Mencintaimu


Aku terus menatap Nokia ku dan berharap ada pesan yang masuk dari dia. Ku ambi HP ku dan kubuka whatsapps barangkali sedang mati. Kucuba membaca ulang, tadi pagi ketika aku bangun tidur tidak ada wa dari dia. Biasanya setiap pagi dia selalu menyapaku
 ‘morning my sunshine mwuaahh…  atau pagi sayangku….‘
Tapi tadi pagi dia tidak menyapaku padahal aku tahu dia sudah bangun dan memasang status di FB nya. Dan ketika aku menyapa , dia hanya menjawab: ‘Pagi… mwuahhhh’
Ketika aku tanya lagi ngapain, dia hanya menjawab : 
                ‘lagi malas2an dan main angry birds.’
Sekarang sudah jam satu siang dan aku belum menerima pesannya lagi. Biasanya dia selalu wa dan bertanya aku sedang ngpain atau apa sudah makan siang?. Hatiku gelisah tak karuan, Ingin sekali aku menelponnya tapi aku tahu ini hari libur dan saudara saudaranya sedang berkumpul dirumahnya. Aku tidak ingin mengganggu susana liburannya.


Kutatap laptopku dan tidak ada satu katapun yang telah kutulis. Padahal deadline dari proposal kerjasama tinggal dua minggu dan aku belum bisa meneruskan tulisanku. Pikiranku terus melayang memikirkan dia.  Sedang apakah dia? Apakah dia sedang berjarak deangan aku? Atau dia sedang sibuk dengan keponakannya. Emailku semalam pun dibalas dengan singkat “makasih sayang emailnya. Mwuaahh”
Beginilah kalau menjalin hubungan jarak jauh, itu sebabnya kenapa dulu aku tidak pernah suka berhubungan jarak jauh dengan seseorang karena aku tidak ingin merasakan perasaan gelisah karena ketidak tahuanku. Tiga hari yang lalu kami baru bertemu dan menghabiskan waktu bersama selama empat hari. Semua berjalan sangat menyenangkan dan indah. Aku mengantarnya pulang ke airport dengan pelukkan yang tidak ingin kulepaskan. Dua hari yang lalu memang terjadi kesalahpahaman antara aku dan dia. Aku memang yang salah dan menjawab penjelasannya dengan singkat singkat. Apakah sekarang dia marah atau sedang menarik diri seperti biasa ketika dia sedang not in the mood.

Ini pertama kalinya aku yang memulai menyatakan cinta dengan seorang perempuan dan begitu menginginkannya untuk menjadi pasanganku. Semua temanku menganggap aku sudah gila karena ini tidak seperti aku. Biasanya aku yang selalu jual mahal, pemilih pasangan dan selalu membuat orang patah hati. Tetapi sekarang aku yang mengejar-ngejar perempuan dan menjalin hubungan dengan latar belakang yang jelas berbeda dengan diriku. Aku seorang pengusaha muda, Chinese, Buddhist  dan Dia seorang jawa asli keturunan ningrat  dan seorang aktivis. Semua saudranya telah menikah dan keluarganya sangat protective sehingga menambah sulitnya hubungan kami.  Hubungan kami masih baru dan belum ada satu tahun dan masih banyak yang belum kami pahami satu sama lain. Aku yang berkarakter begitu ekspresionis, lepas, mengatakan apa yang jadi isi kepalaku dan perasaanku dan selalu to the point. Sedangkan dia tidak terbiasa menyampaikan apa yang ada dipikirannya dan apa yang dirasakannya. Dia cenderung pendiam, tidak banyak bicara, seperti puteri kerathon pada umumnya tapi aku selalu tahu apa yang dia rasakan dan dia pikirkan. Dia selalu berusaha mengatasi semua masalahnya dan tidak ingin menjadi beban buat orang lain bahkan ke aku yang pasangannya sekalipun. Dan kadang bila dia sedang ada masalah dia selalu berusaha menjauh atau menarik diri dari aku. Sikapnya itu kadang membuat aku kelabakan dan aku selalu berusaha menebak nebak apa yang sedang terjadi.

Seperti kemarin lusa dia salah mengirim pesan dan aku baru tahu kalau dia sedang ada masalah di keluarganya dan dia tidak menceritakannya ke aku ketika bertemu. Meskipun dia sudah menjelaskan tapi waktu itu merasa diabaikan dan menjadi outsider sehingga aku hanya menjawab singkat singkat. Seharusnya aku tidak bersikap seperti itu. Aku tahu, kadang, aku merasa terlalu ingin melindungi  dan membantu dia. Padahal dia tidak membutuhkan pertolongan dan aku juga tahu dia bisa mengatasi masalahnya dan menyelesaikannya dengan baik. Apakah ini yang dinamakan cinta? Sehingga aku ingin melindunginya, menjaganya dan selalu berusaha membuat dia bahagia.
Mungkin ini karma buatku yang selama ini selalu cuek dengan semua perhatian pasanganku dan bersikap seenaknya. Tiba tiba wajah semua mantanku terlintas. Bagaimana kejamnya aku ketika memutuskan mereka. Bagaimana aku seenaknya bersikap dengan mereka karena tahu kalau mereka mencintaiku. Bahkan ketika Rita kecelakaan karena mengebut setelah aku putus dan masuk rumah sakit. Aku tidak menengoknya. Teman temanku menyebutku berhati dingin dan seperti pembunuh berdarah dingan. Ketika Hesti masuk rumah sakit karena aku putus, aku hanya mengatakan bahwa dia hanya cari perhatian dan psikosomatis. Dan aku sendiri heran kenapa mereka masih saja baik dengan aku meskipun sudah aku perlakukan dengan kejam.

Dari dulu aku selalu berjanji pada diriku sendiri kalau akau tidak mau mencintai seseorang terlebih dahulu dan menyerahkan hatiku sepenuhnya. Aku selalu mengatakan cukup 50% saja biar kalau terjadi sesuatu aku tidak akan merasa sakit. Aku selalu berusaha melindungi diriku, perasaanku dan aku tidak ingin menjadi sakit karena cinta. Tetapi sekarang semua berputar terbalik. Aku jatuh cinta dengan Rahkmi dan aku baru benar benar merasakan betapa sakitnya rasa rindu itu. Aku dulu sering menertawakan teman teman yang memasang status begitu melo di FB karena rindu pasangannya. Aku jadi teringat ketika Hesti mengatakan bahwa dia merindukanku dan rasanya seperti tertusuk sampai ke punggung, aku hanya tertawa dan menganggapnya konyol. Sekarang aku merasakan semua itu, aku merasakan rasa rindu yang menusuk, cemburu yang tidak jelas, mengkuatir pada seseuatu yang tidak ada dan rasa cinta yang luar biasa. Semua rasa bercampur aduk menjadi satu. Apakah ini hukuman ataukah berkah buatku?

Kadang aku takut kalau aku menjadi possessive terhadap dia. Apakah aku harus mengurangi rasa cintaku terhadap dia? Tetapi apakah aku bisa berhenti memikirkannya, berhenti merindukannya atau mengurangi rasa cintaku. Aku tahu aku tidak bisa tetapi aku bisa belajar untuk lebih dewasa dan bijaksana dalam menyikapi rasa cintaku. Aku tidak ingin menjadi pasangan yang terlalu protective dan terlalu mengatur hidupnya. Aku ingin cinta ini bisa memberi kebaikan buat kita berdua. Aku jadi ingat kata Kania yang tidak mempercayai LDR. Katanya hubungan jarak jauh sulit untuk berhasil dan akan sering terjadi pertengkaran, curiga dan lainnya. Aku ingat katanya
“Kamu nggak takut dia disana akan jatuh cinta dengan orang lain? atau terlibat hubungan dengan teman sesama aktivis?
Aku hanya tersenyum waktu itu, kalau mau affair atau jatuh cinta dengan orang lain nggak perlu LDR, sekota aja juga bisa terjadi.

Kulihat sudah hampir jam lima sore dan dia belum wa aku. Aku menahan diri untuk tidak wa dia, meskipun ini membuatku jadi gelisah dan resah, rindu akan sapaannya. Kuhanya terdiam menikmati segala rasa rindu dan gelisah ini. Aku tahu dia mencintaiku dan aku juga tahu dia juga sedang merindukan aku, memikirkan aku, tidak ada yang perlu aku kuatirkan. Biarkan semua berjalan apa adanya. Kututup semua file proposalku dan kubuka album foto kami. Kutatap fotonya yang manis, yang selalu membuatku tenang dan makin mencintainya. Ku belai fotonya  “I love you today, yesterday and every tomorrow.. “Aku akan selalu ada untukmu bila kamu membutuhkanku kekasihku! Aku teringat bagaimana menyenangkannya kebersamaan kami kemarin. Kami jalan-jalan berkeliling kota. Aku mengajaknya berkeliling mencoba semua kuliner, nonton dan bercinta dengan menggila. Aku masih ingat betapa senangnya melihat dia tidur dalam pelukkanku, mengingat ekspresi wajahnya ketika sedang di puncak cinta kita. Hanya dengan mengingat indahnya kebersamaan, aku bisa meredakan rasa gelisahku.

Kulihat HP ku menyala ada wa masuk, hatiku berdebar debar dan berharap itu dari dia. Aku segera membukanya dan betapa senangnya ketika kulihat dari dia.
                ‘sayang..maaf ga sempat wa nin kmu sepanjang hr ini .. pdhl kangennnn banget…
                Td siang aku tidur..hihihi’
Semua rasa galau dan resah ku langsung sirna dan berganti binar binar bahagia. Aku jadi senyum senyum sendiri, rasa meloku langsung pergi entah kemana berganti jadi rasa happy. Aku sadar betapa kuatnya cintaku ke dia dan kadang membuatku jadi bodoh, irrational dan jadi melo. Emosiku selalu kacau bila itu menyangkut dia, logikaku sering tidak jalan. Padahal selama ini aku dikenal orang yang paling bisa menguasai emosi dan sangat menggunakan logika daripada perasaan. Aku juga tahu kami berdua mempunyai ikatan cinta yang kuat. Selama ini meskipun kita berdua berbeda kota dan kadang hanya bertemu sebulan sekali atau lebih. Tapi kami selalu mengkuatkan satu sama lain, saling mendukung, dan saling mempercayai. Kadang kami bercinta melalui wa, ym, skype, email atau telpon berjam jam. Kami saling merindu satu sama lain, berkirim foto setiap saat, dimana saja dan kapan saja. Aku belum pernah melakukannya selama ini dengan orang lain. Bersama dia aku seperti mengendarai jet coaster  atau seperti makan nano-nano yang begitu banyak rasa. Aku sangat menikmati semua rasa itu.  

Aku tahu bahwa hubungan ini berat buat kami berdua tapi kami juga yakin akan kekuatan cinta kami dan akan melalui semuanya bersama sampai saatnya tiba untuk hidup bersama mewujudkan semua mimpi indah. Aku percaya dengan kekuatan cinta dan keinginan untuk mewujudkan mimpi indah kami. Aku akan menjalani cinta ini dengan segenap rasaku dan niat baikku. Aku tidak akan menyerah karena keadaan dan akan menjaganya dengan segenap hatiku.  Aku jadi teringat puisi cinta Kahlil Gibran

Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.


3 comments:

  1. tentang LDR ya kak....
    sama sepertiku....
    sama seperti kisahku....

    trimakasih kak sudah memberiku semangat lagi...
    ceritanya menginspirasiku utk trus bersemangat mempertahanakan hubungan yg begitu sulit ini...
    aku tdk akan menyerah...:)

    'Susan Adeline'

    ReplyDelete
  2. sama seperti cinta qu..

    tp sekarang cinta itu lg d'unjung tanduk....

    ReplyDelete