Kulitnya putih bersih rambutnya diikat sebagian dan yang lain teruarai. Wajahnya sangat cantik dan sempurna bagaikan sebuah lukisan. Hidungnya yang mancung, Wajahnya halus dengan make up minimalis dan bibirnya dipoles lipstick terlihat manis. Dia mengenakan rok terusan tanpa lengan berwarna putih tulang, dengan kalung mutiara di lehernya dia kelihatan anggun. Nana dapat mencium bau parfum Chanel No.5 yang klasik. Dari penampilan dia terlihat percaya diri dan seperti bukan orang Indonesia. Nana masih berdiri dekat tombol lift, Dia tersenyum kepada Nana. Nana masih tertegun dan segera membalas senyumnya. Perempuan itu mengeluarkan kartu aksesnya dari dompetnya yang juga Louis Vuitton. Perempuan itu menempelkan kartu akses dan tubuhnya begitu dekat dengan nana, Nana dapat merasakan buah dadanya menyentuh tubuhnya. Nana menahan nafasnya dan memejamkan mata, menikmati moment yang langkah. Tiba-tiba Nana terkejut ketika dia merasakan sesuatu yang hangat dibibirnya. Segera dia membuka matanya, Perempuan itu hanya tersenyum manis dan mengerlingkan matanya. Nana hanya dapat membuka mulutnya, Bengong, kaget dan tiba tiba dia jadi membeku. Belum sempat dia bereaksi pintu lift telah terbuka. Perempuan itu menahan pintu lift menunggu Nana keluar. Nana segera tersedar dan keluar dari lift dengan masih tak percaya seperti kena gendam. Dia memandang sekali lagi kedalam lift dan perempuan itu tersenyum manis kepadanya. Nana segera berjalan kearah apartemennya dengan perasaan yang tak menentu seperti orang habis kena hipnotis ketika sampai di depan pintu dia baru tersadar.
“Dilantai berapa ya dia tinggal?
Cepat cepat
Nana berjalan kembali ke lift tetapi sayang ternyata lift sudah kembali semua
ke lantai dasar. Nana berjalan kembali ke apartemennya dan tanpa sadar dia
tersenyum sambil memegang bibirnya. Ini adalah pengalaman pertama dicium wanita
cantik yang tak dikenalnya.
Semalaman
Nana tidak bisa tidur memikirkan perempuan itu. dia terus terbayang wajahnya,
bau parfumnya, senyumnya yang cantik. Siapakah dia dan tinggal di lantai
berapa? Nanapun tertidur dengan penasaran.
Nana
terbangun dengan kaget karena dia ada janji dengan direktur sebuah pengembang
yang ingin menggunakan jasanya untuk proyek apartement dan supermall di daerah
utara. Kabarnya komplek ini adalah yang terbesar dan terbaik.
“Kalau aku bisa mendapatka kerjasama ini, aku
akan membesarkan kantor notarisku dan menambah beberapa karyawan”Pikir Nana.
Kerjasama
ini bagi Nana sama nilainya dengan kerja selama 4 tahun. Oleh karena itu Nana
ingin menyiapkan semuanya dan berharap bisa mendapat kerjasama ini. Setahu Nana
grup pengembang ini menggunakan jasa notaris Budi dimana dulu Nana pernah
magang sebelum menjadi Notaris.
Nana
hari ini mengenakan celana panjang dan blaser putih, dia ingin terlihat segar,
bersih dan professional. Nana segera keluar dan jalan menuju lift. Dia masih
berharap ketemu perempuan yang semalam ditemui di lift. Ketika menunggu di
depan lift dia jadi deg deg-an, menunggu pintu terbuka. Ketika pintu terbuka.
“pagi bu! Sapa seorang cleaning servis yang
sedang membersihkan kaca di dalam lift. “Pagi!sahut Nana dengan kecewa karena
dia berharap bertemu dengan perempuan itu.
Nana
segera menekan tombol LG. Sesampai di lobby dia segera keluar, ketika melewati
meja reception dia ingin bertanya nama perempuan itu kepada petugas yang jaga.
Nana mengurungkan niatnya karena dia tidak ingin kelihatan konyol menanyakan
sesuatu yang dia sendiri sulit menjelaskan siapa perempuan itu. Nana segera
jalan ke arah gedung perkantoran diseberang apartemennya dan melewati mall
terlebih dahulu. Dia memasuki lobby
gedung perkantoran yang luas dan antri untuk pemeriksaan security dan mengisi
buku tamu.
Depan
lift terlihat ramai orang orang yang akan naik. Begitu lift terbuka Nana segera
masuk, berdesakan dengan orang yang akan naik. Nana memencet lantai 35 dan
menunggu karena hampir tiap lantai selalu ada yang turu. Sampai lantai 35, Nana segera keluar dan
berjalan ke reception.
“Pagi, mbak saya mau ketemu Pak Adi!
Dua
orang reception yang tadi ngobrol, terkejut dengan sapaan Nana.
“Maaf dari mana bu? Tanya salah seorang
reception yang kelihatan sigap dan tahu akan pekerjaannya.
“Katakan dari Notaris Nana! Kata Nana.
“Silahkan tunggu sebentar Bu! Kata reception
dan mempersilahkan Nana menunggu diruang tunggu sebelah reception.
Ruangganya
tidak terlalu besar tapi tampak terawatt dan manis. Ada beberapa lukisan di dinding
yang berwarna putih dan bunga diujung meja.
“Siang Bu Nana!Sapa Pak Adi yang mengenakan
pakaian lengan panjang berwarna biru dengan dasi berwarna biru tua.
Nana segera berdiri dan menyalami Pak Adi
Manager Legal di perusahaan ini. Orangnya kelihatan menyenangkan belum terlalu
tua, kelihatan percaya diri dan bahagia.
“Siang, Pak Adi! Jawab Nana. Lalu mereka duduk
kembali.
“Nanti kita akan ketemu Bu Irene, Beliau adalah
anak terakhir Pak Teddy yang menangani mega proyek ini. Bu Irene baru satu
tahun di sini sebelumnya beliau di Amerika. Sehabis lulus dari UCLA, Ibu
bekerja di perusahaan Donald Trump selama dua tahun dan sekarang menangani
proyek ini”Cerita Pak Adi panjang lebar.
Nana
hanya manggut manggut mendengarkan cerita Pak Adi. Nana bertanya tanya kapan
dia akan bertemu bu Irene kok diajak ngobrol terus.
“Bu Nana
kenal Bu Irene darimana ya? Tanya Pak Adi.
Nana
yang ditanya jadi gelapan dan bingung. Dia menggelengkan kepalanya.
“Saya
belum pernah ketemu Bu Irene selama ini”Jelas Nana.
Nana
berusaha mengingat mungkin dia pernah bertemu atau berkenalan dengan Irene. Tetapi
tampaknya dia tidak bisa menggali ingatannya.
“Soalnya Bu Irene yang meminta saya untuk
menggunakan jasa Bu Nana dalam proyek kita yang baru ini”Kata Pak Adi lagi
sambil berusaha mengorek apakah mereka sudah mengenal sebelumnya.
Nana
hanya menggelengkan kepalanya karena tidak berhasil mengingat.
“Baiklah, mari kita temui Bu Irene
sekarang”Ajak Pak Adi ke Nana.
Nana segera berdiri mengikuti Pak Adi yang
berjalan kedepan. Mereka menaiki tangga menuju lantai atas. Di lantai atas
terlihat luas ada beberapa ruangan dengan sekat sekat. Pak Adi menegtuk pintu
dan masuk kedalam ruangan Bu Irene. Irene sedang berbicara dengan seserorang di Hpnya. Dia duduk membelakangi pintu dan
menghadap ke luar. Dari ruangan Irene bisa melihat pemandangan kota dengan
jelas. Irene akhirnya menudahi pembicaraan di telponnya. Sementara Nana dan Pak
Adi duduk diruang tamu Irene. Irene membalikkan kursinya dan berdiri. Nana
tersentak melihat Irene yang berdiri berjalan menuju kearahnya. Untung dia
sedang duduk kalau tidak dia sudah terjatuh karena kaget.
“Hi, rupanya kita belum berkenalan dengan baik
semalam!Kata Irene sambil menunjukkan senyumnya.
Wajah
Nana langsung menunjukkan perubahan yang cepat dari pucat ke merah melihat
Irene, perempuan dalam lift yang telah menciumnya semalam.
“Oh, My
God! Dia perempuan dalam lift semalam!
Ditulis oleh : Poedji
Ditulis oleh : Poedji
wah....kayaknya kalo di dunia nyata jrg ada yg seperti ini....1001...hehehe....
ReplyDeletetapi ceritanya bgs...4 jempol bwt kk....
di tunggu yg lainya kak....:)
'Susan Adeline'
kok gk ad ke lnjtanny ?
ReplyDelete