The Power of Love


Susan tidak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya, Siska. Dia merasa senang bisa bersatu dengan Siska setelah sekian lama terkatung katung dan menderita. Perjalanan dari Semarang ke Jakarta dilalui dengan gelisah. Meskipun dia akan segera bersama tetapi tetap saja dia merasa cemas dan was-was. Susan mencoba mengingat wajah Siska. Meskipun mereka saling berkirim foto setiap saat, tetapi tetap saja Susan ingin melihat dan menyentuh wajah Siska, wajah yang selalu menenangkan perasaannya, menguatkan dirinya. Akhir akhir ini berat sekali cobaan yang dihadapi.  Susan mencoba mengingat, ketika pertama kali Siska mengatarnya ke airport setelah seharian bercinta tanpa henti. Saat yang romantis dan menyenangkan. Meskipun mereka menjalin hubungan jarak jauh, tetapi mereka Saling mengunjungi setiap bulan. Susan yang tinggal di Semarang dan Siska yang tinggal di Jakarta tidak menghalangi percintaan mereka. Cobaan dan rintangan selalu mereka lalui dengan saling mendukung dan menguatkan. Setiap rintangan yang mereka lalui makin menguatkan hubungan cinta mereka.  


Sampai terjadi percobaan besar setelah tiga tahun mereka bersama. Bagaikan mendengar petir di siang bolong ketika Papanya mengatakan akan menjodohkan Susan dengan anak salah satu rekan bisnisnya. Susan yang sudah biasa dididik untuk selalu menurut dengan perintah orang tua ingin sekali berontak dan mengatakan tidak. Dia mencoba menolak dan dengan perasaan takut dia mengatakan masih ingin terus kuliah, Dengan tegas papanya bilang “Buat apa kuliah khan pada akhirnya kamu kuliah buat cari kerja dan uang! Dengan menjadi isterinya John kamu tidak perlu repot repot kerja!  Susan hanya terdiam, marah dan ingin berontak tapi dia hanya bisa menangis dan tidak berani membantah.  Membayangkan kesedihan Siska bila mendengar berita ini.  Dia akan dijodohkan dengan John Kamaru, Laki laki yang menurut orang tuanya sangat baik dan akan membahagiakan hidup Susan.  Susan sudah berusaha untuk membatalkan pertunangannya dengan John. Bahkan waktu itu Siska mengajak untuk kabur dari rumah dan sudah banyak rencana yang akan mereka lakukan agar pernikahan itu batal. Tapi rupanya nasib mengkhianati cinta mereka berdua. Siska mengalami kecelakan motor ketika berangkat kerja dan  Mamanya tiba tiba harus masuk rumah sakit Karena penyakit komplikasinya kumat. Bagaikan jatuh dan tertimpa tangga,  Siska juga harus kehilangan pekerjaan karena tidak masuk kerja hampir 2 minggu karena kecelakaan itu. Rencana merekapun hancur berantakan bagaikan serpihan kaca . 

Bagaikan cerita Siti Nurbaya, Susan dengan terpaksa  menikah dengan John. Seperti daun daun yang berguguran dimusim panas, harapan untuk bersatu berguguran satu persatu. Dengan kesdihan yang membuncah dan ketakberdayaan Susan menurut saja semua rencana keluarga yang telah ditetapkan. Setiap hari menjelang hari pernikahan bagaikan sayatan pisau tajam dihati yang memotong sedikit demi sedikt cinta dan hati mereka.  Tetesan airmata yang tak bisa berhenti setiap kali saling menelpon. Mencoba untuk tegar,  saling menguatkan satu sama lain dan  berjanji setia akan cinta, terus membangun mimpi untuk bersama suatu saat. Bagaikan menghadapi hari penghakiman, Susan terus menangis di hari pernikahannya sampai orang tuanya marah besar dan mengancam akan mencelakai Siska.
“Kamu pikir papa nggak tahu hubunganmu denga Siska? Dan Kamu pikir papa tidak bisa menyuruh orang untuk mencelakai dia atau mamanya, Huh?
Seketika itu juga Susan tersadar dan merasakan keseriusan ancaman papanya. Susan berusaha untuk menahan perasaan sedihnya dan berusaha untuk tidak menangis. Penata rias sampai merasa kesulitan ketika harus merias wajah Susan. Matanya jadi bengkak dan kuyu karena terlalu banyak menangis, badannya jadi kurus sehingga pakaiannya harus dikecilkan. 

John Kamaru, pengusaha sukses dan berpengaruh meskipun masih muda, berwajah ganteng dan terlihat manis.  Umurnya 15 tahun lebih tua dari Susan. John tidak menolak untuk dijodohkan. Susan tidak terlalu mengenal siapa dan bagaimana sifat John. Yang dia tahu John seorang pengusaha sukses di Semarang dan Papanya sangat bersyukur dia mau memperistri Susan. Ketika Pesta pernikahan selesai digelar John memboyong Susan ke rumahnya yang bagaikan istana. Susan merasa gamang dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dengan jengah dan merasa janggal dia tidur disebalah John. Untung dia sedang mens sehingga bisa menghindar dan bebas dari kewajiban melakukan hubungan sex.  Tetapi Susan tidak bisa terus menghindar, Suatu malam ketika John mengatakan ingin bercinta, Susan mengatakan bahwa dia sedang capek. John menjadi marah dan mengatakan
“Aku ini suamimu, sampai kapan kamu mau menghindari aku terus!” 
John seperti kerasukan setan, matanya memerah liar seperti binatang yang siap menerkam mangsanya. Dengan kasar dia menarik Susan, ketika Susan berontak dan menangis, John tersenyum menyeringai. Dia menampar wajah Susan beberapa kali sehingga mengeluarkan darah dibibirnya. Melihat darah yang keluar dari bibir Susan yang memucat ketakutan, membuat John makin bernafsu. Disobeknya dengan kasar pakaian tidur Susan. Susan dapat melihat betapa menakutkannya John, seperti orang lain yang sedang kerasukan. John melepaskan kaos dan celana dalamnya. Susan dapat melihat penis John yang sudah berdiri, dia berusaha meronta dan melepaskan diri. Tapi tubuh John yang lebih besar dan kuat telah berada diatas tubuh Susan. John tak ubahnya seperti Buriswara yang hendak memperkosa Dewi Sumbadra. Dia meludahi tangannya sendiri dan membasahi penisnya dengan ludahnya. Dihujamkanya penisnya kedalam vagina Susan yang masih kering. Ketika Susan berteriak kesakitan dan merontah, John tersenyum senang dan makin bertubi tubi dia menghujamkan penisnya. Dia tdiak peduli dengan tangisan Susan dan teriakan kesakitannya. Dia lakukan terus berkali kali sampai dia mencapai puncak dan Susan terkulai tak berdaya.

John terbaring lemas disamping Susan. Susan bagaikan patung, terdiam, airmatanya mengalir, dadanya bergemuruh karena marah. Harga dirinya sebagai perempuan terinjak injak dan sakitnya melebih rasa sakit diselangkangannya. Tanggannya masih mengepal dengan kuat merasakan antara sakit dan marah yang sudah mencapai puncaknya dan ketidakberdayaan yang menyatu dalam kegetiran. Dia merasakan ada yang hangat mengalir diselangkangannya tapi dia sudah tidak kuat berdiri atau duduk melihatnya, badannya serasa remuk dan dia tidak tahu lagi mana yang lebih sakit. John tiba tiba duduk karena dia juga merasakan basah ditangannya. Seketika wajahnya memucat melihat tangannya penuh darah dan dia menatap Susan. Tapi Susan sudah tidak ingat lagi apa yang terjadi. Samar samar dia mendengar John berusaha membangunkannya dan menangis meraung raung, takut kalau Susan akan meninggal. Lalu Susan mendengar John menelpon dokter pribadinya. Selebihnya Susan sudah tidak ingat lagi karena dia pingsan. Ketika esokan pagi Susan membuka mata, dia melihat John disampingnya. Ketika hendak bangun ke kamar mandi, badannya terasa sakit semua dan dia tidak mempunyai tenaga untuk bangun. John langsung bangun begitu merasakan Susan hendak bangun. Wajahnya terlihat menyesal dan ketakutan. “maafkan aku San! Sambil berusaha membantu Susan berdiri. Susan menampik tangan John yang hendak membantunya dan berusaha menghindar dari sentuhan John. Dia merasa jijik, muak dan takut sekaligus. Wajahnya yang biasa terlihat baik dan manis seketika berubah terlihat menjijikkan. John tak ubahnya serigala berbulu domba. Tapi Susan tidak mempunyai tenaga untuk berdiri dan kekamar mandi.
“San, biarkan aku menolongmu!
Susan terus berusaha tapi dia tidak kuat jalan. Dia menatap John dengan kebencian dan kemarahan setelah apa yang dilakukannya semalam.
“Aku minta perawat dan tidur di kamar terpisah!
                “Iya, nanti aku akan panggilkan! Jawabnya.
Susan berusaha turun dari ranjang dan merangkak ke kamar mandi. Dia tidak ingin disentuh oleh John. John tidak tahan melihat sikap Susan dia langsung mengangkat tubuh Susan yang kecil, Susan berusaha berontak dan memukuli wajah John. John diam saja dan membawanya ke kamar mandi. Susan kembali menangis karena ketidakberdayaannya. John mendudukan dia diatas closet. Susan menangis kesakitan ketika pipis dan John berdiri dan menatap Susan yang sedang kesakitan.
“Bisa nggak kamu keluar dari sini”Kata Susan dengan ketus.
John segera keluar dari kamar mandi dan Susan segera membanting pintu kamar mandi. Dalam kesendiriannya di kamar mandi Susan menangis dan merasakan perih dibibirnya. John segera masuk begitu mendengar suara flush air di closet. Dia tidak banyak bicara dan wajahnya juga datar, sama sekali tidak menunjukan rasa bersalah atau kasihan terhadap Susan.
 “Aku minta cerai!”
“Aku tidak akan menceraikanmu, San”Kata John dengan dingin.
“Kalau gitu, aku yang akan menuntut cerai”
“Kamu tidak bisa menuntut aku cerai, orang tuamu pasti tidak setuju dan mereka tidak akan percaya dengan ceritamu”ujar John dengan nada yakin.

Susan tahu apa yang dikatakan John benar. Orang tuanya pasti akan membela John dan menganggap itu hanya alasan dia agar bisa bercerai dengan John. Susan terus berpikir dan mencari cara agar bisa bercerai dengan John.

Sudah dua hari dia terbaring, Susan merasa kesal karena John tidak juga mendatangkan perawat buat dia dengan alasan masih belum dapat. Tadi pagi dokter datang memeriksanya, dia diberi obat menahan sakit dan salep untuk memar memar di wajah dan tangannya. Susan berusaha minta visum ke dokter tapi dia hanya tersenyum dan mengatakan.
“Ah, tak perlu visum sudah biasa kalau suami isteri bercinta dan kebablasan itu”katanya sambil menyeringai bak serigala yang tua.
Susan yakin itu adalah dokter keluarga John yang dibayar untuk menutupi semua ini. Dua hari ini John terus menungguinya. Susan sudah dapat berjalan ke kamar mandi sendiri dan dia melihat bayangan wajahnya yang memar. Kemarin seharian dia tertidur karena di beri obat tidur oleh dokter. Sekarang kepalanya pusing dan dia tiba-tiba ingat dengan Siska. Pasti dia bingung karena aku seharian tidak berkabar ke dia. Dia segera mengambil HP nya dan melihat ada 30 sms dan semuanya dari Siska. Dibukanya satu persatu dan dibacanya dengan berlinang airmata.“Oh, sayangku apakah kamu tahu apa yang aku alami saat ini” tiba tiba dia menjadi malu dan merasa kotor untuk membalas sms Siska. Apa yang harus kukatakan ke dia? Apakah dia akan bersedih? Atau dia akan jijik menyentuhku dan meninggalkanku? Akhirnya dia membalas sms Siska dan mengatakan kalau dia tidak enak badan dan kemarin seharian tertidur karena minum obat.

Setelah satu minggu keadaan Susan kembali pulih, memar diwajahnya sudah hilang, hanya tinggal dilengannya yang masih terlihat samar samar. Dia ingin sekali menemui Siska dan sangat butuh pelukannya. “aku akan ke Jakarta besok”Kata Susan ketika melihat John datang. John hanya menatap Susan dan hanya mengangguk. Setelah kejadian itu sikap John baik sekali dan penuh kelembutan berbeda dengan apa yang dilihat Susan satu minggu yang lalu. Seperti dua orang yang berbeda, dia begitu lembut, kalem dan tidak banyak bicara. John membuka tas nya dan memberikan uang satu bendel seratus ribuan. “Nih buat kamu ke Jakarta, dan aku mau kamu kembali hari rabu” belum sempat Susan menjawab John telah pergi masuk ke ruang kerjanya. Berarti dia hanya mengijinkanku dua hari untuk ke Jakarta. Dia segera memberi tahu Siska kalau besok dia akan ke Jakarta dan janjian ketemu di hotel Ciputra.

******
Susan gelisah menunggu kedatangan Siska di kamar.  Dia terus berpikir, apakah harus menceritakan apa yang dia alami ke Siska. Dia tidak ingin membebani pikiran Siska.  Bel kamar berbunyi dan Susan melihat Siska di depan pintu. Begitu di dalam Susan langsung memeluknya erat erat dan Siskapun membalas pelukkannya dengan kerinduan yang nyaris meledak. Mereka berciuman lama sekali menyalurkan semua kerinduan seperti menemukan air dipadang pasir.

“Aku merindukanmu sayang, aku terus terusan gelisah membayangkanmu, setiap malam dipeluk dia! Katanya sambil menahan tangis agar tidak meledak. Kamu tahu bagaimana rasanya hatiku yang harus menahan sakit membayangkanmu dicumbu dia, membayangkanmu bercinta dengan dia. Hatiku sakit sekali San, sakit yang tidak akan pernah bisa kamu bayangkan!” dan aku nggak tahan merasakan ini semua”.

Tiba tiba badan Susan menggigil teringat kejadian satu minggu yang lalu bagaiman dia diperkosa oleh John suaminya sendiri. Bagaikan bendungan yang jebol, meledaklah tangisan Susan dalam pelukkan Siska. Siska merasa bersalah dengan kata katanya.

“Maafkan aku sayang, kalau ucapanku menyakitimu. Aku tidak bermaksud demikian”.
“Sis… aku..”ucap Susan dengan ragu ragu dan masih terseduh
“Kenapa sayang? Siska merenggangkan pelukkannya sambil menatap wajahnya dan melihat dipipi Susan ada belas memar. “Hei ini kenapa? Sambil disentuh pipi Susan.
“Aku…. John, telah memperkosaku!dan meledaklah tangisan Susan.
“Apa! Seketika kemarahan Susan meledak. “bajingan! Bangsat” Apakah kamu sudah lapor? Bagaimana keadaanmu? Tanyanya dengan penuh kekuatiran dan penyesalan atas apa yang dialami Susan.
Susan melepas semua pakaiannya dan terlihat semua bekas memar dilengannya, begitupula dengan vaginanya yang baru mengering luka lukanya. Siska menangis melihat penderitaan Susan, dia tidak tahan melihat orang yang dicintainya begitu menderita dan dia tidak melakukan apa apa.
                “Kita harus melaporkan ini ke Polisi, San! Kamu tidak bisa membiarkan dirimu seperti ini”
“Aku tidak bisa, Sis! Aku tidak punya bukti dan ini akan mempermalukan nama keluargaku”
“Kamu masih saja memikirkan keluargamu, Apakah mereka tahu kamu seperti ini?
Susan hanya menggeleng lemah dan menangisi nasibnya.
“Aku sudah minta cerai tetapi John tidak mau menceraikanku dan dia berjanji tidak akan melakukan lagi”
“Dan kamu percaya dengan apa yang diucapkannya? Dia itu sakit Sis! Hanya orang yang sakit saja yang tega memperkosa isterinya sampai seperti ini dimalam pertamanya”
“Aku takut Sis, papa pasti tidak akan percaya dengan apa yang aku katakana. Dia pasti berpikir aku hanya mengada ada dan Papa pernah mengancam akan mencelakai kamu kalau aku sampe tidak jadi menikah dengan John waktu itu. Aku memang tidak bercerita karena aku takut kamu akan jadi kepikiran”
Akhirnya mereka hanya berpelukan dan Susan langsung terlelap dalam pelukkan Siska. Sudah hampir dua minggu dia tidak bisa tidur dengan lelap. Siska memandangi wajah Susan dengan perasaan yang bercampur aduk. Diam diam dia meneteskan air mata, memikirkan bagaimana caranya menyelamatkan Susan. Semalaman dia tidak dapat memejamkan matanya, membelai Susan sambil memeras otak mencari cara agar Susan bisa bercerai. Selama dua hari bersama Siska tidak berani mengajak Susan bercinta karena dia tahu pasti Susan masih merasakan sakit atau Trauma.  Mereka hanya berciuman dan berpelukkan.
                “Sayang, bagaimana kalau kita lari aja? tanya Siska sebelum mereka sarapan.
“Sis, aku tidak ingin membuat kamu celaka dan mamamu masih sakit khan? Nanti siapa yang akan merawat mama? Kita nggak mungkin mengajaknya dalam keadaan seperti itu.
Siska diam terpekur membenarkan ucapan Susan dan otaknya terus berputar untuk menemukan cara.  Aku sekarang belum menemukan cara tapi aku pasti akan mencarinya, San! Kata Siska dalam hati, aku tidak akan membiarkanmu menderita.

******

Waktu berjalan dengan cepat Susan harus kembali ke sangakar emas dengan serigala berbulu domba yang setiap saat dapat membunuhnya. Ada perasaan mual yang menjalar keperutnya ketika mengingat rumah dan wajah John. Keringat dingin segera mengalir diseluruh tubuhnya. Ditengah kegelisahan dan ketakutannya, Susan merasa dia harus bisa melindungi dirinya sendiri. Aku tidak mau menjadi korban dan aku tidak ingin mati muda. Aku harus mencari tahu background John. Siapa dia sebenarnya dan pasti ada yang disembunyikannya. Tiba-tiba dia ingat temannya yang menjadi polisi, mungkin dia bisa membantu mencarikan informasi. Sebaiknya aku sms dia dan janjian untuk ketemu.

Susan memasuki dalam rumah yang terlihat sepi, dari luar rumah ini tampak mewah dan megah. Di depan dijaga satpam dan didalam ada pembantu 3 orang yang semua tinggal di belakang rumah. Lantainya yang dari granit seminggu sekali selalu dibersihkan oleh jasa cleaning servis begitu pula dengan kolam renang dibelakang. Semua perabotannya dari DaVinci tetapi tidak satupun yang dapat menggugah kebahagian Susan. Tidak akan ada yang mengira pemilik rumah yang mewah ini adalah seorang yang mempunyai kelainan sadism yang suka melakukan kekerasan bila berhubungan seksual. Bagi Susan rumah ini seperti neraka dan membuat dia selalu ingin melarikan diri. Begitu memasuki ruang tengah terlihat rangkaian bunga segar berada di meja dengan tulisan ‘Welcome Home’ dalam hati Susan mengatakan ‘Welcome hell’ .  Dia tahu John berusaha mengambil hati Susan dan berbuat baik dengan memberi uang, membelikan dia hadiah tas bermerk dan dia tahu kalau aku suka dengan gadget dia pun membelikan IPad terbaru. Tetapi Susan tidak mau menyentuhnya dan masih membiarkannya rapi dalam kotaknya. Apa dia pikir dengan semua itu aku bisa melupakan semuanya? Melupakan apa yang telah dia lakukan padaku, enak aja!
“Hi, sudah datang ya? Gmana senang ketemu Siska? Katanya sambil tetap membaca Koran.
Seketika juga Susan berhenti dan membalikkan badan, tangan mengepal marah dan menatap John yang sedang membaca koran.
“Jadi kamu sekarang juga memata-mati aku?”
“Aku khan suamimu dan aku telah membelimu dari keluargamu. “Untuk kamu ketahui saja berapa yang sudah aku bayar untuk menutup hutang keluargamu” Aku sudah menghabiskan 5 milyar untuk membeli kamu yang ternyata sudah tidak perawan dan lesbian!ujarnya  dengan sinis dan tetap membaca Koran.
Darah Susan langsung mendidih dan mencapai ubun ubunnya, napasnya memburu dan tangannya mengepal geram ingin memukul wajah John.
“Kenapa? kaget kalo aku tahu? Semoga kamu menikmati hari terakhirmu dengan pacar lesbianmu itu dan jangan pernah berharap kamu bisa keluar dari rumah ini sendiri tanpa aku atau pengawal yang sudah aku sewa buat kamu!” kata John berdiri meminum tehnya dan meninggalkan Susan yang masih mematung diliputi kemarahan.
Susan segera masuk kamarnya dan membanting pintunya keras keras, dia membanting IPad pemberian John dan menangis sejadi jadinya. Setelah beberapa saat dia menghentikan tangisannya. Aku tidak boleh seperti ini, aku harus kuat, aku tidak boleh menangisi nasibku, aku harus bisa merubah nasibku sendiri. Susan duduk bersandar diranjang, mendekap lututnya sambil menggigil menahan guncangan marah. Sekarang aku tidak bisa bebas lagi kemana mana. Aku harus mencari tahu kelemahan John. Aku harus bisa menemukan segala kemungkinan. Aku tidak mungkin pulang kerumah papa. Papa pasti akan menyuruhku kembali dan mengabdi kepada suami apapun yang terjadi. Papa pasti juga akan melarang dia bercerai dengan John. Pantang bagi orang china untuk bercerai dan perceraian adalah aib bagi keluarga dan sebagai seorang perempuan harus tunduk kepada suami apapun yang terjadi. Aku tidak ingin tua membusuk disini dan menerima nasibku begitu saja.  Aku harus bisa keluar dari sini. Susan terus bergulat dengan pikirannya sendiri. Menjelang pagi baru dia tertidur.

****

Sudah dua bulan berlalu, selama itu John tidak pernah menyentuhnya. Susanpun seperti tahanan rumah, kemanapun dia pergi selalu diikuti oleh pengawalnya. Untung dia sempat bertemu dengan Anissa, temannya yang menjadi polisi. Dari Anissa dia tahu kalu John pernah terlibat masalah 5 tahun yang lalu. Dia dilaporkan seorang perempuan yang mengaku telah diperkosa. Tapi tiba kasus itu raib begitu saja dan perempuan itu menarik laporannya. Anissa memberikan bukti bukti itu kepada Susan. Anissa juga mengatakan bahwa John menjadi target karena dicurigai menyelundupkan barang-barang elektronik. Dia meminta Susan mencari bukti bukti atau kalau bisa tahu kapan barang datang atau dikirim akan lebih baik. Susan masih ingat kata Anissa Kalau kamu bisa membantu kami dan memenjarakan John maka kamu akan gampang menuntut cerai. Mendengar hal itu Susan langsung bersemangat dan menyetujui. Dia serasa menemukan kembali harapan dan setitik cahaya meskipun dia tahu itu tidak mudah.

Susan jadi menemukan gairahnya kembali, dia segera menceritakannya kepada Siska. Siska memintanya untuk berhati hati karena kalau ketahuan bisa saja John menyiksanya atau membunuhnya. Susan segera menjalankan aksinya ketika John berangkat kerja. Selama ini dia berusaha bersikap biasa dan menjalankan tugasnya sebagai isteri yaitu menemani dia sarapan atau makan malam. Mengatur pembantu untuk belanja atau kebutuhan rumah tangga. Susan memulai aksinya ketika John berangkat ke kantor. Dia memasuki ruang kerja John dan mulai membuka lemari dan filing cabinet. Dia memeriksa semua file file John. Matanya segera tertuju di laporan psikologi tentang John. Dengan penasaran Susan membacanya. Dari laporan diketahui kalau dari remaja John memang sudah mempunyai kecenderungan untuk menyiksa binatang. Waktu kecil dia sering menyiksa kelinci atau burung hingga mati, atau dia mengambil ikan dan dibiarkan menggelepar dilantai. Waktu remaja dia juga suka melakukan kekerasan terhadap temannya atau adik kelasnya sehingga orang tuanya sering memindah sekolah atau memberikan sumbangan berlebih untuk sekolah. Ayahnya menganggap bahwa John seorang yang Jantan dan seorang laki laki kejam sangat bagus untuk bisnis. Memang benar ketika berbisnis John tidak segan melakukan tindakan kejam dan kotor untuk menggoalkan bisnisnya. Dia tidak segan melakukan kekerasan atau ancaman bila ada yang mengganggu bisnisnya. Dia juga sering memaki maki anak buahnya di depan orang bila melakukan kesalahan atau tidak menturuti perintahnya.

Dari laporan itu juga ditulis bagaimana John mendapatkan kepuasan seksual ketika melihat obyek yang disiksa itu menderita atau kelihatan tak berdaya. Ternyata waktu kecil John didik dengan keras dan disiplin yang tinggi oleh papanya. Dia tidak diijinkan untuk menangis atau bersedih. Bahkan ketika mamanya meninggal waktu John berusia 6 tahun, dia tidak diijinkan untuk menangis atau bersedih. John juga sering melihat papanya menghajar mama tirinya. Sejak kecil John dididik untuk tidak boleh takut terhadap apapun dan siapapun. Dia mengatakan ketika melihat papanya menghajar mama tirinya sampai bajunya sobek tiba tiba dia merasa terangsang sangat hebat. Ketika itu dia masih kelas 3 SMP dan sejak itu dia sering mastrubasi dengan membayangkan mama tirinya yang sedang dihajar. Ketika SMU dia mulai melakukan hubungan seks dengan pekerja seks. Dia tidak bisa menikmati hubungan seks itu dan dia tidak bisa ereksi. Hal itu membuatnya panic dan ketakutan karena merasa tidak jantan dan lemah. John muda terus mencoba dengan pekerja seks lainnya tetapi tetap sama saja hasilnya dia tidak bisa ereksi ketika melihat pekerja seks membuka bajunya dengan manja dan siap melayaninya. Dia pualang dengan perasaan marah dan kesal. Padahal dia begitu menginginkan hubungan seks. Kemarahan itu dilampiaskan ke pembantunya ketika John minta dibuatkan minuman ternyata dia salah. Melihat pembantunya yang masih muda dan ketakutan dengan kemarahan John. John langsung bernafsu, dia memperkosa dan menghajar pembantunya di dapur yang kebetulan waktu itu tidak ada orang. Sejak itu John tahu bagaimana dia bisa mencapai kenikmatannya.   

Ada perasan mual yang tiba-tiba menyerang ulu hatinya dan menyekat tenggorokannya begitu membaca kejadian itu. Susan berlari ke kamar mandi untuk muntah tapi tidak bisa. Nafasnya jadi memburu karena marah dan jijik secara bersamaan. Dia tahu bagaimana perasaan pembantu itu, masih jelas dalam ingtannya wajah John ketika menjadi Buriswara yang menjijikan.  Dia dapat merasakan bagaimana ketakutan dan sakitnya pembantu itu.  Tak terasa air matanya meleleh, ‘Tidak, aku tidak boleh menangis. Aku harus kuat dan berani’. Susan kembali lagi ke ruang kerja John. Dia baru tahu kalau suaminya punya gangguan kepribadian yang sangat menakutkan. Tapi dia juga tahu kalau dia semakin takut maka John akan semakin senang. Susan segera memotret laporan itu dan mengirimnya ke Siska. Dia terus membongkar file file dan mencari buktu kejahatan John. Susan tidak bisa menemukan bukti apapun. Dia melihat disudut ruangan ada sebuah lemari besi. Dia mencoba membukanya tetapi tidak bisa. Dia terus mencari dan membuka semua lemari dan rak buku. Tanpa sengaja Susan menemukan ruang rahasia di balik rak buku. Dia segera masuk dan menemukan banyak hal yang mengejutkan. Dia juga menemukan ada shabu-shabu masih dalam plastic dan peralatannya. Susan segera memfoto semua untuk dijadikan barang bukti dan dikirim ke Siska dan juga ke Anissa. Di kamar rahasia itu Susan menemukan bukti transaksi pengiriman dan penerimaan barang barang selundupan dan dan juga bukti keuangan. Ssetelah puas Susan segera merapikan dan keluar dari ruang kerja John. Jantungnya berdebar debar sangat kencang ketika melihat John sudah dihadapannya.
“Sedang apa kamu diruanganku? Kata John sambil mencengkeram lengan Susan dan menatap Susan. Matanya menyelidik mencari tahu apa yang telah dilakukan Susan di dalam ruangannya.
“a..aku sedang mencari kertas!Katanya sambil menahan sakit cengkraman tangan John.
“Jangan pernah sekali-kali kamu masuk ruanganku, kalo kamu nggak ingin aku hajar!Kata John dan mendorong Susan sehingga hampir terjatuh.
Susan segera ke kamarnya cepat cepat. Untung John tidak mengambil HP nya yang penuh dengan foto foto bukti kejahatan John. Aku harus segera menghapusnya,pikir Susan. Dia kuatir nanti John mengambil HPnya dan melihat apa yang telah dilakukan. Semakin lama dia tinggal bersama dengan John membuat dia selalu merasa tidak aman dan takut.  

******

Susan yang sedang chat dengan Siska di HP nya sambil menunggu rasa kantuk, terkejut ketika tiba tiba pintu kamarnya terbuka. Bayangan John yang berdiri ditengah pintu terlihat menjulang menakutkan. Seketika jantung Susan berdebar kencang melihat John sudah di dalam kamarnya. Selama ini dia memang selalu merasa takut bila dia tidur tiba tiba John datang karena pintunya tidak berkunci. Setiap malam dia selalu menaruh kursi di depan pintu sehingga dia tahu kalau John masuk ke kamar.  Wajah John terlihat seperti Buriswara yang penuh nafsu dan siap memperkosa perempuan manapun dan akan menerjang apapun yang mengahalanginya. Dia berdiri bertelanjang dada, badannya yang tinggi besar terlihat seperti raksasa, matanya memerah. Penisnya sudah menegang dibalik celana pendek bunga bunga balibong. Senyumnya menyeringai melihat Susan duduk di ranjang.  Bagaikan serigala yang melihat buruannya. Dia berharap Susan akan ketakutan dan berlari atau gemetaran melihat kedatangannya. Dia berpikir akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa dan tak terlupakan bulan lalu. Apa karena tadi siang dia memasuki ruangan John sehingga sekarang dia ingin membalas perbuatannya. Susa tahu kalau joh pasti ingin menyakitinya dan memperkosanya.  

Susan berusaha menekan dalam dalam rasa takutnya, dia berpikir dan beraksi dengan cepat. Dia segera berdiri mendekati John sambil melepaskan pakaiannya. “Kamu tidak perlu kasar bila ingin meniduriku! Bukankah kamu sudah membeli tubuhku! Kata Susan sambil memasukan tanganya ke dalam celana pendek John. Memegang penis John yang sudah mengeras, meremas remasnya dan berusaha menciumi leher John. John tidak menyangka dengan sikap Susan yang begitu agresif dan mengingatkan pengalaman pertamanya dengan pekerja seks. Seketika itu juga nafsunya jadi sirna dan penisnya mendadak loyo. Dia berusaha melepaskan dirinya dari serangan agresif Susan dan mendorongnya. “Perempuan Sialan!”katanya sambil meninggalkan Susan seorang diri di kamar. Susan tersenyum senang, merasa menang karena dia bisa mengalahkan ketakutannya dan berani bertindak.  Setelah mengenakan pakainanya, Susan berjalan mengendap ngendap menuju ruangan john. Dia memperkirakan kalau John pasti sedang menghisap shabu shabunya setelah gagal menyalurkan nafsunya. Susan berdiri di depan pintu yang setengah terbuka dan berusaha mengintip dengan menggunakan kamera HP nya. Dia merekam semua kegiatan John yang sedang nge-fly setelah puas dan merasa cukup Susan segera kembali ke kamarnya. Besok aku harus segera menghubungi Anissa dan mengajaknya ketemu.  

Susan merasa senang dengan keberaniannya sendiri. Dia dapat merasakan secercah harapan untuk terlepas dari cengkraman John. Sekarang yang dia pikirkan bagaimana dengan keluarganya. Bagaimana reaksi papanya? Papanya pasti melarang dia menuntut cerai dan pasti mengatakan, istri yang baik akan mendampingi suaminya ketika sedang kesusahan bukannya meminta cerai. Apa kata orang nanti dikira papa tidak bisa mendidik anak perempuanya untuk berbakti kepada suami. Perceraian adalah hal yang memalukan bagi orang china dan keterunan keluarga kita tidak ada yang pernah bercerai.
Pasti aku akan dianggap anak durhaka karena telah mempermalukan keluarga dan akan membawa sial bagi seluruh keluarga. Apakah papa akan berubah pikiran kalau tahu aku telah diperkosa oleh John atau malah mengatakan harus menerima dan melayani kemauan suami? Atau mungkin menganggap aku yang tidak becus melayani suami sehingga suami berbuat kasar! Aku harus benar benar membuat rencana untuk hidupku sendiri, apakah aku sudah siap kalau papa mengusirku dari rumah, apakah Siska siap menerimaku. Pikiran dan batin Susan terus berdialog tiada henti. Apapun yang terjadi aku harus bisa berdiri dengan kedua kakiku sendiri dan aku harus bisa mandiri tidak tergantung dengan siapapun. Aku masih muda dan aku juga mempunyai dua tangan dan dua kaki yang lengkap. Aku bisa bekerja apapun untuk hidupku. Aku sudah dewasa dan berhak menentukan hidupku sendiri. Papa dan mama tidak selamanya ada dan hidup, mereka tidak akan selamanya bisa melindungi aku. Berbakti kepada orang tua bisa dilakukan dengan banyak cara, bukankah aku sudah melakukan tugasku menturuti kemauan mereka untuk menikah dengan John. aku sudah menjalankan tugasku dengan baik. Kini saatnya aku menentukan nasibku sendiri bukan papa yang menentukan aku harus bagaimana.

*****
Sudah dua bulan lebih dan masih belum ada kabar rencana penangkapan John dari Anissa. Anissa mengatakan mereka harus mengatur strategi terlebih dahulu dan nggak mau rencana ini bocor karena John juga punya banyak orang bayaran di kepolisian. Tetapi mereka pasti melakukan penangkapan buat John dan harus ditangkap basah agar dia tidak bisa mengelak. Susan diminta bersabar karena rencana penangkapan akan dilaksanakan dalam minggu ini. karena mereka mendengar John akan menerima kiriman barang gelap dari luar negeri.

Susan dua bulan ini menjalani hari harinya dengan kegiatan les bahasa Inggris dan kursus akuntansi. John tidak pernah melakukan kekerasan dengan dia dan sikapnya lumayan baik, tetapi tetap saja Susan merasa seperti di dalam tahanan dan selalu kuatir sewaktu waktu John akan menyakiti dia. Setiap kali Susan keluar selalu harus minta ijin dan kadang John sendiri yang menemani dia ke mall. Atau dia mengajak aku makan dengan rekan bisnisnya. John membelikan dia beberapa pakaian mahal. Katanya “Aku nggak mau orang menganggap kamu pembantuku dan mereka menganggap aku tidak mampu membelikan kamu baju!” ketika Susan berusaha menolak. Kadang Susan merasa dirinya seperti mainan John yang harus didandani yang cantik dan dipamerkan ke teman temannya. John tidak keberatan kalau dia pergi ke spa atau perawatan tubuh yang biasanya tidak pernah Susan lakukan. Untuk menghabiskan waktu Susan jadi sering ke perawatan tubuh meskipun sebenarnya tidak ada yang harus dirawat secara khusus. Ketika Susan mengatakan dia ingin kuliah lagi, John tidak mengijinkan. Ketika dia mengatakan ingin kursus bahasa inggris dia malah mendatangkan guru private ke rumah. Susan merasa lumayan senang setidaknya dia punya kegiatan daripada menganggur dan kemampuan ini bisa dia gunakan nanti kalau dia bebas dari John. Susan berusaha memanfaatkan kekayaan John untuk meningkatkan kemampuannya. John akhirnya menyetujui ketika dia bilang ingin kursus akuntansi karena Susan mengatakan kalau dia bisa akuntansi nanti khan bisa membantu John memeriksa pembukuan, siapa tahu anak buahnya korupsi.

Dalam hal materi John selalu memberinya berlebih, bahkan memberikan uang belanja untuk keluargaku. Aku tahu tujuaannya bukan untuk berbakti tetapi menyuap mereka agar kalau aku meminta cerai mereka akan melarangnya. Papa begitu bangga bermantukan John, katanya John adalah suami yang baik dan berbakti dan itu membuatku sebal dan muak. Apalagi ketika dihadapan John, Papa bilang aku harus cepat memberikan keturunan buat John karena dia anak tunggal. Perutku langsung mual mendengar hal itu dan langsung meninggalkan meja makan. John menyadari kekurangannya ketika pulang dari rumah papa dia mengatakan “Bagaima kalau kita mengikuti program bayi tabung”
Tiba tiba jantungku rasanya mau berhenti. Aku tidak ingin mempunyai anak apalagi anak dari John. Aku tidak ingin mempunyai anak yang nanti seperti bapaknya yang kejam. Aku hanya diam saja tidak memberikan jawaban. Aku terus memandang keluar, memandangi jalan yang ramai tetapi begitu sepi. Aku iri melihat pasangan yang berjalan sambil bergandengan dan tertawa lepas, mereka terlihat begitu bahagia. Sedangkan aku harus terpisah dengan kekasihku dan harus bersama dengan orang yang tidak kucintai.

Begitu nyampai dirumah, John mengatakan akan keluar ada urusan. Susan segera menelpon Anissa dan ternyata benar malam ini mereka akan melakukan penyergapan. Susan merasa deg-deg-an dan berharap penyergapan ini berhasil karena ini juga akan mempengaruhi masa depannya. Susan tidak bisa tidur dengan tenang menunggu kabar entah dari Anissa atau dari John sendiri. Sampai menjelang pagi belum ada kabar dan Susan memutuskan untuk tidur.

Susan terbangun mendengar telponnya yang berdering terus menerus. Segera dia mengangkatnya, ternyata dari pengacara John yang memberitahu kalau John tertangkap semalam dan sekarang di tahanan. Nggak lama kemudian papa John juga memberitahu kalau John tertangkap dan Susan pura pura kaget dan takut. Dia diminta menunggu aja di rumah dan tidak mengeluarkan komen apapun kalau ada yang tanya. Benar juga siang hari begitu banyak telpon yang masuk dari wartawan yang ingin tahu kebenaran itu, ada juga yang datang ke rumah mereka. Untung ada satpam yang menjaga sehingga tidak bisa sembarang orang bisa masuk. Sore hari bebrapa polisi datang membawa surat perintah untk menggeledah dan Anissa juga datang bersama rombongan. Kami pura pura tidak saling mengenal karena di situ juga ada pengacara John.  Mereka sudah tahu keberadaan ruang rahasia John. Mereka juga menemukan shabu shabu milik John. Pengacara John terlihat pasrah dan tidak bisa lagi mengelak dengan temuan polisi itu. Dia tahu nasib John akan sulit dan akan kena pasal berlapis. Susan diam diam merasa bersyukur dan senang. Sekarang dia tinggal menyusun rencana, kapan waktu yang tepat untuk menuntut cerai. Anissa menyarankan menghubungi kenalannya di LBH untuk perempuan agar bisa konsultasi dan minta bantuan hukum.

Susan segera memberitahu Siska apa yang terjadi. Susan merasa kasihan dengan Siska sebab dia sering mengkuatirkan Susan dan merasa tidak berarti karena tidak bisa membantu dan melindungi Susan. Dia sering merasa bersalah dengan Susan dan Susan berusaha meyakinkan bahwa cinta Siska yang menguatkannya untuk melakukan ini semua dan berharap segera bisa bersatu.

****
Pengacara John berusaha meminta agar John bisa ditahan diluar tapi permintaan itu ditolak. Karena pemberitaan John sudah meluas di media dan Hakim takut akan disorot, meskipun John sudah menyuap sana sini tapi justru orang orang memanfaatkan uangnya tapi dia tetap ditahan. Susan belum pernah mengunjungi John yang sudah hampir 2 minggu ditahan. Ketika ditanya Susan mengatakan takut. Padahal dia sedang mempersiapkan gugatan cerainya. Susan mengemasi barangnya dan pulang ke rumah orang tuanya. Papanya sangat berduka dengan nasib menantu kesayangannya. Dia menangisi nasibnya yang sial, Susan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Suatu pagi Susan mengatakan pada papanya kalau dia akan menggugat cerai John. seketika papanya marah dan menggebrak meja.
“Kamu sudah gila ya! Isteri macam apa kamu, Suami sedang kesusahan malah minta cerai!
Seketika kekesalan dan kemarahan Susan kepada papanya yang selama ini dia pendam meledak. Sebetulnya dia tidak ingin membatah atau bermaksud kurang ajar dengan papanya. Tapi ini sudah saatnya dia bisa membela dirinya sendiri.
“Pa, apakah papa tahu bagaimana John itu sebenarnya? Apakah Papa tahu kalo aku hampir mati diperkosa oleh John? Kalo papa nggak percaya, papa bisa tanya sama dokter yang merawatku! Dan apa Papa juga tahu kalo John juga pernah memperkosa pembantunya dan sekarang menjadi gila! Apa papa tahu bagaimana kekejaman John!
Papa terlihat shock dengan perkataanku, dia tidak menyangka, menantu yang diagung agungkan ternyata seorang yang bejat. Melihat reaksi papanya Susan segera melanjutkan ucapannya.
“Apa yang papa anggap baik belum tentu baik buat aku baik. Papa pikir aku akan bahagia dengan John? Papa tahu apa yang dikatakan John. dia bilang, dia sudah membeliku dari papa seharga 5 Milyar dan dia berhak mau ngapain aja tubuhku! Kenapa papa nggak sekalian aja jual aku di pelacuran!
Aku tidak tahu dari mana datangnya kekuatan itu. Aku bicara dengan bergetar menahan perasaan kesalku dan airmataku terus mengalir. Papa masih diam mematung tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia masih shock mengetahui siapa John dan keberanianku membantah dia. Selama ini aku selalu jadi anak yang penurut dan tidak pernah membantah sekalipun tiba tiba hari ini aku begitu berani. Aku membiarkan papa dengan kekagetannya dan meninggalkan dia seorang diri. Aku masuk ke kamarku dengan perasaan ringan karena telah menyampaikan keinginanku. Aku Cuma berharap papa tidak lagi menghalangi rencanaku. Dan tersadar dengan apa yang telah dia lakukan terhadap anaknya dan tidak terulang ke adik adikku yang lain.

Hari ini Susan berencana bertemu dengan salah seorang teman di LBH untuk meminta saran rencana perceraiannya. Susan mendatangi sendiri kantor LBH dan di temui mbak Atik. Susan menceritakan semua permasalahannya mulai dari dipaksa menikah oleh papanya, John yang telah memperkosanya dan juga hubungannya dengan Siska.  Mbak Atik mengatakan bahwa Susan bisa menggugat cerai tanpa kehadiran John. tetapi masalahnya Susan tidak mempunyai saksi dan minimal dua orang. Sebab ketika John melakukan perkosaan tidak ada yang mengetahui dan dokter itu pasti tidak akan mau memberikan saksinya. Dan kasus John masih dalam proses sidang yang tidak mungkin dijadikan alasan untuk sekarang. Mbak Atik akan membantu memproses. Mbak Atik akan mendatangi John dan siapa tahu dia mau dengan sukarela menceraikan Susan. Meskipun Susan tahu hal itu pasti tidak mungkin terjadi. Susan pulang dengan perasaan kecewa, dan sedih karena keinginannya untuk segera bercerai dengan John secepatnya tidak bisa segera terwujud. Apalagi kalau John bisa bebas tentu akan lebih sulit lagi bagi dirinya untuk bercerai.

Tanpa sadar dia meneteskan air matanya, beban ini tiba tiba menjadi berat dan menyesakkan dadanya. Ingin sekali dia menangis dalam pelukkan Siska dan menumpahkan semua kekuatiran dan kegalauannya ini. Susan memberitahukan semuanya ke Siska. Bagaimana kemungkinan proses cerainya dan kekecewaannya.
‘Sayangku, Kamu jangan putus asa ya! Apapun akan kita hadapi bersama. Maafkan aku ya kalau aku tidak bisa bersamamu dan membantumu. Tetapi aku mau kamu tahu kalau cintaku kepadamu tidak akan pernah berubah dan aku akan menunggumu dengan setia. Dan aku percaya kita akan bersama- sama bila saatnya tiba. Aku mencintaimu kekasihku dan Cinatku khan selalu ada untukmu’ 
Membaca sms Siska membuat Susan tambah ingin menangis. Susan merasa beruntung punya kekasih yang begitu pengertian dan dewasa.
‘Makasih ya sayang atas dukunganmu dan selalu ada buat aku. Cintamu selalu membuatku bersemangat dan menumbuhkan keyakinanku akan masa depan kita’.

*****

Susan mendapat kabar kalau John marah marah dan tidak mau bercerai dengannya. Dia bahkan menyobek nyobek kertas gugatan cerainya dan mengusir teman teman dari LBH. Mereka mengatakan kalau akan terus berusaha dan mencari cara agar bisa menggugat cerai. Susan merasa senang dengan teman teman LBH yang selalu memberikan update dan masukan. Mereka bersungguh sungguh dalam membantu.
“Cik, ada yang cari”terdengar teriakan adiknya dari luar kamar.
“Siapa? Sahut Susan dari dalam kamar.
“Pak Wandi”
Susan langsung buru buru keluar. Pak Wandi adalah pengacara John. Orangnya sudah kelihatan tua meskipun umurnya masih 50an. Dia mengenakan pakaian lengan panjang abu abu mudah dengan dasi abu-abu tua. Sepatunya terlihat mengkilap seperti habis dilaminating. Dan cicin berliannya yang berkilau. Aku yakin dia dapat uang banyak dari John dan pasti dia juga suka menyuap aparat.
“Siang bu Susan”katanya sambil berdiri begitu melihat Susan.
“Ada apa ya, pak?
“Saya Cuma mau menanyakan, apakah benar ibu mau menggugat cerai bapak? Saya minta ibu untuk memikirkan lagi, Ibu tahu khan bagaimana pak John!
“Ini pak wandi kesini mau mengancam saya atau bagaimana?
“O..nggak bu, saya Cuma minta ibu mempertimbangkannya dan ibu tentu juga tahu kalau ibu tidak bisa menggugat cerai tanpa saksi!
“Saya mau tanya sama pak wandi. Pak wandi punya anak perempuan khan?
“Iya bu satu dan masih kelas 3 SMP”
“Apa pak wandi diam saja kalau seandainya anak bapak itu diperkosa oleh suaminya?

Seketika wajah pak Wandi berubah, pasti dia tidak menyangka dengan pertanyaanku. Aku tahu dia yang telah membersihkan kebejatan John waktu memperkosa Surti, pembantu John. Pak wandi pasti tidak menyangka kalau isterinya sendiri juga diperkosanya. Dia hanya terntunduk dengan perasaan bersalah.
“Saya tahu, pak Wandi sangat setia dengan ayahnya John dan selalu menutupi kejahatan John. Apa pak Wandi tidak takut karma, ingat pak Wandi juga punya anak perempuan. Bagaimana perasaan pak wandi kalau anaknya diperkosa orang?Ujar Susan dengan tajam dan langsung.
Saya akan melakukan apa saja untuk bisa bercerai dengan John!
Pak Wandi pengacara hebat yang tiba tiba kehilangan kata pembelaan. Dia hanya terdiam menunduk mambayangkan kengerian bila terjadi sesuatu dengan puteri kesayangannya. Dia segera minta diri kepada Susan. Susan yakin pak Wandi menerima pesannya dengan baik. Melihat kearoganan John, Susan makin bulat keputusannya untuk bercerai secepatnya.

****

Pagi pagi Anissa memberitahu kalau John mengalami kecelakaan di penjara. Semalam John kemaluaannya dipotong oleh sesama tahanan yang ternyata adalah kakak Surti. Selama ini Surtono atau yang biasa dipanggil Tono, memang berusaha balas dendam ke John karena adiknya Surti menjadi gila setelah kasus perkosaan itu. Surti yang baru bekerja selama dua minggu di rumah John dan masih berusia 15 tahun, dan belum pernah bekerja sebelumnya. Mengalami stress yang berat dan menjadi gila. Kakak Surti yang memang seorang bromocorah marah ketika tahu adiknya mendapat perlakuan seperti itu. Tono sudah lama berusaha membalas dendam tetapi tidak pernah berhasil mendekati John yang selalu ada pengawalnya. Begitu mendengar John masuk penjara dia segera merencanakan balas dendamnya. Dia sengaja melakukan pencopetan dan membiarkan dirinya tertangkap. Dan dia ditempatkan di sel yang sama dengan John. Tono tidak langsung membalaskan dendamnya dia mempelajari terlebih dahulu kebiasaan John selama dipenjara.

Tono mengetahui kalau John seorang pemakai dan semalam John kecanduan dan ingin memakai. Lalu Tono menawarkan obat kepada John. John pun menerima pemberian Tono. Ketika John tidur lelap Tono segera melakukan aksinya. Dia membuka celana John dan memotong Kemaluannya dengan Cutter yang dicurinya dari ruang interogasi. Tono menginjak kemaluan John dengan marah dan membuang diselokan kamar mandi. John antara sadar dan tidak begitu melihat selankangannya mengalir darah segar segera dia berteriak teriak. Tono tertawa senang.
“Itu pembalasanku buat adikku Surti yang gila gara-gara kamu. Aku tidak akan membunuhmu karena mati terlalu bagus buat kamu, sekarang rasakan penderitaanmu”  

John segera dilarikan kerumah sakit dan petugas kerepotan mencari potongan penis di selokkan. Tono segera dimasukkan keruangan isolasi. Dokter berusaha keras menyelamatkan John tapi sayang penis John sudah rusak jaringan tissuenya dan kotor. Dokter takut malah akan membuat infeksi. Papanya John yang dihubungi nyaris pingsan mengetahui keadaan anaknya. Harapan untuk memiliki cucu pupus sudah. Semua dokter bedah kosmetik didatangkan tetapi semua angkat tangan dan tidak sanggup mengembalikan penis John seperti sedia kala. Papanya John ingin membawa John berobat keluar negeri tetapi sayang John menjadi tahanan sehingga dia tidak bisa meninggalkan tanah air. Papanya John terus menangis nasib anak semata wayangnya, kebanggaannya hancur seketika. Dia sendiri sudah terlalu tua untuk memiliki anak lagi. Dia menangis sesenggukan meratapi nasibnya yang tidak ada penerus lagi.

Gara-gara kasus itu persidangan John diundur dan berita itu jadi heboh. Media berburu berita mencari penyebab dan motif pemotongan itu. Yang akhirnya malah mengungkap kejahatan John beberpa tahun yang lalu. Meskipun keluarga John berusaha menutupi tetapi akhirnya terungkap juga. Ini membuat posisi John makin sulit dan terjerembab kedalam lubang yang makin dalam. Musuh musuh John yang selama ini diam mulai satu persatu bangkit dan membalas dendam. Mereka mulai mengincar bisnis John dan berusaha mengambil alih.  Mereka juga berusaha agar Keluarga John tidak bisa menyuap jaksa dan hakim. Papanya John yang sudah mulai tua agak kewalahan untuk menangani semuanya. Sedangkan John sendiri jadi depresi karena harus kehilangan penisnya. Dia menjadi sering marah tetapi kadang menarik diri dan merasa malu. John tidak lagi bisa konsentrasi memikirkan bisnisnya. Barang –barang elektronik di sita semua sebagai barang bukti. Sedangkan bisnis property yang baru akan dimulai jadi kandas, dia mendapat tuntutan atas tanah yang dikuasai yang dianggap memalsukan hak kepemilikannya. Para distributor resmi yang biasanya menyuplai barang elektronik menghentikan kirimannya dan merasa tidak percaya lagi dengan perusahaan John.

Papanya John terus berusaha mengatasi masalah John. Papanya merasa masalah ini sangat berat dan serangan datang dari berbagai penjuru. Teman temannya juga takut membantu, mereka takut terlibat dengan perkara John. Papanya John juga marah besar ketika tahu Susan menuntut cerai. Dia langsung menelpon papanya Susan dan memaki maki. Katanya Jangan harap Susan bisa bercerai dengan John. Kalau John menderita Susan juga harus ikut menderita bersamanya, kalau John mati tenggelam Susan juga harus ikut mati tenggelam. Jangan pernah berpikir Susan bisa senang-senang diatas penderitaan John atau bisa melenggang bebas. Aku akan pastikan dia sama susahnya dengan John.
Papanya Susan jadi lemas dan tidak menyangka akan medapat perkataan kasar dari besannya. Dia merasa terhina dengan ucapan besannya yang mengatakan Tidak tahu diri, tidak tahu diuntung kalo bukan John yang menolong melunasi hutang hutangnya kamu sudah jadi gelandangan.
Papany John merasa takut juga sekaligus marah dengan besannya itu tetapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya ke Susan.

******

Susan sadar permohonan cerai Susan masih butuh proses dan dia juga harus menunggu proses hukum John. Kalau John sudah diputuskan bersalah dan tahu berapa lama dia dipenjara, itu bisa digunakan untuk mengajukan gugatan cerainya. Susan terus berkonsultasi dengan mbak atik dan bersama sama mencari cela dan kemungkinan. Tiba tiba Susan ingat rekaman videonya ketika John sedang menghisap Shabu. Rekaman itu bisa diajukan untuk menuntut cerai. Susan terus berharap bisa segera bercerai. Ini Sudah tiga bulan sejak John di tangkap. John sudah kembali ke tahanan. Dia tidak bisa berlama-lama di rumah sakit meskipun pengacaranya sudah berusaha memperpanjangnya.
Proses siding dilanjutkan kembali, terlihat kalau John kesulitan mengelak kejahatannya. Tidak hanya itu kasus perkosaannya terhadap Surti dibuka kembali. John menghadapi tiga kasus, kasus penyelundupan, narkoba dan perkosaan. Kemarin Susan juga mendengar kalau dia juga diajukan kasus penipuan dan pemalsuan sertifikat pemilikan tanah. Perlahan tapi pasti kekayaan John mulai menurun. Papanya John kena tipu mafia pengadilan yang berjanji bisa membebaskan John dan pada kenyataannya setelah dapat uang, orang itu malah lari ke Singapore. Karyawannya sudah banyak yang diberhentikan dan kini tinggal beberapa saja.

Papa Susan bisa menerima gugatan cerai Susan terhadap john. Diam diam Papanya Susan merasa bersalah dengan apa yang dialami Susan. Dia merasa telah menjerumuskan Susan dan membuat Susan menderita. Dia menyadari apa yang dianggap dia baik ternyata tidak baik buat Susan. Susan juga terang-terangan menunjukkan hubungannya dengan Siska. Susan merasa sudah menjalankan tugasnya dan sekerang saatnya dia menikmati hidupnya bersama Siska. Selama John dipenjara, tidak sekalipun dia menjenguk John. John juga tidak peduli dengan keberadaan Susan karena dia sibuk memikirkan nasibnya sendiri. Menurut Anissa John menjadi rendah diri karena kehilangan penisnya. Dia menjadi stress dan depresi. Anissa takut kalau itu akan dijadikan alasan bagi pengacara John agar John dirawat di rumah sakit jiwa. Susan tidak tahu dia harus senang atau tidak, kalau pengacaranya mengatakan John menjadi gila berarti keuntungan buat Susan untuk menuntut cerai. John masih saja tidak mau menceraikan Susan.

Susan berkonsultasi dengan Atik tentang keinginannya untuk pindah ke Jakarta.  Kata Atik tidak masalah kalau Susan pindah di Jakarta dan kasus perceraiaanya tetap akan diproses dan nanti dia akan terus mengabari perkembangannya. Susan merasa lebih baik dia melanjutkan rencananya untuk tinggal bersama Siska dan memulai hidupnya sendiri. Dia juga tidak ingin nasibnya jadi terpuruk bersama John. dia harus bisa bangkit dan memulai menata kembali masa depannya.

Susan sudah tidak sabar untuk segera pindah ke Jakarta dan tinggal bersama Siska. Siska hanya tinggal berdua dengan mamanya. Ayahnya meninggal waktu Siska masih SD dan mamanya bekerja keras supaya Siska bisa terus sekolah. Sekarang kondisi mama Siska sering sakit dan sejak Siska bekerja, Siska melarang mamanya untuk bekerja. Mamanya Siska juga sudah mengetahui hubungan Siska dengan Susan. Oleh karena itu Susan berpikiri untuk membuka usaha di rumah Siska daripada bekerja di luar jadi dia juga bisa menjaga mamanya Siska.

Ketika Susan memberitahu Papanya rencananya untuk pindah ke Jakarta, Dia tidak banyak komentar, Dia hanya mengangguk. Bagi Susan itu sudah cukup karena Susan tahu kalau pasti papanya malu dan gengsi mengakui kesalahannya. Untuk melarang Susan pergi dua juga merasa nggak enak hati setelah apa yang dia lakukan dengan memaksa perkawinan Susan dengan John. Susan sms Siska memberitahukan hasil pembicaraanya.
‘Hi sayang, lagi ngapain? Aku sudah ngomong ke Papa kalo mo pindah ke Jakarta. Akhirnya kita bisa bersama sayang. Aku nggak sabar memulai hidup baru kita’
Setelah mengirim, beberapa saat Susan dapat balasan.
‘Aku senang sekali sayang, tak sabar rasanya untuk bersamamu sayang’
Meskipun semua masalah belum selesai dan masih harus menunggu keputusan cerainya. Setidaknya dia bisa keluar dari sini dan memulai hidup baru dengan Siska. Susan selalu berdoa semoga hubungannya selalu dilindungi oleh Tuhan dan dijauhkan dari gangguan keluarga John. Susan percaya bahwa kebaikan akan memenangkan kejahatan. Susan juga percaya dengan kekuatan cinta mereka.  

ditulis oleh Poedjiati Tan

5 comments:

  1. hanya bisa menangis membacanya....
    70% critanya ssma dgn hidupku.....
    andaikan aku jg bs seperti itu....:'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga diberi jalan yang terbaik dan terus berusaha mewujudkan mimpimu...

      Delete
  2. so sweat .. kpan gf.ku sadar akan cintaq yg bgitu dalamm .
    itu yg akk alami saat ini tapi orang yg akk syg malah ninngalin aku , aku harap tuhan menjaganya dengan baik "zesan onadio oi"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin... Aku yakin Tuhan juga akan memberikan yang terbaik buat kamu..

      Delete