Ketika Cinta Menghampiri


Tina sebetulnya ragu ketika datang di acara IDAHO, dia merasa takut bertemu dengan komunitas LGBT tapi ada dorongan dalam diri Tina yang begitu kuat untuk mencari organisasi LGBT. Sekarang dia sudah berada ditengah tengah acara pemutaran film. Begitu banyak orang disini dan dia tidak tahu mana yang lesbian dan mana yang bukan. Karena tidak hanya organisasi LGBT aja yang diundang tetapi organisasi-organisasi yang mendukung juga diundang. Tina segera tahu mana yang lesbian atau bukan. khususnya kalau melihat penampilan yang seperti cowok atau Butch pasti lesbian. Tina tidak tahu apa yang dia cari dengan hadir disini, ada dorongan yang begitu kuat tidak tertahankan untuk bertemu dengan teman teman L.  Sudah lama sekali dia mencoba menyangkal dirinya bahwa dia bukan Lesbian. Semakin menyangkal semakin kuat perasaan untuk mencari teman teman L lainnya. Tina juga selalu dihantui kenangan masa lalunya bersama Umi. Dia sudah berusaha menghapus kenangan masa masa indah ketika bersama Umi. Dia ingin menghapus kenangan itu dalam otaknya dan dia juga telah berusaha untuk berkencan dengan cowok tetapi selalu gagal.  Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk tidak menjadi lesbian tapi selalu ada kegalauan dalam hatinya.


Tiba tiba Tina melihat bayangan Umi berkelebat di luar gedung, dia segera berdiri dan mengejar bayangan itu. Sampai di luar dia tidak melihat bayangan itu, dengan kecewa dia membalikan badan tanpa melihat. “Bruk! Tina menabrak seorang perempuan sampai jatuh. Memang keadaan agak gelap dan suara dari pemutaran film yang begitu keras.
“Sori..sori aku nggak lihat!Kata tina reflek.
Dia lebih terkejut lagi melihat siapa yang ditabrak. Perempuan yang dikira Umi, ternyata bukan tapi dia memang mirip sekali dengan Umi. Tina mengulurkan tangannya membantu berdiri.
“Kamu nggak apa-apa? Tanya tina dengan merasa bersalah.
“Nggak apa apa kok, aku juga tadi jalan nggak liat liat!” Katanya sambil tersenyum
“Kenalkan, Tina!”Kata tina sambil mengulurkan tangannya tanpa basa basi.
“Shanty! Jawab Shanty sambil membetulkan kacamatanya dan agak kaget dengan perkenalan yang tiba tiba..
“Kesini sama siapa? Tanya Tina ingin tahu.
Tina merasa ada yang bergetar dalam dirinya, entah karena Shanty mirip Umi atau dia memang sedang ingin mempunyai kekasih. Tina mengajak Shanty untuk keluar dihalaman yang lebih tenang.
“Sendiri, soalnya aku jadi volunteer di acara ini!” Jawab Shanty.
Mereka berdua akhirnya duduk di bawah pohon karena di dalam sangat berisik dan panas sekali.
“Kamu sudah lama jadi volunteer diorganisasi ini? Tanya Tina.
Dalam hati Tina bertanya tanya apakah dia seorang lesbian atau bukan? Tina berharap Shanty seorang Lesbian. Shanty yang selalu tenang dan kalem, meladeni pertanyaan Tina dengan sabar. Dari gaya dan sikapnya Shanty merasa kalau Tina seorang lesbian. Meskipun penampilannya feminim tapi gayanya sangat maskulin. Shanty merasa tidak sanggup melihat tatapan mata Tina yang tajam sekali. Tiba tiba dia menjadi salah tingkah dan memerah mukanya. Rupanya Tina juga melihat perubahan wajah Shanty dan naluri Butchinya langsung bekerja dengan sendirinya. Tina merasa getaran yang selama ini padam menjadi menyala, dadanya jadi deg deg an tak karuan. Dia tidak lagi memikirkan penyangkalan yang selama ini dilakukan atau perasaan kesal dan marah terhadap Umi yang telah meninggalkannya dengan menikahi seorang pria kaya dan pergi begitu saja tanpa secuil beritapun. Sejak saat itu dia menjadi marah dan merasa bahwa ini adalah hukuman dari Tuhan buat dia. Tapi malam ini dia tidak lagi peduli dengan semua itu. Shanty begitu memukau dirinya sampai dia tidak lagi mempedulikan orang lain disekitarnya.
“Aku baru hari ini menjadi”Kata Shanty.
Shanty merasa ada yang aneh dengan perasaannya. Selama ini dia memang belum pernah berpacaran dengan cowok, apalagi dengan cewek. Dia tidak pernah berpikir ke arah sana karena dia terlalu sibuk untuk belajar. Dia tidak pernah tahu rasanya jatuh cinta atau apapun yang berhubungan dengan asmara. Setiap ada cowok yang mendekati Shanty selalu bersikap wajar dan menganggap semua adalah teman baik. Sampai pernah dia diisukan lesbian waktu di SMA. Tapi Shanty cuek aja karena dia tidak pernah merasakan apa apa. Lalu kenapa dia ingin menjadi volunteer di organisasi gay karena dia selalu merasa tertarik dengan kehidupan gay dan cita citanya untuk bekerja di NGO asing bila dia lulus kuliah. Dia juga tidak tahu apakah ada alasan lain selain itu. sekarang di depan Tina kenapa dia menjadi salah tingkah dan grogi seperti ini. Kalau dilihat dari umurnya pasti Tina lebih muda dari dia. Shanty berusaha menghilangkan perasaan groginya.
“Kamu sendiri dari organisasi apa? Tanya Shanty.
“Oh, aku… !Tina bingung harus menjawab apa atas pertanyaan Shanty. “Aku nggak gabung organisasi apa apa dan lagi pengen cari kerja volunteer” Jawab Tina asal.
“Gabung sama aku aja, mereka masih cari volunteer kok! Ajak Shanty
Shanty merasa heran dengan pernyataannya. Kenapa dia tiba tiba mengajak Tina. Apakah karena dia ingin mengenal lebih jauh tentang Tina.
“Oh..mereka masih terima, daftarnya sama siapa? Tanya Tina semangat.
Tina merasa bersemangat bukan karena ingin menjadi volunteer tapi membayangkan bisa bersama dengan Shanty.
“Daftar aja sama mbak Retno! Dia ada didalam tadi”Kata Shanty.
“Iya, nanti aku daftar atau kalau nggak langsung ke kantor mereka aja! Kata Tina yang tidak ingin meninggalkan Shanty saat ini.
Mereka berdua akhirnya terus mengobrol dengan asyik apalagi ketika mbak Kanty ikut bergabung dengan mereka. Mbak Kanty salah satu kepala devisi pendidikan dan penelitian di organisasi itu. Obrolan itu membuka mata hati Tina. Dia yang selama ini galau dengan orientasi seksualnya merasa tercerahkan dan mulai mengerti. Dogma yang selama ini diberikan Pendetanya sungguh mengakar dalam pikirannya, belum lagi keluarganya yang keturunan Chinese kolot sungguh kadang merepotkan Tina. Tina selalu berusaha dicarikan jodoh atau dikenalkan dengan anak kenalan orang tuanya. Sedangkan Shanty meskipun dari keluarga Katolik tapi keluarganya tidak terlalu memaksa. Orang tuanya cukup memberikan kebebasan meskipun Shanty anak tunggal. Sejak kecil meskipun tinggal di Unggaran, Shanty sejak SMA sudah sekolah di Semarang dan kuliah S1 di Jakarta. Sekarang dia mengambil Kuliah S3 di sini. Dari obrolan itu Tina jadi tahu kalau Shanty belum pernah pacaran dan memutuskan untuk mengalir tentang orientasi seksualnya yang penting cinta. Shanty pun jadi tahu kalau Tina dulu pernah menjalin hubungan dengan seorang perempuan selama dua tahun dari SMP sampai SMA dan ditinggal pacarnya menikah. Pacarnya seorang jawa dan ceweknya itu yang memulai lebih dulu percintaan mereka. Tina dan Shanty merasa berterima kasih dengan mbak Kanty yang membuat mereka saling mengenal satu sama lainnya.

Pembicaraan berhenti ketika mbak Kanty harus pergi dan tak terasa memang sudah hampir jam 10 malam.
“Aku juga mau pulang ya, takut nanti susah cari angkot!”Kata Shanty.
“Aku antar aja ya!”Kata Tina menawarkan diri dengan semangat.
“Beneran nih! Jauh lho tempat kostku” Kata Shanty juga merasa senang dengan tawaran Tina.
Shanty tidak tahu kenapa dia merasa menikmati perhatian Tina dan dia juga merasa senang ditatap seperti itu oleh Tina. Shanty merasa badannya jadi adem panas bila tidak sengaja badan mereka bersentuhan.
“Nggak masalah, aku bawa mobil kok”Jawab Tina.
Akhirnya mereka berdua berjalan menuju tempat yang letaknya di seberang jalan. Ketika akan menyeberangi jalan, reflek tangan Tina menggandeng tangan Shanty dan Shanty membiarkan saja apa yang dilakukan Tina. Shanty merasa senang dan menikmati saja. Rupanya Tina tidak melepaskan tangannya meskipun telah sampai di seberang jalan. Tina merasa heran dengan keberaniannya dengan menggandeng tangan Shanty. Tina tidak lagi peduli dengan penyangkalannya, rasa marahnya juga tiba tiba hilang dan dia merasa Tuhan mengirimkan seseorang buat dia. Seperti doa doa yang selama ini dia minta. Tina juga tidak peduli meskipun Shanty lebih tua dari dia. Tina merasa kalau Shanty juga memilik perasaan yang sama dengan dia. Begitupula dengan Shanty, diam diam dia merasa mungkin ini saatnya dia mengenal tentang cinta. Shanty merasa dia telah siap kalau nanti Tina menyatakan perasaannya. Shanty tiba tiba ingin mencium Tina dan dia memandang Tina yang menggandeng tangannya disamping. Badannya tinggi tegap, wajahnya kelihatan keras karena memiliki rahang yang menonjol. Bahunya lebar, tentu akan sangat nyaman bila dipeluknya”Kata Shanty dalam hati. Tina yang merasa kalau dipandangi menoleh dan tersenyum. Shanty yang ketahuan sedang memandangi Tina menjadi malu. Akhirnya mereka sampai di mobil dan Tina membukakan pintu buat Shanty. Tina segera masuk kedalam mobil dan menyalakan mesin mobil. Rupanya Shanty tidak bisa memasng safety beltnya karena nyangkut di samping kursi mobil. Tina membantu meraih safety belt, Wajah Tina begitu dekat dengan wajah Shanty. Tiba tiba Shanty menyentuh wajah Tina dan mencium bibirnya. Tina sempat kaget tapi dia dengan cepat menguasai keadaan dan membalas ciuman Shanty dengan lembut. Shanty yang belum pernah berciuman merasa dirinya melayang dan memejamkan matanya. Dan Tina yang telah lama tidak pernah bercinta dengan siapapun jadi bergetar hatinya. Dia merasa lupa segalanya, mereka juga lupa kalau sedang di dalam mobil. Mereka berdua sedang terbuai alunan asmara. Mereka berdua berhenti dan kaget ketika mendengar bunyi klason mobil. Tina menoleh kebelakang, tiba tiba jadi sadar dan kaget. Begitupula dengan Shanty. Ternyata dari mobil di seberang dan mereka berduapun segera tertawa. Tina segera menjalankan mobilnya mengantar Shanty pulang.

di tulis oleh Poedji


1 comment:

  1. cinta kilat khusus nih judulnya ya kak....:)

    ReplyDelete