Mexico, Desember 2011
Aku terbangun dengan kaget ketika melihat Maria memelukku dengan
telanjang dan aku sendiri sedang telanjang. “Shit..shit…Kataku dalam hati. Apa
yang sudah aku lakukan. Tiba-tiba ada perasaan bersalah dengan Kania dan ada
perasaan sedih dihatiku. Kenapa tiba tiba air mata ini harus keluar. Dan kenapa
wajah Kania membayang dihadapanku, wajah sedihnya yang menatapku, wajah
kecewanya bila tahu apa yang aku lakukan. Aku berusaha mengingat apa yang
terjadi. Aku ingat sore ketika pulang kantor Maria mengajakku ke lesbian bar
bersama teman teman. Sebetulnya aku nggak mau tapi katanya ini adalah farewell
partyku yang akan kembali ke Indonesia dua minggu lagi. Akhirnya akupun tidak
enak menolaknya dan disana rupanya aku terlalu banyak minum tequila. Aku tahu
pulang dalam keadaan mabuk berat dan Maria yang mengantarku pulang. Antara sdar dan tidak aku membiarkan Maria
mencopoti pakaianku. Dia juga melepaskan bajunya dan mulai merangsangku. Aku
yang tidak pernah bercinta selama sepuluh tahun dan dipengaruhi alcohol jadi
menikmati. aku lesbian biasa yang bisa tergoda oleh perempuan lain. Aku masih
ingat, aku merasa seperti bercinta dengan Kania
dan membayangkan wajah Kania. Wajahnya ketika menikmati sentuhanku,
wajah ketika dia sedang dipuncak perayaan cinta kami. Wajahnya ketika
merindukanku dan menginginkanku.
Kutatap wajah Maria yang terlelap sambil memelukku. Wajahnya cantik
khas Amerika latin, tubuhnya juga indah tapi kenapa tidak bisa membuatku
melupakan Kania. Mungkin ini kutukan buatku yang telah jatuh cinta dengan dia.
Kadang aku merasa kasihan dan bersalah dengan Maria karena dia masih berharap
suatu hari aku akan jatuh cinta dengannya. Aku masih ingat waktu pertama kali
berkenalan dengan dia . Aku tahu kalau dia suka denganku dan aku berusaha untuk
tidak menunjukkan ketertarikanku. Aku selalu bersikap biasa tapi tetap sopan
dan baik. Rupanya dia tidak pernah menyerah. Dia selalu memberi perhatian
kadang dia membawakan aku makan siang atau mengajakku keluar makan. Lama lama
kami menjadi dekat dan sering bersama. Meskipun kami sering bersama aku tidak
pernah memberikan harapan buat dia. Aku selalu bersikap sopan dan
menghargainya. Dia pernah bertanya kepadaku, bagaimana kriteria perempuan yang
aku sukai. Dan wajah Kania yang keluar seketika.
"Pris, kamu tahu
nggak kalo aku suka kamu? Aku terdiam mendengar pernyataannya waktu itu.
"Maafkan aku Mar,
hatiku sudah ada yang memiliki dan ini hanya badan saja tanpa perasaan dan cinta". Jawabku terus
terang. Dia berpikir aku sedang bercanda.
"Tetapi aku tidak
pernah melihatmu dengan seseorang? Kamu juga tidak pernah menceritakan atau menyebutkan namanya?" Kejar Maria
dengan penasaran.
Aku terdiam dan ada rasa yag
menusuk sakit didada ini ketika mengingat Kania antara rindu dan sakit.
"Karena dia sudah
ada yang punya"Jawabku
"Lalu kenapa kamu
masih mengharapkan dia?Kata Maria bersemangat.
Aku melihat tatapan yang penuh
harapan dimatanya yang indah itu. Aku sendiri heran kenapa aku tidak tertarik
dengannya. Dia begitu cantik dan sempurna, wajahnya seperti pemain telenovela,
bibirnya merah dan merekah, hidungnya yang mancung, matanya cokelat indah dan
besar. Tubuhnya sangat seksi, semua pria akan menoleh bila dia lewat. Badannya
tinggi semampai. Tapi kenapa aku masih saja membayangkan wajah Kaniaku yang
bulat, sawo matang, dengan bibirnya yang kecil, kadang wajahnya begitu memelas
dan matanya kadang sayu sehingga membuatku selalu ingin menciumnya. Kania
memiliki payudara yang indah, tubuhnya padat dan sintal, kulitnya sawo matang
dan pada bagian tertentu ditumbuhi bulu yang kadang suka aku mainkan. Bila
ingat tentang dia selalu membuatku tersenyum sendiri meskipun telah 10 tahun
berlalu.
"Sebaiknya kamu
tidak berharap denganku, aku tidak ingin kamu sakit hati nantinya dan membuang waktumu”Jawabku.
“Kenapa kamu tidak
berusaha melupakannya dan belajar mencintai orang lain”Tanyanya lagi.
“Aku tidak bisa dan
aku tidak ingin melupakannya”Jawabku.
“Apakah dia begitu
berarti buatmu?Tanyanya dengan tatapan berharap aku akan merubah pikiranku. Aku hanya
mengangguk. “Apakah dia juga mencintaimu?”
Sekali lagi aku mengangguk. “Benarkan
sayang kamu masih mencintaiku sampai sekarang?tanyaku dalam hati sambil
memikirkan Kania diseberang pulau sana.
“Lalu kenapa kalian
tidak bersatu? Tanya Maria masih dengan penasaran dan heran.
“Ceritanya panjang dan
complicated” Jawabku sambil menghela nafas melepaskan rasa berat yang masih mengganjal dihati.
“Aku bersedia
mendengarkannya”
“Aku lagi tidak ingin
menceritakannya, Mar! karena itu akan membuatku moody dan hatiku jadi berantakan” Semoga kamu
mengerti”
“Baiklah, tapi ijinkan aku
menghiburmu dan membuatmu lupa dengan dia, aku janji aku tidak akan menuntutmu
apa-apa” Bisa bersamamu saja aku sudah senang meskipun itu hanya fisikmu saja,
siapa tahu aku bisa mendapatkan hatimu” Katanya dengan senyum manisnya.
Aku hanya tersenyum dengan tawarannya. Apakah ini yang disebut
keberuntungan atau coabaan buat cintaku dengan Kania. Apakah aku bisa melupakan
Kania? Apakah Maria bisa menggantikan Kania yang telah lama bersemayam
dihatiku.
Sejak saat itu Maria makin berani mendekati dan berusaha mengambil
hatiku. Aku mencoba membiarkan semua mengalir dan aku juga ingin mengetahui
bagaimana perasaanku. Apakah aku bisa melupakan Kania. Tapi aku tidak pernah
membiarkan dia terlalu jauh karena aku sendiri merasa tidak berminat. Paling
dia menggandeng tanganku, aku tidak pernah menggunakan kesempatan meskipun
bisa. Rupanya Maria juga tipe orang yang pantang menyerah. Meskipun sudah
setahun lebih dia masih saja setia dan tetap berusaha menaklukan hatiku.
Sampai hari ini, aku membiarkan Maria merangsangku dan kamipun
bercinta. Hampir sepuluh tahun aku tidak pernah bercinta dan itu pertama
kalinya setelah dengan Kania. Dan ketika kami bercinta aku menyebutkan nama
Kania tetapi itu tidak membuat Maria berhenti. Aku tidak menyadari apa yang
telah kulakukan. Aku baru tahu ketika Maria mengatakan aku menyebut nama
seseorang. Dia kelihatan kecewa karena dia berpikir telah berhasil menaklukan
hatiku. Aku meminta maaf kepadanya kalau aku tidak bermaksud demikian. Aku menitikan air mata dan merasa bersalah
dengan Kania. Maafkan aku sayang! Aku
seperti sedang mengkhianatinya, mengkhianati cinta kami, janji kami untuk saling
mencinta. Aku perlahan lahan melepaskan pelukkan Maria. Aku merasa marah dengan
diriku sendiri yang dengan mudah jatuh kedalam pelukkan Maria. Aku masuk
kedalam kamar mandi dalam keadaan sakit kepala. Aku menyalakan shower dan
menyiram tubuhku, rasanya ingin membersihkan tubuhku dan aku merasa kotor. Aku
merasa berkhianat dengan Kania. aku sudah menjaganya selama sepuluh tahun
kenapa di saat terakhir aku akan kembali aku harus bercinta dengan orang lain.
aku menangis dalam guyuran air dan marah dengan diriku sendiri.
*******
Padang, Januari 2000
Hari ini aku menjadi observer disebuah pelatihan. Sebagai salah satu
penyandang dana yang membiayai pelatihan ini. Sebetulnya ini bidang baru buatku
yang membidangi perempuan dan LGBTI. Dulu aku memegang bidang pendidikan dan
aku dipindah kesini karena dianggap cocok dan sesuai. Karena keterbatasan kamar
maka aku ditempatkan satu kamar dengan Kania salah satu aktifis perempuan dan
LGBTI yang sudah terkenal dan dia menjadi Fasilitator pelatihan ini. Aku
sendiri belum pernah ketemu dia meskipun sudah sering mendengar namanya.
Ting Tong! Aku mendengar bel kamarku berbunyi. Mungkin itu Kania yang
datang. Aku segera berjalan ke pintu, aku buka pintu dan kulihat Kania
tersenyum.
“Hi, Priska ya? Aku
masih terkesima menantap wajahnya. “Aku Kania!Katanya sambil mengulurkan
tangannya dan membuatku jadi tersadar. “Priska”Jawabku dengan segera.
“Sudah dari tadi
datangnya?Tanyanya
“Nggak baru juga kok”
Kulihat Kania menaruh tasnya didalam lemari dan melihat pemandangan diluar
jendela kamar.
“Bagaimana kalau kita jalan
keliling kota Padang?Ajak Kania “atau kamu ada pekerjaan yang harus
dikerjakan?Lanjutnya
“Boleh, aku juga
pengen lihat lihat kota Padang”Jawabku.
Kulihat Kania segera mengambil kameranya dan kami keluar dari hotel.
Setelah tanya ke petugas hotel. Kami memutuskan ke Pantai Air Manis dengan
menggunakan angkot yang full colour itu. Apalagi disana katanya bagus kalau mau
melihat sunset dan ada batu malin kundang. Aku nggak tahu kenapa ada perasaan
nyaman berada di dekat Kania. Meskipun tidak banyak bicara, Kania enak diajak
ngobrol. Apalagi kalau berbicara mengenai pergerakan perempuan, dia begitu
menguasai dan bersemangat. Selama perjalanan kami banyak sekali ngobrol dan aku
banyak belajar dari dia tentang pergerakan perempuan Indonesia paska reformasi
dan melihat pergerakan politik di Indonesia. Dia juga bercerita siapa siapa
aktifis perempuan di Indonesia dan bagaiman kiprahnya. Yang paling aku suka
dari Kania, dia tidak pernah menilai
orang secara negative. Dan selalu memberikan perspektif yang positif dari
semua. Aku juga suka rasa optimisnya melihat bagaimana masa depan Indonesia yang akan
menjadi lebih baik.
Sehabis puas jalan jalan dan mencoba berbagai macam kuliner, kami
berdua pulang ke hotel. Aku nggak tahu kenapa aku menikmati perjalananku dengan
Kania. Dan ketika tadi tidak sengaja bersentuhan ketika naik angkot, aku jadi
deg deg an. Diam diam aku suka menatap wajahnya dan kalau dia sadar aku menatap
wajahnya, wajahnya berubah menjadi merah dan menunduk atau pura pura melihat ke
arah lain. Aku pernah mendengar kalau dia bersama pasangannya mendirikan
organisasi mereka saat ini dan organisasiku yang mendanai kegiatan mereka
selama 3 tahun kedepan.
“Kamu sama Reza sudah
lama ya?Tanyaku ketika kami sedang santai di kamar.
“Ya, begitulah, baru 4
tahun kok!
“Kalian berdua mendirikan
organisasi payung perempuan pelangi khan! Tanyaku kembali “Kontrak kalian
selesai tahun depan khan? Tanyaku sambil berusaha mengingat.
“Iya, apa kalau mau minta
diperpanjang harus buat proposal baru? Tanya Kania.
“Iya, pake yang lama aja
nanti tinggal diganti capaiannya aja. “Hebat ya kalian, bisa mendirikan
organisasi dan tetap eksis!
“ah, biasa aja kok! Katanya
dan kelihatan kalau dia tidak tertarik membicarakan hubungannya dengan Reza.
Aku mencoba mengalihkan pembicaraanku ke topic lain karena kulihat
Kania tidak berminat membicarakan hubungannya dengan Reza. Padahal aku ingin
tahu bagaimana hubungan mereka. Tiba tiba aku membayangkan dia menjadi
kekasihku. “Gila!Kataku dalam hati. “Ingat Pris! Jangan macam macam!” Aku
berusah memperingati diriku sendiri agar tetap sadar dan waras.
*****
Beberapa hari ini bersama Kania dan melihat dia menjadi fasilitator
atau memimpin diskusi membuat aku menjadi kagum dengan dia dan aku merasa kalau
aku jatuh cinta dengan dia. Aku nggak tahu apakah aku ge er atau apa? Aku
merasa kalau Kania juga suka berada didekatku. Kami bisa ngobrol hingga tengah
malam dan ada aja yang kita obrolkan. Aku tetap saja suka memandang wajahnya
dan dia masih saja tersipu. Pernah dia mengatakan dengan terus terang yang
membuat aku gelagapan“Kenapa sih kamu kok ngelihat aku seperti itu?
“Seperti apa?Tanyaku sambil
tersenyum menggoda dan dia kembali tersipu. “Habis, kamu enak dilihat sih!”
emang nggak boleh ya ngelihat kamu?Tanyaku lagi
“Mana berani aku
ngelarang-ngelarang funding, bisa bisa kontrak nggak diperpanjang”Katanya balas
menggodaku.
“Eit.. aku nggak
pernah menggunakan kekuasanku, sebagai funding lho!
“Iya.. gitu aja serius
banget!”katanya sambil senyum senyum.
Begitulah kedekatanku dengan Kania yang makin lama makin dekat satu
sama lain. Kadang kami nonton film bersama sambil makan camilan kripik balado
yang kami beli. Besok adalah hari terakhir dan lusa kami akan kembali ke
Jakarta. Ada perasaan takut kehilangan dia dan menyesal kenapa waktu cepat
berlalu. Kemarin waktu kami berdua keluar ke sebuah mall, Kania menggandeng
tanganku ditengah keramaian. Entah kenapa aku suka sekali dan menikmati saat
saat kebersamaan kami.
Kulihat Kania sedang sibuk
didepan laptopnya. Aku sendiri sedang membaca bacaan materi latihan.
“Pris, coba lihat
presentasiku deh!
Aku berdiri dan mendekati dia, aku mengambil kursi dan duduk disebelah
dia. Aku duduk sangat dekat, sehingga aku dapat mencium wangi parfumnya
membuatku harus berusaha keras untuk berkonsentrasi. Kutaruh lenganku
dibelakang sandaran kursinya, ingin rasanya memeluk dia atau menaruh lenganku
dibahunya. Dia memutarkan laptopnya kearahku supaya aku bisa membacanya dengan
jelas. Dia menaruh tangannya diatas pahaku yang tidak tertutupi kain karena aku
menggunakan celana pendek. Hatiku jadi deng deg-an dan makin susah
berkonsentrasi. Ketika aku menolehkan kepalaku kulihat wajahnya begitu dekat
dengan wajahku. Aku tidak tahu siapa yang memulai, tiba tiba bibirnya sudah menyatu
dengan bibirku. Kami berciuman dengan lembut dan lama sekali seperti ada
kerinduan yang terpendam.
Dia melepaskan ciumannya dan kutatap wajahnya, kubelai pipinya dan dia diam
menikmati sentuhanku. Tanpa banyak kata, kami berdua beranjak dari kursi menuju
ranjang yang seakan akan menanti tubuh kami berdua. Kucopot kaosnya dan
kusentuh payudaranya dengan lembut. Dia terlihat menikmati sentuhanku dan
kucium pipinya, matanya, bibirnya yang selama ini selalu ingin kucium bila
melihatnya. Aku terus membelai tubuhnya yang indah dan padat. Kulitnya begitu
halus dan lembut, putingnya telah berdiri dan membesar. Segera kuciumi
putingnya, kumainkan dengan lidahku dan dia terlihat bergetar menahan
rangsangan yang hebat. Aku segera melepaskan kaosku sendiri. Dan aku juga
melepaskan celana pendeknya dan celana dalamnya. Kulihat dia tersipu malu dan
menutupi wajahnya dengan tangannya. Kami melalui malam dengan percintaan yang
lembut tapi bergelora. Semua seakan terlepas bebas, saling merasai dan saling
memuaskan. Rasanya belum pernah aku bercinta senikmati ini dan merasakan
sesuatu yang luar biasa.
Kupeluk erat erat Kania yang masih dalam pelukkanku. Apa yang sudah aku lakukan. Dia pacar orang
dan dia salah satu pendiri organisasi yang kita danai. Apa ini tidak melanggar
kode etik ya? Bagaimana kalau ada yang tahu? Kutatap terus wajah Kania
seakan akan tidak percaya dengan apa yang telah kami lakukan.
“Hei, apa yang kamu
pikirkan?Tanyanya sambil mengetuk mataku dengan telunjuknya.
“Kamu, maaf ya nia, apa yang
sebenarnya terjadi dengan hubungan kalian? Aku tahu kamu bukan tipe perempuan
one night stand atau yang dengan mudah melakukan hubungan seks dengan perempuan
lain”
“Bagaimana kamu yakin aku
bukan tipe perempuan one night stand? kamu khan belum mengenal aku? Tanyanya
masih dengan menantap wajahku.
“Aku percaya dengan
perasaanku dan aku biasanya tidak pernah salah dalam menilai perempuan. Kamu
itu perempuan yang mempunyai harga diri yang tinggi” sebenarnya bagaimana
hubunganmu dengan Reza?”
Kania melepaskan pelukkannya, meraih selimut dan menutupi tubuhnya. Dia
menghela nafas dan menerawang mencoba mengingat sesuatu.
“Hubunganku dengan Reza
sudah tidak terlalu baik sejak dua tahun yang lalu. Dia pernah menawarkan untuk
break tapi waktu itu aku nggak mau dan beberapa bulan yang lalu aku minta break
dia yang tidak mau. Kami berdua memikirkan nasib organisasi kami kalau
seandainya kita putus dan bagaimana dengan perasaan teman teman. Sekarang ini
kami seperti contoh buat teman teman lesbian muda dan tidak pernah ada yang
tahu bahwa hubungan kami sudah tidak seperti yang dulu lagi. Dia sendiri
sekarang juga kalau pulang sering malam bahkan kadang tidak pulang. Aku tidak
pernah tahu dia sama siapa atau sedang ngapain”. Aku bertahan dengan dia karena
organisasi yang kami dirikan bersama. Aku tidak ingin organisasi ini bubar
begitu saja gara gara kami putus”.
“Lalu bagaimana dengan
perasaanmu?Tanyaku
“Entahlah, perasaanku sama
Reza seperti hambar dan semuanya menjadi rutinitas aja”.
“Lalu kenapa kamu mau
sama aku?
“Aku juga nggak tahu, aku
cuma merasa nyaman dan senang berada didekatmu!” ada yang bergetar setiap kali
kamu memandangku dengan tatapanmu itu dan itu membuatku jadi salah
tingkah”Katanya sambil merapatkan kembali tubuhnya dan memelukku. “Kamu sendiri
kenapa kamu mau sama aku, padahal kamu tahu sudah ada yang punya? Apa kamu
memakai teori kucing?Tanyanya kembali
“Teori kucing apa
itu?Tanyaku heran dan tidak mengerti
“Iya, tidak ada
satupun kucing yang menolak kalo dikasi ikan”Katanya sambil tertawa
“Ih..sembarangan.. aku nggak
sembaranga ya.. biarpun ikannya salmon sekalipun belum tentu aku maul ho!”
“Jadi kenapa kamu
mau?Tanyanya kembali sambil menyanggah kepalanya dengan tangan dan menatapku.
“Waktu pertama kali
melihatmu aku sudah suka dan makin mengenalmu aku makin jatuh cinta denganmu.
Meskipun aku sudah berusaha untuk tidak tergoda olehmu”. Aku nggak tahu apakah
benar atau salah dengan jatuh cinta denganmu dan menginginkanmu”Kataku sambil
memandang wajahnya yang cantik.
“Lalu menurutmu bagaiman
dengan kita? Apakah ini hanya cinta semalam atau bagaimana? Tanya kembali.
“Nia, aku tidak mempunyai
pasangan dan aku jatuh cinta kepadamu! Seharusnya aku yang bertanya kepadamu,
apakah aku masih boleh berharap denganmu?”
Kulihat ada keraguan diwajahnya. Aku tahu pasti berat buat dia kalau
harus mengambil keputusan. Mereka sudah hidup bersama, mendirikan organisasi
bersama. Mereka berdua terkenal sebagai pasangan aktivis perempuan dan lesbian.
mereka berdua seperti aktivis selebritis yang terkenal. Hampir semua orang
mengenal mereka berdua dan banyak lesbian muda yang mengidolakan mereka berdua.
Sehingga kalau mereka berdua putus hubungan pasti akan menjadi kehebohan dan
gossip di dunia aktivis.
“Sudah, nggak usah dijawab
dan dipikirkan ya! Kita jalani dan lihat aja nanti!”Kataku sambil mencium
keningnya.
Dan aku jadi teringat lagu Bryan
Adam I fanally found Someone
I finally found someone, that knocks me off my
feet
I finally found the one, that makes me feel complete
We started over coffee, we started out as friends
It’s funny how from simple things, the best things begin
I finally found the one, that makes me feel complete
We started over coffee, we started out as friends
It’s funny how from simple things, the best things begin
This time it’s different
It’s all because of you
It’s better than it’s ever been
‘Cause we can talk it through
It’s all because of you
It’s better than it’s ever been
‘Cause we can talk it through
Oohh, my favorite line was “Can I call you
sometime ?”
It’s all you had to say
To take my breath away
It’s all you had to say
To take my breath away
This is it, oh, I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one, to be with every night
‘Cause whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one, to be with every night
‘Cause whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone
Did I keep you waiting, I didn’t mind
I apologize, baby, that’s fine
I would wait forever
Just to know you were mine
You know I love your hair, are you sure it looks right ?
I love what you wear, isn’t it the time ?
You’re exceptional
I can’t wait for the rest of my life . . .
I apologize, baby, that’s fine
I would wait forever
Just to know you were mine
You know I love your hair, are you sure it looks right ?
I love what you wear, isn’t it the time ?
You’re exceptional
I can’t wait for the rest of my life . . .
This is it, oh, I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one, to be with every night
‘Cause whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone
Whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone
Someone to share my life
I finally found the one, to be with every night
‘Cause whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone
Whatever I do
It’s just got to be you
My life has just begun
I finally found someone
******
Jakarta 2002
Hubunganku dengan Kania sudah hampir satu tahun lebih dan kami lakukan
secara sembunyi-sembunyi. Meskipun aku sering merasa tersiksa dan merasa
bertentangan dengan nilai nilaiku. Tapi aku tidak pernah bisa menolak kehadiran
Kania. Bahkan aku telah memberikan dia kunci apartemenku sehingga dia bisa
datang kapan saja dia mau. Kalau Reza pergi keluar negeri ikut conference atau
pelatihan di luar kota, Kania pasti tinggal dirumahku. Kalau Kania ikut
conference di Luar negeri aku pasti akan ikut juga, apalagi sebagai penyandang
dana, aku biasanya juga diundang. Saat saat itulah yang paling membahagiakan
buat kami bedua. Biasanya aku akan mengajak Kania untuk extend beberapa hari
dan kami berdua mengunjungi tempat tempat yang menarik atau indah. kami
melakukan perjalanan yang romantic, jalan jalan berdua, bergandengan,
berpelukan tanpa takut ketahuan. Rasanya kalau seperti itu aku jadi malas
pulang dan rasanya ingin menculik dia aja.
Yang paling mengesalkanku adalah kalau ada pertemuan dimana Kania hadir
bersama dengan Reza. Reza selalu menunjukan kemesraannya dengan Kania dan aku
langsung jadi bad mood dan merasa tertusuk. Biasanya Kania yang menjadi salah
tingkah dan merasa bersalah. Kadang aku jadi merasa kesal dan ingin rasanya
menghentikan hubunganku dengan Kania. Tapi Kania selalu saja bisa meluluhkan
hatiku, tatapannya selalu saja membuat hatiku mencair dan lumer seketika.
Apalagi kalau harus melihat dia menangis, aku langsung seperti kena panic
attack dan memeluk dia erat erat seakan akan takut membuatnya terluka atau
bersedih. Tetapi malam ini Reza benar benar keterlaluan. Dengan gaya bercanda
dia menanyai diriku
“Kamu nggak cemburu
khan, Kania sama aku?
“Lho bukannya Kania
pasanganmu? Apa sudah bukan?Balasku juga dengan bercanda
Aku tahu dari Kania kalau Reza pernah bertanya, kenapa aku jadi dekat
dengan Kania. Bahkan dengan kasar dia berkata kepada Kania “Kamu nggak tidur dengan Priska untuk dapat uang khan?” ketika
Kania bercerita soal itu aku menjadi marah dan kesal dengan Reza. Aku memilih
pulang setelah bersosialisasi dengan yang lain. Aku tidak ingin menjadi emosi
dan kehilangan kendali. Kania tahu kalau aku sedang bad mood. Dia segera
menyusulku ketika melihatku keluar dari ruang pertemuan.
“Sayang, kamu mau
pulang? Kenapa kok buru buru?Tanyanya
“Nggak apa apa, aku sedang
kesal!”jawabku sambil berusaha menahan diri agar tidak melampiaskan kekesalanku
ke Kania.
“Kamu kesal sama aku
ya?Tanyanya dengan tatapan yang memelas dan bersalah.
“Sudahlah nggak apa apa kok
sayang! Kamu masuk aja gih!nanti ada yang curiga lho!Kataku yang tidak tega
membuat Kania merasa nggak enak.
“Kamu langsung pulang ya,
nanti aku menyusul habis ini” Katanya sambil langsung masuk kembali tanpa
menunggu jawabanku.
Aku pulang dengan mengendari mobilku. Aku masih saja memikirkan
hubunganku dengan Kania yang tidak jelas ini. Aku sangat mencintai dia dan aku
tahu dia juga mencintaiku. Kadang dia lebih memilih bersama aku daripada dengan
Reza. Aku seringkali merasa cemburu, apalagi kalau aku harus mengunjungi
organisasi mereka dan melihat foto foto mereka berdua. Kadang aku ingin menjauh
dari Kania dan membiarkan dia bersama Reza. Tetapi aku tidak pernah berhasil
menjauhi Kania. Aku juga selalu cemburu apabila aku mengkritik Reza dan Kania
selalu membelanya. Kata Kania, aku bukan
mau membelanya tetapi aku mencoba jujur dan mengatakan yang sebenarnya. Aku
juga merasa tidak berarti ketika dia sedang sakit, dan aku tidak bisa menemani
dia ke dokter atau merawatnya. Atau kalau aku lagi sakit dan dia tidak bisa
menemaniku karena tidak punya alasan untuk keluar atau menginap. Atau ketika
dia sedang ada masalah dan yang diajak berdiskusi Reza bukan aku, aku tahu
setelah semua selesai. Aku kadang juga merasa dia lebih mementingkan Reza
daripada aku, dia lebih mendahulukan kepentingan Reza daripada aku. Kalau aku
mengeluh selalu alasannya bagaimanapun
dia telah berelasi dengan Reza dan dia nggak ingin timbul masalah dengan Reza.
apalagi Reza orangnya sangat temperamen dan mudah sekali meledak.
Aku pernah bertanya dengan Kania, mau
sampai kapan hubungan kita ini? Aku juga ingin menunjukkan kepada dunia kalau
kamu pacarku, kekasihku dan aku mencintaimu. Aku tidak perlu takut takut dan
sembunyi sembunyi seperti ini.” Aku ingin mengajakmu makan malam yang romantic,
nonton tanpa perasaan takut diketahui orang” Aku ingin memelukmu atau
menggandengmu didepan umum tanpa merasa bersalah dan takut”. Aku juga ingin
merayakan Anniversary kita tanpa gangguan dan nggak sembunyi sembunyi. Waktu
itu Kania hanya diam dan menitikan airmata.
“Iya, aku memang tidak bisa
bersikap tegas!” “Kamu tahukan aku mencintaimu, sangat mencintaimu dan aku juga
ingin hidup bersamamu. Mewujudkan mimpi mimpi kita” tapi aku butuh waktu
sayang” aku tidak bisa begitu saja meninggalkan Reza”. “Kamu tahu Reza sangat
temperamen dan emosional, aku tidak ingin semuanya menjadi kacau dan apa yang
sudah aku bangun menjadi berantakan” aku juga tidak ingin kalau dia melakukan
sesuatu yang tidak baik ke kamu”.
“Sayang, kamu terlalu
berlebihan” aku bisa mencarikan dana kalau kamu mau mendirikan organisasi baru
yang lebih besar”. Aku bisa membantumu sayang”
“Ini bukan soal mendirikan
organisasi sayang!” tapi apa yang telah aku bangun dan rintis dari awal dan
sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya sayang!” sabar ya, sayang!” kamu tahu
khan aku mencintaimu dan juga menginginkanmu” Kamu jangan cemburu dengan Reza
ya”
Itu pembicaraan kami enam bulan yang lalu ketika hubungan kami sudah
satu tahun berjalan. Aku juga ingat bagaimana waktu itu aku ingin mengajaknya
merayakan anniversary kami tapi dia tiba tiba membatalkannya karena Reza sakit
dan minta ditemani. Rasa cemburuku, marahku, kesalku, kecewaku semuanya
berkumpul menjadi satu seakan menertawakan aku. Aku yang seharian telah cuti
dan memasak untuk merayakan makan malam yang romantic dan membeli sebotol wine,
bunga mawar merah. Semuanya harus selesai sebelum mulai dan rencanaku jadi
berantakan. Padahal aku ingin menghadiahkan dia sebuah kalung yang telah aku
beli beberapa hari sebelumnya. Tiba tiba dia sms bilang tidak bisa datang
karena Reza terkena muntahber dan dia sedang mengantarnya ke rumah sakit. Aku
nggak tahu harus bagaimana. Ketika dia menelpon aku hanya bilang “Iya nggak apa
apa!” tapi setelah itu aku menangis sendiri dan aku tidak tahu apa yang
kutangisi. Kania datang tiga hari kemudian dan ketika melihat mawar yang telah
mulai layu dimeja makan, dia merasa bersalah dan meminta maaf kepadaku. Dia
mengajakku merayakan anniversary kami yang batal tapi aku sudah kehilangan
gairah.
“Kita keluar makan
yuk? Kita makan steak dan minum wine”Ajaknya bersemangat
“Nggak usah nanti
ketahuan orang”Jawabku dengan ogah-ogahan.
“Sayang, kamu kok gitu sih!”
kamu kok jadi sinis””Aku tahu kamu marah! “Tapi aku harus bagaimana? Aku nggak
mungkin meninggalkan Reza yang sedang sakit dan butuh pertolongan” “Kamu berhak
kok marah sama aku”Kata Kania menunduk dengan wajah yang sedih dan merasa
bersalah. Aku jadi tidak tega melihatnya.
“Sudahlah nggak usah dipikirkan”Kataku
sambil memeluk dia dan menciumnya. Aku tahu kalau aku sangat mencintainya dan
tidak pernah bisa melihat dia sedih atau merasa bersalah. “Aku punya hadiah
buat kamu”Kataku sambil berdiri dan mengambil kalung dari dalam lemari.
Aku membeli kalung yang seperti film meteor garden dengan berlian dan
ada bintang ditengahnya. Aku mengenakan ke lehernya dan mencium tengkuknya. Dia
melihat gandulnya dan berdiri di depan kaca melihat kalung yang dipakai.
“Sayang, ini khan
mahal!” kamu kok selalu beliin aku yang mahal mahal sih sayang”
“Karena aku ingin memberikan
yang terbaik buat kamu sayang” Happy Anniversary ya” semoga cinta kita abadi
selamanya”Kataku sambil memeluk dia dari belakang dan mencium pipinya.
“Happy Annyversarry sayang”
Semoga kita bisa bersama sampai tua”
******
Beberapa bulan ini aku sering memikirkan hubunganku dengan Kania. Aku
tahu, aku tidak bisa menghentikan perasaanku kepada Kania. Cintaku semakin lama
semakin kuat dan aku semakin egoist ingin menguasainya, ingin memilikinya tanpa
harus berbagi dengan Reza. Aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa cemburuku
yang makin lama makin besar dan makin sering datangnya. Aku tahu sikapku kadang
membuat Kania menjadi serba salah dan menyulitkan dia. Aku kadang merasa
kasihan dengan Kania yang harus membagi dirinya antara aku dengan Reza. Aku
kadang tidak tega melihat dia kecapekan harus kesana kemari demi aku. Atau
kadang dia bingung harus memilih atau mendahulukan siapa antara aku dan Reza.
dan biasanya aku pasti yang mengalah dan mengatakan bagaimanapun dia pasanganmu sedangkan aku hanya kekasih gelapmu.
Tetapi aku tidak tega mengeluarkan kata kata itu dan tidak ingin Kania terluka.
Aku hanya bilang aku nggak apa apa dan
baik baik saja, kamu dahulukan Reza aja.
Aku sudah memutuskan untuk mengambil pekerjaan atau post di India. Aku
ingin memberikan waktu buat Kania dan diriku sendiri untuk melihat lebih jelas
perasaan kita dan hubungan kita. Meskipun dengan resiko aku akan kehilangan
Kania selamanya. Aku tidak tahu bagaimana menyampaikan hal ini ke Kania.
Waktunya semakin dekat, satu bulan lagi aku harus sudah berada di India. Aku
menunggu Kania dengan gelisah. Mulai memikir kata kata yang tepat untuk
kusampaikan. Bagaimanapun aku tidak ingin menyakitinya. Aku ingin memeberikan
kebebasan dia untuk memilih dan bersikap. Mungkin dengan aku tidak ada disini
dia akan lebih mudah untuk bersikap dan aku tidak perlu membuat dia merasa
bersalah atau bersedih karena aku. Aku mendengar pintu apartemenku dibuka,
Kania telah datang.
“Aku dikamar sayang”Teriakku
dari dalam.
Kudengar dia mengambil gelas dan minum. Lalu kudengar langkahnya
memasuki kamar.
“Kamu kenapa sayang?Tanyanya
sambil duduk dipinggir ranjang.
Aku hanya menggelengkan kepalaku
dan tersenyum kepadanya. Aku menyuruh Kania duduk disampingku dan aku langsung
memeluknya. Aku menciumnya dengan lembut dan lama seakan akan ini adalah
ciumanku yang terakhir.
“Kamu kenapa sih
sayang?”Tanya dengan pandangan curiga.
Aku sekali lagi menggelengkan kepalaku dan menatap setiap jengkal
wajahnya dan berusaha merekam dalam ingatanku seakan akan kuatir aku akan
melupakannya.
“Sayang, aku akan pindah ke
India bulan depan!”Kataku dengan memandang wajahnya.
“Berapa lama kamu akan
disana? Tanyanya masih tidak sadar dengan perkataanku yang dikira hanya
bertugas beberapa hari seperti biasanya.
“Sayang, aku akan pindah ke
India Sayang dan aku nggak tahu berapa lama”Kataku dan kulihat perubahan di
wajahnya.
Matanya yang bening tiba tiba berkaca kaca, dia berusaha menyembunyikan
airmatanya.
“Apakah kamu ingin meninggalkanku?Tanya
langsung seperti biasa tanpa muter muter.
“Sayang, kamu tahu khan aku
sangat mencintaimu melebihi apapun bahkan melebihi cintaku kepada diriku
sendiri”Kataku sambil mencium kedua tangannya.
“Aku nggak bisa berpisah
darimu sayang, meskipun aku juga tidak bisa sepenuhnya bersamamu”Ujar Kania
dengan lirih dan menangis.
Aku langsung memeluknya dan membiarkan dia menangis dalam pelukkanku. Kubelai
rambutnya dengan lembut. Akupun tidak dapat menahan airmataku. Hatiku terasa
sakit dan tersayat merasakan kesedihan Kania.
“Aku akan menjaga cintaku
hanya untukmu sayang dan aku akan kembali suatu hari hanya untukmu, mewujudkan
cinta kita, impian kita. “Apakah kamu percaya dengan cinta kita sayang?” Apakah
kamu percaya kalau suatu hari kita akan bersama? Apakah kamu mau sayang
mewujudkan cinta kita?”
Dia hanya mengangguk dan masih saja menangis. Yang membuatku semakin
teriris dan menangis. Apakah ini namanya
cinta dengan meninggalkannya dalam keadaan sedih seperti ini. Apakah ini yang
dinamakan cinta dengan tidak ada disampingnya? Aku memeluknya semakin erat
ingin meluburkan semua rasa dihatiku. Kenapa
aku harus meninggalkan dia? Apakah ini bentuk keegoisanku? Apakah aku ingin
menghukum dia? Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud seperti ini. Aku
hanya tidak tahan menahan rasa ini sayang. Menahan rasa cemburuku dan
keinginanku untuk memilikimu tanpa harus bersaing dan berbagi dengan Reza.
“Apakah kita akan saling
mengunjungi sayang?Tanya Kania di tengah isak tangisnya.
Aku menggelengkan kepalaku dengan pelan. Kaniapun makin kencang
menangisnya. Akupun menangis bersama Kania dan memeluknya erat erat.
“Kenapa kamu ingin
meninggalkan aku sayang? Kenapa kamu ingin mengakhiri hubungan kita
sayang?Tanya Kania dengan menangis terseduh seduh.
“Hubungan kita tidak akan
pernah berakhir sayang, sebab cinta itu akan selalu ada dihati kita” Aku tidak
akan meninggalkanmu sayang, kemanapun kamu pergi dan merindukankan aku, carilah
dihatimu. Kamu akan menemukan cinta itu. begitu juga dengan aku. Aku akan
memelihara cinta kita baik baik dan aku pasti kembali mencarimu dan mewujudkan
cinta kita.”
“Kenapa seperti ini sayang?
Aku tidak ingin kamu tinggalkan sayang? Apakah kamu mau aku meninggalkan Reza
sekarang?Tanyanya masih dengan menangis.
“Tidak sayang, aku tidak
ingin seperti itu. aku tahu kamu butuh waktu untuk bisa memutuskan Reza. Aku
tidak ingin Reza berfikir kamu memtuskan dia karena aku. Meskipun hubungan
kalian sudah tidak baik tapi aku ingin kalian putus dengan baik baik.”Kataku
berusaha menenangkan Kania.
“Bagaimana kalau ternyata
aku tidak pernah bisa memutuskan Reza sampai waktunya tiba? Tanya Kania lagi.
“Aku akan menunggumu sampai
kapanpun dan cinta ini hanya untukmu sayang sampai kapanpun, sampai aku tidak
bernyawa lagi. Itu janjiku kepadamu sayang”Jawabku sambil menangis dan
memeluknya erat erat.
“Aku masih ingin merasakan
cintamu, perhatianmu, aku masih ingin bercinta denganmu, aku takut kehilangan
kamu sayang!”Aku nggak bisa kehilangan kamu, aku takut harus berpisah denganmu
sayang”
“Kania, kekasihku kamu tidak
akan pernah kehilangan aku, aku tidak akan bisa membunuh cintaku ke kamu.
Cintaku selamanya akan menjadi milikmu”
“Bagaimana kalau aku
melupakanmu, bagaimana kalau aku lupa rasanya kamu cintai, bagaimana kalau aku
melupakan wajahmu, lupa bagaimana rasanya bercinta denganmu dan bagaimana kalau
aku nanti jatuh cinta dengan orang lain selama kamu tidak ada”
Kupeluk Kania erat erat sambil menangis dan betapa aku takut kehilangan
dirinya, takut kehilangan cintanya, takut dia akan melupakanku, melupakan mimpi
mimpi kita berdua.
“Kalau itu terjadi, berarti
aku belum beruntung untuk memilikimu dan aku akan tetap menyimpan cinta itu baik baik”.
Ya, Tuhan apa yang telah aku
lakukan. Apakah tindakanku ini benar? Aku merasakan kebimbangan dan kegalauanku. Kania makin
mencucurkan air matanya mendengar jawabanku.
Kuhapus airmata Kania, kuciumi wajahnya, kubelai wajahnya dengan lembut
dan penuh cinta. Kucium bibirnya dengan lembut, aku ingin menikmati bibirnya
dan mengingatnya baik baik setiap moment ciuman ini. kuciumi setiap jengkal
lekuk tubuhnya, aku tidak ingin melupakan setiap tanda yang ada ditubuhnya. Aku
ingin mengingatnya baik baik. Kami bercinta bagaikan besok kiamat. Kami saling mencumbu, percintaan yang
lembut berubah menjadi percintaan yang liar, kami saling memuaskan dan seakan
berlomba untuk memberikan kenikmatan, menikmati orgasme yang tak berkesudahan.
Seakan akan waktu kami akan habis dan inilah akhir dari sebuah percintaan.
Sampai akhirnya kami sama sama kelelahan. Dia tertidur dalam pelukkanku. Aku
membiarkannya tertidur dan menikmati alunan dengkurnya yang lembut.
*****
India 2004
Ini memasuki tahun kedua aku di India dan tahun yang berat buatku.
Setiap hari aku selalu merindukan Kania. Rindu yang hampir membuatku seperti
orang gila. Aku seperti selalu melihat wajah Kania dimana mana. Banyak sekali
perempuan India yang mirip dengan kekasihku. Ingin rasanya aku kembali ke
Indonesia dan menemui Kania. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku menyakiti diriku
sendiri. Aku tahu Kania pasti juga terluka dan menderita akan keputusanku ini.
dia mengatakan aku tidak masuk akal dengan melarangnya untuk kontak dengan aku.
Aku masih ingat kata-katanya.
“Kenapa aku tidak boleh
email atau menghubungi kamu sayang? Apakah memang ini caramu untuk mencampakan
aku? Apakah ini yang kamu namakan cinta? Apakah kamu memang ingin sengaja
menyakiti aku?
Kania yang tidak pernah marah dan selalu diam, tiba tiba menjadi kesal
dengan aku dan keputusanku itu.
“Sayang kalau kita masih
berhubungan, kamu tidak akan bisa berpikir jernih, kamu tidak akan pernah tahu
kamu benar benar mencintaiku atau aku cuma pelarianmu”Jawabku berusaha
menenangkan hati Kania.
“Jadi kamu tidak percaya
kalau aku mencintaimu, kamu tidak percaya kalau cintaku tulus buatmu?”
Aku melihat tatap kecewa dimata Kania dan tatapan mata terluka karena
merasa diragukan cintanya.
“Bukan seperti itu sayang”
Aku Cuma ingin meyakinkan diriku sendiri bahwa kamu memang benar mencintaiku
bukan karena kamu sedang ada masalah dengan Reza” Akhirnya kata kata itu yang keluar
dari mulutku.
“Kamu pernah berjanji tidak
akan meninggalkanku, kamu berjanji akan membahagiakanku” apakah seperti ini
caramu membahagiankanku” Apakah kamu tahu kalau kamu sudah melukai aku?
“Maafkan aku sayang, aku
tidak bermaksud seperti ini. aku akan kembali sayang”
“Bagaimana kamu akan
menemukanku kalau kita tidak pernah behubungan dan saling mengetahui satu sama
lain? Semoga kalau kamu datang nanti aku masih ada?’
“Jangan bicara seperti itu
sayang” “Please, aku minta pengertianmu” Bukan kamu aja yang merasakan sakit
ini sayang” aku juga merasakan apa yang kamu rasakan” Kataku sambil menitikan
air mata dan menunduk. Melihatku menangis Kania memelukku.
“Maafkan aku sayang, aku
sedang sedih dan marah”Kata Kania yang juga menangis.
Di India aku bekerja dua kali lebih keras daripada biasanya. Aku datang
ke kantor pagi pagi dan pulang malam sehingga tidak ada waktu buatku untuk
memikirkan Kania atau merasakan kerinduan. Aku membuat diriku secapek mungkin
sehingga pulang langsung tidur. Secapek dan sekeras apapun aku bekerja tetap
saja aku mengingat Kania. Setiap kali bangun tidur aku selalu ingin sms dia
seperti yang biasa aku lakukan. Atau setiap malam ingin rasanya ngobrol lewat
YM seperti yang biasa kami lakukan. Yang paling berat adalah sabtu dan minggu atau
ketika hari libur. Aku memndadak selalu sakit kepala setiap hari sabtu dan
minggu. Apapun yang kulihat selalu terhubung dengan Kania, tidak hanya apa yang
kulihat bahkan ketika aku jajan food street aku pun akan teringat dia. Aku
selalu berpikir apa kira kira Kania akan suka dengan apa yang ku makan. Aku
sering merindukan makan bersama atau masak bersama seperti yang biasa kami
lakukan. Kadang kalau melihat sesuatu rasanya ingin segera sms ke dia dan
bercerita. Kadang kalau aku mengunjungi suatu tempat berpikir suatu hari untuk
mengajak Kania ke tempat tersebut. Atau menngajak Kania untuk makan direstoran
favoritku di India. Semakin banyak yang kulihat semakin ada kerinduan terhadap
Kania. Rindu berbagi hal hal yang indah seperti biasanya. Rindu menceritakan
kejadian kejadian menarik yang kulihat selama di India. Semua itu semakin
membuatku menderita, berat badanku jadi turun beberapa kilo.
Untuk menghilangkan kegelisahan aku ikut kelas Yoga setiap sabtu dan
minggu, untuk menenangkan diriku dari rasa rindu yang mendera. Kalau libur
panjang aku menggunakan waktuku untuk mengunjungi tempat tempat yang menarik.
Dan ketika mengunjungi Taj Mahal, aku jadi ingin membangun rumah buat Kania. Rumah
impian kami berdua, rumah yang terbuat dari kayu dan batu kali. Kania ingin
memiliki rumah di daerah bandungan Semarang. Aku masih ingat bagaimana dia
menggambarkan rumah kita. Dia ingin ada ruangan baca atau perpustakaannya yang
bisa juga dibuat nonton, ada home theather dengan model lesehan, pake karpet
dan bantal besar. Semua ruangan dikelilingi dengan rak buku warna coklat
maghony. Dia juga minta ranjangnya yang
pendek dan menempel dilantai. Lantainya dia minta semua menggunakan kayu.
Dapurnya dapur kering yang bisa makan didapur dan luas. Dia juga minta halamannya
yang luas ada kolam ikan dan gasebonya atau pondok yang bisa dibuat santai,
makan atau apa aja. banyak tanamannya.
Tiba tiba aku menjadi semangat untuk membangun rumah. Begitu sampai tempat
tinggalku aku langsung email kakakku yang tinggal di jogja untuk mencarikan
tanah di daerah bandungan. Aku juga melihat tabunganku dan mulai berhitung
berapa uang yang aku punyai dan berapa yang ingin kuhabiskan untuk rumah kita.
Aku mulai mencari cari gambar rumah yang kira kira cocok dengan keinginan
Kania. Aku ingin itu akan mejadi hadiah buat cinta kita berdua. Aku akan member
nama rumah itu dengan nama Kania. Seadainya dia jalan jalan ke daerah sana dia
akan mengenalinya dan tahu. Aku benar benar bersemangat dengan ide membangun
rumah ini. Nanti kalau libur natal ini aku bisa pulang ke Indonesia dan mulai
perencanaan pembangunannya. Aku kemarin melihat banyak karpet cantik disini.
Aku bisa membelinya dan aku bawa pulang. Rasa sedih dan rindu yang selama ini
mendera diriku berubah menjadi rasa semangat dan senang. Semangat untuk
mewujudkan cita cita Kania memiliki rumah di sana. Hidupku mulai kembali cerah.
Semua tenaga dan pikiranku kucurahkan untuk mewujudkan mimpi indah itu.
******
Namimbia – Afrika 2006
Kali ini aku dipindahkan atau diminta menangani post di Namimbia.
Semakin jauh aku dari rumah dan Kaniaku. Sudah empat tahun aku berpisah dengan
Kania dan aku masih saja memelihara rasa cintaku, tetap memutar kenangan demi
kenangan dengan Kania. Aku kadang merasa seperti orang gila yang tersenyum
sendiri, sedih sendiri bila mengingat Kania. Tetapi aku sudah tidak menangis
lagi bila ingat Kania seperti ketika di India. Teman temanku di India berusaha
mencarikanku pasangan tetapi tidak satupun yang dapat menggugah perasaanku.
Cinta Kania terlalu kuat buatku. Meskipun banyak yang ingin menjadi pasanganku
tetapi entah kenapa aku tidak pernah berminat sedikitpun. Kata temanku yang
gay, aku telah menyianyiakan pemberiaan Tuhan. Wajahku yang cakep dan keren,
tubuhku yang atletis dan otakku yang cerdas kenapa hatiku membeku dan sedingin
es terhadap perempuan. Katanya aku menunggu sesuatu yang tidak jelas wujudnya,
bahkan dikira aku aseksual. Aku hanya pengen ketawa mendengar semua itu.
rasanya ingin menceritakan ini semua kepada Kania. “Tahu nggak sayang aku dikatain hatiku membeku seperti es, mereka nggak
tahu kalau hatiku sudah kamu miliki” katanya
aku sudah membuat patah hati para perempuan di India.
Kepergianku dari Indiapun ditangisi oleh beberapa penggemar. Pasti kamu
akan menertawakan aku yang sok narsis dan sok banyak penggemar seperti yang
biasa kamu katakan. Kamu pasti akan mengatakan aku sok kecakepan. Kalau
dibandingkan Reza, aku tahu kalau aku lebih cakep dan lebih segalanya tapi kamu
tetap tidak bisa melepaskan dia dan memilih aku. Seandainya kita bertemu dari
dulu tentu kita berdua tidak akan sengsara seperti ini sayang. Aku akan
membahagiakanmu sayang dan kita berdua akan menjadi pasangan yang paling
bahagia. Bagaimana kabarmu sayang? Apakah
kamu masih mencintaiku? Apakah masih ada aku dihatimu. Apakah kamu masih
bersama Reza sayang? Tiba tiba aku merasakan sakit didada, sakit yang
selalu aku rasakan karena rindu yang tak tertahankan. Aku memandangi fotoku
bersama Kania ketika kami sedang di Rio. Apakah wajahmu masih sama sayang,
wajah yang selalu membuatku terpesona dan tidak bisa mengalihkan pandanganku ke
dia. Wajah yang selalu membuat perasaanku bergetar dan selalu ingin menciumnya.
Aku percaya kita akan bertemu sayang, menyatukan cinta kita yang tertunda.
Rumah kita masih belum sepenuhnya jadi. Ternyata mencari tanah yang tepat dan
membelinya tidak semudah yang aku bayangkan. Butuh waktu satu tahun untuk
mendapatkannya. Begitupula membangun rumah dengan model kabin, karena harus
memilih kayu yang benar benar bagus dan membangunnya step by step.Bahkan ada
beberapa yang harus dibongkar karena tidak sesuai dengan keinginanku. Aku ingin
rumahku denga Kania harus terang dan terasa adem bila kita didalamnya. Aku
membayangkan wajah Kania kalau dia melihat rumah itu, aku yakin dia pasti akan
terharu, melihat rumah impian kami berdua. Aku berencana memasang foto kita
berdua dengan ukuran yang sangat besar di ruang tamu dan juga beberapa foto
hasil jepretan Kania. Aku juga akan memasang papan nama yang klasik di depan
rumah dengan nama Kania. aku juga akan memindahkan barang barangku bersama
Kania ketika kami bersama di Jakarta.
Bagaimana ya reaksinya Kania kalau melihat itu semua? Apakah dia akan
tersentuh dan terharu? Atau dia sudah tidak merasa apa apa lagi. Semoga kamu
masih mencintaiku dan menginginkanku sayang. Semoga masih ada cinta yang
tersisa buatku. Semoga kamu masih ingin bersama menghabiskan hari tua
bersamaku. O..sayangku masih saja aku
mencintaimu dan cintaku masih saja sama seperti bertahun yang lalu. Belum pernah aku merasakan
cinta yang seperti ini. Kamu memang bukan kekasihku yang pertama tetapi kamulah
yang pertama yang bisa membuat hatiku berantakan, yang bisa mebuatku
terkangen-kangen. Aku jadi ingat katamu ketika menggodaku “Bener nih.. kamu baru bener jatuh cinta sama aku? Bukannya dulu banyak
pacarnya?” Nggak percaya aku?” Emang itu senjatanya ya buat naklukin cewek?”
Aku hanya tertawa dan jadi gemas dengan gayamu yang nakal dan bandel.
Kenapa semua tersa seperti baru kemarin dan masih kuat ingatan itu. Ingatan
ketika bersama melalui hari hari bersamamu.
Kondisiku sudah lumayan tenang dan tidak semerana waktu di India.
Apalagi di Afrika jarang orang yang mirip dengan Kania. Cuma kadang kalau aku melakukan
safari aku jadi merasa kehilangan Kania. Karena aku ingin dia melihat
pemandangan yang indah dan luar biasa. Aku percaya pasti Kania senang memotret
pemadangan yang indah ini. Melihat sunset
diatas bukit bebatuan yang begitu indah, membuatku meneteskan air mata. Ingat Kania
yang selalu menyebutku sebagai Mataharinya. Ingin rasanya duduk bersama dia,
memeluknya dan melihat matahari terbenam bersama. Itulah saat saat dimana aku
merindukannya dalam kesendirianku. Aku selalu mebayangkan dia berada disisiku
menatap matahari terbenam bersama seperti yang pernah kami lakukan di Rio atau
di Kuta bali. Melihat wajahnya dari samping yang serius atau melihat dia sedang
membidikan kameranya atau memfoto wajahku yang terkena sinar matahari. Dia
selalu senang menjadikan aku objek fotonya. Kadang dalam keadaan telanjangpun
aku difotonya atau apapun ketika aku mengerjakan sesuatu dia suka memotret aku.
Kadang dia memotret aku pake hapenya dan dia sendiri tidak suka atau nggak mau
kalau aku foto.
******
Ambarawa Januari 2012
Hari ni aku menjadi fasilitator untuk organisasi buruh di Ambarawa. Aku
tidak tahu kenapa kota ini selalu mengingatkanku pada Priska. Mungkin karena
dulu kami sering memimpikan mempunyai rumah disini. Priska, Matahariku, apakah masih ada aku dihatimu? Sejak kepergian
Priska ke India hatiku jadi hampa. Aku memang sekarang sudah tidak bersama
dengan Reza tetapi aku juga tidak tahu dimana Priska berada. Aku tidak punya
keberanian untuk bertanya dengan teman teman Priska. Pernah secara tidak
sengaja aku bertanya dan mereka mengatakan kalau sekrang Priska berada di
Afrika tapi ada yang mengatakan dia di Mexico. Aku ingin bertanya ke kakaknya
tapi aku tidak cukup punya keberanian karena aku tahu dia cukup dekat dengan
kakaknya dan tahu kepergian dia ke India karena aku. Sejak Priska pergi, aku
jadi sering uring-uringan dengan Reza. aku jadi cuek dan tidak terlalu peduli
dengan dia. Tenaga dan pikiranku kucurahkan kepada pekerjaan. Bahkan aku
menerima beberapa pekerjaan menjadi konsultan beberapa organisasi. Aku seperti
manusia yang tanpa hati. Aku tidak bisa lagi mencintai Reza, perasaanku seakan
akan dibawah pergi oleh Priska.
Aku jadi sering bertengkar dengan Reza setelah kepergian Priska.Kalau
dulu bertengkar dengan Reza aku selalu menangis, kini aku sama sekali tidak
merasakan sesuatu, hatiku benar benar menjadi dingin. Aku jadi cenderung
gampang marah ke dia seakan akan menumpahkan semua kekesalanku dan kemarahanku kepada
dia. Meskipun aku sadar bahwa ini bukan salah dia, tetapi salahku sendiri yang
tidak pernah bisa tegas terhadap hubungan kami. Ketika aku mendengar dia ada
affair dengan anak L lain, aku juga tidak peduli bahkan ada perasaan senang dan
berharap dia segera memutuskan aku. Kadang aku marah kepada diriku sendiri
karena tidak punya keberanian untuk memutuskan hubunganku dengan Reza. Padahal
aku secara ekonomi aku tidak tergantung dengan dia. Tetapi aku bersyukur
akhirnya aku bisa bebas, kami akhirnya berpisah secara baik baik. Kantor yang
juga menjadi tempat tinggal kami berdua, sekarang sepenuhnya menjadi kantor.
Reza tinggal bersama pacar barunya yang juga aktifis dan hubungan kamu menjadi
lebih baik. Aku sendiri memilih kontrak rumah ramai ramai bdengan beberapa
teman aktifis perempuan. Tiba tiba bebanku seakan lepas dan hidupku menjadi lebih
ringan dan menyenangkan. Ingin rasanya waktu itu aku memberitahu Priska kalau
aku sudah putus dengan Reza. Sudah lima tahun aku melalui hidup seorang diri sendiri
tanpa kekasihku yang entah dimana dan sangat kurindukan, rindu akan cintanya,
rindu akan kasih sayang, rindu tatapannya yang penuh cinta, rindu belaiannya,
rindu percintaan kita yang menggila.
Bahkan aku berusaha mencarinya di Facebook tetapi aku tidak bisa menemukannya.
Aku yakin sekali kalau aku akan bertemu dengannya dan dia akan kembali
kepadaku. Ini sudah tahun 2012 seharusnya dia kembali seperti katanya. Priska
tidak pernah ingkar janji kepadaku. Sebentar lagi adalah anniversary kita dan
aku ingin merayakannya dan bersamanya untuk selamanya.
“Niaaa… Kamu
dimana?teriak Vivi dari luar kamar.
“Disini vi…”Jawabku
dari dalam sambil bersiap keruang pelatihan.
“Nia, aku tadi jalan keatas
ada rumah dengan nama Kania lho! Dan rumahnya keren model kabin gitu!Cerita
vivi sambil berjalan disebelahku menuju ruang meeting.
Aku jadi deg deg an mendengar cerita vivi. Ah, nggak mungkin kataku dalam hati. Nggak mungkin Priska
membangun rumah disini meskipun nama dan modelnya sama seperti yang aku
inginkan. Tetapi ada keinginan melihat sendiri rumah yang diceritakan vivi
kepadaku. Mungkin besok aku akan kesana dan melihatnya sendiri. Sekarang aku
harus konsentrasi memberikan materi pelatihan dan tidak memikirkan yang
lainnya.
Hari ini sudah selesai pelatihan yang selama tiga hari. Aku berjalan
sendiri menyusuri jalan menuju rumah yang diceritakan Vivi. Begitu melihat
rumah itu aku jadi bergetar. Ada namaku diatas rumah, ada bunga matahari dan
dikelilingi bunga lainnya. Aku berusaha masuk kehalaman rumah yang luas. Kulihat disana ada seorang pria
yang sedang menyiangi rumput liar diantara bunga bunga.
“Assalamulaikum!Sapaku.
“Walaikumsalam!Sahut bapak
itu berdiri dan menoleh melihat yang menyapa.
Ketika dia melihat wajahku seakan-akan terkejut sehingga aritnya
terjatuh. Dia menunjuk diriku dambil melongo. Aku yang melihat heran dan
menoleh kebelakangku, siapa tahu ada orang lain dibelakangku. Aku mendadak jadi
takut kalau dia melihat hantu, tapi ini pagi hari jadi nggak mungkin ada hantu.
“kenapa pak?Tanyaku penuh
heran.
“Maaf mbak! Saya seperti
melihat wajah mbak di dalam!” Apa mbak namanya mbak Kania?”Tanyanya sambil
mengelap tangannya dan mengulurkan tangannya.
“Kok bapak tahu?Tanyaku semakin heran dan
curiga.
“Mari mbak masuk kedalam
aja”Ajaknya sambil berjalan didepanku dan menaiki tangga rumah.
Dia membuka pintu rumah dan menyuruhku masuk kedalam. Aku melepas
sepatuku karena kulihat lantai kayunya yang mengkilap terawat dengan baik. Aku nyaris jatuh karena kaget melihat foto
yang terpasang diruang tamu. Foto hitam putih yang berukuran sangat besar dan
hampir memenuhi dinding kayu. Fotoku bersama Priska, foto yang paling aku
sukai. Tiba-tiba aku ingin menangis ketika aku melihat sekeliling ruangan
ternyata semua adalah barang barangku yang dulu kami beli bersama dan berada di
apartemen Priska. Aku duduk disofa, kupegang gandul kalung pemberian Priska dan
menangis sesenggukan, ada kerinduan yang menusuk terhadap Prsika. O,Sayangku.. kamu selalu saja memberikan
kejutan buatku” tetapi ini adalah kejutan yang paling indah yang pernah aku
rasakan setelah sepuluh tahun kita terpisah. Tetapi dirumah ini aku seperti
menemukan kembali cinta kita. Bapak tadi keluar membawakan minuman buatku
diikuti seorang perempuan dibelakangnya. Aku buru buru menghapus airmataku.
“Kenalkan mbak saya pak min
dan ini isteri saya, rahma”Kata pak min memperkenalkan diri. “Kami berdua yang
menjaga dan merawat rumah ini”. “Mbak Priska pernah memberitahu kalau ada tamu
yang wajahnya mirip di foto ini dan bernama Kania, saya disuruh mengantarnya
keliling rumah, yang katanya ini juga rumah embak”
Aku kembali menangis terharu, rasanya ingin memeluk Priska dan
mengatakan betapa aku bahagia dengan ini semua. Rasanya penantianku tidak sia
sia dan keinginanku untuk bersamanya akan segera terwujud. Aku mengusap mataku
dengan saputanganku. Pak min dan bu rahma masih berdiri didepanku. Aku segera
berdiri dan mengikuti pak min. aku melihat dapur kering yang luas dengan meja
makan ditengah tengahnya. Rumah ini kelihatan terang dan cahaya matahari masuk
kedalam rumah. Aku menaiki tangga menuju ruang atas. Diruang atas terdapat
ruangan yang dikelilingi rak buku dan home theater. Di depan home theater
terdapat karpet dan bantal bantal besar. Disudut ada dua meja belajar dan
seperangkat computer Mac diatasnya. Lalu kemabli aku melihat foto foto kita
berdua juga foto pemandangan hasil jepretanku. Diseberang ruangan terdapat
ruang tidur dengan model ranjang yang pendek menempel dengan lantai. Dari kamar
ini aku dapat melihat pemandangan gunung dan pohon pohon cemara didepan. Aku
buka curtain berwarna putih dan ternyata ada teras didepan kamar dan ada dua
kursi didepan. Lalu aku lihat dibawah ada kolam ikan koi yang cukup besar
dengan gazebo didekatnya. Kulihat dikolam banyak sekali bunga teratai yang
sedang berbunga.
Dadaku rasanya sesak penuh kebahagian menyaksikan ini semua. Aku
rasanya seperti tidak percaya dengan apa yang kulihat dan kusentuh ini. Aku
berusaha menepuk pipiku takut ini hanya mimpiku karena aku terlalu merindukan
Priska. Aku mencoba mencubit lenganku dan aku merasakan sakit. Ternyata aku
tidak sedang bermimpi dengan ini semua. Rupanya pak min sudah turun dari tadi,
aku masih berkeliling dan melihat kamar mandi yang ternyata menggunakan bathup
yang besar model jaccuzi. Aku jadi tertawa melihatnya dan teringat bagaimana
kita pernah bercinta di bath up samapai dia masuk angin karena kelamaan. Makasihku sayang, kamu telah mewujudkan
impianku. Kulihat sudah hampir jam 12 siang, ini waktunya aku kembali
kepenginapan. Aku turun menuju ruang bawah, dan kulihat si mbak sedang berada
di dapur.
“Mbak Kania makan dulu aja
ya” saya akan menyiapkan makannya dulu” kata mbak rahma.
“Wah, mbak, saya harus
kembali kepenginapan dan akan kembali ke Jakarta”Jawabku
“Tapi mbak, besok mbak
Priska akan datang kesini” apa mbak nggak nginep aja nunggu mbak Priska?Kata
mbak rahma dengan logat jawanya.
Seketika jantungku berdetak dua kali lebih keras dari biasanya, badanku
mendadak jadi panas. Aku seperti menerima berita yang mengkaget yang seakan
tidak pernah kudengar. Aku jadi grogi dan seperti orang linglung. Kekasihku
yang selama ini aku tunggu dengan harap cemas akan datang. Aku berusaha
menguasai diri dan berpikir cepat. Aku tidak boleh menyianyiakan kesempatan
untuk bersatu kembali dengan kekasihku. Aku sudah membuang waktu selama 10
tahun dengan sia sia karena kebodohanku sendiri. Kini saatnya aku menebus
ketinggalanku bersama dia yang telah lama sekali.
“Kalau gitu saya akan
mengambil barang saya di hotel di bawah dulu mbak”
“Biar pak min ikut aja
mbak bantu bawa koper”
“Nggak usah mbak,
bawaan saya tidak banyak kok”kataku. Aku rasanya ingin segera berlari ke hotel
tempatku menginap dan mengambil semua barangku dan kembali. Aku segera keluar
dari rumahku. Mmmh rumahku aku jadi
senyum senyum sendiri, ingin rasanya jalan sambil loncat loncat karena bahagia.
Ketika aku masuk komplek penginapan kulihat vivi sudah bersiap untuk
check out begitu juga dengan teman teman yang lain. ada juga yang masih diruang
makan. Vivi segera mengahmpiriku.
“Kemana aja sih, dari tadi
di telp nggak diangkat? “Gue tinggal tahu rasa loe”Katanya sambil memeberikan
kuci kamar.
“Sabar atuh neng!” aku
memang akan tinggal jadi kamu pulang aja sama teman teman yang lain ya”Jawabku
sambil tersenyum.
“Lho, emang kamu mau ngapain
kok tinggal disini?Tanyanya heran sambil menemaniku kembali kekamar.
“ada deh!Kataku sambil
senyum senyum dan membuat Vivi makin penasaran.
“Kamu habis ketemu
siapa tadi? Tanyanya dengan penasaran.
“Minggu depan, aku janji
akan cerita ke kamu” Jawabku sambil membereskan barangku dan memasukannya dalam
tasku. “Sekarang aku harus menyelesaikan masalahku yang tertunda lama dan kamu
doakan aku ya semoga semua lancar”
“Seriusya masalahnya?
Tapi kalo serius kamu kok kelihatan Happy gitu?
“Iya ini memang serius
karena menyangkut masa depanku dengan seseorang”
“Siapa? Pacar baru? Kok kamu
nggak pernah cerita?Tanyanya sambil tetap mengawasiku beres bers.
“Bukan pacar baru, pacar
lama yang hilang dan kembali hahahaha!”Kataku dengan riang.
“Reza? kamu clbk
dengan reza?Tanyanya penuh selidik.
“Ihh, nggak lah.. ada
deh! Nanti aja aku kasih tahu”
“Priska? Tanyanya hati
hati. Aku menghentikan kegiatanku dan memandang Vivi.
“Kok kamu bisa bilang
Prsika? Tanyaku dan melanjutkan kegiatanku.
“Berarti benar ya” aku dulu pernah
mendengar kalau dia pergi dari Indonesia karena kamu” Aku juga pernah dengar
katanya Reza pernah mendatangi Priska”
Kali ini aku benar benar menghentikan kegiatanku dan menatap Vivi.
“Kata siapa?Tanyaku.
apakah itu yang menyebabkan Priska pergi dariku kenapa dia tidak pernah
menceritakan hal ini.
“Gosip ini beredar diantara
teman teman aktifis, dan waktu itu kamupun kelihatan sedih dan murung” tapi
tidak ada satupun yang berani bertanya ke kamu termasuk aku!”
Aku tidak ingin memberikan komentar apapun karena aku menganggap
masalahku dengan Reza sudah selesai. Dan sekarang Priska akan datang itu yang
lebih penting.
“Yuk, kita check out
sekarang, aku harus pergi”Kataku sambil mencium pipi kiri dan kananya.
“Janji ya, minggu
depan cerita”Katanya
“Iya bawel!” kataku
sambil keluar dari hotel dan menunju rumah kami.
Aku terus memikirkan perkataan vivi.
Apa benar Reza mendatangi Priska? Apa yang dikatakan Reza sampai priska
memutuskan pindah dan meninggalkanku. Apakah mungkin Reza melakukan itu?
Sudahlah yang penting aku besuk ketemu Priska. Seperti apa dia sekarang
ya? Aku harus bersikap seperti apa? Belum sempat aku membayangkan Priska
ternyata aku sudah sampai didepan pintu gerbang rumah kami. Hmm rasanya masih janggal mengatakan rumah
kami.
Pak min sudah menungguku di depan dan dia langsung membawakan tasku.
“mbak Kania sebaiknya makan dulu aja! istri
saya sudah menyiapkan makanan”
“Iya
pak makasih! Pak min sudah makan?
“Sudah mbak tadi sama
istri”
Aku manaiki tangga, membuka pintu, masih ada perasaan tak percaya
dengan ini semua. Ada rasa bahagia yang tak terkatakan ketika memasuki rumah
ini. Aku merasa betapa Priska sangat mencintaiku. Apakah aku sudah memberikan cintaku kepada Priska. Apakah cintaku juga
sebesar dia? Aku masuk keruang tamu dan sekarang aku baru memperhatikan
satu persatu. Ternyata diatas meja ada beberapa pigura yang berisi fotoku dan
ada juga foto kami berdua. Aku sendiri tidak tahu ternyata priska masih
menyimpan foto foto kami. Aku melihat fotonya yang aku foto ketika kami habis
bercinta dan dia belum berpakaian dan harus membalas email lalu aku foto
wajahnya yang tersenyum manis.
Selesai makan aku memeriksa isi kulkas dan juga semua lemari. Aku juga
memeriksa kamar mandi dan aku memutuskan untuk belanja di Indomaret. Aku minta
pak min untuk mengantarnya. Aku membeli sabun yang dulu biasa kami pakai,
shampoo, aku juga beli jus buavita kesukaannya tak lupa aku juga membelikan teh
botol sosro. Dulu dia suka sekali minum teh botol sosro sampai beli satu krat,
sekarang sudah ada yang dalam kemasan botol plastic. Aku tahu dia pasti akan
suka sekali, aku juga membeli camilan lays
hijau rasa rumput laut kesukaan kami berdua. Aku membeli susu cair, telor, mie
instan dan juga beberapa camilan lainnya. Aku merasa senang bisa belanja untuk
kami berdua seperti dahulu ketika kami masih bersama dan kami sering belanja
bersama atau kadang aku yang belanja sebelum ke apartemennya. Aku mengajak pak
min kembali sebelum gelap dan aku minta mampir membeli baxso buat Priska.
Sesampai di rumah kami aku berpesan kepada mbak rahma untuk membelikan bayam,
kunci dan jagung. Aku ingin memasakan Priska sayur bening makanan kesukaan dia.
Setelah membereskan semua belanjaan aku memilih untuk mandi sebelum
benar benar dingin. Aku membuka lemari pakaian dan terlihat semua pakaianku
yang aku tinggal di rumahnya masih seperti dahulu terbungkus rapi dalam plastic
laundry. Melihat itu semua aku jadi terharu dan makin merindukan Priska. Mencoba
mengingat wajah kekasihku itu. terakhir kali bertemu di airport ketika dia akan
berangkat ke India. Setelah beberapa hari sebelumnya aku marah dan tidak mau
menemuinya. Padahal ketika itu aku sendiripun tersiksa dengan tidak bertemu
dengannya.
******
Jakarta 2002
Aku menerima sms dari Priska. Aku
hari ini akan berangkat, pesawatku jam 13.45. mungkin terlalu berlebihan kalau
aku berharap bisa bertemu kamu untuk terakhir kalinya. Aku tahu kamu marah sama
aku dan kesal sama aku. Aku cuma bisa berharap akan bertemu dengan kamu di
airport dan memelukmu untuk terakhir sebelum aku pergi. Aku ingin kamu tahu,
apapun yang terjadi dan kemanapun aku pergi kamu tetap akan selalu dihatiku dan
menjadi perempuanku yang paling aku cintai dan aku inginkan didunia ini.
Aku menangis membaca smsnya yang panjang dan menyesal kenapa aku marah
dengan dia. Aku segera berganti pakaian dan bersiap keluar rumah. Reza yang
melihatku rapi hendak keluar segera bertanya. “Mo, kemana?
Aku yang tidak mempersiapkan diri dengan pertanyaan Reza menjawab asal.
“Keluar bentar”Jawabku.
“Kemana?Tanyanya lagi.
“e..Keluar bentar ketemu
teman”Jawabku yang mulai merasa gerah dengan pertanyaan Reza dan ingin segera
cepat keluar.
Aku cepat cepat keluar supaya tidak ditanya lagi oleh Reza. Aku melihat
jam tanganku sudah hampir jam 10. Aku mengirim sms ke Priska kalau aku sedang
otw ke airport. Aku meminta sopir taksi untuk agak ngebut. Aku berdoa semoga
aku tidak terlambat menemui Priska.
Sampai airport aku segera menelpon dia. Kulihat dia telah berada diluar
depan cafe, dia kelihatan kuyu wajahnya. Dia segera memelukku “I miss you my
love”Katanya sambil memcium keningku. Tanpa mempedulikan orang-orang yang
berada di airport dan aku menitikkan air mata. Aku baru sadar kalau aku sangat
merindukannya. Dia lalu mengajakku ke café yang berada disitu.
“Makasih ya sayang sudah mau
datang”Katanya sambil mencium kedua tangan dengan penuh perasaan dan air mataku
serasa tidak dapat dibendung lagi. “Hei, jangan nangis dong sayang” malu khan
dilihatin orang”Katanya berusaha menenangkanku.
“Sayangku, aku mau kamu tahu
meskipun aku pergi jauh tetapi hatiku tetap disini bersamamu”Katanya sambil
mengusap air mataku. “Aku akan kembali untukmu sayang, aku janji”Katanya lagi.
“Tapi kapan kamu akan
kembali sayang?Tanyaku dan menatapnya berharap dia mengatakan sesuatu.
“Tunggu aku sepuluh
tahun lagi, apakah kamu mau menungguku sayang?
“Kenapa kamu tinggalkan aku
sayang, kamu tahu aku tidak bisa berpisah darimu. Aku tidak sanggup menunggu
segitu lama”Kataku yang tidak percaya mendengar kata katanya.
“Sayang, maafkan aku.
Mungkin ini yang terbaik sayang” Aku merasa sikap Reza semakin menjengkelkan
dan aku tidak ingin terjadi sesuatu denganmu. Aku tahu dia tidak akan
melepaskanmu dengan gampang dan aku tahu kamu selalu merasa sulit untuk lepas
darinya” Seandainya kamu berpisah dengan Reza mungkin akan banyak gunjingan
apalagi kalau kamu sampai jalan dengan aku yang sebagai penyadang danamu”
Kamupun kalau jalan sama aku dan melihat Reza tidak bahagia pasti kamu juga
akan merasa bersalah dan akan memikirkan dia dan itu akan berdampak dengan
hubungan kita” dan semua tidak akan menjadi indah lagi, sayang” perasaanmu akan
terbelah antara aku dan Reza” Kamu tagu apapun akan kulakukan untuk
membahagiakanmu meskipun itu harus menyakiti diriku sendiri”Katanya dengan
menitikkan air mata.
“Sayang, aku harus
masuk”Katanya sambil mencium kembali tanganku.
Aku hanya menganggukan kepalaku. Kami berdua berdiri dan saling
berpelukkan. Aku memberikan syal yang aku pake ke lehernya.
“Jaga dirimu baik baik ya sayang, ingat ada seseorang
yang menunggu kamu disini”Kataku dan memeluknya sekali lagi.
Pelukkan yang tidak akan aku rasakan lagi. Aku menatap punggungnya yang
sedang berjalan kedalam. Aku merasa ada yang hilang dan kesedihon yang menusuk
tajam tak terkatakan. Aku berjalan dengan gontai seakan akan separuh jiwaku
pergi ikut bersama dia belahan jiwaku, pasangan hidupku. Aku naik taksi pulang
kerumah, rumah yang bukan aku inginkan. Mulai hari ini aku akan mejalani
hidupku sendiri. Tidak ada lagi sapaan selamat
pagi kekasihku yang biasa dia smskan atau katakan. Tidak ada lagi yang aku
ajak berdiskusi atau aku minta pendapat. Tidak ada lagi percintaan yang
menggila dan aku tidak akan merasa cintanya, sayangnya yang besar kepadaku.
Tidak ada lagi yang akan memanjakanku. Aku tidak tahu bagaimana menerangakan
apa yang aku rasakan, ada rasa sakit, ada rasa hilang, ada rasa sepi, tubuhku
serasa ringan. Airmataku rasanya tidak bisa berhenti menangisi kepergian
Priska. Hatiku semakin tersayat ketika mendengar lagu unbreak my heart Toni
Braxton dari radio yang distel sopir taksi.
Take back that sad word good bye
Bring back the joy to my life
Don’t leave me here with these tears
Come and kiss this pain away
I can’t forget the day you left
Time is so unkind
And life is so cruel without you here beside me
Un-break my heart
Say you’ll love me again
Undo this hurt you caused
When you walked out the door
And walked out of my life
Un cry these tears
I cried so many nights
Un break my heart
Sepanjang jalan aku terus menangis. Aku segera menghapus air mataku
ketika kulihat didepan sudah masuk ke jalan tempatku tinggal. Aku tidak ingin
membuat Reza curiga atau bertanya macam macam. Aku segera membayar ongkos taksi
dan masuk kedalam. Didalam masih banyak teman teman yang sedang kumpul. Setelah
basa basi aku segera naik keatas dan mencuci mukaku. Sebaiknya aku mandi aja
biar mereka tidak melihat wajahku yang kusut masai ini.
“Kamu kenapa?Tanya Reza
mengagetkan aku, yang sudah berdiri dibelakangku. “Sedih ditinggal pacar?
Nyesel atau pengen ikut dia ke India?Tanyanya dengan sinis.
Kutatap wajah Reza, tapi akhirnyak aku memilih diam dan berusaha tidak
terpancing. Hatiku sedang sedih dan aku tidak ingin bertengkar dengan Reza. Reza
keluar dengan menendang kursi yang berada didekatnya.
*****
Beberapa hari ini hatiku kacau balau, setiap malam ketika sedang
sendiri aku jadi menangis merindukan Priska. Aku hanya bisa memandangi foto
foto priska yang aku simpan. Teringat hari hari indah yang pernah kita lalui.
Bagaimana dia selalu menemaniku malam malam ketika aku sedang bekerja. Menemani jarak jauh katanya, menemani
lewat sms atau chat. Setiap hari aku selalu menyibukan diri atau keluar rumah
karena aku tidak ingin melampiaskan kekesalanku kepada Reza. Aku tahu kalau
Reza juga merasakan kesedihanku, kehilanganku akan kepergian Reza. Aku memang
sedang patah hati dan merasakan kehampaan hatiku. Ketika ada undangan pertemuan
atau pelatihan biasanya aku sangat bersemangat karena biasanya aku bisa bersama
atau berdua dengan Priska. Aku selalu memakai baju yang dibelikan Priska,
tetapi tadi pagi ketika ada acara pertemuan dan aku mengeluarkan pakaian itu
lalu aku masukan lagi. Untuk apa aku berpenampilan cantik kalau tidak ada kamu.
Aku memasukan pakaian itu sambil menangis.
“Ada yang meninggal pagi
pagi sudah menangis? Bisa nggak sih, nggak usah pasang tampang kusut begitu
setiap hari”Kata Reza yang sudah ada didekatku.
Aku segera mengambil pakaian dan mengenakannya.
“Apa sih maksudmu?
Tanyaku dengan kesal.
“Halah, nggak usah ditutupi
deh! Kamu pikir aku nggak tahu apa kalau kamu lagi patah hati ditinggal pacarmu!
Jawabnya dengan emosi.
Aku diam aja dengan segala ucapannya dan itu membuat dia makin kesal
sama aku lalu keluar kamar dengan membanting pintu. Begitulah Reza yang selalu
temperamen dan kasar meskipun dia tidak pernah sekalipun melakukan kekerasan
sama aku. Paling kalau dia marah, dia akan membanting pintu, menendang kursi
atau mengebut seperti orang gila kalau sedang naik motor atau paling cuma
membentak aku aja.
Reza sangat berbeda dengan Priska, bagaikan bumi dan langit. Reza
orangnya tidak sabaran, segala sesuatu dilakukan dengan cepat cepat dan buru
buru kadang tanpa mikir. Sedikit kasar dan cenderung kurang bisa memikirkan
orang lain. Beda dengan Priska yang selalu tenang, sabar dan lembut sekali.
Dalam bercintapun sungguh berbeda. Prsika begitu lembut tidak pernah buru buru
tetapi selalu menikmati setiap jengkal tubuhku seakan akan tubuhku adalah tubuh
perempuan yang paling indah. dia selalu suka membelai tubuhku, menelusuri
seluruh tubuhku, ketempat tempat yang sensitive dari tubuhku. Dia begitu peduli
dan memperhatikan aku, dia selalu bisa membuatku terangsang yang tanpa henti
dan membuatku orgasme yang berulang ulang. Ketika selesai bercinta dia selalu
memelukku dan membiarkan aku tertidur dalam pelukkannya. Dia tidak pernah
mengeluh meskipun aku mendengkur. Katanya Dia
akan tertidur nyenyak dan tenang kalau mendengar aku mendengkur. Priska
selalu suka memelukku atau kadang aku yang memeluknya. Sayang, aku kangen kamu…
Aku tahu Reza marah dan cemburu dengan perasaanku ke Priska. Tapi dia
tidak cukup punya bukti atau karena aku tidak pernah mengiyakan hubunganku
dengan Priska. Aku menyimpannya hanya untuk diriku sendiri. Dia pernah bertanya
apakah aku ada hubungan dengan priska
tetapi aku menjawab nggak. Ketika dia
bertanya apakah aku masih mencintainya?
Aku jawab iya. tetapi satu bulan
terakhir ini pikiranku semuanya tertuju ke Priska. Aku memang satu rumah dan
satu ranjang dengan Reza tetapi hatiku dan perasaanku bersama Priska. Bahkan
ketika Reza mengajak bercinta aku sering mengelak dan menolak. Itu makin
membuat Reza uring-uringan. Bahkan semalam ketika dia tidak pulang, aku tidak
berusaha menelpon atau sms dia. Aku terlalu sibuk dengan pikiran dan perasaanku
terhadap Priska. dia datang pagi pagi tadi dan aku juga tidak bertanya dia dari
mana. Dia juga tidak berkata apa apa, kami seperti dua orang asing dalam satu
rumah.
Waktu terus berjalan dan aku masih berduka meskipun sudah satu tahun
berlalu. Aku semakin dalam dengan kesibukanku dan dengan diriku sendiri. Hatiku
benar benar kosong dan hampa. Wajah Priska selalu membayangi, bila malam malam
kusendiri mengerjakan pekerjaan selalu saja aku merindukan Priska. Aku masih
saja menangis bila merindukan Priska. Masih saja ingat bagaimana dia begitu
mencintaiku, bagaimana sikapnya yang selalu lembut. Hatiku sepertinya benar
benar dibawah pergi oleh Priska. Aku jadi suka mendengar lagunya ari lasso
Hampa. Setiap malam aku selalu mendengarkannya dan menangis
Kupejamkan mata ini
Mencoba tuk melupakan
Segala kenangan indah
Tentang dirimu…Tentang mimpiku
Semakin aku mencoba
Bayangmu semakin nyata
Merasuk hingga ke jiwa
Tuhan tolonglah…Diriku
Reff :
Entah dimana…Dirimu berada
Hampa terasa hidupku tanpa dirimu
Apakah disana…Slalu rindukan aku
Seperti diriku yang slalu merindukanmu
Selalu merindukanmu
Tak bisa aku ingkari
Engkaulah satu-satunya
Yang bisa membuat jiwaku
Yang pernah mati…Menjadi berarti
Namun kini kau menghilang
Bagaikan ditelan bumi
Tak pernahkah kau sadari
Arti cintamu…Untukku
Mencoba tuk melupakan
Segala kenangan indah
Tentang dirimu…Tentang mimpiku
Semakin aku mencoba
Bayangmu semakin nyata
Merasuk hingga ke jiwa
Tuhan tolonglah…Diriku
Reff :
Entah dimana…Dirimu berada
Hampa terasa hidupku tanpa dirimu
Apakah disana…Slalu rindukan aku
Seperti diriku yang slalu merindukanmu
Selalu merindukanmu
Tak bisa aku ingkari
Engkaulah satu-satunya
Yang bisa membuat jiwaku
Yang pernah mati…Menjadi berarti
Namun kini kau menghilang
Bagaikan ditelan bumi
Tak pernahkah kau sadari
Arti cintamu…Untukku
****
Hari Pertemuan
Rupanya aku tertidur semalam tertidur sambil memandangi foto Priska.
aku terbangun karena diluar sudah terang benderang. Aku buru buru bangun hari
ini Prsika akan datang. Rasanya tidak sabar ingin segera bertemu dengannya. Aku
turun ke dapur dengan perasaan berbunga bunga karena sebentar lagi dia akan
datang. Kulihat mbak rahma sedang memotong bayam.
“Nanti aku aja mbak yang
masaknya” Kataku sambil mengupas bawang merah.
“Iya, mbak!” ini udangnya
mau dikupas habis ato disisakan ekornya?
“Disisakan ekornya aja,
nanti trus digoreng sama tepung ya mbak”pintaku.
Aku melihat jam sudah pukul 10, berarti dia sedang dalam perjalanan
kesini dan itu makin membuatku gelisah. Setelah selesai masak aku memilih mandi
lagi. Aku tidak ingin nanti Priska akan mencium bau bawang. Aku ingin nanti dia
menciumku wangi. Aku mandi dan menggunakan lulur ditubuhku. Aku jadi ingat
ketika kami sedang saling luluran dan saling menggosok. Aku jadi ingat
bagaimana kami selalu mandi bersama dan saling menyabuni satu sama lain dan
kadang berciuman dibawah shower atau bercinta di bathub. Aku selalu lupa waktu
kalau sedang mandi, aku buru buru menyudahi mandiku dan menggunakan baju handuk
keluar kamar mandi. Aku terkejut bukan main ketika Priska sudah di depanku.
Kulihat senyumnya yang lebar dan tatapan yang penuh kerinduan. Dia
menghampiriku dan memelukku erat erat. Hatiku berdegup dengan kecang, sudah
sepuluh tahun aku merindukan pelukkan yang seperti ini. Aku nggak tahu kenapa
aku jadi menangis dalam pelukkannya, perasaanku bercampur aduk. Dia melepaskan
pelukkannya dan menantap wajahku, tatapan yang sama seperti sepuluh tahun yang
lalu. Tatapan penuh cinta dan kekaguman.
“Oh, God I miss you
like crazy!Katanya sambil menarik tali baju mandiku. Tatapannya menjelajahi
tubuhku dengan lembut dia melepaskan pakain handukku. Dia menyentuh payudaraku
dengan lembut dan penuh kerinduan. Tubuhku langsung bereaksi, putingku langsung
berdiri. Dia sendiri melepaskan pakaiannya dan celana panjangnya. Aku langsung
melepaskan bra Priska seperti yang biasa aku lakukan. Diatas tempat tidur dia
menciumi seluruh tubuhku dengan penuh kerinduan, jantungku berdetak dua kali
lebih cepat dari biasanya. Sudah sepuluh tahun aku tidak pernah merasakan
sentuhannya dan rasa itu masih sama seperti dahulu, dia masih saja bisa
membuatku bergetar bahkan getaran ini lebih hebat dari sepuluh tahun yang lalu.
“o..Kania kekasihku..
aku benar benar merindukanmu”Katanya sambil menciumi wajahku, leherku dan jari
jarinya memainkan putingku.
“Priskaku, aku sudah
lama menantikan belaian cintamu sayang…
Seperti khafilah yang kehausan dipadang pasir dan menemukan mata air,
kami saling mereguk indahnya cinta yang tertunda bertahun yang lalu. Kami
saling memuja, memuaskan dan menikmati setiap sentuhan dan perayaan cinta kami.
Perayaan yang tetrtunda bertahun lamanya. Tiada hal yang paling indah selain
bersamanya dalam pelukkan penuh cinta.
“Jangan pernah tinggalkan
aku lagi sayang” aku nggak tahan lagi sayang kalau harus berpisah denganmu
lagi” Kataku sambil memeluknya erat erat.
“Iya, sayang! Aku juga tidak
ingin berpisah denganmu lagi! “aku seperti orang gila dan menjadi manusia robot
tanpa kamu”.
“Aku senang akhirnya kita bisa bersama lagi,
betapa aku merindukan saat saat seperti ini sayang” Kataku dan menciumi
tubuhnya.
Aku berada diatas tubuh Priska dan mulai melancarkan rangsangan
kesuluruh tubuhnya. Priska menikmati semua sentuhan dan cumbuhanku. Aku
menikmati indahnya wajah Priska yang sedang terangsang. Pemandangan yang selalu
kuimpikan tiap malam, pemandangan yang selalu kukenang dan kuputar ulang.
Kembali kami bersama sama menapaki puncak cinta kita dan merayakannya bersama.
Kami berdua terbangun ketika hari sudah mulai beranjak senja dan perut
kami keroncongan. Aku mengajak priska untuk makan.
“Aku masak bayam
bening dan udang gorang tepung buat kamu lho”
“Wah,
yuk makan!”Katanya penuh semangat dan langsung mengambil kaos.
“Makasih ya sayang”Katanya
sambil mencium keningku dan memelukku. “Semoga aku tidak sedang bermimpi”Priska
kembali menciumi wajahku.
“Aku yang makasih sayang
untuk cintamu yang begitu besar ke aku”
“Kalung pemberianku mana
sayang?Tanya Priska tiba-tiba dan aku sadar tadi aku melepaskannya di kamar
mandi. Aku bergegas ke kamar mandi dan mengambilnya. Priska terlihat senang
ketika aku menunjukkannya. Kulihat senyumnya mengembang.
“Aku kira kamu sudah nggak
memakainya”Katanya sambil memasangkan dileherku dan menciumi tengkuku.
“Mana mungkin aku tidak
memakainya, hanya ini kenangan yang selalu meningatkan cinta kita sayang dan
selalu menguatkanku”
“Aku belum pernah merasakan
kebahagian yang seperti sekarang ini!”Kamulah sumber kebahagianku sayang”Kata
Priska sambil menatapku dengan penuh cinta.
*****
Kami menikmati kebersamaan yang lama tertunda. Percintaan yang tiada
henti kami lakukan seakan akan membayar hutang sepuluh tahun yang teringgal.
Saling melampaikan rasa kangen yang terkatung katung bertahun tahun yang lalu. Kemarin
malam ditengah makan malam romantic ditaman belakang. Dia memasang beberapa
obor dan lilin dikolam ikan serta meja bertaplak putih. Lilin dan bunga mawar.
Aku nggak tahu bagaimana dia menyiapakan sebab dia selalu bersamaku didalam
kamar, bahkan mandipun kami selalu bersama. Rupanya dia sudah menyuruh pak min
menyiapkan semua dan memesan makanan dari restoran. Ketika selesai mandi dia memintaku
menggunakan pakaian yang paling cantik dan dia sendiri menggunakan pakaian
lengan panjang warna putih dan kelihatan keren banget.
“Emang kita mau kemana
sayang?Tanyaku heran sebab sudah tiga hari ini kegiatan kami hanya di seputar
kamar tidur dan sekarang tiba tiba dia sudah berpakaian rapi.
“Ada deh”Katanya dan
dia mengeluarkan pakaian buatku.
Pakaian berbahan kaos, lengan panjang berwarna hitam dengan leher model
v neck yang belahannya agak turun. Aku terlihat seksi mengenakan pakian itu.
“Makasih ya
sayang”Kataku sambil melihat bayanganku dikaca.
Kulihat dia masih memandangku dengan pandangan kagum dan dia memelukku
dari belakang.
“Aku bersyukur tidak
kehilangan kamu sayang”Katanya sambil mencium pipiku.
Aku hanya tersenyum dan menikmati
semua kebahagian ini. Aku merebahkan
kepalaku didadanya dan bersyukur dengan apa yang aku punyai semua.
“Makasih Tuhan, Kau
telah mengembalikan kekasihku”kataku dalam hati.
“Yuk turun sekarang, sebelum
aku berubah pikiran dan mencopoti bajum”Ajaknya sambil ternsenyum menggoda.
“Ihh..maunya!”kataku
sambil mengetok keningnya dengan jariku.
Aku sungguh terkejut ketika turun kebalakang rumah melihat pemandangan
yang romantic dengan obor, lilin dikolam dan lampu lampu kecil yang biasa di
pohon natal di pasang pohon pohon sekitar tempat kami makan dan gazebo. Kulihat
meja beralas putih dengan lilin, mawar dan tidak lupa sebotol wine. Dia benar
benar memberikan makan malam yang romantic. Dia menyeret kursi dan
mempersilahkan aku duduk. Kulihat dia duduk dihadapanku dengan wajah yang
serius.
“sayangku, Kania.. mau nggak
kamu menjadi pasangan hidupku sampai salah satu dari kita meninggal?Tanyanya
sambil mengeluarkan sebuah cincin kawin bermata berlian.
Aku masih terpana dan nggak tahu harus ngomong apa. Aku hanya
mengangguk dan dia mengambil jariku memasukan cincin dijari manisku. Lalu dia
mengeluarkan sebuah cincin.
“Maukah kamu memasukan
kejariku sayang?Tanyanya.
Aku segera mengambil cincin yang satu lagi dan memasukkan dijari
Priska. Tetapi aku sudah dapat menguasai diriku.
“Kekasihku Priska, maukah
kamu menjadi pendampingku seumur hidupmu dan berjanji tidak akan meninggalkanku
lagi”
“Tentu sayangku, akupun
tidak ingin meninggalkanmu lagi” I Love you, yesterday, today and every
tomorrow” Katannya dan mencium tanganku.
Lembaran baru hidupku akan
dimulai hari ini. Lembaran baru yang telah lama kunantikan dan kuinginkan.
Lembaran yang akan kulalui dengan Priska kekasih jiwaku. Januari yang
membahagiakan seperti awal kami bertemu dua belas tahun yang lalu di
Padang. Cinta kami telah melalui begitu
banyak ujian dan semakin kuat.
sebelas januari bertemu
menjalani kisah cinta ini
naluri berkata engkaulah milikku
bahagia selalu dimiliki
bertahun menjalani bersamamu
kunyatakan bahwa engkaulah jiwaku
akulah penjagamu
akulah pelindungmu
akulah pendampingmu
di setiap langkah - langkahmu
pernahku menyakiti hatimu
pernah kau melupakan janji ini
semua karena kita ini manusia
kau bawa diriku
ke dalam hidupmu
kau basuh diriku
dengan rasa sayang
senyummu juga sedihmu
adalah hidupku
kau sentuh cintaku
dengan lembut dengan sejuta warna…
menjalani kisah cinta ini
naluri berkata engkaulah milikku
bahagia selalu dimiliki
bertahun menjalani bersamamu
kunyatakan bahwa engkaulah jiwaku
akulah penjagamu
akulah pelindungmu
akulah pendampingmu
di setiap langkah - langkahmu
pernahku menyakiti hatimu
pernah kau melupakan janji ini
semua karena kita ini manusia
kau bawa diriku
ke dalam hidupmu
kau basuh diriku
dengan rasa sayang
senyummu juga sedihmu
adalah hidupku
kau sentuh cintaku
dengan lembut dengan sejuta warna…
0 comments: