I Love you, yesterday, today and every tomorrow


Mexico, Desember 2011
Aku terbangun dengan kaget ketika melihat Maria memelukku dengan telanjang dan aku sendiri sedang telanjang. “Shit..shit…Kataku dalam hati. Apa yang sudah aku lakukan. Tiba-tiba ada perasaan bersalah dengan Kania dan ada perasaan sedih dihatiku. Kenapa tiba tiba air mata ini harus keluar. Dan kenapa wajah Kania membayang dihadapanku, wajah sedihnya yang menatapku, wajah kecewanya bila tahu apa yang aku lakukan. Aku berusaha mengingat apa yang terjadi. Aku ingat sore ketika pulang kantor Maria mengajakku ke lesbian bar bersama teman teman. Sebetulnya aku nggak mau tapi katanya ini adalah farewell partyku yang akan kembali ke Indonesia dua minggu lagi. Akhirnya akupun tidak enak menolaknya dan disana rupanya aku terlalu banyak minum tequila. Aku tahu pulang dalam keadaan mabuk berat dan Maria yang mengantarku pulang.  Antara sdar dan tidak aku membiarkan Maria mencopoti pakaianku. Dia juga melepaskan bajunya dan mulai merangsangku. Aku yang tidak pernah bercinta selama sepuluh tahun dan dipengaruhi alcohol jadi menikmati. aku lesbian biasa yang bisa tergoda oleh perempuan lain. Aku masih ingat, aku merasa seperti bercinta dengan Kania  dan membayangkan wajah Kania. Wajahnya ketika menikmati sentuhanku, wajah ketika dia sedang dipuncak perayaan cinta kami. Wajahnya ketika merindukanku dan menginginkanku.


Kutatap wajah Maria yang terlelap sambil memelukku. Wajahnya cantik khas Amerika latin, tubuhnya juga indah tapi kenapa tidak bisa membuatku melupakan Kania. Mungkin ini kutukan buatku yang telah jatuh cinta dengan dia. Kadang aku merasa kasihan dan bersalah dengan Maria karena dia masih berharap suatu hari aku akan jatuh cinta dengannya. Aku masih ingat waktu pertama kali berkenalan dengan dia . Aku tahu kalau dia suka denganku dan aku berusaha untuk tidak menunjukkan ketertarikanku. Aku selalu bersikap biasa tapi tetap sopan dan baik. Rupanya dia tidak pernah menyerah. Dia selalu memberi perhatian kadang dia membawakan aku makan siang atau mengajakku keluar makan. Lama lama kami menjadi dekat dan sering bersama. Meskipun kami sering bersama aku tidak pernah memberikan harapan buat dia. Aku selalu bersikap sopan dan menghargainya. Dia pernah bertanya kepadaku, bagaimana kriteria perempuan yang aku sukai. Dan wajah Kania yang keluar seketika.

            "Pris, kamu tahu nggak kalo aku suka kamu? Aku terdiam mendengar pernyataannya waktu itu.
            "Maafkan aku Mar, hatiku sudah ada yang memiliki dan ini hanya badan saja tanpa perasaan dan cinta". Jawabku terus terang. Dia berpikir aku sedang bercanda.
"Tetapi aku tidak pernah melihatmu dengan seseorang? Kamu juga tidak pernah menceritakan atau menyebutkan namanya?" Kejar Maria dengan penasaran.
 Aku terdiam dan ada rasa yag menusuk sakit didada ini ketika mengingat Kania antara rindu dan sakit.
            "Karena dia sudah ada yang punya"Jawabku
            "Lalu kenapa kamu masih mengharapkan dia?Kata Maria bersemangat.
 Aku melihat tatapan yang penuh harapan dimatanya yang indah itu. Aku sendiri heran kenapa aku tidak tertarik dengannya. Dia begitu cantik dan sempurna, wajahnya seperti pemain telenovela, bibirnya merah dan merekah, hidungnya yang mancung, matanya cokelat indah dan besar. Tubuhnya sangat seksi, semua pria akan menoleh bila dia lewat. Badannya tinggi semampai. Tapi kenapa aku masih saja membayangkan wajah Kaniaku yang bulat, sawo matang, dengan bibirnya yang kecil, kadang wajahnya begitu memelas dan matanya kadang sayu sehingga membuatku selalu ingin menciumnya. Kania memiliki payudara yang indah, tubuhnya padat dan sintal, kulitnya sawo matang dan pada bagian tertentu ditumbuhi bulu yang kadang suka aku mainkan. Bila ingat tentang dia selalu membuatku tersenyum sendiri meskipun telah 10 tahun berlalu.
            "Sebaiknya kamu tidak berharap denganku, aku tidak ingin kamu sakit hati nantinya dan             membuang waktumu”Jawabku.
            “Kenapa kamu tidak berusaha melupakannya dan belajar mencintai orang lain”Tanyanya lagi.
            “Aku tidak bisa dan aku tidak ingin melupakannya”Jawabku.
            “Apakah dia begitu berarti buatmu?Tanyanya dengan tatapan berharap aku akan merubah pikiranku. Aku hanya mengangguk. “Apakah dia juga mencintaimu?”
Sekali lagi aku mengangguk. “Benarkan sayang kamu masih mencintaiku sampai sekarang?tanyaku dalam hati sambil memikirkan Kania diseberang pulau sana.
            “Lalu kenapa kalian tidak bersatu? Tanya Maria masih dengan penasaran dan heran.
            “Ceritanya panjang dan complicated” Jawabku sambil menghela nafas melepaskan rasa berat yang masih mengganjal dihati.
            “Aku bersedia mendengarkannya”
            “Aku lagi tidak ingin menceritakannya, Mar! karena itu akan membuatku moody dan hatiku jadi berantakan” Semoga kamu mengerti”
“Baiklah, tapi ijinkan aku menghiburmu dan membuatmu lupa dengan dia, aku janji aku tidak akan menuntutmu apa-apa” Bisa bersamamu saja aku sudah senang meskipun itu hanya fisikmu saja, siapa tahu aku bisa mendapatkan hatimu” Katanya dengan senyum manisnya.
Aku hanya tersenyum dengan tawarannya. Apakah ini yang disebut keberuntungan atau coabaan buat cintaku dengan Kania. Apakah aku bisa melupakan Kania? Apakah Maria bisa menggantikan Kania yang telah lama bersemayam dihatiku.

Sejak saat itu Maria makin berani mendekati dan berusaha mengambil hatiku. Aku mencoba membiarkan semua mengalir dan aku juga ingin mengetahui bagaimana perasaanku. Apakah aku bisa melupakan Kania. Tapi aku tidak pernah membiarkan dia terlalu jauh karena aku sendiri merasa tidak berminat. Paling dia menggandeng tanganku, aku tidak pernah menggunakan kesempatan meskipun bisa. Rupanya Maria juga tipe orang yang pantang menyerah. Meskipun sudah setahun lebih dia masih saja setia dan tetap berusaha menaklukan hatiku.

Sampai hari ini, aku membiarkan Maria merangsangku dan kamipun bercinta. Hampir sepuluh tahun aku tidak pernah bercinta dan itu pertama kalinya setelah dengan Kania. Dan ketika kami bercinta aku menyebutkan nama Kania tetapi itu tidak membuat Maria berhenti. Aku tidak menyadari apa yang telah kulakukan. Aku baru tahu ketika Maria mengatakan aku menyebut nama seseorang. Dia kelihatan kecewa karena dia berpikir telah berhasil menaklukan hatiku. Aku meminta maaf kepadanya kalau aku tidak bermaksud demikian.  Aku menitikan air mata dan merasa bersalah dengan Kania. Maafkan aku sayang! Aku seperti sedang mengkhianatinya, mengkhianati cinta kami, janji kami untuk saling mencinta. Aku perlahan lahan melepaskan pelukkan Maria. Aku merasa marah dengan diriku sendiri yang dengan mudah jatuh kedalam pelukkan Maria. Aku masuk kedalam kamar mandi dalam keadaan sakit kepala. Aku menyalakan shower dan menyiram tubuhku, rasanya ingin membersihkan tubuhku dan aku merasa kotor. Aku merasa berkhianat dengan Kania. aku sudah menjaganya selama sepuluh tahun kenapa di saat terakhir aku akan kembali aku harus bercinta dengan orang lain. aku menangis dalam guyuran air dan marah dengan diriku sendiri.

*******
Padang, Januari 2000
Hari ini aku menjadi observer disebuah pelatihan. Sebagai salah satu penyandang dana yang membiayai pelatihan ini. Sebetulnya ini bidang baru buatku yang membidangi perempuan dan LGBTI. Dulu aku memegang bidang pendidikan dan aku dipindah kesini karena dianggap cocok dan sesuai. Karena keterbatasan kamar maka aku ditempatkan satu kamar dengan Kania salah satu aktifis perempuan dan LGBTI yang sudah terkenal dan dia menjadi Fasilitator pelatihan ini. Aku sendiri belum pernah ketemu dia meskipun sudah sering mendengar namanya.
Ting Tong! Aku mendengar bel kamarku berbunyi. Mungkin itu Kania yang datang. Aku segera berjalan ke pintu, aku buka pintu dan kulihat Kania tersenyum.
            “Hi, Priska ya? Aku masih terkesima menantap wajahnya. “Aku Kania!Katanya sambil mengulurkan tangannya dan membuatku jadi tersadar. “Priska”Jawabku dengan segera.
            “Sudah dari tadi datangnya?Tanyanya
            “Nggak baru juga kok”
Kulihat Kania menaruh tasnya didalam lemari dan melihat pemandangan diluar jendela kamar.
“Bagaimana kalau kita jalan keliling kota Padang?Ajak Kania “atau kamu ada pekerjaan yang harus dikerjakan?Lanjutnya
            “Boleh, aku juga pengen lihat lihat kota Padang”Jawabku.
Kulihat Kania segera mengambil kameranya dan kami keluar dari hotel. Setelah tanya ke petugas hotel. Kami memutuskan ke Pantai Air Manis dengan menggunakan angkot yang full colour itu. Apalagi disana katanya bagus kalau mau melihat sunset dan ada batu malin kundang. Aku nggak tahu kenapa ada perasaan nyaman berada di dekat Kania. Meskipun tidak banyak bicara, Kania enak diajak ngobrol. Apalagi kalau berbicara mengenai pergerakan perempuan, dia begitu menguasai dan bersemangat. Selama perjalanan kami banyak sekali ngobrol dan aku banyak belajar dari dia tentang pergerakan perempuan Indonesia paska reformasi dan melihat pergerakan politik di Indonesia. Dia juga bercerita siapa siapa aktifis perempuan di Indonesia dan bagaiman kiprahnya. Yang paling aku suka dari Kania, dia tidak pernah  menilai orang secara negative. Dan selalu memberikan perspektif yang positif dari semua. Aku juga suka rasa optimisnya melihat  bagaimana masa depan Indonesia yang akan menjadi lebih baik.

Sehabis puas jalan jalan dan mencoba berbagai macam kuliner, kami berdua pulang ke hotel. Aku nggak tahu kenapa aku menikmati perjalananku dengan Kania. Dan ketika tadi tidak sengaja bersentuhan ketika naik angkot, aku jadi deg deg an. Diam diam aku suka menatap wajahnya dan kalau dia sadar aku menatap wajahnya, wajahnya berubah menjadi merah dan menunduk atau pura pura melihat ke arah lain. Aku pernah mendengar kalau dia bersama pasangannya mendirikan organisasi mereka saat ini dan organisasiku yang mendanai kegiatan mereka selama 3 tahun kedepan.
            “Kamu sama Reza sudah lama ya?Tanyaku ketika kami sedang santai di kamar.
            “Ya, begitulah, baru 4 tahun kok!
“Kalian berdua mendirikan organisasi payung perempuan pelangi khan! Tanyaku kembali “Kontrak kalian selesai tahun depan khan? Tanyaku sambil berusaha mengingat.
“Iya, apa kalau mau minta diperpanjang harus buat proposal baru? Tanya Kania.
“Iya, pake yang lama aja nanti tinggal diganti capaiannya aja. “Hebat ya kalian, bisa mendirikan organisasi dan tetap eksis!
“ah, biasa aja kok! Katanya dan kelihatan kalau dia tidak tertarik membicarakan hubungannya dengan Reza.
Aku mencoba mengalihkan pembicaraanku ke topic lain karena kulihat Kania tidak berminat membicarakan hubungannya dengan Reza. Padahal aku ingin tahu bagaimana hubungan mereka. Tiba tiba aku membayangkan dia menjadi kekasihku. “Gila!Kataku dalam hati. “Ingat Pris! Jangan macam macam!” Aku berusah memperingati diriku sendiri agar tetap sadar dan waras.

*****
Beberapa hari ini bersama Kania dan melihat dia menjadi fasilitator atau memimpin diskusi membuat aku menjadi kagum dengan dia dan aku merasa kalau aku jatuh cinta dengan dia. Aku nggak tahu apakah aku ge er atau apa? Aku merasa kalau Kania juga suka berada didekatku. Kami bisa ngobrol hingga tengah malam dan ada aja yang kita obrolkan. Aku tetap saja suka memandang wajahnya dan dia masih saja tersipu. Pernah dia mengatakan dengan terus terang yang membuat aku gelagapan“Kenapa sih kamu kok ngelihat aku seperti itu?
“Seperti apa?Tanyaku sambil tersenyum menggoda dan dia kembali tersipu. “Habis, kamu enak dilihat sih!” emang nggak boleh ya ngelihat kamu?Tanyaku lagi
“Mana berani aku ngelarang-ngelarang funding, bisa bisa kontrak nggak diperpanjang”Katanya balas menggodaku.
            “Eit.. aku nggak pernah menggunakan kekuasanku, sebagai funding lho!
            “Iya.. gitu aja serius banget!”katanya sambil senyum senyum.
Begitulah kedekatanku dengan Kania yang makin lama makin dekat satu sama lain. Kadang kami nonton film bersama sambil makan camilan kripik balado yang kami beli. Besok adalah hari terakhir dan lusa kami akan kembali ke Jakarta. Ada perasaan takut kehilangan dia dan menyesal kenapa waktu cepat berlalu. Kemarin waktu kami berdua keluar ke sebuah mall, Kania menggandeng tanganku ditengah keramaian. Entah kenapa aku suka sekali dan menikmati saat saat kebersamaan kami.

 Kulihat Kania sedang sibuk didepan laptopnya. Aku sendiri sedang membaca bacaan materi latihan.
            “Pris, coba lihat presentasiku deh!
Aku berdiri dan mendekati dia, aku mengambil kursi dan duduk disebelah dia. Aku duduk sangat dekat, sehingga aku dapat mencium wangi parfumnya membuatku harus berusaha keras untuk berkonsentrasi. Kutaruh lenganku dibelakang sandaran kursinya, ingin rasanya memeluk dia atau menaruh lenganku dibahunya. Dia memutarkan laptopnya kearahku supaya aku bisa membacanya dengan jelas. Dia menaruh tangannya diatas pahaku yang tidak tertutupi kain karena aku menggunakan celana pendek. Hatiku jadi deng deg-an dan makin susah berkonsentrasi. Ketika aku menolehkan kepalaku kulihat wajahnya begitu dekat dengan wajahku. Aku tidak tahu siapa yang memulai, tiba tiba bibirnya sudah menyatu dengan bibirku. Kami berciuman dengan lembut dan lama sekali seperti ada kerinduan yang terpendam.

Dia melepaskan ciumannya dan kutatap wajahnya, kubelai pipinya dan dia diam menikmati sentuhanku. Tanpa banyak kata, kami berdua beranjak dari kursi menuju ranjang yang seakan akan menanti tubuh kami berdua. Kucopot kaosnya dan kusentuh payudaranya dengan lembut. Dia terlihat menikmati sentuhanku dan kucium pipinya, matanya, bibirnya yang selama ini selalu ingin kucium bila melihatnya. Aku terus membelai tubuhnya yang indah dan padat. Kulitnya begitu halus dan lembut, putingnya telah berdiri dan membesar. Segera kuciumi putingnya, kumainkan dengan lidahku dan dia terlihat bergetar menahan rangsangan yang hebat. Aku segera melepaskan kaosku sendiri. Dan aku juga melepaskan celana pendeknya dan celana dalamnya. Kulihat dia tersipu malu dan menutupi wajahnya dengan tangannya. Kami melalui malam dengan percintaan yang lembut tapi bergelora. Semua seakan terlepas bebas, saling merasai dan saling memuaskan. Rasanya belum pernah aku bercinta senikmati ini dan merasakan sesuatu yang luar biasa.

Kupeluk erat erat Kania yang masih dalam pelukkanku. Apa yang sudah aku lakukan. Dia pacar orang dan dia salah satu pendiri organisasi yang kita danai. Apa ini tidak melanggar kode etik ya? Bagaimana kalau ada yang tahu? Kutatap terus wajah Kania seakan akan tidak percaya dengan apa yang telah kami lakukan.
            “Hei, apa yang kamu pikirkan?Tanyanya sambil mengetuk mataku dengan telunjuknya.
“Kamu, maaf ya nia, apa yang sebenarnya terjadi dengan hubungan kalian? Aku tahu kamu bukan tipe perempuan one night stand atau yang dengan mudah melakukan hubungan seks dengan perempuan lain”
“Bagaimana kamu yakin aku bukan tipe perempuan one night stand? kamu khan belum mengenal aku? Tanyanya masih dengan menantap wajahku.
“Aku percaya dengan perasaanku dan aku biasanya tidak pernah salah dalam menilai perempuan. Kamu itu perempuan yang mempunyai harga diri yang tinggi” sebenarnya bagaimana hubunganmu dengan Reza?”
Kania melepaskan pelukkannya, meraih selimut dan menutupi tubuhnya. Dia menghela nafas dan menerawang mencoba mengingat sesuatu.
“Hubunganku dengan Reza sudah tidak terlalu baik sejak dua tahun yang lalu. Dia pernah menawarkan untuk break tapi waktu itu aku nggak mau dan beberapa bulan yang lalu aku minta break dia yang tidak mau. Kami berdua memikirkan nasib organisasi kami kalau seandainya kita putus dan bagaimana dengan perasaan teman teman. Sekarang ini kami seperti contoh buat teman teman lesbian muda dan tidak pernah ada yang tahu bahwa hubungan kami sudah tidak seperti yang dulu lagi. Dia sendiri sekarang juga kalau pulang sering malam bahkan kadang tidak pulang. Aku tidak pernah tahu dia sama siapa atau sedang ngapain”. Aku bertahan dengan dia karena organisasi yang kami dirikan bersama. Aku tidak ingin organisasi ini bubar begitu saja gara gara kami putus”.
“Lalu bagaimana dengan perasaanmu?Tanyaku
“Entahlah, perasaanku sama Reza seperti hambar dan semuanya menjadi rutinitas aja”.
            “Lalu kenapa kamu mau sama aku?
“Aku juga nggak tahu, aku cuma merasa nyaman dan senang berada didekatmu!” ada yang bergetar setiap kali kamu memandangku dengan tatapanmu itu dan itu membuatku jadi salah tingkah”Katanya sambil merapatkan kembali tubuhnya dan memelukku. “Kamu sendiri kenapa kamu mau sama aku, padahal kamu tahu sudah ada yang punya? Apa kamu memakai teori kucing?Tanyanya kembali
            “Teori kucing apa itu?Tanyaku heran dan tidak mengerti
            “Iya, tidak ada satupun kucing yang menolak kalo dikasi ikan”Katanya sambil tertawa
“Ih..sembarangan.. aku nggak sembaranga ya.. biarpun ikannya salmon sekalipun belum tentu aku maul ho!”
            “Jadi kenapa kamu mau?Tanyanya kembali sambil menyanggah kepalanya dengan tangan dan    menatapku.
“Waktu pertama kali melihatmu aku sudah suka dan makin mengenalmu aku makin jatuh cinta denganmu. Meskipun aku sudah berusaha untuk tidak tergoda olehmu”. Aku nggak tahu apakah benar atau salah dengan jatuh cinta denganmu dan menginginkanmu”Kataku sambil memandang wajahnya yang cantik.
“Lalu menurutmu bagaiman dengan kita? Apakah ini hanya cinta semalam atau bagaimana? Tanya kembali.
“Nia, aku tidak mempunyai pasangan dan aku jatuh cinta kepadamu! Seharusnya aku yang bertanya kepadamu, apakah aku masih boleh berharap denganmu?”
Kulihat ada keraguan diwajahnya. Aku tahu pasti berat buat dia kalau harus mengambil keputusan. Mereka sudah hidup bersama, mendirikan organisasi bersama. Mereka berdua terkenal sebagai pasangan aktivis perempuan dan lesbian. mereka berdua seperti aktivis selebritis yang terkenal. Hampir semua orang mengenal mereka berdua dan banyak lesbian muda yang mengidolakan mereka berdua. Sehingga kalau mereka berdua putus hubungan pasti akan menjadi kehebohan dan gossip di dunia aktivis.
“Sudah, nggak usah dijawab dan dipikirkan ya! Kita jalani dan lihat aja nanti!”Kataku sambil mencium keningnya.
 Dan aku jadi teringat lagu Bryan Adam I fanally found Someone

I finally found someone, that knocks me off my feet
I finally found the one, that makes me feel complete
We started over coffee, we started out as friends
It’s funny how from simple things, the best things begin

This time it’s different
It’s all because of you
It’s better than it’s ever been
‘Cause we can talk it through

Oohh, my favorite line was “Can I call you sometime ?”
It’s all you had to say
To take my breath away

This is it, oh, I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one, to be with every night
‘Cause whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone

Did I keep you waiting, I didn’t mind
I apologize, baby, that’s fine
I would wait forever
Just to know you were mine
You know I love your hair, are you sure it looks right ?
I love what you wear, isn’t it the time ?
You’re exceptional
I can’t wait for the rest of my life . . .

This is it, oh, I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one, to be with every night
‘Cause whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone
Whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone


******
Jakarta 2002
Hubunganku dengan Kania sudah hampir satu tahun lebih dan kami lakukan secara sembunyi-sembunyi. Meskipun aku sering merasa tersiksa dan merasa bertentangan dengan nilai nilaiku. Tapi aku tidak pernah bisa menolak kehadiran Kania. Bahkan aku telah memberikan dia kunci apartemenku sehingga dia bisa datang kapan saja dia mau. Kalau Reza pergi keluar negeri ikut conference atau pelatihan di luar kota, Kania pasti tinggal dirumahku. Kalau Kania ikut conference di Luar negeri aku pasti akan ikut juga, apalagi sebagai penyandang dana, aku biasanya juga diundang. Saat saat itulah yang paling membahagiakan buat kami bedua. Biasanya aku akan mengajak Kania untuk extend beberapa hari dan kami berdua mengunjungi tempat tempat yang menarik atau indah. kami melakukan perjalanan yang romantic, jalan jalan berdua, bergandengan, berpelukan tanpa takut ketahuan. Rasanya kalau seperti itu aku jadi malas pulang dan rasanya ingin menculik dia aja.

Yang paling mengesalkanku adalah kalau ada pertemuan dimana Kania hadir bersama dengan Reza. Reza selalu menunjukan kemesraannya dengan Kania dan aku langsung jadi bad mood dan merasa tertusuk. Biasanya Kania yang menjadi salah tingkah dan merasa bersalah. Kadang aku jadi merasa kesal dan ingin rasanya menghentikan hubunganku dengan Kania. Tapi Kania selalu saja bisa meluluhkan hatiku, tatapannya selalu saja membuat hatiku mencair dan lumer seketika. Apalagi kalau harus melihat dia menangis, aku langsung seperti kena panic attack dan memeluk dia erat erat seakan akan takut membuatnya terluka atau bersedih. Tetapi malam ini Reza benar benar keterlaluan. Dengan gaya bercanda dia menanyai diriku
            “Kamu nggak cemburu khan, Kania sama aku?
            “Lho bukannya Kania pasanganmu? Apa sudah bukan?Balasku juga dengan bercanda
Aku tahu dari Kania kalau Reza pernah bertanya, kenapa aku jadi dekat dengan Kania. Bahkan dengan kasar dia berkata kepada Kania “Kamu nggak tidur dengan Priska untuk dapat uang khan?” ketika Kania bercerita soal itu aku menjadi marah dan kesal dengan Reza. Aku memilih pulang setelah bersosialisasi dengan yang lain. Aku tidak ingin menjadi emosi dan kehilangan kendali. Kania tahu kalau aku sedang bad mood. Dia segera menyusulku ketika melihatku keluar dari ruang pertemuan.
            “Sayang, kamu mau pulang? Kenapa kok buru buru?Tanyanya
“Nggak apa apa, aku sedang kesal!”jawabku sambil berusaha menahan diri agar tidak melampiaskan kekesalanku ke Kania.
            “Kamu kesal sama aku ya?Tanyanya dengan tatapan yang memelas dan bersalah.
“Sudahlah nggak apa apa kok sayang! Kamu masuk aja gih!nanti ada yang curiga lho!Kataku yang tidak tega membuat Kania merasa nggak enak.
“Kamu langsung pulang ya, nanti aku menyusul habis ini” Katanya sambil langsung masuk kembali tanpa menunggu jawabanku.

Aku pulang dengan mengendari mobilku. Aku masih saja memikirkan hubunganku dengan Kania yang tidak jelas ini. Aku sangat mencintai dia dan aku tahu dia juga mencintaiku. Kadang dia lebih memilih bersama aku daripada dengan Reza. Aku seringkali merasa cemburu, apalagi kalau aku harus mengunjungi organisasi mereka dan melihat foto foto mereka berdua. Kadang aku ingin menjauh dari Kania dan membiarkan dia bersama Reza. Tetapi aku tidak pernah berhasil menjauhi Kania. Aku juga selalu cemburu apabila aku mengkritik Reza dan Kania selalu membelanya. Kata Kania, aku bukan mau membelanya tetapi aku mencoba jujur dan mengatakan yang sebenarnya. Aku juga merasa tidak berarti ketika dia sedang sakit, dan aku tidak bisa menemani dia ke dokter atau merawatnya. Atau kalau aku lagi sakit dan dia tidak bisa menemaniku karena tidak punya alasan untuk keluar atau menginap. Atau ketika dia sedang ada masalah dan yang diajak berdiskusi Reza bukan aku, aku tahu setelah semua selesai. Aku kadang juga merasa dia lebih mementingkan Reza daripada aku, dia lebih mendahulukan kepentingan Reza daripada aku. Kalau aku mengeluh selalu alasannya bagaimanapun dia telah berelasi dengan Reza dan dia nggak ingin timbul masalah dengan Reza. apalagi Reza orangnya sangat temperamen dan mudah sekali meledak.

Aku pernah bertanya dengan Kania, mau sampai kapan hubungan kita ini? Aku juga ingin menunjukkan kepada dunia kalau kamu pacarku, kekasihku dan aku mencintaimu. Aku tidak perlu takut takut dan sembunyi sembunyi seperti ini.” Aku ingin mengajakmu makan malam yang romantic, nonton tanpa perasaan takut diketahui orang” Aku ingin memelukmu atau menggandengmu didepan umum tanpa merasa bersalah dan takut”. Aku juga ingin merayakan Anniversary kita tanpa gangguan dan nggak sembunyi sembunyi. Waktu itu Kania hanya diam dan menitikan airmata.
“Iya, aku memang tidak bisa bersikap tegas!” “Kamu tahukan aku mencintaimu, sangat mencintaimu dan aku juga ingin hidup bersamamu. Mewujudkan mimpi mimpi kita” tapi aku butuh waktu sayang” aku tidak bisa begitu saja meninggalkan Reza”. “Kamu tahu Reza sangat temperamen dan emosional, aku tidak ingin semuanya menjadi kacau dan apa yang sudah aku bangun menjadi berantakan” aku juga tidak ingin kalau dia melakukan sesuatu yang tidak baik ke kamu”. 
“Sayang, kamu terlalu berlebihan” aku bisa mencarikan dana kalau kamu mau mendirikan organisasi baru yang lebih besar”. Aku bisa membantumu sayang”
“Ini bukan soal mendirikan organisasi sayang!” tapi apa yang telah aku bangun dan rintis dari awal dan sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya sayang!” sabar ya, sayang!” kamu tahu khan aku mencintaimu dan juga menginginkanmu” Kamu jangan cemburu dengan Reza ya”
Itu pembicaraan kami enam bulan yang lalu ketika hubungan kami sudah satu tahun berjalan. Aku juga ingat bagaimana waktu itu aku ingin mengajaknya merayakan anniversary kami tapi dia tiba tiba membatalkannya karena Reza sakit dan minta ditemani. Rasa cemburuku, marahku, kesalku, kecewaku semuanya berkumpul menjadi satu seakan menertawakan aku. Aku yang seharian telah cuti dan memasak untuk merayakan makan malam yang romantic dan membeli sebotol wine, bunga mawar merah. Semuanya harus selesai sebelum mulai dan rencanaku jadi berantakan. Padahal aku ingin menghadiahkan dia sebuah kalung yang telah aku beli beberapa hari sebelumnya. Tiba tiba dia sms bilang tidak bisa datang karena Reza terkena muntahber dan dia sedang mengantarnya ke rumah sakit. Aku nggak tahu harus bagaimana. Ketika dia menelpon aku hanya bilang “Iya nggak apa apa!” tapi setelah itu aku menangis sendiri dan aku tidak tahu apa yang kutangisi. Kania datang tiga hari kemudian dan ketika melihat mawar yang telah mulai layu dimeja makan, dia merasa bersalah dan meminta maaf kepadaku. Dia mengajakku merayakan anniversary kami yang batal tapi aku sudah kehilangan gairah.
            “Kita keluar makan yuk? Kita makan steak dan minum wine”Ajaknya bersemangat
            “Nggak usah nanti ketahuan orang”Jawabku dengan ogah-ogahan.
“Sayang, kamu kok gitu sih!” kamu kok jadi sinis””Aku tahu kamu marah! “Tapi aku harus bagaimana? Aku nggak mungkin meninggalkan Reza yang sedang sakit dan butuh pertolongan” “Kamu berhak kok marah sama aku”Kata Kania menunduk dengan wajah yang sedih dan merasa bersalah. Aku jadi tidak tega melihatnya.
“Sudahlah nggak usah dipikirkan”Kataku sambil memeluk dia dan menciumnya. Aku tahu kalau aku sangat mencintainya dan tidak pernah bisa melihat dia sedih atau merasa bersalah. “Aku punya hadiah buat kamu”Kataku sambil berdiri dan mengambil kalung dari dalam lemari.
Aku membeli kalung yang seperti film meteor garden dengan berlian dan ada bintang ditengahnya. Aku mengenakan ke lehernya dan mencium tengkuknya. Dia melihat gandulnya dan berdiri di depan kaca melihat kalung yang dipakai.
            “Sayang, ini khan mahal!” kamu kok selalu beliin aku yang mahal mahal sih sayang”
“Karena aku ingin memberikan yang terbaik buat kamu sayang” Happy Anniversary ya” semoga cinta kita abadi selamanya”Kataku sambil memeluk dia dari belakang dan mencium pipinya.
“Happy Annyversarry sayang” Semoga kita bisa bersama sampai tua”

******

Beberapa bulan ini aku sering memikirkan hubunganku dengan Kania. Aku tahu, aku tidak bisa menghentikan perasaanku kepada Kania. Cintaku semakin lama semakin kuat dan aku semakin egoist ingin menguasainya, ingin memilikinya tanpa harus berbagi dengan Reza. Aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa cemburuku yang makin lama makin besar dan makin sering datangnya. Aku tahu sikapku kadang membuat Kania menjadi serba salah dan menyulitkan dia. Aku kadang merasa kasihan dengan Kania yang harus membagi dirinya antara aku dengan Reza. Aku kadang tidak tega melihat dia kecapekan harus kesana kemari demi aku. Atau kadang dia bingung harus memilih atau mendahulukan siapa antara aku dan Reza. dan biasanya aku pasti yang mengalah dan mengatakan bagaimanapun dia pasanganmu sedangkan aku hanya kekasih gelapmu. Tetapi aku tidak tega mengeluarkan kata kata itu dan tidak ingin Kania terluka. Aku hanya bilang aku nggak apa apa dan baik baik saja, kamu dahulukan Reza aja.

Aku sudah memutuskan untuk mengambil pekerjaan atau post di India. Aku ingin memberikan waktu buat Kania dan diriku sendiri untuk melihat lebih jelas perasaan kita dan hubungan kita. Meskipun dengan resiko aku akan kehilangan Kania selamanya. Aku tidak tahu bagaimana menyampaikan hal ini ke Kania. Waktunya semakin dekat, satu bulan lagi aku harus sudah berada di India. Aku menunggu Kania dengan gelisah. Mulai memikir kata kata yang tepat untuk kusampaikan. Bagaimanapun aku tidak ingin menyakitinya. Aku ingin memeberikan kebebasan dia untuk memilih dan bersikap. Mungkin dengan aku tidak ada disini dia akan lebih mudah untuk bersikap dan aku tidak perlu membuat dia merasa bersalah atau bersedih karena aku. Aku mendengar pintu apartemenku dibuka, Kania telah datang.
“Aku dikamar sayang”Teriakku dari dalam.
Kudengar dia mengambil gelas dan minum. Lalu kudengar langkahnya memasuki kamar.
“Kamu kenapa sayang?Tanyanya sambil duduk dipinggir ranjang.
 Aku hanya menggelengkan kepalaku dan tersenyum kepadanya. Aku menyuruh Kania duduk disampingku dan aku langsung memeluknya. Aku menciumnya dengan lembut dan lama seakan akan ini adalah ciumanku yang terakhir.
“Kamu kenapa sih sayang?”Tanya dengan pandangan curiga.
Aku sekali lagi menggelengkan kepalaku dan menatap setiap jengkal wajahnya dan berusaha merekam dalam ingatanku seakan akan kuatir aku akan melupakannya.

“Sayang, aku akan pindah ke India bulan depan!”Kataku dengan memandang wajahnya.
“Berapa lama kamu akan disana? Tanyanya masih tidak sadar dengan perkataanku yang dikira hanya bertugas beberapa hari seperti biasanya.
“Sayang, aku akan pindah ke India Sayang dan aku nggak tahu berapa lama”Kataku dan kulihat perubahan di wajahnya.
Matanya yang bening tiba tiba berkaca kaca, dia berusaha menyembunyikan airmatanya.
“Apakah kamu ingin meninggalkanku?Tanya langsung seperti biasa tanpa muter muter.
“Sayang, kamu tahu khan aku sangat mencintaimu melebihi apapun bahkan melebihi cintaku kepada diriku sendiri”Kataku sambil mencium kedua tangannya.
“Aku nggak bisa berpisah darimu sayang, meskipun aku juga tidak bisa sepenuhnya bersamamu”Ujar Kania dengan lirih dan menangis.
Aku langsung memeluknya dan membiarkan dia menangis dalam pelukkanku. Kubelai rambutnya dengan lembut. Akupun tidak dapat menahan airmataku. Hatiku terasa sakit dan tersayat merasakan kesedihan Kania.
“Aku akan menjaga cintaku hanya untukmu sayang dan aku akan kembali suatu hari hanya untukmu, mewujudkan cinta kita, impian kita. “Apakah kamu percaya dengan cinta kita sayang?” Apakah kamu percaya kalau suatu hari kita akan bersama? Apakah kamu mau sayang mewujudkan cinta kita?”
Dia hanya mengangguk dan masih saja menangis. Yang membuatku semakin teriris dan menangis. Apakah ini namanya cinta dengan meninggalkannya dalam keadaan sedih seperti ini. Apakah ini yang dinamakan cinta dengan tidak ada disampingnya? Aku memeluknya semakin erat ingin meluburkan semua rasa dihatiku. Kenapa aku harus meninggalkan dia? Apakah ini bentuk keegoisanku? Apakah aku ingin menghukum dia? Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud seperti ini. Aku hanya tidak tahan menahan rasa ini sayang. Menahan rasa cemburuku dan keinginanku untuk memilikimu tanpa harus bersaing dan berbagi dengan Reza.
“Apakah kita akan saling mengunjungi sayang?Tanya Kania di tengah isak tangisnya.
Aku menggelengkan kepalaku dengan pelan. Kaniapun makin kencang menangisnya. Akupun menangis bersama Kania dan memeluknya erat erat.
“Kenapa kamu ingin meninggalkan aku sayang? Kenapa kamu ingin mengakhiri hubungan kita sayang?Tanya Kania dengan menangis terseduh seduh.
“Hubungan kita tidak akan pernah berakhir sayang, sebab cinta itu akan selalu ada dihati kita” Aku tidak akan meninggalkanmu sayang, kemanapun kamu pergi dan merindukankan aku, carilah dihatimu. Kamu akan menemukan cinta itu. begitu juga dengan aku. Aku akan memelihara cinta kita baik baik dan aku pasti kembali mencarimu dan mewujudkan cinta kita.”
“Kenapa seperti ini sayang? Aku tidak ingin kamu tinggalkan sayang? Apakah kamu mau aku meninggalkan Reza sekarang?Tanyanya masih dengan menangis.
“Tidak sayang, aku tidak ingin seperti itu. aku tahu kamu butuh waktu untuk bisa memutuskan Reza. Aku tidak ingin Reza berfikir kamu memtuskan dia karena aku. Meskipun hubungan kalian sudah tidak baik tapi aku ingin kalian putus dengan baik baik.”Kataku berusaha menenangkan Kania.
“Bagaimana kalau ternyata aku tidak pernah bisa memutuskan Reza sampai waktunya tiba? Tanya Kania lagi.
“Aku akan menunggumu sampai kapanpun dan cinta ini hanya untukmu sayang sampai kapanpun, sampai aku tidak bernyawa lagi. Itu janjiku kepadamu sayang”Jawabku sambil menangis dan memeluknya erat erat.
“Aku masih ingin merasakan cintamu, perhatianmu, aku masih ingin bercinta denganmu, aku takut kehilangan kamu sayang!”Aku nggak bisa kehilangan kamu, aku takut harus berpisah denganmu sayang”
“Kania, kekasihku kamu tidak akan pernah kehilangan aku, aku tidak akan bisa membunuh cintaku ke kamu. Cintaku selamanya akan menjadi milikmu”
“Bagaimana kalau aku melupakanmu, bagaimana kalau aku lupa rasanya kamu cintai, bagaimana kalau aku melupakan wajahmu, lupa bagaimana rasanya bercinta denganmu dan bagaimana kalau aku nanti jatuh cinta dengan orang lain selama kamu tidak ada”
Kupeluk Kania erat erat sambil menangis dan betapa aku takut kehilangan dirinya, takut kehilangan cintanya, takut dia akan melupakanku, melupakan mimpi mimpi kita berdua.
“Kalau itu terjadi, berarti aku belum beruntung untuk memilikimu dan aku akan tetap menyimpan cinta itu baik baik”.
Ya, Tuhan apa yang telah aku lakukan. Apakah tindakanku ini benar? Aku merasakan kebimbangan dan kegalauanku. Kania makin mencucurkan air matanya mendengar jawabanku.
Kuhapus airmata Kania, kuciumi wajahnya, kubelai wajahnya dengan lembut dan penuh cinta. Kucium bibirnya dengan lembut, aku ingin menikmati bibirnya dan mengingatnya baik baik setiap moment ciuman ini. kuciumi setiap jengkal lekuk tubuhnya, aku tidak ingin melupakan setiap tanda yang ada ditubuhnya. Aku ingin mengingatnya baik baik. Kami bercinta bagaikan besok  kiamat. Kami saling mencumbu, percintaan yang lembut berubah menjadi percintaan yang liar, kami saling memuaskan dan seakan berlomba untuk memberikan kenikmatan, menikmati orgasme yang tak berkesudahan. Seakan akan waktu kami akan habis dan inilah akhir dari sebuah percintaan. Sampai akhirnya kami sama sama kelelahan. Dia tertidur dalam pelukkanku. Aku membiarkannya tertidur dan menikmati alunan dengkurnya yang lembut.

*****
India 2004
Ini memasuki tahun kedua aku di India dan tahun yang berat buatku. Setiap hari aku selalu merindukan Kania. Rindu yang hampir membuatku seperti orang gila. Aku seperti selalu melihat wajah Kania dimana mana. Banyak sekali perempuan India yang mirip dengan kekasihku. Ingin rasanya aku kembali ke Indonesia dan menemui Kania. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku menyakiti diriku sendiri. Aku tahu Kania pasti juga terluka dan menderita akan keputusanku ini. dia mengatakan aku tidak masuk akal dengan melarangnya untuk kontak dengan aku. Aku masih ingat kata-katanya.
“Kenapa aku tidak boleh email atau menghubungi kamu sayang? Apakah memang ini caramu untuk mencampakan aku? Apakah ini yang kamu namakan cinta? Apakah kamu memang ingin sengaja menyakiti aku?
Kania yang tidak pernah marah dan selalu diam, tiba tiba menjadi kesal dengan aku dan keputusanku itu.
“Sayang kalau kita masih berhubungan, kamu tidak akan bisa berpikir jernih, kamu tidak akan pernah tahu kamu benar benar mencintaiku atau aku cuma pelarianmu”Jawabku berusaha menenangkan hati Kania.
“Jadi kamu tidak percaya kalau aku mencintaimu, kamu tidak percaya kalau cintaku tulus buatmu?”
Aku melihat tatap kecewa dimata Kania dan tatapan mata terluka karena merasa diragukan cintanya.
“Bukan seperti itu sayang” Aku Cuma ingin meyakinkan diriku sendiri bahwa kamu memang benar mencintaiku bukan karena kamu sedang ada masalah dengan Reza” Akhirnya kata kata itu yang keluar dari mulutku.
“Kamu pernah berjanji tidak akan meninggalkanku, kamu berjanji akan membahagiakanku” apakah seperti ini caramu membahagiankanku” Apakah kamu tahu kalau kamu sudah melukai aku?
“Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud seperti ini. aku akan kembali sayang”
“Bagaimana kamu akan menemukanku kalau kita tidak pernah behubungan dan saling mengetahui satu sama lain? Semoga kalau kamu datang nanti aku masih ada?’
“Jangan bicara seperti itu sayang” “Please, aku minta pengertianmu” Bukan kamu aja yang merasakan sakit ini sayang” aku juga merasakan apa yang kamu rasakan” Kataku sambil menitikan air mata dan menunduk. Melihatku menangis Kania memelukku.
“Maafkan aku sayang, aku sedang sedih dan marah”Kata Kania yang juga menangis.

Di India aku bekerja dua kali lebih keras daripada biasanya. Aku datang ke kantor pagi pagi dan pulang malam sehingga tidak ada waktu buatku untuk memikirkan Kania atau merasakan kerinduan. Aku membuat diriku secapek mungkin sehingga pulang langsung tidur. Secapek dan sekeras apapun aku bekerja tetap saja aku mengingat Kania. Setiap kali bangun tidur aku selalu ingin sms dia seperti yang biasa aku lakukan. Atau setiap malam ingin rasanya ngobrol lewat YM seperti yang biasa kami lakukan. Yang paling berat adalah sabtu dan minggu atau ketika hari libur. Aku memndadak selalu sakit kepala setiap hari sabtu dan minggu. Apapun yang kulihat selalu terhubung dengan Kania, tidak hanya apa yang kulihat bahkan ketika aku jajan food street aku pun akan teringat dia. Aku selalu berpikir apa kira kira Kania akan suka dengan apa yang ku makan. Aku sering merindukan makan bersama atau masak bersama seperti yang biasa kami lakukan. Kadang kalau melihat sesuatu rasanya ingin segera sms ke dia dan bercerita. Kadang kalau aku mengunjungi suatu tempat berpikir suatu hari untuk mengajak Kania ke tempat tersebut. Atau menngajak Kania untuk makan direstoran favoritku di India. Semakin banyak yang kulihat semakin ada kerinduan terhadap Kania. Rindu berbagi hal hal yang indah seperti biasanya. Rindu menceritakan kejadian kejadian menarik yang kulihat selama di India. Semua itu semakin membuatku menderita, berat badanku jadi turun beberapa kilo.

Untuk menghilangkan kegelisahan aku ikut kelas Yoga setiap sabtu dan minggu, untuk menenangkan diriku dari rasa rindu yang mendera. Kalau libur panjang aku menggunakan waktuku untuk mengunjungi tempat tempat yang menarik. Dan ketika mengunjungi Taj Mahal, aku jadi ingin membangun rumah buat Kania. Rumah impian kami berdua, rumah yang terbuat dari kayu dan batu kali. Kania ingin memiliki rumah di daerah bandungan Semarang. Aku masih ingat bagaimana dia menggambarkan rumah kita. Dia ingin ada ruangan baca atau perpustakaannya yang bisa juga dibuat nonton, ada home theather dengan model lesehan, pake karpet dan bantal besar. Semua ruangan dikelilingi dengan rak buku warna coklat maghony.  Dia juga minta ranjangnya yang pendek dan menempel dilantai. Lantainya dia minta semua menggunakan kayu. Dapurnya dapur kering yang bisa makan didapur dan luas. Dia juga minta halamannya yang luas ada kolam ikan dan gasebonya atau pondok yang bisa dibuat santai, makan atau apa aja. banyak tanamannya.

Tiba tiba aku menjadi semangat untuk membangun rumah. Begitu sampai tempat tinggalku aku langsung email kakakku yang tinggal di jogja untuk mencarikan tanah di daerah bandungan. Aku juga melihat tabunganku dan mulai berhitung berapa uang yang aku punyai dan berapa yang ingin kuhabiskan untuk rumah kita. Aku mulai mencari cari gambar rumah yang kira kira cocok dengan keinginan Kania. Aku ingin itu akan mejadi hadiah buat cinta kita berdua. Aku akan member nama rumah itu dengan nama Kania. Seadainya dia jalan jalan ke daerah sana dia akan mengenalinya dan tahu. Aku benar benar bersemangat dengan ide membangun rumah ini. Nanti kalau libur natal ini aku bisa pulang ke Indonesia dan mulai perencanaan pembangunannya. Aku kemarin melihat banyak karpet cantik disini. Aku bisa membelinya dan aku bawa pulang. Rasa sedih dan rindu yang selama ini mendera diriku berubah menjadi rasa semangat dan senang. Semangat untuk mewujudkan cita cita Kania memiliki rumah di sana. Hidupku mulai kembali cerah. Semua tenaga dan pikiranku kucurahkan untuk mewujudkan mimpi indah itu.

******
Namimbia – Afrika 2006
Kali ini aku dipindahkan atau diminta menangani post di Namimbia. Semakin jauh aku dari rumah dan Kaniaku. Sudah empat tahun aku berpisah dengan Kania dan aku masih saja memelihara rasa cintaku, tetap memutar kenangan demi kenangan dengan Kania. Aku kadang merasa seperti orang gila yang tersenyum sendiri, sedih sendiri bila mengingat Kania. Tetapi aku sudah tidak menangis lagi bila ingat Kania seperti ketika di India. Teman temanku di India berusaha mencarikanku pasangan tetapi tidak satupun yang dapat menggugah perasaanku. Cinta Kania terlalu kuat buatku. Meskipun banyak yang ingin menjadi pasanganku tetapi entah kenapa aku tidak pernah berminat sedikitpun. Kata temanku yang gay, aku telah menyianyiakan pemberiaan Tuhan. Wajahku yang cakep dan keren, tubuhku yang atletis dan otakku yang cerdas kenapa hatiku membeku dan sedingin es terhadap perempuan. Katanya aku menunggu sesuatu yang tidak jelas wujudnya, bahkan dikira aku aseksual. Aku hanya pengen ketawa mendengar semua itu. rasanya ingin menceritakan ini semua kepada Kania. “Tahu nggak sayang aku dikatain hatiku membeku seperti es, mereka nggak tahu kalau hatiku sudah kamu miliki” katanya aku sudah membuat patah hati para perempuan di India.

Kepergianku dari Indiapun ditangisi oleh beberapa penggemar. Pasti kamu akan menertawakan aku yang sok narsis dan sok banyak penggemar seperti yang biasa kamu katakan. Kamu pasti akan mengatakan aku sok kecakepan. Kalau dibandingkan Reza, aku tahu kalau aku lebih cakep dan lebih segalanya tapi kamu tetap tidak bisa melepaskan dia dan memilih aku. Seandainya kita bertemu dari dulu tentu kita berdua tidak akan sengsara seperti ini sayang. Aku akan membahagiakanmu sayang dan kita berdua akan menjadi pasangan yang paling bahagia. Bagaimana kabarmu sayang? Apakah kamu masih mencintaiku? Apakah masih ada aku dihatimu. Apakah kamu masih bersama Reza sayang? Tiba tiba aku merasakan sakit didada, sakit yang selalu aku rasakan karena rindu yang tak tertahankan. Aku memandangi fotoku bersama Kania ketika kami sedang di Rio. Apakah wajahmu masih sama sayang, wajah yang selalu membuatku terpesona dan tidak bisa mengalihkan pandanganku ke dia. Wajah yang selalu membuat perasaanku bergetar dan selalu ingin menciumnya.

Aku percaya kita akan bertemu sayang, menyatukan cinta kita yang tertunda. Rumah kita masih belum sepenuhnya jadi. Ternyata mencari tanah yang tepat dan membelinya tidak semudah yang aku bayangkan. Butuh waktu satu tahun untuk mendapatkannya. Begitupula membangun rumah dengan model kabin, karena harus memilih kayu yang benar benar bagus dan membangunnya step by step.Bahkan ada beberapa yang harus dibongkar karena tidak sesuai dengan keinginanku. Aku ingin rumahku denga Kania harus terang dan terasa adem bila kita didalamnya. Aku membayangkan wajah Kania kalau dia melihat rumah itu, aku yakin dia pasti akan terharu, melihat rumah impian kami berdua. Aku berencana memasang foto kita berdua dengan ukuran yang sangat besar di ruang tamu dan juga beberapa foto hasil jepretan Kania. Aku juga akan memasang papan nama yang klasik di depan rumah dengan nama Kania. aku juga akan memindahkan barang barangku bersama Kania ketika kami bersama di Jakarta.

Bagaimana ya reaksinya Kania kalau melihat itu semua? Apakah dia akan tersentuh dan terharu? Atau dia sudah tidak merasa apa apa lagi. Semoga kamu masih mencintaiku dan menginginkanku sayang. Semoga masih ada cinta yang tersisa buatku. Semoga kamu masih ingin bersama menghabiskan hari tua bersamaku. O..sayangku masih saja aku mencintaimu dan cintaku masih saja sama seperti  bertahun yang lalu. Belum pernah aku merasakan cinta yang seperti ini. Kamu memang bukan kekasihku yang pertama tetapi kamulah yang pertama yang bisa membuat hatiku berantakan, yang bisa mebuatku terkangen-kangen. Aku jadi ingat katamu ketika menggodaku “Bener nih.. kamu baru bener jatuh cinta sama aku? Bukannya dulu banyak pacarnya?” Nggak percaya aku?” Emang itu senjatanya ya buat naklukin cewek?”
Aku hanya tertawa dan jadi gemas dengan gayamu yang nakal dan bandel. Kenapa semua tersa seperti baru kemarin dan masih kuat ingatan itu. Ingatan ketika bersama melalui hari hari bersamamu.

Kondisiku sudah lumayan tenang dan tidak semerana waktu di India. Apalagi di Afrika jarang orang yang mirip dengan Kania. Cuma kadang kalau aku melakukan safari aku jadi merasa kehilangan Kania. Karena aku ingin dia melihat pemandangan yang indah dan luar biasa. Aku percaya pasti Kania senang memotret pemadangan yang indah ini. Melihat sunset diatas bukit bebatuan yang begitu indah, membuatku meneteskan air mata. Ingat Kania yang selalu menyebutku sebagai Mataharinya. Ingin rasanya duduk bersama dia, memeluknya dan melihat matahari terbenam bersama. Itulah saat saat dimana aku merindukannya dalam kesendirianku. Aku selalu mebayangkan dia berada disisiku menatap matahari terbenam bersama seperti yang pernah kami lakukan di Rio atau di Kuta bali. Melihat wajahnya dari samping yang serius atau melihat dia sedang membidikan kameranya atau memfoto wajahku yang terkena sinar matahari. Dia selalu senang menjadikan aku objek fotonya. Kadang dalam keadaan telanjangpun aku difotonya atau apapun ketika aku mengerjakan sesuatu dia suka memotret aku. Kadang dia memotret aku pake hapenya dan dia sendiri tidak suka atau nggak mau kalau aku foto.

******
Ambarawa Januari 2012
Hari ni aku menjadi fasilitator untuk organisasi buruh di Ambarawa. Aku tidak tahu kenapa kota ini selalu mengingatkanku pada Priska. Mungkin karena dulu kami sering memimpikan mempunyai rumah disini. Priska, Matahariku, apakah masih ada aku dihatimu? Sejak kepergian Priska ke India hatiku jadi hampa. Aku memang sekarang sudah tidak bersama dengan Reza tetapi aku juga tidak tahu dimana Priska berada. Aku tidak punya keberanian untuk bertanya dengan teman teman Priska. Pernah secara tidak sengaja aku bertanya dan mereka mengatakan kalau sekrang Priska berada di Afrika tapi ada yang mengatakan dia di Mexico. Aku ingin bertanya ke kakaknya tapi aku tidak cukup punya keberanian karena aku tahu dia cukup dekat dengan kakaknya dan tahu kepergian dia ke India karena aku. Sejak Priska pergi, aku jadi sering uring-uringan dengan Reza. aku jadi cuek dan tidak terlalu peduli dengan dia. Tenaga dan pikiranku kucurahkan kepada pekerjaan. Bahkan aku menerima beberapa pekerjaan menjadi konsultan beberapa organisasi. Aku seperti manusia yang tanpa hati. Aku tidak bisa lagi mencintai Reza, perasaanku seakan akan dibawah pergi oleh Priska.

Aku jadi sering bertengkar dengan Reza setelah kepergian Priska.Kalau dulu bertengkar dengan Reza aku selalu menangis, kini aku sama sekali tidak merasakan sesuatu, hatiku benar benar menjadi dingin. Aku jadi cenderung gampang marah ke dia seakan akan menumpahkan semua kekesalanku dan kemarahanku kepada dia. Meskipun aku sadar bahwa ini bukan salah dia, tetapi salahku sendiri yang tidak pernah bisa tegas terhadap hubungan kami. Ketika aku mendengar dia ada affair dengan anak L lain, aku juga tidak peduli bahkan ada perasaan senang dan berharap dia segera memutuskan aku. Kadang aku marah kepada diriku sendiri karena tidak punya keberanian untuk memutuskan hubunganku dengan Reza. Padahal aku secara ekonomi aku tidak tergantung dengan dia. Tetapi aku bersyukur akhirnya aku bisa bebas, kami akhirnya berpisah secara baik baik. Kantor yang juga menjadi tempat tinggal kami berdua, sekarang sepenuhnya menjadi kantor. Reza tinggal bersama pacar barunya yang juga aktifis dan hubungan kamu menjadi lebih baik. Aku sendiri memilih kontrak rumah ramai ramai bdengan beberapa teman aktifis perempuan. Tiba tiba bebanku seakan lepas dan hidupku menjadi lebih ringan dan menyenangkan. Ingin rasanya waktu itu aku memberitahu Priska kalau aku sudah putus dengan Reza. Sudah lima tahun aku melalui hidup seorang diri sendiri tanpa kekasihku yang entah dimana dan sangat kurindukan, rindu akan cintanya, rindu akan kasih sayang, rindu tatapannya yang penuh cinta, rindu belaiannya, rindu percintaan kita yang menggila.

Bahkan aku berusaha mencarinya di Facebook tetapi aku tidak bisa menemukannya. Aku yakin sekali kalau aku akan bertemu dengannya dan dia akan kembali kepadaku. Ini sudah tahun 2012 seharusnya dia kembali seperti katanya. Priska tidak pernah ingkar janji kepadaku. Sebentar lagi adalah anniversary kita dan aku ingin merayakannya dan bersamanya untuk selamanya.
            “Niaaa… Kamu dimana?teriak Vivi dari luar kamar.
            “Disini vi…”Jawabku dari dalam sambil bersiap keruang pelatihan.
“Nia, aku tadi jalan keatas ada rumah dengan nama Kania lho! Dan rumahnya keren model kabin gitu!Cerita vivi sambil berjalan disebelahku menuju ruang meeting.
Aku jadi deg deg an mendengar cerita vivi. Ah, nggak mungkin kataku dalam hati. Nggak mungkin Priska membangun rumah disini meskipun nama dan modelnya sama seperti yang aku inginkan. Tetapi ada keinginan melihat sendiri rumah yang diceritakan vivi kepadaku. Mungkin besok aku akan kesana dan melihatnya sendiri. Sekarang aku harus konsentrasi memberikan materi pelatihan dan tidak memikirkan yang lainnya.

Hari ini sudah selesai pelatihan yang selama tiga hari. Aku berjalan sendiri menyusuri jalan menuju rumah yang diceritakan Vivi. Begitu melihat rumah itu aku jadi bergetar. Ada namaku diatas rumah, ada bunga matahari dan dikelilingi bunga lainnya. Aku berusaha masuk kehalaman rumah  yang luas. Kulihat disana ada seorang pria yang sedang menyiangi rumput liar diantara bunga bunga.
“Assalamulaikum!Sapaku.
“Walaikumsalam!Sahut bapak itu berdiri dan menoleh melihat yang menyapa.
Ketika dia melihat wajahku seakan-akan terkejut sehingga aritnya terjatuh. Dia menunjuk diriku dambil melongo. Aku yang melihat heran dan menoleh kebelakangku, siapa tahu ada orang lain dibelakangku. Aku mendadak jadi takut kalau dia melihat hantu, tapi ini pagi hari jadi nggak mungkin ada hantu.
“kenapa pak?Tanyaku penuh heran.
“Maaf mbak! Saya seperti melihat wajah mbak di dalam!” Apa mbak namanya mbak Kania?”Tanyanya sambil mengelap tangannya dan mengulurkan tangannya.
 “Kok bapak tahu?Tanyaku semakin heran dan curiga.
“Mari mbak masuk kedalam aja”Ajaknya sambil berjalan didepanku dan menaiki tangga rumah.

Dia membuka pintu rumah dan menyuruhku masuk kedalam. Aku melepas sepatuku karena kulihat lantai kayunya yang mengkilap terawat dengan baik.  Aku nyaris jatuh karena kaget melihat foto yang terpasang diruang tamu. Foto hitam putih yang berukuran sangat besar dan hampir memenuhi dinding kayu. Fotoku bersama Priska, foto yang paling aku sukai. Tiba-tiba aku ingin menangis ketika aku melihat sekeliling ruangan ternyata semua adalah barang barangku yang dulu kami beli bersama dan berada di apartemen Priska. Aku duduk disofa, kupegang gandul kalung pemberian Priska dan menangis sesenggukan, ada kerinduan yang menusuk terhadap Prsika. O,Sayangku.. kamu selalu saja memberikan kejutan buatku” tetapi ini adalah kejutan yang paling indah yang pernah aku rasakan setelah sepuluh tahun kita terpisah. Tetapi dirumah ini aku seperti menemukan kembali cinta kita. Bapak tadi keluar membawakan minuman buatku diikuti seorang perempuan dibelakangnya. Aku buru buru menghapus airmataku.
“Kenalkan mbak saya pak min dan ini isteri saya, rahma”Kata pak min memperkenalkan diri. “Kami berdua yang menjaga dan merawat rumah ini”. “Mbak Priska pernah memberitahu kalau ada tamu yang wajahnya mirip di foto ini dan bernama Kania, saya disuruh mengantarnya keliling rumah, yang katanya ini juga rumah embak”

Aku kembali menangis terharu, rasanya ingin memeluk Priska dan mengatakan betapa aku bahagia dengan ini semua. Rasanya penantianku tidak sia sia dan keinginanku untuk bersamanya akan segera terwujud. Aku mengusap mataku dengan saputanganku. Pak min dan bu rahma masih berdiri didepanku. Aku segera berdiri dan mengikuti pak min. aku melihat dapur kering yang luas dengan meja makan ditengah tengahnya. Rumah ini kelihatan terang dan cahaya matahari masuk kedalam rumah. Aku menaiki tangga menuju ruang atas. Diruang atas terdapat ruangan yang dikelilingi rak buku dan home theater. Di depan home theater terdapat karpet dan bantal bantal besar. Disudut ada dua meja belajar dan seperangkat computer Mac diatasnya. Lalu kemabli aku melihat foto foto kita berdua juga foto pemandangan hasil jepretanku. Diseberang ruangan terdapat ruang tidur dengan model ranjang yang pendek menempel dengan lantai. Dari kamar ini aku dapat melihat pemandangan gunung dan pohon pohon cemara didepan. Aku buka curtain berwarna putih dan ternyata ada teras didepan kamar dan ada dua kursi didepan. Lalu aku lihat dibawah ada kolam ikan koi yang cukup besar dengan gazebo didekatnya. Kulihat dikolam banyak sekali bunga teratai yang sedang berbunga.

Dadaku rasanya sesak penuh kebahagian menyaksikan ini semua. Aku rasanya seperti tidak percaya dengan apa yang kulihat dan kusentuh ini. Aku berusaha menepuk pipiku takut ini hanya mimpiku karena aku terlalu merindukan Priska. Aku mencoba mencubit lenganku dan aku merasakan sakit. Ternyata aku tidak sedang bermimpi dengan ini semua. Rupanya pak min sudah turun dari tadi, aku masih berkeliling dan melihat kamar mandi yang ternyata menggunakan bathup yang besar model jaccuzi. Aku jadi tertawa melihatnya dan teringat bagaimana kita pernah bercinta di bath up samapai dia masuk angin karena kelamaan. Makasihku sayang, kamu telah mewujudkan impianku. Kulihat sudah hampir jam 12 siang, ini waktunya aku kembali kepenginapan. Aku turun menuju ruang bawah, dan kulihat si mbak sedang berada di dapur.
“Mbak Kania makan dulu aja ya” saya akan menyiapkan makannya dulu” kata mbak rahma.
“Wah, mbak, saya harus kembali kepenginapan dan akan kembali ke Jakarta”Jawabku
“Tapi mbak, besok mbak Priska akan datang kesini” apa mbak nggak nginep aja nunggu mbak Priska?Kata mbak rahma dengan logat jawanya.

Seketika jantungku berdetak dua kali lebih keras dari biasanya, badanku mendadak jadi panas. Aku seperti menerima berita yang mengkaget yang seakan tidak pernah kudengar. Aku jadi grogi dan seperti orang linglung. Kekasihku yang selama ini aku tunggu dengan harap cemas akan datang. Aku berusaha menguasai diri dan berpikir cepat. Aku tidak boleh menyianyiakan kesempatan untuk bersatu kembali dengan kekasihku. Aku sudah membuang waktu selama 10 tahun dengan sia sia karena kebodohanku sendiri. Kini saatnya aku menebus ketinggalanku bersama dia yang telah lama sekali.
            “Kalau gitu saya akan mengambil barang saya di hotel di bawah dulu mbak”
            “Biar pak min ikut aja mbak bantu bawa koper”
            “Nggak usah mbak, bawaan saya tidak banyak kok”kataku. Aku rasanya ingin segera berlari ke hotel tempatku menginap dan mengambil semua barangku dan kembali. Aku segera keluar dari rumahku. Mmmh rumahku aku jadi senyum senyum sendiri, ingin rasanya jalan sambil loncat loncat karena bahagia.

Ketika aku masuk komplek penginapan kulihat vivi sudah bersiap untuk check out begitu juga dengan teman teman yang lain. ada juga yang masih diruang makan. Vivi segera mengahmpiriku.
“Kemana aja sih, dari tadi di telp nggak diangkat? “Gue tinggal tahu rasa loe”Katanya sambil memeberikan kuci kamar.
“Sabar atuh neng!” aku memang akan tinggal jadi kamu pulang aja sama teman teman yang lain ya”Jawabku sambil tersenyum.
“Lho, emang kamu mau ngapain kok tinggal disini?Tanyanya heran sambil menemaniku kembali kekamar.
            “ada deh!Kataku sambil senyum senyum dan membuat Vivi makin penasaran.
            “Kamu habis ketemu siapa tadi? Tanyanya dengan penasaran.
“Minggu depan, aku janji akan cerita ke kamu” Jawabku sambil membereskan barangku dan memasukannya dalam tasku. “Sekarang aku harus menyelesaikan masalahku yang tertunda lama dan kamu doakan aku ya semoga semua lancar”
            “Seriusya masalahnya? Tapi kalo serius kamu kok kelihatan Happy gitu?
            “Iya ini memang serius karena menyangkut masa depanku dengan seseorang”
“Siapa? Pacar baru? Kok kamu nggak pernah cerita?Tanyanya sambil tetap mengawasiku beres bers.
“Bukan pacar baru, pacar lama yang hilang dan kembali hahahaha!”Kataku dengan riang.
            “Reza? kamu clbk dengan reza?Tanyanya penuh selidik.
            “Ihh, nggak lah.. ada deh! Nanti aja aku kasih tahu”
            “Priska? Tanyanya hati hati. Aku menghentikan kegiatanku dan memandang Vivi.
            “Kok kamu bisa bilang Prsika? Tanyaku dan melanjutkan kegiatanku.
“Berarti benar ya” aku dulu pernah mendengar kalau dia pergi dari Indonesia karena kamu” Aku juga pernah dengar katanya Reza pernah mendatangi Priska”
Kali ini aku benar benar menghentikan kegiatanku dan menatap Vivi.
“Kata siapa?Tanyaku.
 apakah itu yang menyebabkan Priska pergi dariku kenapa dia tidak pernah menceritakan hal ini.
“Gosip ini beredar diantara teman teman aktifis, dan waktu itu kamupun kelihatan sedih dan murung” tapi tidak ada satupun yang berani bertanya ke kamu termasuk aku!”
Aku tidak ingin memberikan komentar apapun karena aku menganggap masalahku dengan Reza sudah selesai. Dan sekarang Priska akan datang itu yang lebih penting.
“Yuk, kita check out sekarang, aku harus pergi”Kataku sambil mencium pipi kiri dan kananya.
            “Janji ya, minggu depan cerita”Katanya
            “Iya bawel!” kataku sambil keluar dari hotel dan menunju rumah kami.
Aku terus memikirkan perkataan vivi. Apa benar Reza mendatangi Priska? Apa yang dikatakan Reza sampai priska memutuskan pindah dan meninggalkanku. Apakah mungkin Reza melakukan itu?
Sudahlah yang penting aku besuk ketemu Priska. Seperti apa dia sekarang ya? Aku harus bersikap seperti apa? Belum sempat aku membayangkan Priska ternyata aku sudah sampai didepan pintu gerbang rumah kami. Hmm rasanya masih janggal mengatakan rumah kami.
Pak min sudah menungguku di depan dan dia langsung membawakan tasku.
             “mbak Kania sebaiknya makan dulu aja! istri saya sudah menyiapkan makanan”
            “Iya pak makasih! Pak min sudah makan?
            “Sudah mbak tadi sama istri”

Aku manaiki tangga, membuka pintu, masih ada perasaan tak percaya dengan ini semua. Ada rasa bahagia yang tak terkatakan ketika memasuki rumah ini. Aku merasa betapa Priska sangat mencintaiku. Apakah aku sudah memberikan cintaku kepada Priska. Apakah cintaku juga sebesar dia? Aku masuk keruang tamu dan sekarang aku baru memperhatikan satu persatu. Ternyata diatas meja ada beberapa pigura yang berisi fotoku dan ada juga foto kami berdua. Aku sendiri tidak tahu ternyata priska masih menyimpan foto foto kami. Aku melihat fotonya yang aku foto ketika kami habis bercinta dan dia belum berpakaian dan harus membalas email lalu aku foto wajahnya yang tersenyum manis.

Selesai makan aku memeriksa isi kulkas dan juga semua lemari. Aku juga memeriksa kamar mandi dan aku memutuskan untuk belanja di Indomaret. Aku minta pak min untuk mengantarnya. Aku membeli sabun yang dulu biasa kami pakai, shampoo, aku juga beli jus buavita kesukaannya tak lupa aku juga membelikan teh botol sosro. Dulu dia suka sekali minum teh botol sosro sampai beli satu krat, sekarang sudah ada yang dalam kemasan botol plastic. Aku tahu dia pasti akan suka sekali, aku juga membeli camilan lays hijau rasa rumput laut kesukaan kami berdua. Aku membeli susu cair, telor, mie instan dan juga beberapa camilan lainnya. Aku merasa senang bisa belanja untuk kami berdua seperti dahulu ketika kami masih bersama dan kami sering belanja bersama atau kadang aku yang belanja sebelum ke apartemennya. Aku mengajak pak min kembali sebelum gelap dan aku minta mampir membeli baxso buat Priska. Sesampai di rumah kami aku berpesan kepada mbak rahma untuk membelikan bayam, kunci dan jagung. Aku ingin memasakan Priska sayur bening makanan kesukaan dia.

Setelah membereskan semua belanjaan aku memilih untuk mandi sebelum benar benar dingin. Aku membuka lemari pakaian dan terlihat semua pakaianku yang aku tinggal di rumahnya masih seperti dahulu terbungkus rapi dalam plastic laundry. Melihat itu semua aku jadi terharu dan makin merindukan Priska. Mencoba mengingat wajah kekasihku itu. terakhir kali bertemu di airport ketika dia akan berangkat ke India. Setelah beberapa hari sebelumnya aku marah dan tidak mau menemuinya. Padahal ketika itu aku sendiripun tersiksa dengan tidak bertemu dengannya.

******


Jakarta 2002
Aku menerima sms dari Priska. Aku hari ini akan berangkat, pesawatku jam 13.45. mungkin terlalu berlebihan kalau aku berharap bisa bertemu kamu untuk terakhir kalinya. Aku tahu kamu marah sama aku dan kesal sama aku. Aku cuma bisa berharap akan bertemu dengan kamu di airport dan memelukmu untuk terakhir sebelum aku pergi. Aku ingin kamu tahu, apapun yang terjadi dan kemanapun aku pergi kamu tetap akan selalu dihatiku dan menjadi perempuanku yang paling aku cintai dan aku inginkan didunia ini.
Aku menangis membaca smsnya yang panjang dan menyesal kenapa aku marah dengan dia. Aku segera berganti pakaian dan bersiap keluar rumah. Reza yang melihatku rapi hendak keluar segera bertanya. “Mo, kemana?
Aku yang tidak mempersiapkan diri dengan pertanyaan Reza menjawab asal.
“Keluar bentar”Jawabku.
“Kemana?Tanyanya lagi.
“e..Keluar bentar ketemu teman”Jawabku yang mulai merasa gerah dengan pertanyaan Reza dan ingin segera cepat keluar.
Aku cepat cepat keluar supaya tidak ditanya lagi oleh Reza. Aku melihat jam tanganku sudah hampir jam 10. Aku mengirim sms ke Priska kalau aku sedang otw ke airport. Aku meminta sopir taksi untuk agak ngebut. Aku berdoa semoga aku tidak terlambat menemui Priska.

Sampai airport aku segera menelpon dia. Kulihat dia telah berada diluar depan cafe, dia kelihatan kuyu wajahnya. Dia segera memelukku “I miss you my love”Katanya sambil memcium keningku. Tanpa mempedulikan orang-orang yang berada di airport dan aku menitikkan air mata. Aku baru sadar kalau aku sangat merindukannya. Dia lalu mengajakku ke café yang berada disitu.
“Makasih ya sayang sudah mau datang”Katanya sambil mencium kedua tangan dengan penuh perasaan dan air mataku serasa tidak dapat dibendung lagi. “Hei, jangan nangis dong sayang” malu khan dilihatin orang”Katanya berusaha menenangkanku.
“Sayangku, aku mau kamu tahu meskipun aku pergi jauh tetapi hatiku tetap disini bersamamu”Katanya sambil mengusap air mataku. “Aku akan kembali untukmu sayang, aku janji”Katanya lagi.
“Tapi kapan kamu akan kembali sayang?Tanyaku dan menatapnya berharap dia mengatakan sesuatu.
            “Tunggu aku sepuluh tahun lagi, apakah kamu mau menungguku sayang?
“Kenapa kamu tinggalkan aku sayang, kamu tahu aku tidak bisa berpisah darimu. Aku tidak sanggup menunggu segitu lama”Kataku yang tidak percaya mendengar kata katanya.
“Sayang, maafkan aku. Mungkin ini yang terbaik sayang” Aku merasa sikap Reza semakin menjengkelkan dan aku tidak ingin terjadi sesuatu denganmu. Aku tahu dia tidak akan melepaskanmu dengan gampang dan aku tahu kamu selalu merasa sulit untuk lepas darinya” Seandainya kamu berpisah dengan Reza mungkin akan banyak gunjingan apalagi kalau kamu sampai jalan dengan aku yang sebagai penyadang danamu” Kamupun kalau jalan sama aku dan melihat Reza tidak bahagia pasti kamu juga akan merasa bersalah dan akan memikirkan dia dan itu akan berdampak dengan hubungan kita” dan semua tidak akan menjadi indah lagi, sayang” perasaanmu akan terbelah antara aku dan Reza” Kamu tagu apapun akan kulakukan untuk membahagiakanmu meskipun itu harus menyakiti diriku sendiri”Katanya dengan menitikkan air mata.
            “Sayang, aku harus masuk”Katanya sambil mencium kembali tanganku.
Aku hanya menganggukan kepalaku. Kami berdua berdiri dan saling berpelukkan. Aku memberikan syal yang aku pake ke lehernya.
 “Jaga dirimu baik baik ya sayang, ingat ada seseorang yang menunggu kamu disini”Kataku dan memeluknya sekali lagi.
Pelukkan yang tidak akan aku rasakan lagi. Aku menatap punggungnya yang sedang berjalan kedalam. Aku merasa ada yang hilang dan kesedihon yang menusuk tajam tak terkatakan. Aku berjalan dengan gontai seakan akan separuh jiwaku pergi ikut bersama dia belahan jiwaku, pasangan hidupku. Aku naik taksi pulang kerumah, rumah yang bukan aku inginkan. Mulai hari ini aku akan mejalani hidupku sendiri. Tidak ada lagi sapaan selamat pagi kekasihku yang biasa dia smskan atau katakan. Tidak ada lagi yang aku ajak berdiskusi atau aku minta pendapat. Tidak ada lagi percintaan yang menggila dan aku tidak akan merasa cintanya, sayangnya yang besar kepadaku. Tidak ada lagi yang akan memanjakanku. Aku tidak tahu bagaimana menerangakan apa yang aku rasakan, ada rasa sakit, ada rasa hilang, ada rasa sepi, tubuhku serasa ringan. Airmataku rasanya tidak bisa berhenti menangisi kepergian Priska. Hatiku semakin tersayat ketika mendengar lagu unbreak my heart Toni Braxton dari radio yang distel sopir taksi.

Take back that sad word good bye
Bring back the joy to my life
Don’t leave me here with these tears
Come and kiss this pain away
I can’t forget the day you left
Time is so unkind
And life is so cruel without you here beside me

Un-break my heart
Say you’ll love me again
Undo this hurt you caused
When you walked out the door
And walked out of my life
Un cry these tears
I cried so many nights
Un break my heart

Sepanjang jalan aku terus menangis. Aku segera menghapus air mataku ketika kulihat didepan sudah masuk ke jalan tempatku tinggal. Aku tidak ingin membuat Reza curiga atau bertanya macam macam. Aku segera membayar ongkos taksi dan masuk kedalam. Didalam masih banyak teman teman yang sedang kumpul. Setelah basa basi aku segera naik keatas dan mencuci mukaku. Sebaiknya aku mandi aja biar mereka tidak melihat wajahku yang kusut masai ini.
“Kamu kenapa?Tanya Reza mengagetkan aku, yang sudah berdiri dibelakangku. “Sedih ditinggal pacar? Nyesel atau pengen ikut dia ke India?Tanyanya dengan sinis.
Kutatap wajah Reza, tapi akhirnyak aku memilih diam dan berusaha tidak terpancing. Hatiku sedang sedih dan aku tidak ingin bertengkar dengan Reza. Reza keluar dengan menendang kursi yang berada didekatnya.

*****
Beberapa hari ini hatiku kacau balau, setiap malam ketika sedang sendiri aku jadi menangis merindukan Priska. Aku hanya bisa memandangi foto foto priska yang aku simpan. Teringat hari hari indah yang pernah kita lalui. Bagaimana dia selalu menemaniku malam malam ketika aku sedang bekerja. Menemani jarak jauh katanya, menemani lewat sms atau chat. Setiap hari aku selalu menyibukan diri atau keluar rumah karena aku tidak ingin melampiaskan kekesalanku kepada Reza. Aku tahu kalau Reza juga merasakan kesedihanku, kehilanganku akan kepergian Reza. Aku memang sedang patah hati dan merasakan kehampaan hatiku. Ketika ada undangan pertemuan atau pelatihan biasanya aku sangat bersemangat karena biasanya aku bisa bersama atau berdua dengan Priska. Aku selalu memakai baju yang dibelikan Priska, tetapi tadi pagi ketika ada acara pertemuan dan aku mengeluarkan pakaian itu lalu aku masukan lagi. Untuk apa aku berpenampilan cantik kalau tidak ada kamu. Aku memasukan pakaian itu sambil menangis.
“Ada yang meninggal pagi pagi sudah menangis? Bisa nggak sih, nggak usah pasang tampang kusut begitu setiap hari”Kata Reza yang sudah ada didekatku.
Aku segera mengambil pakaian dan mengenakannya.
            “Apa sih maksudmu? Tanyaku dengan kesal.
“Halah, nggak usah ditutupi deh! Kamu pikir aku nggak tahu apa kalau kamu lagi patah hati ditinggal pacarmu! Jawabnya dengan emosi.
Aku diam aja dengan segala ucapannya dan itu membuat dia makin kesal sama aku lalu keluar kamar dengan membanting pintu. Begitulah Reza yang selalu temperamen dan kasar meskipun dia tidak pernah sekalipun melakukan kekerasan sama aku. Paling kalau dia marah, dia akan membanting pintu, menendang kursi atau mengebut seperti orang gila kalau sedang naik motor atau paling cuma membentak aku aja.

Reza sangat berbeda dengan Priska, bagaikan bumi dan langit. Reza orangnya tidak sabaran, segala sesuatu dilakukan dengan cepat cepat dan buru buru kadang tanpa mikir. Sedikit kasar dan cenderung kurang bisa memikirkan orang lain. Beda dengan Priska yang selalu tenang, sabar dan lembut sekali. Dalam bercintapun sungguh berbeda. Prsika begitu lembut tidak pernah buru buru tetapi selalu menikmati setiap jengkal tubuhku seakan akan tubuhku adalah tubuh perempuan yang paling indah. dia selalu suka membelai tubuhku, menelusuri seluruh tubuhku, ketempat tempat yang sensitive dari tubuhku. Dia begitu peduli dan memperhatikan aku, dia selalu bisa membuatku terangsang yang tanpa henti dan membuatku orgasme yang berulang ulang. Ketika selesai bercinta dia selalu memelukku dan membiarkan aku tertidur dalam pelukkannya. Dia tidak pernah mengeluh meskipun aku mendengkur. Katanya Dia akan tertidur nyenyak dan tenang kalau mendengar aku mendengkur. Priska selalu suka memelukku atau kadang aku yang memeluknya. Sayang, aku kangen kamu…

Aku tahu Reza marah dan cemburu dengan perasaanku ke Priska. Tapi dia tidak cukup punya bukti atau karena aku tidak pernah mengiyakan hubunganku dengan Priska. Aku menyimpannya hanya untuk diriku sendiri. Dia pernah bertanya apakah aku ada hubungan dengan priska tetapi aku menjawab nggak. Ketika dia bertanya apakah aku masih mencintainya? Aku jawab iya. tetapi satu bulan terakhir ini pikiranku semuanya tertuju ke Priska. Aku memang satu rumah dan satu ranjang dengan Reza tetapi hatiku dan perasaanku bersama Priska. Bahkan ketika Reza mengajak bercinta aku sering mengelak dan menolak. Itu makin membuat Reza uring-uringan. Bahkan semalam ketika dia tidak pulang, aku tidak berusaha menelpon atau sms dia. Aku terlalu sibuk dengan pikiran dan perasaanku terhadap Priska. dia datang pagi pagi tadi dan aku juga tidak bertanya dia dari mana. Dia juga tidak berkata apa apa, kami seperti dua orang asing dalam satu rumah.

Waktu terus berjalan dan aku masih berduka meskipun sudah satu tahun berlalu. Aku semakin dalam dengan kesibukanku dan dengan diriku sendiri. Hatiku benar benar kosong dan hampa. Wajah Priska selalu membayangi, bila malam malam kusendiri mengerjakan pekerjaan selalu saja aku merindukan Priska. Aku masih saja menangis bila merindukan Priska. Masih saja ingat bagaimana dia begitu mencintaiku, bagaimana sikapnya yang selalu lembut. Hatiku sepertinya benar benar dibawah pergi oleh Priska. Aku jadi suka mendengar lagunya ari lasso Hampa. Setiap malam aku selalu mendengarkannya dan menangis

Kupejamkan mata ini
Mencoba tuk melupakan
Segala kenangan indah
Tentang dirimu…Tentang mimpiku
Semakin aku mencoba
Bayangmu semakin nyata
Merasuk hingga ke jiwa
Tuhan tolonglah…Diriku

Reff :
Entah dimana…Dirimu berada
Hampa terasa hidupku tanpa dirimu
Apakah disana…Slalu rindukan aku
Seperti diriku yang slalu merindukanmu
Selalu merindukanmu

Tak bisa aku ingkari
Engkaulah satu-satunya
Yang bisa membuat jiwaku
Yang pernah mati…Menjadi berarti
Namun kini kau menghilang
Bagaikan ditelan bumi
Tak pernahkah kau sadari
Arti cintamu…Untukku

****

Hari Pertemuan
Rupanya aku tertidur semalam tertidur sambil memandangi foto Priska. aku terbangun karena diluar sudah terang benderang. Aku buru buru bangun hari ini Prsika akan datang. Rasanya tidak sabar ingin segera bertemu dengannya. Aku turun ke dapur dengan perasaan berbunga bunga karena sebentar lagi dia akan datang. Kulihat mbak rahma sedang memotong bayam.
“Nanti aku aja mbak yang masaknya” Kataku sambil mengupas bawang merah.
“Iya, mbak!” ini udangnya mau dikupas habis ato disisakan ekornya?
“Disisakan ekornya aja, nanti trus digoreng sama tepung ya mbak”pintaku.
Aku melihat jam sudah pukul 10, berarti dia sedang dalam perjalanan kesini dan itu makin membuatku gelisah. Setelah selesai masak aku memilih mandi lagi. Aku tidak ingin nanti Priska akan mencium bau bawang. Aku ingin nanti dia menciumku wangi. Aku mandi dan menggunakan lulur ditubuhku. Aku jadi ingat ketika kami sedang saling luluran dan saling menggosok. Aku jadi ingat bagaimana kami selalu mandi bersama dan saling menyabuni satu sama lain dan kadang berciuman dibawah shower atau bercinta di bathub. Aku selalu lupa waktu kalau sedang mandi, aku buru buru menyudahi mandiku dan menggunakan baju handuk keluar kamar mandi. Aku terkejut bukan main ketika Priska sudah di depanku. Kulihat senyumnya yang lebar dan tatapan yang penuh kerinduan. Dia menghampiriku dan memelukku erat erat. Hatiku berdegup dengan kecang, sudah sepuluh tahun aku merindukan pelukkan yang seperti ini. Aku nggak tahu kenapa aku jadi menangis dalam pelukkannya, perasaanku bercampur aduk. Dia melepaskan pelukkannya dan menantap wajahku, tatapan yang sama seperti sepuluh tahun yang lalu. Tatapan penuh cinta dan kekaguman.
            “Oh, God I miss you like crazy!Katanya sambil menarik tali baju mandiku. Tatapannya menjelajahi tubuhku dengan lembut dia melepaskan pakain handukku. Dia menyentuh payudaraku dengan lembut dan penuh kerinduan. Tubuhku langsung bereaksi, putingku langsung berdiri. Dia sendiri melepaskan pakaiannya dan celana panjangnya. Aku langsung melepaskan bra Priska seperti yang biasa aku lakukan. Diatas tempat tidur dia menciumi seluruh tubuhku dengan penuh kerinduan, jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Sudah sepuluh tahun aku tidak pernah merasakan sentuhannya dan rasa itu masih sama seperti dahulu, dia masih saja bisa membuatku bergetar bahkan getaran ini lebih hebat dari sepuluh tahun yang lalu.
            “o..Kania kekasihku.. aku benar benar merindukanmu”Katanya sambil menciumi wajahku, leherku dan jari jarinya memainkan putingku.
            “Priskaku, aku sudah lama menantikan belaian cintamu sayang…
Seperti khafilah yang kehausan dipadang pasir dan menemukan mata air, kami saling mereguk indahnya cinta yang tertunda bertahun yang lalu. Kami saling memuja, memuaskan dan menikmati setiap sentuhan dan perayaan cinta kami. Perayaan yang tetrtunda bertahun lamanya. Tiada hal yang paling indah selain bersamanya dalam pelukkan penuh cinta.
“Jangan pernah tinggalkan aku lagi sayang” aku nggak tahan lagi sayang kalau harus berpisah denganmu lagi” Kataku sambil memeluknya erat erat.
“Iya, sayang! Aku juga tidak ingin berpisah denganmu lagi! “aku seperti orang gila dan menjadi manusia robot tanpa kamu”.
 “Aku senang akhirnya kita bisa bersama lagi, betapa aku merindukan saat saat seperti ini sayang” Kataku dan menciumi tubuhnya.
Aku berada diatas tubuh Priska dan mulai melancarkan rangsangan kesuluruh tubuhnya. Priska menikmati semua sentuhan dan cumbuhanku. Aku menikmati indahnya wajah Priska yang sedang terangsang. Pemandangan yang selalu kuimpikan tiap malam, pemandangan yang selalu kukenang dan kuputar ulang. Kembali kami bersama sama menapaki puncak cinta kita dan merayakannya bersama.

Kami berdua terbangun ketika hari sudah mulai beranjak senja dan perut kami keroncongan. Aku mengajak priska untuk makan.
            “Aku masak bayam bening dan udang gorang tepung buat kamu lho”
            “Wah, yuk makan!”Katanya penuh semangat dan langsung mengambil kaos.
“Makasih ya sayang”Katanya sambil mencium keningku dan memelukku. “Semoga aku tidak sedang bermimpi”Priska kembali menciumi wajahku.
“Aku yang makasih sayang untuk cintamu yang begitu besar ke aku”
“Kalung pemberianku mana sayang?Tanya Priska tiba-tiba dan aku sadar tadi aku melepaskannya di kamar mandi. Aku bergegas ke kamar mandi dan mengambilnya. Priska terlihat senang ketika aku menunjukkannya. Kulihat senyumnya mengembang.
“Aku kira kamu sudah nggak memakainya”Katanya sambil memasangkan dileherku dan menciumi tengkuku.
“Mana mungkin aku tidak memakainya, hanya ini kenangan yang selalu meningatkan cinta kita sayang dan selalu menguatkanku”
“Aku belum pernah merasakan kebahagian yang seperti sekarang ini!”Kamulah sumber kebahagianku sayang”Kata Priska sambil menatapku dengan penuh cinta.

*****
Kami menikmati kebersamaan yang lama tertunda. Percintaan yang tiada henti kami lakukan seakan akan membayar hutang sepuluh tahun yang teringgal. Saling melampaikan rasa kangen yang terkatung katung bertahun tahun yang lalu. Kemarin malam ditengah makan malam romantic ditaman belakang. Dia memasang beberapa obor dan lilin dikolam ikan serta meja bertaplak putih. Lilin dan bunga mawar. Aku nggak tahu bagaimana dia menyiapakan sebab dia selalu bersamaku didalam kamar, bahkan mandipun kami selalu bersama. Rupanya dia sudah menyuruh pak min menyiapkan semua dan memesan makanan dari restoran. Ketika selesai mandi dia memintaku menggunakan pakaian yang paling cantik dan dia sendiri menggunakan pakaian lengan panjang warna putih dan kelihatan keren banget.
            “Emang kita mau kemana sayang?Tanyaku heran sebab sudah tiga hari ini kegiatan kami hanya di seputar kamar tidur dan sekarang tiba tiba dia sudah berpakaian rapi.
            “Ada deh”Katanya dan dia mengeluarkan pakaian buatku.
Pakaian berbahan kaos, lengan panjang berwarna hitam dengan leher model v neck yang belahannya agak turun. Aku terlihat seksi mengenakan pakian itu.
            “Makasih ya sayang”Kataku sambil melihat bayanganku dikaca.
Kulihat dia masih memandangku dengan pandangan kagum dan dia memelukku dari belakang.
            “Aku bersyukur tidak kehilangan kamu sayang”Katanya sambil mencium pipiku.
 Aku hanya tersenyum dan menikmati semua kebahagian ini.  Aku merebahkan kepalaku didadanya dan bersyukur dengan apa yang aku punyai semua.
            “Makasih Tuhan, Kau telah mengembalikan kekasihku”kataku dalam hati.
“Yuk turun sekarang, sebelum aku berubah pikiran dan mencopoti bajum”Ajaknya sambil ternsenyum menggoda.
            “Ihh..maunya!”kataku sambil mengetok keningnya dengan jariku.

Aku sungguh terkejut ketika turun kebalakang rumah melihat pemandangan yang romantic dengan obor, lilin dikolam dan lampu lampu kecil yang biasa di pohon natal di pasang pohon pohon sekitar tempat kami makan dan gazebo. Kulihat meja beralas putih dengan lilin, mawar dan tidak lupa sebotol wine. Dia benar benar memberikan makan malam yang romantic. Dia menyeret kursi dan mempersilahkan aku duduk. Kulihat dia duduk dihadapanku dengan wajah yang serius.
“sayangku, Kania.. mau nggak kamu menjadi pasangan hidupku sampai salah satu dari kita meninggal?Tanyanya sambil mengeluarkan sebuah cincin kawin bermata berlian.
Aku masih terpana dan nggak tahu harus ngomong apa. Aku hanya mengangguk dan dia mengambil jariku memasukan cincin dijari manisku. Lalu dia mengeluarkan sebuah cincin.
            “Maukah kamu memasukan kejariku sayang?Tanyanya.
Aku segera mengambil cincin yang satu lagi dan memasukkan dijari Priska. Tetapi aku sudah dapat menguasai diriku.
“Kekasihku Priska, maukah kamu menjadi pendampingku seumur hidupmu dan berjanji tidak akan meninggalkanku lagi”
“Tentu sayangku, akupun tidak ingin meninggalkanmu lagi” I Love you, yesterday, today and every tomorrow” Katannya dan mencium tanganku.
 Lembaran baru hidupku akan dimulai hari ini. Lembaran baru yang telah lama kunantikan dan kuinginkan. Lembaran yang akan kulalui dengan Priska kekasih jiwaku. Januari yang membahagiakan seperti awal kami bertemu dua belas tahun yang lalu di Padang.  Cinta kami telah melalui begitu banyak ujian dan semakin kuat.

sebelas januari bertemu
menjalani kisah cinta ini
naluri berkata engkaulah milikku

bahagia selalu dimiliki
bertahun menjalani bersamamu
kunyatakan bahwa engkaulah jiwaku

akulah penjagamu
akulah pelindungmu
akulah pendampingmu
di setiap langkah - langkahmu

pernahku menyakiti hatimu
pernah kau melupakan janji ini
semua karena kita ini manusia

kau bawa diriku
ke dalam hidupmu
kau basuh diriku
dengan rasa sayang

senyummu juga sedihmu
adalah hidupku
kau sentuh cintaku
dengan lembut dengan sejuta warna…

0 comments: