mengiringi percintaan mereka. Merekapun tertidur berpelukan didepan tenda.

Mereka berdua terbangun ketika udara mulai terasa dingin. Tania segera menambah paraffin dan mulai masak indomie.  Mereka duduk didepan api unggun, Tania mengambil sellimut di dalam tenda dan menyelimuti tubuh Fani. Mereka  makan indomie yang masih hangat dan ayam goreng yang dibeli tadi siang. Di kejauhan tampak lampu-lampu rumah penduduk dan ada beberapa kapal nelayan yang sedang melaut. Deburan ombak dan suara alam seakan menjadi music yang merdu, bulan bersinar terang dan bintang di langit menambah suasana yang romantis. Selesai makan, Tania membereskan sampah dan memasukan dalam kantong. Dia tidak ingin mengotori alam yang masih indah ini dengan sampah. Mereka duduk berpelukan, dan Tania merebahkan tubuhnya ditikar dan Fanipun merebah tubuhnya dalam pelukkan Tania. Mereka berdua menatap bintang dilangit, menikmati keindahan dan kebahagian bersama.  Tania mencium kening Fani, dia merasa sangat bahagia bisa menghabiskan saat saat yang indah bersama Fani.  Tania terlihat  menikmati saat-saat berdua bersama Fani, melepaskan semua beban, yang ada hanya rasa bahagia yang menyelimuti dada. Suara Livina masih terdengar dari MP3 .
Berdiriku disini hanya untukmu
Dan yakinkan ku untuk memilihmu
Dalam hati kecil ku inginkan kamu
Berharap untuk dapat bersamamu
Aku ‘kan ada untuk dirimu
Dan bertahan untukmu
Terlukis indah raut wajahmu dalam benakku
Berikan ku cinta terindah yang hanya untukku
Tertulis indah puisi cinta dalam hatiku
Dan aku yakin kau memanglah pilihan hatiku
Terlukis indah raut wajahmu dalam benakku
Berikan ku cinta terindah yang hanya untukku
Tertulis puisi cinta dalam hatiku
Dan aku yakin kau memanglah pilihan hatiku

Perapian telah padam, tidak ada cahaya disekitar pulau. Hanya cahaya bulan dan bintang yang menyinari. Suasan yang romantis ini membuat Tania ingin bercinta disini, di tepi pantai ditemani bulan dan bintang di langit.  Tania melepas kaca mata Fani, menaruh disampingnya dan mulai menciumi wajahnya, Tania membelai dengan lembut wajah Fani. Mereka bercinta dengan penuh perasaan, seperti ombak dipantai yang bergelora dan indah bagaikan bitang dilangit.  Mereka menikmati setiap moment percintaan mereka dan mengantarkan pada penyatuan yang tak terlupakan. Mereka sama sama terbaring kelelahan. Tania menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua dan tidur beratap langit dengan ditemani bulan dan bintang di langit, suara ombak dan suara pohon yang ditiup angin.

******
Tania terbangun dengan terkejut karena Fani sudah tidak ada disampingnya dan dia sudah di dalam tenda. Tania baru tersadar dan ingat kalau semalam dia mengajak pindah masuk kedalam tenda karena  merasa udara makin dingin dan dia nggak ingin menjadi sakit karena udara malam. Tania segera keluar dari tenda, melihat Fani sudah asik dengan kameranya. Udara dingin sekali, Fani sudah membuatkan kopi untuk Tania. Tania segera gosok gigi dan meminum kopi. Dia berjalan mendekati Fani yang kelihatan begitu cantik sekali pagi ini.
“Morning!”kata Fani sambil mencium Tania. “Enak ya bobonya?Tanyanya lagi.
“Kok,  nggak banguni aku sih!Kata Tania sambil mencium Fani. “Kita sebaiknya kembali hari ini, soalnya aku mau mengajak kamu menginap ke kebun teh! Kata Tania.
“Oya, dimana itu?Tanya Fani.
“Di daerah batu. Jawab Tania
“wah..asik!Kata Fani dengan gembira.  

Mereka  segera membereskan tenda, membersihkan sampah dan mengangkutnya ke kapal.  Tania menjalankan kapal menuju pantai dan menemui petugas pengawas. Menitipkan kunci kapal ke petugas untuk dikembalikan ke temannya.  Tania menuntun keluar motornya menuju jalan. Memberikan jaket dan helm buat Fani dan setelah siap langsung menstater motornya dan melaju ke lawang. Memasuki Wisata Agro kebun teh Wonosari, terasa sejuk dan indah. Terliihat  hamparan teh yang hijau dengan latar belakang gunung yang indah. Tania segera menuju depan reception dan memarkirkan motor.  Dia menggandeng tangan Fanii memasuki reception dan mengambil kunci salah satu villa.  Tania memilih vila yang pemandangannya menghadap ke kebun teh. Tania menaruh motor kedalam garasi, villanya cukup menyenangkan dan bagus. Mereka berdua duduk didepan teras dan memesan makan siang dan teh rolas. Fani mengambil kamera di dalam kamar, Dia mulai membidik para pemitik teh. Tidak berapa lama makananpun segera datang. Dan Fani masih asik membidikan kameranya.  
“Makan dulu aja, nanti kita jalan ke bawah, kamu bisa foto sepuasnya!Kata Tania.
“he eh, bagus ya disini!Jawabnya.
Tania menemani Fani keliling perkebenunan dan menggandengan dengan mesra. Tania terlihat sangat senang dan bahagia. Dia masih ingat betapa sulitnya meyakinkan Fani untuk datang ke Surabaya, butuh waktu yang lama dan diskusi yang panjang. Fani yang selalu ragu-ragu dan takut-takut, penuh pertimbangan apalagi menyangkut soal cinta. Fani memang sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun. Dia baru diangkat menjadi Manager program se Asia Tenggara pada sebuah NGO asing dan mengharuskan dia banyak travelling. Dia kuatir pasangannya akan terganggu dengan aktivitasnya dan tidak bisa menerima keadaan. Fani juga tidak menyukai hubungan jarak jauh karena dia takut tidak tahan harus berpisah dan dia sering tidak tahan menahan rindu.

Fani bertemu dengan Tania ketika ada sebuah acara dimana perusahaan Tania sebagai sponsor sedangkan Fani adalah NGO partner pada acara itu. Pertemuan singkat berlanjut menjadi acara makan malam dan mereka merasa ada kecocokan satu sama lain. Komunikasi terus berlanjut melalui email, chat, sms dan telpon. Mereka merasa kalau sudah mulai ada cinta diantara mereka. Mereka memutuskan untuk bertemu di Jakarta untuk sama sama ingin melihat bagaimana perasaan masing masing. Mereka pun bercinta dan melepaskan semua keraguan. Tania menyadari kalau dia memang telah jatuh cinta dengan Fani dan dia juga tahu kalau Fani masih ragu dengan hubungan mereka. Tania tidak memaksa Fani unntuk mau jadi kekasihnya. Dia membiarkan Fani memutuskan sendiri perasaannya dan keinginannya akan hubungan mereka.

Tania teringat diskusi panjang mereka dan  pertanyaan pertanyaan Fani ketika akan diajak ke Malang dan bagaimana dia meyakinkan Fani untuk datang dan jalan jalan bersamanya. Fani bertanya :
“Apakah tidak bahaya bila kita bertemu? Bagaimana nanti kalau setelah ketemu, aku menjadi makin cinta? “Bagaimana kalau aku jadi menginginkanmu? “Bagaimana nanti kalau balik dan jadi merindukan kebersamaan?
“Fani , aku hanya ingin mengajakmu berlibur bukan mengajak menikah!”Kata Tania

Tania sendiri juga tidak tahu harus menjawab seperti apa. Tania sadar hubungan mereka akan sulit karena dia tahu bagaimana kesibukan Fani dan Tania juga sadar bahwa dia juga mempunyai karir yang bagus disini sebagai seorang direktur di sebuah PMA dan dia juga belum ingin berpindah pekerjaan ke Jakarta. Tania belum pernah menjalin hubungan jarak jauh selama ini dan baru sekarang dia merasa benar benar jatuh cinta. Cintanya sama Tania benar benar cinta yang tulus, dia selalu merasa tidak tega untuk memaksakan keinginannya. Tania merasa bahwa cintanya adalah cinta yang dewasa dan tidak egois, dia selalu ingin membahagiakan Fani. Meskipun selama ini Tania selalu mengatakan cinta kepada Fani dan Fani tidak pernah mengatakan I Love you kepadanya, Tania tidak pernah memaksanya. Tania merasa kalau Fani juga mencintainya tetapi dia takut kalau akan terluka oleh cinta. Fani selalu melindungi hatinya dan menjaga dirinya baik baik. Fani tidak ingin sakit hati karena cinta, meskipun dia merindukan Tania, dia tidak pernah mengumbar perasaannya secara langsung ke Tania. Berbeda dengan Tania yang selalu mengekspresikan perasaannya dan cintanya kepada Fani.

Fani masih asik memfoto, dan para pekerja sudah mulai berhenti memetik teh. Mereka bersiap untuk pulang. Tania mengajak Rahmi kembali ke villa. Mereka berjalan bergandengan menyisir jalan setapak. Para pekerja pulang dengan ceria sambil bercanda. Senja mulai menampakan diri di ujung sana. Hati mereka penuh kebahagian, bahagia yang tak terkira. Ini mungkin karena kerinduan yang tertahan selama ini.  Sesampai di villa, Tania mengeluarkan pakaiannya dari backpack.
“Mandi bareng yuk!Ajak Tania
Wajah Fani mendadak terlihat memerah, dia kelihatan makin cantik bila sedang tersipuu. Tania mendekati Fani, mengambil kameranya dan meletakkan di ranjang. Menggandeng tangannya ke kemar mandi.  Tania melepaskan kaosnya, celana jeansnya dan mencium bibir Fani dengan lembut. Tania melepaskan kaos dan jeans Fani, melepaskan BHnya. Fani hanya diam saja membiarkan Tania melakukan semuanya. Mereka berpelukan dalam keadaan telanjang.  Tania menyalahkan air dan mengaturnya untuk hangat.  Tania mencium Fani di bawah shower, mereka saling mengosok badan dengan sabun. Menyentuh setiap jengkal tubuhnya dengan sepenuh perasaan sayang, merasakan sensasi kelembutan kulit dengan sabun dan air. Tania tidak ingin berlama-lama mandi bersama karena udara dingin. Tania mengambil handuk, membelitkan handuk ke tubuh Fani dan memeluknya erat-erat.  Dalam bertelanjang, berjalan ke peraduan. Tania mencium Fani dengan lembut dan penuh kasih sayang, memeluknya erat-erat. Tania hanya ingin berlama-lama memadu kasih dengan Fani, bercengkrama, bertutur tentang cinta meskipun tanpa kata. Karena besok Fani akan kembali dan Tania masih ingin berlama-lama memeluknya, menyatukan jiwa mereka. MP3 masih mengalunkan lagu “Akan kemanakah angin” . Lagu ini rasanya pas sekali, mewakili perasaan Tania ke Fani. Lagu favorit Tania, Setiap kali mendengar lagu ini  wajah Fani terbayang dan kerinduan yang menusuk di dada. Bahkan ketika sekarang Fani ada di dalam pelukkan Tania. Tania memeluknya makin erat dan membisikan kata “I love you, today, yesterday and every tomorrow!   
Akan ke manakah angin
Tatkala turun senja yang muram
Kepada siapa lagu kuangankan
Kelam dalam kabut, rindu tertahan
Datanglah engkau berbaring di sisiku
Turun dan berbisik dekat di batinku
Belenggulah s’luruh tubuh dan sukmaku
Kuingin menjerit dalam pelukanmu
Sampai manakah berarak awan
Bagi siapa mata kupejamkan
Pecah bulan dalam ombak lautan
Dahan-dahan di hati bergetaran

Mereka tertidur berpelukan dengan diiring lagu yang terus berputar, sedangkan malam telah turun dari tadi, udara dingin masuk kedalam kamar, membuat mereka makin erat berpelukan. suara jangkrik  menambah suasana yang tenang. Tania tertidur dengan perasaan yang bahagia. Meskipun dia sendiri tidak tahu, kapan dia akan bisa berdua lagi. Apakah masih ada kesempatan untuk menyatukan perasaan cinta ini lagi atau tidak. Tania tidak ingin memaksanya untuk berkomitmen dengannya, Tania berusaha tidak memikirkan hal itu dia hanya menikmati setia detik kebersamaaan mereka dan menjadikan kenangan terindah.

Tania terbangun dan melihat Fani masih tertidur dalam pelukkannya. Dia mencium dengan hati-hati dan lembut pipi Fani. Tania menciumnya lama sekali seakan-akan itu adalah ciuman terakhirnya dan entah kapan dia akan bisa menciumnya lagi. Rupanya Fani sudah terbangun dan dia mencium bibir Tania dengan lembut sekali. Fani juga merasakan betapa Tania begitu mencintanya, dia merasa belum pernah ada orang begitu mencintainya dan mengerti dirinya dengan baik.  Fani merasa begitu dicintai oleh Tania dan dia begitu menikmati cinta Tania, perhatiannya dan kelembutannya. Fani berpikir mungkin tidak akan ada orang lain yang mencintainya begitu besar selain Tania. Fani juga merasa kalau dia juga mencintainya dan menginginkan Tania. “Aku tidak akan membiarkan dia dalam ketidakpastian yang telah aku buat”Kata Fani dalam hati  

Mereka berciuman lama sekali meleburkan semua perasaan yang ada, seakan ingin menyatukan jiwa dan batin mereka mejadi satu. Meskipun Fani tidak pernah mengatakan cinta kepada Tania, tapi Tania dapat merasakan betapa dia mencintainya, dan menginginkannya. Mereka bercinta dengan sepenuh hati dan sepenuh perasaan, berusaha meleburkan tubuh dan sukma menjadi satu. Tania menatap wajah Fani dengan penuh cinta dan Tania juga melihat ada cinta dimata  Fani. Tania membelai wajah Fani, dan berusaha  mengingin  baik-baik wajah yang akan selalu dirindukannya, wajah yang selalu menghiasi mimpi-mimpinya bila terlelap, wajah yang selalu membuatnya tenang dan bahagia bila mengingatnya.
“I love you!Kata Fani tiba-tiba ,
Tania jadi terdiam dan menatap wajah Fani seakan takut itu hanya halusinasinya saja dan karena selalu berharap dan igin mendengarkannya. Fani sekali lagi berkata “I love you! Tania langsung mengecup keningnya dan berkata I Love you so much Fani! Lalu membawa wajahnya kedalam dadanya, didekapnya erat sekali,
oh..sayangku betapa aku mencintaimu dan aku akan selalu mencintaimu!kata Tania dalam hati. Entah kenapa Tania tiba-tiba jadi menitikan airmata, Tania merasa bahagia sekali.

Di tulis oleh Poedji


1 comment:

  1. tiduran di tepi pantai liat bintang²....
    jalan² di kebon teh....
    mandi bareng di bwh shower dgn air hangat...
    so sweet bgt kak...

    Puji Tuhan...smua hal itu sdh pernah di berikan pacarku bwt aku....moment² yg ga akan pnh terlupakan...

    salut bwt smua crita² kk...
    msh trus di tunggu crita² yg lain ya kak...
    GBU...:)

    'Susan Adeline'

    ReplyDelete