"Kenapa aku selalu yang mengerjakan ini semua? Aku khan juga ingin
bermain seperti yang lainnya!" katanya pada diri sendiri dengan menangis
dan sambil menggosok pantat panci di sebelah sumur.
Ketika dia sedang asik meratapi dirinya sendiri, tiba ada sebuah asap disebelah sumur dan muncullah seorang nenek peri penunggu sumur. Nenek itu kelihatan sabar dan baik hati, dia mengenakan sarung dan baju kebaya panjang berwarna putih.
"Jangan takut nduk! Aku penunggu sumur ini dan mendengarkan
ratapanmu" Janganlah kamu kuatir cucuku. Suatu hari nanti kamu akan
menjadi puteri yang cantik dan kamu akan bertemu dengan seseorang, dia bukan
butch, bukan femme dan bukan andro. Dia akan mencintaimu dan membahagiakan
hari-harimu. Dia akan mewujudkan semua mimpi mimpimu. Tetapi sebelum kalian
dapat hidup bersama kalian akan melalui ujian-ujian akan cinta kalian”.
Setelah berkata demikian si nenek tersebut
menghilang dan nanik
kecil masih bingung dengan ucapan dan maksud nenek tersebut. Dia tidak
mengerti apa maksud nenek tadi. Dia terus melanjutkan pekerjaannya sambil berusaha
mengerti apa yang dikatakan sang nenek
Waktu terus berlalu tanpa terasa, nanik kecil melalui
hari harinya dengan tabah dan berharap apa yang dikatakan nenek itu segera
menjadi kenyataan. Dua puluh lima
tahun kemudian nani
kecil telah berubah menjadi seorang perempuan yang matang, cantik dan cerdas. Karena dia
rajin bekerja dan belajar, diapun dapat diterima sekolah di Universitas negeri
terkemuka. Nanikpun merasa senang karena akhirnya dia bisa meninggalkan rumah
untuk kuliah dengan usahanya sendiri. Dia merasa senang karena hanya dia yang
satu satunya bisa kuliah di Universitas negeri diantara semua saudaranya. Nanik
merasa ini saatnya bagi dia untuk membuktikan dirinya dan keluar dari rumahnya.
Di perantauan Nanik memulai hidup barunya, dia belajar
dengan keras dan rajin. Dia mulai aktif di kegiatan kampus mengikuti orginisasi
yang memperjuangkan hak hak perempuan dan anak anak. Dia mulai menjadi aktifis
dan feminist. Ketika lulus dia memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan bekerja
pada sebuah organisasi perempuan. Dia bekerja dengan tekun dan penuh semangat,
dia aktif dalam gerak gerakan yang membela hak hak kaum minoritas khususnya perempuan.
Makin lama namanya makin terkenal sebagai aktifis perempuan.
Suatu hari ketika
di sebuah conference, Nanik bertemu dengan Tanti. Tanti adalah aktifis lesbian yang telah lama
bekerja sebagai aktfis LGBTI. Ketika berkenalan Tanti langsung jatuh cinta
dengan Nanik. Dia merasa hatinya terpikat dengan Nanik. Dia makin terpesona
ketika mendengar presentasi yang dibawakan oleh Nanik. Tetapi pada saat itu
perhatian Nanik masih belum merasakan karena dia harus berkonsentrasi dengan
acara yang dibawakannya. Ketika selesai Tanti berusaha mendekati Nanik. Mereka
terlibat pembicaraan yang seru dan pada saat itu Nanik merasa ada yang beda
dengan perasaannya. Entah bagaimana dia merasa tertarik dan merasa nyaman di
dekat Tanti.
Pertemuan tidak berhenti sampai disitu, merekapun
berjanji untuk saling ketemu. Pertemuan pertama diikuti dengan pertemuan kedua
dan setrusnya. Nanik mulai merasakan kalau dia mulai jatuh cinta dengan Tanti. Mereka
mulai sering jalan bareng dan selalu berdua. Banyak teman teman Nanik yang mulai
mengingatkan bahwa Tanti adalah lesbian dan mereka tidak ingin Nanik jadi
lesbian nantinya. Tetapi Nanik tidak mempedulikan itu semua dia tetap saja
jalan bareng dengan Tanti.
Suatu hari Tanti mengajak Nanik untuk makan malam yang
romantic dan menyatakan perasaannya cintanya kepada Nanik. Nanikpun merasa
senang dan menerima cinta Tanti. Itu adalah hari yang membahagiakan Tanti dan
Nanik. Tiba tiba Nanik ingat apa yang dikatakan nenek tua penjaga sumur ketika
dia masih kecil.
“Apakah ini berarti
jodohku”Pikir Nanik dengan perasaan senang.
Mereka mulai menjalani percintaan mereka dengan senang
hati. Cobaanpun mulai datang, banyak teman teman Nanik yang mulai mengkritik
hubungannya dengan Tanti dan meminta Nanik untuk menjauhi Tanti. Nanik menghadapi
semua itu dengan tenang, karena tahu mereka memiliki cinta yang kuat untuk
menghadapi semua.
Nanik merasa dia telah menemukan pasangan hidupnya dan dia melamar Tanti untuk menjadi kekasihnya dan mereka berdua hidup bahagia.
Demikianlah kisah
kasih mereka.
ditulis oleh : Poedji
terlalu singkat kak critanya...:(
ReplyDelete'Susan Adeline'