Story Telling Lesbian


Alkisah pada suatu hari di sebuah desa, ada seorang anak kecil yang sedang menangis sambil mencuci piring dan peralatan masak. Dia merasa diperlakukan tidak adil karena kakak-kakaknya dan adiknya asik bermain sedangkan dia harus bekerja. Saudara saudaranya tidak pernah disuruh melakukan pekerjaan rumah. Sementara dia setiap hari melakukan banyak pekerjaan rumah tangga. Dia merasa seperti si Upik abu. Kadang dia merasa bahwa dia bukan anak dari ayah dan ibunya. Dia merasa bahwa dirinya tidak secantik kakak perempuanya atau adik perempuannya. Di sekolahpun dia tidak seterkenal dan ngetop seperti saudara saudaranya.
"Kenapa aku selalu yang mengerjakan ini semua? Aku khan juga ingin bermain seperti yang lainnya!" katanya pada diri sendiri dengan menangis dan sambil menggosok pantat panci di sebelah sumur.

Ketika dia sedang asik meratapi dirinya sendiri,  tiba ada sebuah asap disebelah sumur dan muncullah seorang nenek peri penunggu sumur. Nenek itu kelihatan sabar dan baik hati, dia mengenakan sarung dan baju kebaya panjang berwarna putih.
"Jangan takut nduk! Aku penunggu sumur ini dan mendengarkan ratapanmu" Janganlah kamu kuatir cucuku. Suatu hari nanti kamu akan menjadi puteri yang cantik dan kamu akan bertemu dengan seseorang, dia bukan butch, bukan femme dan bukan andro. Dia akan mencintaimu dan membahagiakan hari-harimu. Dia akan mewujudkan semua mimpi mimpimu. Tetapi sebelum kalian dapat hidup bersama kalian akan melalui ujian-ujian akan cinta kalian.
 Setelah berkata demikian si nenek tersebut menghilang dan nanik kecil masih bingung dengan ucapan dan maksud nenek tersebut. Dia tidak mengerti apa maksud nenek tadi. Dia terus melanjutkan pekerjaannya sambil berusaha mengerti apa yang dikatakan sang nenek

Waktu terus berlalu tanpa terasa, nanik kecil melalui hari harinya dengan tabah dan berharap apa yang dikatakan nenek itu segera menjadi kenyataan. Dua puluh lima tahun kemudian nani kecil telah berubah menjadi seorang perempuan yang matang, cantik dan cerdas. Karena dia rajin bekerja dan belajar, diapun dapat diterima sekolah di Universitas negeri terkemuka. Nanikpun merasa senang karena akhirnya dia bisa meninggalkan rumah untuk kuliah dengan usahanya sendiri. Dia merasa senang karena hanya dia yang satu satunya bisa kuliah di Universitas negeri diantara semua saudaranya. Nanik merasa ini saatnya bagi dia untuk membuktikan dirinya dan keluar dari rumahnya.

Di perantauan Nanik memulai hidup barunya, dia belajar dengan keras dan rajin. Dia mulai aktif di kegiatan kampus mengikuti orginisasi yang memperjuangkan hak hak perempuan dan anak anak. Dia mulai menjadi aktifis dan feminist. Ketika lulus dia memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan bekerja pada sebuah organisasi perempuan. Dia bekerja dengan tekun dan penuh semangat, dia aktif dalam gerak gerakan yang membela hak hak kaum minoritas khususnya perempuan. Makin lama namanya makin terkenal sebagai aktifis perempuan.  

Suatu hari ketika di sebuah conference, Nanik bertemu dengan Tanti. Tanti adalah aktifis lesbian yang telah lama bekerja sebagai aktfis LGBTI. Ketika berkenalan Tanti langsung jatuh cinta dengan Nanik. Dia merasa hatinya terpikat dengan Nanik. Dia makin terpesona ketika mendengar presentasi yang dibawakan oleh Nanik. Tetapi pada saat itu perhatian Nanik masih belum merasakan karena dia harus berkonsentrasi dengan acara yang dibawakannya. Ketika selesai Tanti berusaha mendekati Nanik. Mereka terlibat pembicaraan yang seru dan pada saat itu Nanik merasa ada yang beda dengan perasaannya. Entah bagaimana dia merasa tertarik dan merasa nyaman di dekat Tanti.

Pertemuan tidak berhenti sampai disitu, merekapun berjanji untuk saling ketemu. Pertemuan pertama diikuti dengan pertemuan kedua dan setrusnya. Nanik mulai merasakan kalau dia mulai jatuh cinta dengan Tanti. Mereka mulai sering jalan bareng dan selalu berdua. Banyak teman teman Nanik yang mulai mengingatkan bahwa Tanti adalah lesbian dan mereka tidak ingin Nanik jadi lesbian nantinya. Tetapi Nanik tidak mempedulikan itu semua dia tetap saja jalan bareng dengan Tanti.

Suatu hari Tanti mengajak Nanik untuk makan malam yang romantic dan menyatakan perasaannya cintanya kepada Nanik. Nanikpun merasa senang dan menerima cinta Tanti. Itu adalah hari yang membahagiakan Tanti dan Nanik. Tiba tiba Nanik ingat apa yang dikatakan nenek tua penjaga sumur ketika dia masih kecil. 
“Apakah ini berarti jodohku”Pikir Nanik dengan perasaan senang.
Mereka mulai menjalani percintaan mereka dengan senang hati. Cobaanpun mulai datang, banyak teman teman Nanik yang mulai mengkritik hubungannya dengan Tanti dan meminta Nanik untuk menjauhi Tanti. Nanik menghadapi semua itu dengan tenang, karena tahu mereka memiliki cinta yang kuat untuk menghadapi semua.

Nanik merasa dia telah menemukan pasangan hidupnya dan dia melamar Tanti untuk menjadi kekasihnya dan mereka berdua hidup bahagia.
Demikianlah kisah kasih mereka.


ditulis oleh : Poedji


1 comment:

  1. terlalu singkat kak critanya...:(

    'Susan Adeline'

    ReplyDelete