Mel…..
Melinda
terkejut dengan teriakan yang begitu kencang ditengah Sogo yang lengang itu.
Suara yang dulu begitu akrab ditelingah dan selalu dirindukan bertahun lamanya.
Melinda menoleh kearah datangnya suara itu. Ternyata wajah yang pernah menghias
mimpinya dimasa lalu. Leny, temannya
ketika di SMA dua puluh empat tahun yang lalu. Melinda melihat Leny, perempuan
itu sudah tidak sama dengan yang dai kenal dulu. Kini dia tampak lebih matang,
lebih cantik dan terawat. Dia mendekati Leny dan mencium pipinya. Dia memandang
wajah leny dengan kerinduan dan dia melihat itu masih sama, mata yang ikut
tertawa dan ada kenakalan kanak-kanak bila sedang bergembira. Mata yang selalu
sulit buat dia untuk menolak bila meminta sesuatu.
“Sama siapa Mel?
Leny memegang
kedua tangan Melinda dan terlihat gembira sekali. Kelihatan bagaimana dia
sangat merindukan Melinda yang tiba-tiba menghilang dari hidupnya.
“kamu kemana aja sih? Kok
menghilang begitu saja dan nggak pernah kontak-kontak!.
Melinda
hanya tersenyum dan diam-diam menikmati suara Leny yang nyerocos tanpa bisa
dihentikan seperti kereta ketika bertanya atau bercerita. Dia sadar betapa lama
sekali tidak mendengar suara cempreng yang selalu mengusik ketenangan hatinya.
“Aku sama mamaku. Iya, aku pindah Jakarta dan memang
waktu itu nggak sempat kasi tahu kalo pindah.Kamu sendiri sama siapa? Melinda
berusaha mengalihkan pertanyaan Leny.
“Tuh, sama Andy dan
anak-anak”Jawab Leny sambil menunjuk kearah pakaian Giordano.
Melinda seketika serasa melihat hantu di siang bolong. Apa benar itu anak Leny? dia masih tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Shit, kenapa aku tidak tahu kalau dia anak Leny!
“Itu, yang pake kaos pink anakku
yang paling gede Cindy namanya”.
Melinda
masih bengong dan tidak percaya dengan apa yang dilihat. Pikirannya segera
melayang ke beberapa hari yang lalu ketika di sebuah karoke Happy Puppy, dia
mengecup bibir Cindy yang ternyata anak Leny. Perempuan yang mengisi
hari-harinya ketika SMA dan masih bersemayam dihatinya hingga kini. “Oh, my God. Pantas saja kenapa kalau
melihat dan bersama Cindy aku selau merasa seperti dengan Leny. Aku harus
cepat-cepat pergi dari sini, sebelum Cindy melihat”.
“Ayo, aku kenalin ke anakku dan
Andy pasti senang ketemu kamu”.
Melinda
melihat mamanya juga sedang mencari cari dia dan dia merasa ini kesempatan
untuk melarikan diri.
“Lain kali aja Len, tuh mamaku sudah cari-cari
aku! Jawab Melinda sambil melambaikan tangannya ke mamanya.
“Kapan-kapan kamu main dong
kerumah, oya berapa pin BB mu?
Melinda
memberikan pin BBnya kepada leny dan buru-buru pergi. Tiba-tiba ada perasaan
yang tidak nyaman menyeruak dalam hatinya. Bagaimana
mungkin ini bisa terjadi? Melinda berjalan menghampiri mamanya yang sedang
mencari dirinya.
“Ayo ma, kita keluar dan makan
aja dulu!”
“Iya, mama juga sudah lapar”
Melinda
dan mamanya keluar dari Sogo. Melinda masih tidak mempercayai apa yang
dilihatnya barusan. Melinda masih ingat dia bertemu dengan Cindy ketika ada
acara di sebuah organisasi LGBT enam bulan yang lalu. Waktu itu Melinda
dikenalkan oleh Lily sahabatnya yang juga pernah jadi mantannya di suatu waktu
yang lalu. Sejak itu mereka sering bertemu dan jalan bareng-bareng dengan teman
komunitas. Cindy menunjukan secara terbuka kalau dia menyukai Melinda. Waktu
itu Lily sudah mengingatkan dia kalau Cindy menyukai dia dan dia juga
memberitahu kalau Cindy masih muda dan lebih cocok jadi anaknya daripada
pacaranya. Melinda hanya tertawa mendengar nasihat Lily.
“Emang siapa yang melarang? Emang nggak boleh
pacaran dengan anak yang lebih muda usianya? Lagian siapa yang mau pacaran sama
Cindy. Kamu nggak sedang kena syndrome merasa kalah bersaing dengan yang muda
khan! .
“Kamu pikir aku tidak tahu gelagatmu? Jangan-jangan kamu beneran sedang jatuh cinta
dengan Cindy ya?
“Kamu nggak sedang jealous khan?
Melinda
memang tidak menyangka kalau Cindy masih berusia 20 tahun karena wajahnya
terlihat Dewasa. Gayanya juga tidak sepeti ABG, cara berpikirnya juga beda dan
sangat matang untuk pemikiran seusianya. Sedangkan
Melinda sendiri wajahnya terlihat lebih muda dari usianya. Cara berpakaiannya
masih trendy seperti anak muda dan selalu gaul menempatkan diri. Gayanya sporty
dan keren. Kadang selintas mirip gaya boyband dari Korea dengan model potongan
rambut pendek dan unisex. Melinda memang tidak menghindari Cindy meskipun tahu
kalau Cindy menaruh harapan kepada dia. Melinda merasa suka dengan Cindy, ketika
bersama dengannya, dia merasa seperti bersama Leny. Cara dia ketawa juga sama,
bicaranya yang suka ceplas ceplos dan kadang kalau cerita tidak bisa berhenti. Melinda
sadar kalau perbedaan usai yang jauh bisa menjadi kendala dan dia sendiri tidak
yakin apakah dia bisa menjalin hubungan dengan Cindy. Bersama Cindy dia seperti
mengalami Dejavu, seakan-akan bersama dengan Leny.
Selama
ini dia berusaha menahan diri agar tidak melakukan sesuatu yang diluar batas.
Meskipun Melinda tahu kalau dia bisa saja dengan gampang megajak Cindy
bercinta. Ada sesuatu yang membuat dia merasa kembali dimasa bersama Leny. Melinda
merasa bahagia dan menjadi muda. Kecerian masa muda seperti berputar dan
berulang di usianya sudah tidak muda lagi. Hidupnya kembali ceria dan penuh
warna. Mereka berdua sering bbm an, sering telpon dan dan janjian ketemu makan
siang atau makan ice cream di zagrandi, tempat dimana dia dan Leny sering makan
ice cream bersama. Melinda tidak menyangka kalau Cindy cerita tentang mamanya
itu adalah Leny.
“Kamu kenapa Mel?Tanya Mamanya
membuyarkan pikiran Melinda yang melayang.
“Nggak apa apa Ma! Habis makan
kita pulang ya ma”
Mama
Melinda hanya mengangguk dan melanjutkan makannya. Sedangkan Melinda pikirnnya
masih tertuju kepada Cindy dan Leny. Dua perempuan beda jaman, serupa tapi tak
sama. Satu dari masa lalu dan satu dari masa sekarang.
******
Melinda
pulang ke rumah mamanya dan masuk ke kamarnya. Kamarnya tidak berubah dan masih
sama seperti dulu. Sebelum dia tinggalkan ke Jakarta. Dia membuka lemari
belajarnya yang dibuat sendiri oleh Papanya. Dia mengambil salah foto SMA yang
ditempelkan didinding lemari belajarnya. Melinda melihat foto dirinya bersama
Leny ketika mereka piknik bersama di Batu-Malang. Leny terlihat tertawa lebar
sambil memeluk dirinya. Pikiran Melinda segera melayang ketika masih SMA.
Ketika dia pertama kali masuk di SMA Katholik terbaik di Surabaya. Dia mendapat
kemudahan untuk masuk sekolah karena dia atlet Basket yang sedang bersinar.
Semua pecinta basket di Surabaya mengenalnya, bagaimana aksinya yang agresif
dilapangan dan selalu menjadi top scorer dis etiap pertandingan basket. Begitu
masuk di SMA hampir semua anak pemain basket di Sekolah sudah mengenalnya. Dia
langsung menjadi terkenal dan menjadi team inti pemain basket.
Teman
sebangkunya pertama kali adalah Leny. Melinda merasa cocok dengan Leny karena dia
orangnya polos, ceplas-ceplos, lucu, baik dan pikirannya masih seperti
kanak-kanak. Kadang Leny bisa berkata sesuatu yang membuat orang tertawa tapi
dia sendiri tidak mengerti maksudnya. Melinda tahu kalau Leny suka kepadanya
tetapi dia ragu sukanya itu suka seperti suka kepada lawan jenis atau suka
karena merasa cocok dalam pertemanan. Melinda membiarkan saja perasaan itu dan
dia sendiri suka dengan Leny karena Leny seperti selalu melayani dirinya,
memujanya dan seperti anjing kecil yang setia ikut majikannya kemana saja. Leny
selalu mencatatkan pelajaran yang diterangkan atau ditulis. Kadang membelikan
Melinda jajan atau makanan. Leny sendiri anak orang kaya, orang tuanya pedagang
grosir di Pasar Turi. Sedangkan Melinda keluarganya pas-pasan, ayahnya bekerja
sebagai pegawai biasa yang masih menggunakan sepeda untuk ke tempat kerja.
Karena prestasi Melinda di Olahraga dia bisa ikut membantu perekonomian
keluarga dan membayar uang sekolahnya sendiri.
Melinda yang
tidak punya saudara perempuan merasa suka kedekatannya dengan Leny. Makin lama keduanya makin akrab. Setiap hari mereka
selalu bersama, kalau istirahat mereka bermain basket bersama. Kalau pulang
sekolah Leny selalu mengajak Melinda pulang kerumahnya yang kebetulan rumahnya
dekat dengan sekolah. Mereka makan siang bersama di rumah Leny yang sepi itu. Mendengarkan
music atau nonton film laser disc yang pada waktu itu hanya orang kaya saja
yang mempunyainya. Kamarnyapun ber-ac dan ranjangnya bukan ranjang kapuk
seperti di rumah Melinda tetapi ranjang pegas. Kadang mereka tidur siang
bersama atau kadang mereka mengerjakan tugas bersama. Leny bukan anak yang
terlalu pandai di sekolah dan Melinda adalah anak yang cerdas sehingga Melinda
sering membantu Leny dalam pelajaran sekolah. Mereka seperti dua orang yang tak
terpisahkan. Kemana Melinda pergi disitu selalu ada Leny. dia seperti pengikut
setia Melinda dan mengidolahkan Melinda. Tetapi yang suka dengan Melinda tidak
hanya Leny. Banyak teman-teman cewek yang suka dengan Melinda. Selain badannya
yang tinggi dan tegap wajahnyapun cantik kalau jadi perempuan dan ganteng kalau
jadi laki-laki. Berhubung rambutnya yang selalu cepak, dia terlihat ganteng.
Banyak teman cowok yang merasa cemburu dengan Melinda di sekolah. Tetapi
Melinda orangnya pintar bergaul sehingga akhirnya semua cowok jadi suka
dengannya. Bahkan Melinda sering diajak ikut berjudi kecil kecilan dibelakang
sekolah dan Leny yang jadi pengawas bila ada guru atau suster yang lewat. Melinda
juga diajak ikut nonton berantem atau kegiatan teman-teman cowok lainnya.
Melinda
pernah membuat guru bahasa Inggris yang magang menangis dan keluar dari kelas.
Dengan isengnya dia yang mempunyai bola yang bisa bunyi nyet..nyet, dibunyikan
setiap Bu Indra berbicara. Dan ketika Bu Indra meminta bola itu, Melinda
melemparkannya ke teman cowoknya yg lain sehingga Bu Indra seperti kucing yang
mengejar bola dan membuat satu kelas ribut,
mentertawakan Bu Indra. Tidak hanya itu Melinda juga pernah membakar
celana seragam temannya yang duduk di depannya. Dengan menggunak korek gas dia
menyalakan korek itu dan mendekatkan dipantat temannya dan temannya itu akan
berteriak kepanasan, pernah karena jaraknya terlalu jauh antara api dan celana,
celana itupun terbakar dan menjadi gaduh di kelas. Seketika Melinda ikut panic
dan merasa bersalah dengan Yudi yang pantat celananyaterbakar. Meskipun Melinda
bandel di sekolah, tidak ada guru yang berani menegur kecuali Bu Bernadette,
kepala sekolah yang dianggap galak oleh Melinda. Pernah suatu hari ketika
Melinda mengambil sepatu temannya yang dilepas dan dengan gaya shooting basket
untuk dimasukan ke tong sampah di depan kelas. Tetapi naas waktu itu Bu
Bernadette lewat dan mengenai beliau. Sehingg ketika mengambil Rapor, Ayah
Melinda dipanggil ke kantor dan kena omel oleh Kepala Sekolah. Pak Jaya, Ayah
Melinda selalu mengerti anaknya sehingga dia tidak memarahi Melinda. Kebandelan
Melinda membuat dia makin popular dan
disukai teman-teman di Sekolah. Hanya karena dia cerdas dan jagoan basket yang
sering mengharumkan nama sekolah di luar maka dia tidak dikeluarkan dari
sekolah.
Karena
kepopuleran dan kecerdasannya itu akhrinya dia dipilih teman-teman untuk menjadi
Ketua Osis di Sekolah. Sejak ada dia di Sekolah team basketnya menjadi maju
pesat. Melinda membantu melatih team basket sekolah. Ketika pertandingan basket
antar sekolah teamnya sering juara. Hal ini membuat dia juga disayangi oleh
para guru-guru. Semua anak selalu berusaha untuk menjadi temannya entah itu
adik kelas atau kakak kelas. Karena kedekatannya dengan Melinda, Leny pun ikut
popular di Sekolah. Bahkan ada anak cewek adik kelas yang naksir Melinda dan
bertanya terus terang ke Leny. Apakah dia pacarnya Melinda? Ketika Leny
menjawab bukan, dia langsung minta didekatkan kepada Melinda. Dengan emosi Leny
melaporkan hal itu ke Melinda.
“Mel, iku lho onok arek kelas 1 seng naksir
sama kamu”
Leny
merasa kesal karena cewek itu terlihat manis dan berani mengatakan perasaannya
sedangkan dia sendiri tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya kepada
Melinda.
“O, ya”
Melinda
dengan kalem dan cuek sambil tetap membaca novel Barbara Cartland. Dia sama
sekali tidak terusik dengan cerita Leny karena baginya yang lebih penting
adalah kedekatannya dengan Leny daripada yang lainnya. Melihat Melinda yang
cuek dan masih membaca, membuat Leny menjadi lebih sewot.
“Kamu itu, mbaca thok ae! Wajah macho tapi bacaane
kok kayak gini”Katanya sambil menarik novel Melinda dan dibawa pergi ke kantin.
Melinda
segera mengikuti Leny yang berjalan ke kantin. Dan duduk di meja kantin
sedangkan Leny ke tempat penjual makanan. Dia membeli es kelapa dua gelas, satu
buat Melinda dan satu buat dirinya sendiri.
“Makasih! Kamu kenapa sih. Kamu
nggak cemburu khan?
Sambil
menyeruput es degannya Melinda mengamati wajah Leny. Diam-diam Dia suka sekali
ketika Leny memperlihatkan ketidaksukaannya kepada adik kelas mereka yang
naksir Melinda. Dia makin yakin kalau Leny menyukainya dan tidak hanya sekedar
suka tapi mencintainya.itu membuat dia senang dan ada ketenangan menyelimuti
hatinya, hidupnya semanis es degan bersirup merah yang dia minum.
Ketika libur
kenaikan ke kelas 3 Melinda mengajak teman-teman satu kelas untuk pergi belibur
ke Batu-Malang. Melinda langsung membagi tugas siapa saja yang bertugas mencari
sewa bis, sewa vila dan konsumsi. Semua temannya suka dengan rencana itu.
Melinda bisa mengatur agar temannya yang tidak mampu juga bisa ikut tanpa
bayar. Tidak semua ikut dalam Bis, ada yang naik motor sehingga nanti
mempermudah kalau mau belanja atau lainnya. Ada juga yang bawa mobil sendiri,
acara itu benar-benar, membuat semua temannya gembira. Pembagian kamar, ada
yang satu kamar berempat, berenam dan hanya Melinda yang cuma sekamar dengan
Leny. Tidak astupun dari mereka yang protes karena hanya Melinda yang cuma
sekamar berdua dengan Leny. Bahkan ada yang lebih memilih tidur di ruang tamu
rame-rame beralaskan karpet.
Di tengah
malam yang dingin ketika mereka berdua sedang di kamar dan sudah mulai siap
tidur. Leny mengatakan kepada Melinda kalau dia kedinginan. Leny menatap
Melinda dengan tatapan yang mengingkan pelukan. Tiba-tiba Melinda jadi membeku
terpana dan tak bergerak sedikitpun. Diam-diam dia menjadi takut dengan apa
yang dihadapi. Dia tiba-tiba tersadar dengan kenyataan dan merasa dia bukan
siapa-siapa. Dia menjadi takut tidak bisa membahagiakan Leny yang sudah
terbiasa hidup berlebihan. Melinda takut meraih cinta dengan keadaan
keluarganya yang pas-pas an. Dia harapan satu-satunya keluarga yang bisa
memperbaiki ekonomi keluarga. Dia tidak ingin mengecewakan papanya, dia masih
ingat bagaimana papanya harus kerja lembur hanya untuk membelikan dia sepatu
basket. Dia tidak ingin konsentrasinya hilang dan terganggu dengan berpacaran.
Bukan dia tidak mencintai Leny, tapi dia tahu kalau dia sangat mencintai Leny
dan kalau sampai mala mini dia bercinta dengan Leny, dia merasa tidak akan bisa
melepaskan Leny.
Leny masih
menunggu dan berharap Melinda akan memeluknya dan menghangatkan dia. Leny
menatap Melinda yang diam dan terlihat aneh wajahnya. Dia memegang kedua tangan
Melinda dan terus berharap Melinda akan memeluknya.
“Mel, aku kedinginan!
Melinda
tetap diam, dia menjadi bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia
ingin sekali memeluknya, menciumnya tetapi ada perasaan takut. Takut kalau dia
akan melukai Leny dan tidak dapat membahagiakan dia. Melinda memandangi wajah
Leny yang mulai memucat karena kedinginan. Dia tahu kalau dia sangat menyayangi
Leny lebih dari apapun. Melinda bangun
mengambil selimut, menyelimuti Leny dan dia membalikkan badan tidur. Leny tidak
menyangka reaksi Melinda, dia menatap Melinda yang memunggunginya dan
tidur. Hati Melinda seperti ditusuk dan
wajahnya memanas seperti ditampar. Leny merasa malu sekali dan sakit atas sikap
Melinda. Dia merasa telah ditolak oleh Melinda. Dia membalikkan badannya mengahdap
ke tembok, air matanya mengalir. Penolakan yang tak pernah terpikirkan dan
membanting harga diri Leny. Dia merasa kedekatannya selama ini tidak memberikan
arti dan rasa buat Melinda. Leny selama ini berharap Melinda akan menyatakan
cintanya kepada dia. Malam ini Leny seakan mendapatkan jawabannya. Dia tidak pernah menginginkanku, lalu aku ini dianggap apa? Pembantunya?
Orang yang melayani dia! Air mata Leny makin mengalir, hatinya sakit sekali
dan kecewa. Aku telah mempermalukan
diriku sendiri, sungguh bodoh aku!
Melinda
merasa gelisah dengan perasaannya, kenapa dia tidak berani memeluk leny? Melinda
membalikkan badan, menatap punggung Leny dengan gelisah. Dia tahu kalau Leny
sedang menangis dan terluka. Dia ingin sekali memeluknya dan menenangkan Leny. Hati
Melinda ikut hancur melihat orang yang dicintainya sedang sedih dan menangis, dan
dia sendiri yang telah melukainya. Melinda hanya bisa menangis dan menyesal. Maafkan aku sayang! Aku tidak bermaksud
melukaimu. Tetapi kata-kata itu tidak pernah terucap, mulut Melinda seperti
terkunci. Tangan Melinda terjulur dan ingin membelai rambut Leny tetapi dia
urungkan itu. Dia takut nanti akan melukai Leny lebih dalam. Lebih baik kamu terluka sekarang dan kita
belum melakukan apa-apa. Semoga kelak
kamu tahu kalau aku mencintaimu dan ini untuk kebaikan kita bersama. Melinda keluar dari kamar tidur, dia tidak
tahan melihat Leny yang sedang sedih dan menangis. Dia memilih bergabung dengan
Andy dan teman-teman lain main gaple di luar untuk menghilangkan rasa sedihnya.
Ditinggal Melinda sendiri dikamar membuat Leny makin sedih, kesal, malu dan kecewa.
Besok lebih baik aku pindah kamar saja,
atau mengajak yang lain untuk tidur di kamar ini.
Sejak
kejadian malam itu Leny jadi menjauh dari Melinda. Leny mulai mendekati Andy
yang memang tertarik dengannya sejak mereka kelas satu. Dengan sengaja di depan
Melinda, Leny bersikap mesra dan kadang menggandeng Andy. Mengambilkan Andy
makan atau membuatkan kopi, tanpa menawari Melinda. Dia ingin sekali melihat
Melinda cemburu atau marah. Kadang mereka pergi berdua naik motor mancing ikan
atau ke kota. Melinda berusaha
menyembunyikan kecemburuannya, kesedihannya dan kadang ketika sedang mandi, dia
menangis dan menumpahkan kesedihannya. Dia jongkok memeluk lututnya meredam
rasa sakit dihatinya yang menghujam begitu dalam, dia biarkan dirinya menggigil
kedinginan karena rasa sakit itu lebih kuat daripada rasa dingin.
Melihat
Melinda yang cuek dan tidak bereaksi atas kedekatanya dengan Andy, membuat Leny
semakin terpuruk dalam jurang kekecewaannya. Mungkin ini adalah akhir dari kedekatanku dengan dia, aku mengahrapkan
orang yang salah. Leny akhirnya membiarkan dirinya diterima oleh Andy. Dia
menerima pernyataan cinta Andy dan menjadi kekasihnya. Sepulang dari Batu Leny
dan Andy makin lengket. Leny benar-benar meninggalkan Melinda. Mereka jadi
saling diam, berbicara seperlunya dan Leny memilih pindah duduk dengan Andy. Selama
ini mereka selalu bersama dan kini Leny selalu bersama dengan Andy. Bahkan
kadang mereka sering bolos berdua. Melinda sebetulnya ingin menanyakan hal itu
tapi dia tidak cukup punya keberanian dan hanya dapat berdiam diri. Melinda
merasakan sakit yang mendalam melihat kebersamaan Andy dan Leny. Melinda
melampiaskan perasaannya dengan berlatih basket lebih giat lagi. Bahkan
akhirnya Melinda menerima tawaran berlatih di Jakarta dan melanjutkan sekolah
kelas 3 di Rangunan Jakarta. Bahkan dia tidak sempat mengucapkan perpisahan
dengan Leny, orang yang dia cintai. Melinda merasa lebih baik seperti itu
daripada harus ada yang terluka.
*****
Ketika
sedang memeriksa angka-angka di depan laptopnya, BB Melinda berbunyi. Ternyata
dari Leny yang ingin mengajaknya makan siang. Melinda tidak menolak ajakan itu
asal hanya mereka berdua dan mereka berjanji ketemu di Sutos. Melinda membereskan
pekerjaannya dan langsung meluncur ke Sutos. Mereka berjanji bertemu di
Restoran Betawi. Melinda naik ke lantai dua begitu memarkirkan mobilnya di
parkiran Sutos. Dia melihat BBM nya, Leny memberitahukan kalau dia sudah
menunggu di dalam restoran. Meskipun hari Senin tapi jam makan siang Sutos
ramai pengunjungnya. Banyak orang yang makan siang di sini dan terlihat
beberapa kelompok ibu-ibu yang asik bercengkrama sambil makan siang. Melinda
terus saja berjalan melewati beberapa restoran. Restoran Betawai terletak agak
di belakang, Melinda melihat Leny di dalam Restoran. Leny mengenakan kaos
berwarna biru, rambutnya panjang dan dikeriting. Melinda masih merasakan
getaran hatinya bila melihat Leny, perempuan yang pernah menempati hatinya di
masa lalu. Melinda juga mendengar dari teman-teman kalau Leny pernah
menggugurkan kandungannya ketika kelas 3 tidak beberapa lama setelah kepergiannya.Waktu
mendengar itu hati Melinda jadi hancur berkeping-keping dan ada perasaan marah
yang luar biasa. Tetapi Melinda juga sadar kalau dia yang menolak Melinda dan
membiarkan Melinda bersama dengan Andy. Sejak itu dia berusaha untuk melupakan
Leny.
“Hi! Sori nunggu. Sudah pesan
makan?
“Belum, aku masih nunggu kamu”
Leny
memanggil pelayan restoran. Dia mulai memilih makanan buat mereka berdua. Leny
masih sama seperti dulu dan melayani Melinda seperti biasa. Leny rupanya masih
ingat apa kesukaan Melinda.
“Kamu baik-baik khan Len? Gimana
kabarnya Andy?
“Andy,
sudah berubah tidak seperti dulu lagi, dia sekarang sudah sugih dan beda dengan
dulu. Andy sekarang suka menggunakan obat-obatan dan suka main dengan ayam-ayam
china”
Wajah
Leny terlihat muram dan kusut seperti menahan beban yang sudah lama ditanggung.
Nada suaranya terdengar lesu dan pasrah. Cerita Leny berhenti ketika pelayan
mengantar makanannya.
“Apakah kamu mencintai Andy?
Leny
menantap wajah Melinda lekat lekat dan air matanya meleleh keluar. Pertanyaan
itu seperti menusuk jantung Leny. Melihat Leny menitikkan air mata Melinda jadi
salah tingkah dan serba salah. Melinda menggenggam tangan Leny, dan berusaha
menguatkan Leny. Leny mengusap air matanya dengan tissue yang ada di meja.
“Aku senang bisa ketemu
kamu”Kata Leny sambil berusaha menghentikan tangisnya.
“Iya, aku juga senang ketemu
kamu”.
Melinda
merasa senang bisa bertemu berdua dengan Leny.
Ada sebersit kekuatiran dalam hatinya, mengingat kedekatannya
akhir-akhir ini dengan Cindy. Melinda makan dengan diam dan merasakan getaran
hatinya yang terus bergejolak tak menentu.
“Kamu masih sama seperti 24 tahun yang lalu,
tapi sekarang lebih gemuk dan keren”Kata Leny sambil menatap Melinda penuh
kerinduan.
Melinda
yang melihat tatapan Leny masih sama seperti dulu menjadi bergetar hatinya.
Ternyata cinta itu masih ada di sana, dan Melinda jadi sadar dia menyukai Cindy
karena dia merasakan kehadiran Leny dalam diri Cindy.
Melihat
Leny yang sedang bersedih membuat dia jadi teriris-iris haatinya. Kenapa seperti ini? aku meninggalkanmu
supaya kamu bisa bahagia.Ternyata aku salah, apakah kalau kamu bersamaku, kamu
akan bahagia sayang? Melinda ingin memeluk dan menenangkannya. Melinda
menggenggam tangan Leny, mengecupnya dengan lembut dan merasakan betapa dia
sangat merindukan Leny.
“Mel, kamu dulu kenapa kok pergi nggak pamitan
ke aku?Tanya Leny tiba-tiba sambil menatapnya.
Melinda
yang mendapat pertanyaan mendadak seperti itu menjadi gelagapan. Dia tidak tahu
apakah dia harus menceritakan yang sebenarnya atau tidak.
“Mel, kamu tahu nggak seh, kalo
aku itu suka kamu?
Melinda
menganggukan kepalanya dan menunduk. Hati Melinda seperti tertusuk tusuk dan
dia masih saja merasakan kecemburuan yang terpendam itu. Kecemburuan terhadap
Andy dan yang membuat dia harus pergi ke Jakarta.
“Tapi kamu khan sudah sama Andy”
“Iya, karena kamu tidak mau sama aku! Kamu tahu
nggak kalo aku sama Andy itu karena aku ingin membuat kamu cemburu, tetapi kamu
sepertinya tidak peduli. Kamu tidak pernah berusaha mendapatkanku, melarangku
atau memintaku kembali ke kamu. Kamu hanya diam seakan-akan tidak terjadi
apa-apa dan tidak ada rasa diantara kita.”Jawab Leny dengan perasaan kecewa,
dan menerawang seakan memutar kilas balik.
“Apa benar kamu pernah
menggugurkan kandungan ketika kita kelas 3?
Mendapat
pertanyaan seperti itu seperti membuka luka lama Leny. Kejadian yang membuat
dia terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan. Dia menjadi pasrah dan
menerima semuanya. Melupakan perasaannya, melupakan cintanya dan yang ada hanya
kemarahan dan penyesalan. Memang dia yang salah karena marah dengan Melinda dan
melampiaskan kemarahannya dengan ceroboh. Leny
kembali menitikan air matanya. Leny menarik nafas dalam-dalam seakan ada
beban berat yang menimpah dirinya.
“Aku sebetulnya tidak mencintai Andy, tapi aku
tahu kalo dia mencintaiku. Dia begitu baik dan lembut sama aku, aku seperti
terhibur dengan perhatiannya dan mengobati rasa kecewaku sama kamu. Kami memang
berciuman dan melakukan lebih dari itu, tapi nggak tahu kenapa selalu saja
wajahmu yang terbayang. Setiap kali dia menciumku, aku selalu membayangkan,
kamu yg menciumku. Aku nggak pernah mau kalo diajak bercinta sama dia. Tapi
ketika kamu pergi dan tanpa kasi tahu, aku jadi marah dan seketika itu juga aku
mengajak Andy bercinta. Gara-gara itu aku jadi hamil dan aku nggak pengen
dikeluarkan dari sekolah. Kita berdua sama bingungnya dan menggunakan segala
cara supaya keguguran tapi tetap saja tidak bisa. Akhirnya Andy menemukan
dokter yang mau mengaborsi. Aku takut sekali waktu itu, aku takut kalau
meninggal. Tapi untunglah semua berjalan baik dan aku tidak meninggal. Sejak
itu Andy berjanji tidak akan meninggalkan aku apapun yang terjadi. Dia juga
sama takutnya dengan aku. Dia berjanji akan menikahi aku, begitu lulus SMA dia
memilih bekerja dan nggak kuliah. Aku waktu itu kuliah dan semester terakhir
dia melamarku dan kami menikah. Sebetulnya aku pengen mencari kamu tapi aku
malu, aku tahu kamu pasti tahu kalau aku menggugurkan kandungan. Aku rasanya
malu sekali sama kamu, harapanku untuk bersama makin hilang dan musnah. Kamu
pasti akan menganggap aku rendah dan bukan perempuan baik-baik. Aku menjadi
bahan pembicaraan di sekolah, semua teman menyindir dan mencemooh aku. Apalagi
sudah tidak ada kamu di Sekolah, selama ini mereka tidak berani menyentuh aku
karena ada kamu yang selalu melindungiku. Aku menjalani semuanya dan berharap
cepat lulus”
“Maafkan aku ya Len. Aku nggak pernah berpikir merendahkanmu
atau apa! Kamu tahu ketika kamu dekat dengan Andy, aku merasa sakit dan patah
hati. Apalagi ketika kamu sudah tidak mau duduk disebelahku, hidupku jadi hampa
dan sepi. Aku sangat kehilangan dirimu dan merindukanmu. Merindukan kebersamaan
kita Setiap hari melihat kamu sama Andy, aku jadi malas ke sekolah. Apalagi
kalau kalian berdua bolos, hatiku rasanya sakit sekali. Aku pengen marah tapi
nggak tahu harus marah dengan siapa. Aku tidak bisa apa-apa dan tidak punya
keberanian untuk merebutmu. Cerita Melinda akhirnya keluar juga dari mulutnya
yang selama ini terkunci rapat.
“Kenapa kamu nggak pernah mengatakannya, Mel?
“Karena aku takut Len, aku nggak bisa
memberikanmu apa-apa dan aku sendiri masih nggak tahu masa depanku seperti apa?
Melinda
merasa menyesal, kenapa tidak dari dulu mengatakan ini. kenapa harus menunggu
24 tahun baru mengatakan ketika semua sudah terlambat.
“Dan aku pikir Andy orangnya baik dan cocok
buat kamu, itu sebabnya aku memilih pindah Jakarta. Aku tidak tahan melihat
kedekatan kalian, Setiap kalian berdua bolos, aku langsung ingin marah dan
terbakar rasa cemburu. Waktu di Jakarta, aku masih berharap kalau aku sukses
aku bisa kembali dan mengajakmu bersamaku. Aku langsung down dan hatiku hancur
berkeping keeping ketika aku diberitahu kamu menggugurkan kandungan, habis
sudah harapanku untuk bersamamu. Aku berusaha membunuh cintaku kepadamu”.
“Apakah kamu bisa membunuh cintamu
kepadaku?Tanya Leny sambil menyentuh pipi Melinda dengan lembut.
Melinda
hanya menggelengkan kepalanya dengan lemah. Dia mengambil tangan Leny dan
menciumnya dengan lembut.
“AKu tidak pernah bisa membunuh cintaku
kepadamu, Len! Aku selalu merindukanmu dan selalu saja teringat kamu,
bagaimanapun kerasanya aku melupakanmua tetap saja aku ingat kamu”
Mendengar
perkataan Melinda, Leny jadi merasa bahagia dan segala duka nestapa yang
dialaminya selama ini lenyap bagaiakan embun pagi yang menguap di kala siang.
“Aku beberapa kali menjalin hubungan dengan
perempuan tetapi tidak pernah bertahan lama karena entah bagaimana aku selalu
teringat kamu”
Melinda
tidak berani mengatakan kalau enam bulan terakhir ini hatinya tertambat kepada
Cindy. Melinda tidak berani menceritakan kalau dia menemukan diri Leny di dalam
Cindy.
“Aku sendiri pernah jalan dengan seorang
permpuan yang sangat mirip dengan kamu. Dia pegawaiku sendiri tetapi aku sadar
kalo aku hanya mencari bayang-bayangmu. Apalagi sekarang ini, Andy yang telah
berubah dan sedang puber kedua. Akhirnya aku memilih menjalani saja hidupku dan
merawat anak-anakku”.
“Maafkan aku ya Len!”Kata Melinda dan mencium
tangan Leny.
“Seandainya dulu kamu seberani sekarang tentu
sekarang ini kita sudah menjadi pasangan yang bahagia”Kata Leny dengan tertawa
sedih. “Sekarang ini aku harapanku cuma dua, Andy menjadi sadar atau mati
sekalian karena narkoba ato penyakit”.
“Kenapa kamu tidak bercerai saja dengan dia?
“Apa kalo aku cerai kamu mau sama aku?
Melinda
yang dapat pertanyaan seperti itu langsung terbatuk batuk karena kaget.
“Aku tidak mau bercerai Andy, karena apa yang
dia dapatkan saat ini karena kerja kami berdua dan Papaku yang memberi modal
buat dia”Kata Leny dengan sedikit emosi. “Aku tahu kalau Andy sekarang ini
punya perempuan simpanan dan kalau aku cerai dengan dia, tentu yang akan
menikmati perempuan simpanannya itu.Aku harus bisa bertahan demi anak-anakku. Terus
terang sejak aku tahu Andy seperti itu, aku jadi takut. Aku takut akan tertular
penyakit, aku takut kalau aku kena AIDS! Aku langsung check up dan periksa
kesehatan, waktu itu aku mengajak Andy tapi dia tidak mau. Aku tahu dia pasti
takut ketahuan kalau menggunakan Narkoba. Kami bertengkar hebat waktu itu dan
berakhir aku dihajar hingga babak belur oleh dia dan hampir mati. Waktu aku
pingsan Andy ketakutan dan sejak itu, aku tidak pernah menegur perilakunya,
kami tidak lagi berhubungan seks dan kehidupan kami baik tapi juga tidak baik.Akhirnya
kami mencari kebahagian kami sendiri-sendiri dan berusaha saling menutupi di
depan anak-anak”.
Melinda
merasa kasihan dengan Leny dan terbersit perasaan bersalah dengan Leny. Seandainya dulu dia berani mengungkapkan
perasaaannya apakah kejadiannya akan seperti ini? pertanyaan itu terus
menghantui pikiran Melinda sampai ketika mereka harus berpisah.
******
Hari ini
Melinda menemui Leny di Apartemen Sheraton. Sebetulnya Melinda merasa ragu
untuk bertemu berdua di sebuah apartemen tanpa ada orang lain. Melinda kuatir
dia tidak bisa menahan diri untuk memeluk atau mencium Leny. Tapi dia juga
tidak punya kemampuan menolak permintaan Leny. Leny cuma mengatakan ingin
bertemu dengan dia, pembicaraan mereka belum selesai kemarin dan kebetulan hari
ini sabtu, mereka berdua sama-sama tidak bekerja sehingga lebih banyak waktu
untuk ngobrol. Apalagi hari ini Andy ke Jakarta sehingga Leny lebih leluasa
soal waktu. Melinda hanya bisa menyetujui permintaan Leny tanpa banyak menyelah.
Antara perasaan takut dan senang bertemu dengan Leny berdua. Takut tidak bisa
melepaskan Leny dan ingin memilikinya dan perasaan senang punya kesempatan
berdua saja dengan Leny. Hati Melinda berdebar-debar selama perjalanan menuju
Apartemen Sheraton. Apalagi mereka berdua telah sama-sama mengungkapkan
perasaan masing-masing. Perasaan cinta yang terpendam selama 24 tahun dan masih
menyala hingga saat ini.
Pikiran
Melinda tidak bisa lepas dari bayangan Leny, Wajah Leny makin cantik dan
terawat. Kalau dulu dia cuek dengan penampilan dan cara berpakaian yang
seadanya kini dia sangat memperhatikan penampilannya. Wajahnya terlihat makin
putih lembut dan bersih. Tubuhnya tampak seksi dan terawat tidak seperti dulu
yang sering bau matahari karena selalu diajak main basket Melinda. Kini aroma
parfum mahal yang sangat harum tercium bila duduk didekatnya, rambutnyapun
tergerai dengan indah seperti lukisan perancis. Tangannya begitu lembut dan
halus. Ada getaran halus yang terus menyergap hati Melinda ketika membayangkan
berdekatan dengan Leny. Apakah aku bisa
menolak Leny kalau dia menciumku? Gumam Melinda. Dia menggelengkan
kepalanya berusaha mengusir pikiran-pikiran nakalnya. Duh, kenapa aku juga harus memulai sesuatu yang complicated begini sih.
Melinda sadar dia menuju sesuatu yang berbahaya dengan menerima ajakan Leny
untuk bertemu berdua di apartemennya.
Leny
sudah menunggu di Lobby Apartemen dan mereka berdua naik menuju apartemen Leny.
Leny dengan berani menggandeng tangan Melinda tanpa ada keraguan dan rasa takut
diketahui orang. Sedangkan Melinda merasa grogi dengan sikap Leny yang
menunjukkan kemesraannya didepan public. Ternyata Apartemen Leny terletak di
penthouse dan sangat mewah. Begitu menutup pintu Leny langsung memeluk Melinda
dengan erat. Melinda yang mendapat pelukkan mendadak terkejut dan berusaha
menguasai diri dan membalas pelukkannya.
“Aku kangen kamu Mel!” sudah lama aku ingin
memelukmu seperti ini”
“Iya, aku juga kangen Len”
Melinda
mencium dengan lembut kening Leny dan membiarkan Leny merebahkan kepalanya di
dadanya.
“Hey, aku beli makanan buat kamu”Kata Leny
sambil melepaskan pelukkannya dan menggandeng tangan Melinda menuju ruang
keluarga. Melinda bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya mengikut saja apa yang
dimaui Leny.
“Kamu duduk sini dulu aja ya, aku ambil
makanannya”
Melinda
mengawasi Leny yang melenggangg ke dapur dan mengeluarkan minuman jus. Leny
meletakan kroket kesukaan Melinda di atas piring kecil. Dia memotong sedikit
dan menyuapkan ke mulut Melinda. Melinda merasa kembali ke masa lalu ketika
mereka masih bersama. Leny memang kadang sering menyuapkan makanan ke mulutnya
dan Melinda selalu membuka mulutnya tanpa melihat apa yang disuapkan ke
mulutnya. Lalu Leny berdiri kembali dan mengambil nasi tambak bayan, nasi
campur kesukaan Melinda. Dia membuka bungkusnya dan meletakan diatas piring.
Melinda masih menghabiskan suapan terakhir kroketnya.
“Siapa yang tinggal di sini Len?Tanya Melinda
sambil menerima piring yang berisi nasi campur dari tangan Leny.
“Nggak ada sih, ini cuma kalau ada tamu atau
saudara aja, atau kalau anak-anak libur dan kita tinggal disini”.
“Jangan-jangan, kamu ngajak pegawaimu itu
kesini juga ya?
“Kamu nggak sedang cemburu khan Mel?
“Namanya Anik pegawaiku itu. Dia waktu itu
magang di tempatku dan aku hanya sekali saja bercinta dengan dia waktu kami
keluar kota. Sekarang dia sudah nggak di Surabaya, dia dapat beasiswa sekolah
di Sidney.
Melinda
hanya tersenyum tipis mendengar cerita Leny, sebetulnya dia tidak ingin meminta
Leny untuk menceritakan semua itu. pertanyaan tadi hanya terlepas begitu saja.
Leny membereskan bekas makanan mereka dan menuangkan jus di gelas Melinda. Leny
duduk disebelah Melinda dan merebahkan dirinya ke dalam pelukkan Melinda.
“Mel, kamu ingat nggak dulu kita pernah sewa
laser disc dan nonton film ghost dan
aku menangis”
“Iya, aku ingat” waktu itu kamu meluk aku
seperti ini dan membasahi bajuku dengan air matamu”
“Kenapa waktu cepat berlalu ya, seandainya
malam itu di Batu aku tidak minta kamu peluk, tentu hubungan kita masih akan baik-baik
ya”
“Entahlah, Mel. Semua sudah terjadi dan tidak
perlu disesali lagi” Kamu jangan sedih ya”
Melinda
membelai rambut Leny dan mencium keningnya. Leny mendongakan kepalanya dan
mencium bibir Melinda. Mereka berciuman dengan lembut melepasakan kerinduan
yang telah membatu, berusaha meleburkannya dalam kehangatan ciuman. Sementara
lagu Unchained Melody masih mengalun
menambah rasa cinta mereka. Leny berusaha melepaskan pakaian Melinda dan
tiba-tiba Melinda jadi tersadar. Dia segera menghentikan usaha Leny untuk
mengajak bercinta.
“Jangan Len!
“Kenapa? Apakah kamu sudah tidak mencintaiku
lagi?
“Bukan itu Len, bagaimanapun kamu isterinya
Andy!” aku tidak bisa berhubungan dengan isteri orang”
Wajah
Leny berubah menjadi merah padam dan air matanya keluar seketika.
“Kenapa kamu selalu menolak aku Mel? Apakah aku
tidak cukup cantik buatmu? Tidak dulu tidak sekarang”
“Bukan begitu Len” aku.. aku hanya tidak ingin
merusak rumah tanggamu”
“Rumah tanggaku sudah rusak sejak dulu Mel”
“Kalau kita bercinta, aku takut, aku tidak bisa
melepaskanmu Len!”Aku takut, kalau ingin memilikimu”
“Mel, kamu bisa memilikiku dan aku juga ingin
menjadi milikmu Mel!”
“Bagaimanapun kamu itu punya keluarga secara
legal, Len!” Kalau Andy tahu dia pasti
akan menceraikanmu dan menjadikan ini sebagai alasan!”
Leny terdiam dan sadar apa yang dikatakan
Melinda itu benar.
“Bukankah kita bisa melakukannya dengan
diam-diam Mel”
“Aku merasa tidak nyaman Len dan aku di
Surabaya ini tidak lama” Setelah tugasku selesai aku akan kembali lagi ke Jakarta”.
“Apa kamu ada pacar di Jakarta?”
“Aku nggak punya pacar Len” Aku mencintaimu
Len, sangat mencintaimu tapi aku tidak bisa kalau harus berelasi dengan kamu
sementara kamu masih isterinya Andy”
“Apakah kamu mau berelasi dengan aku kalau aku
cerai dengan Andy?
“Len, aku juga tidak mau kamu bercerai dengan
Andy, gara-gara aku” Kamu sendiri khan yang mengatakan kalau kamu bercerai
dengan Andy, kamu akan rugi”
Leny
tertunduk terdiam kenapa semua jadi begini. Apakah
aku tidak berhak untuk bahagia? Leny menghembuskan nafasnya seakan akan
ingin melepaskan beban berat yang dirasakan.
“Sudahlah Len, jangan sedih ya” aku akan selalu
ada buat kamu dan cintaku tidak akan berubah” Aku bahagia mengetahui kalau kamu
masih mencintaiku dan tidak berubah sedikitpun”
“Aku juga bahagia Mel, tahu kalau kamu
mencintaiku dan aku yang bodoh kenapa waktu itu tidak mengatakan apa yang
kurasakan kepadamu”
“Kamu jangan menyalahkan diri terus seperti
itu, Len” Hidup ini terus berjalan, kamu tidak bisa hidup di masa lalu terus”
“Iya, apalagi aku punya anak yang butuh
perhatianku” o ya, kapan-kapan aku kenalkan dengan anak-anakku ya! Anakku ada
dua, semuanya cewek, namanya Cindy dan Cynthia.
Melinda
langsung merasa jengah dan tidak enak hati mendengar Leny menceritakan anaknya.
Apakah aku harus menceritakan soal Cindy
kepada Leny? Melinda terus menimbang-nimbang. Bagaimana reaksi Leny kalau mengetahui kedekatannya dengan Cindy. Sebaiknya aku membereskan dulu dengan Cindy
baru menceritakannya ke Leny. Ya, besok senin aku akan berbicara dengan Cindy.
“Kamu kok jadi bengong sih Mel”
“iya, aku dengerin, ini sudah sore, apa nggak
sebaiknya kita pulang. Kasihan khan anak-anak mu menunggu dirumah”
“iya, ayo kita balik!”
Leny
membereskan piring dan gelas di dapu dan Melinda membantu membuang
sampah-sampah sisa makanan.
“Mel, apa kamu mau kita bertemu lagi?
“Iya, tapi minggu ini aku tidak bisa”
Mereka
berdua berjalan bergandengan menuju tempat lift dan berpisah di tempat parkir
dan saling berjanji untuk tetap berhubungan.
******
Cindy
merebahkan dirinya dengan malas, hatinya sedang galau dan bersedih. Dia tidak
tahu kenapa Melinda tiba-tiba memutuskan hubungan dan tidak ingin bertemu
dengan dia. Padahal minggu lalu mereka masih bertemu bahkan pergi karaoke
bersama. Cindy masih ingat betapa menyenangkan saat itu karena Melinda mengecup
bibirnya. Meskipun itu bukan ciuman yang romantic tetapi itu sudah
membahagiakan bagi Cindy. Dia berharap itu sebagai awal sebuah hubungan dengan
Melinda. Tetapi kenapa tiba-tiba kemarin Melinda mengatakan dan menganggap dia
seperti anaknya. Cindy merasa terbanting dengan pernyataan itu. selama ini
Melinda tidak pernah menganggapnya saperti anak kecil dan menganggapnya seperti
perempuan dewasa. Sikap Melinda yang menganggapnya sama itu membuat dia makin jatuh
cinta dan suka dengan Melinda. Tiga bulan terakhir ini mereka sering keluar
makan bersama, nonton atau karaoke bersama-sama. Entah itu cuma berdua atau
bersama teman-teman komunitas. Cindy memandangi foto mereka berdua di
blackbeery nya, memandangi saat-saat indah bersama mereka. Cindy masih
penasaran dengan perubahan sikap Melinda yang tiba-tiba itu. Cindy terus
berusaha mengingat dan mencari tahu apa yang membuat Melinda berubah.
Cindy
merasa kalau dia telah jatuh cinta dengan Melinda. Dia merasa nyaman berada di
dekat Melinda yang dewasa dan lembut. Selama ini Cindy selalu menjalin dengan
teman sebayanya dan dia merasa mereka cenderung hanya untuk senang-senang dan
seks saja. Mereka tidak pernah serius dan hanya memikirkan hura-hura saja.
tetapi ketika bertemu dengan Melinda, Cindy merasa menemukan sosok yang matang,
dewasa dan sudah mapan. Padahal waktu itu Cindy sedang pdkt dengan Dian dan
mereka sudah pernah bercinta tetapi ketika Dian mengajak Cindy jadi gf nya,
Cindy masih ragu-ragu dan belum memutuskan. Ketika berkenalan dengan Melinda,
Cindy langsung tahu bahwa perempuan seperti ini yang dia cari dan inginkan
menjadi pasangan. Cindy merasa Melinda tidak seperti teman-teman L yang dia
kenal selama ini. Melinda orangnya perhatian, tidak sok macho, tidak suka
melarang larang, dia selalu mendukung dan memberikan masukan buat masa depan
Cindy. Cindy selalu merasa dihargai pendapatnya dan tidak pernah menganggap
Cindy seperti anak kecil meskipun perbedaaan usia mereka cukup jauh. Cindy
merasa dia telah menemukan pasangan yang cocok buat dia. Tetapi harapannya itu
pupus sudah sekarang. Melinda sudah mengatakan dengan tegas kalau dia hanya
ingin bersahabat dengannya. Cindy masih ingat kat-kata Melinda kemarin. “Kamu akan menemukan orang yang tepat suatu saat,
Cin! Kamu masih muda dan jalanmu masih panjang, banyak hal yang akan kamu lalui
dan alami. Banyak yang seperti aku diluar sana, dan yang jauh lebih muda, lebih
baik dan lebih segalanya dari aku”.
“Cin..! Teriak Leny memanggil Cindy.
Cindy
cepat-cepat menghapus air matanya ketika mendengar teriakan mamanya dan telah
masuk ke dalam kamarnya.
“Kamu nggak kuliah?
“Nggak ada kuliah ma, hari ini”
Cindy
berbohong karena dia sedang malas ke kampus. Perasaannya sedang galau dan
merasa patah hati. Leny membuka tirai di kamar Cindy.
“Mandi Cin, meskipun nggak ada kuliah ya tetap
harus mandi, trus sarapan”
“Iya”
Dengan
malas-malasan Cindy bangun menuju ke kamar mandi. Leny menarik selimut Cindy
dan melipatnya, ketika sedang melipat selimut, dia melihat sekilas
Blackberry Cindy, ada foto yang seperti dia
kenal. Leny mengambil BB Cindy dan betapa kagetnya dia seakan disambar geledek
di pagi hari. Leny melihat foto Cindy bersama Melinda. Foto mereka tampak ceria
dan wajah mereka saling menempel. Leny seakan tidak percaya dengan apa yang
dilihat. Dia mencoba melihat foto-foto yang lain.
“Ya, Tuhan..ada apa ini? Leny dengan gusar menatap BB Cindy.
Dia seakan tidak percaya dan masih tidak yakin dengan apa yang dilihat. Dia
terus melihat BB Cindy dan menemukan foto-foto lain, ada foto Cindy yang sedang
berciuman dengan perempuan. Dia juga membaca BBM Cindy.
“Oh, Tuhan kenapa kau biarkan Cindy menjadi
Lesbian Tuhan! Leny
merasa sedih dan menitikan air mata. “Kenapa
dia juga jatuh cinta dengan Melinda” Apakah ini kutukanku atau karmaku”
Leny
tidak menyadari kalau Cindy telah selesai mandi dan berdiri menatap Leny yang
menangis melihat BBnya. Cindy tidak tahu harus marah atau takut, dia tidak suka
melihat mamanya membaca BBnya tapi dia juga tidak enak hati untuk marah ketika
melihat mamanya menangis. Dia merasa kuatir kalau mamanya tahu dia Lesbian.
Hatinya langsung berdebar-debar, Shit!”
kenapa tadi tidak aku simpan lebih dulu” Cindy merasa tercekat hatinya.
“Ma..”Panggil Cindy pelan.
“Apa ini Cin?
Leny menunjukan
foto Cindy yang sedang ciuman dengan perempuan.
“Shit” Cindy tiba-tiba menjadi frezz dan hatinya
serasa berhenti berdetak. “Nggak mungkin
aku berbohong kalau sudah seperti ini” Cindy merasa lemas, tulangnya seakan
copot semua. Meskipun mamanya tidak pernah complain dengan teman-temannya yang
butchi ketika diajak main ke rumah. Bukan berarti mama akan menyetujui dia
menjadi lesbian. Mama juga tidak pernah melarang kalau ada temannya yang
menginap dirumah tetapi setelah ini, mama tentu akan lebih selektif dengan
temanku. Mama hanya complain kalau nilai sekolahnya jelek. Cindy tidak bisa
memprediksi sikap mamamya. Cindy duduk disebalah mamanya dan menunduk terdiam.
Menunggu tindakan mamanya terhadap dia.
“Sejak kapan kamu jadi lesbian hah!”
Suara
Leny seakan menggelegar memenuhi seluruh ruangan kamar yang sepi. Entah kenapa
Leny merasa tidak suka Cindy menjadi lesbian. dan yang lebih tidak suka lagi
ketika dia melihat foto Cindy dengan Melinda. Membaca bbm Melinda dan Cindy
yang mesra seperti orang pacaran. Apakah
aku cemburu dengan anakku sendiri?. Tiba-tiba hati Leny menjadi kacau
antara anak dan kekasihny. Dia juga merasa dikhianati dan dibohongi oleh
Melinda. Kenapa dia tidak mengatakan waktu kita ketemu kemarin. Ada rasa marah
dalam dada Leny terhadap Melinda. Dia merasa dipermainkan oleh Melinda. Ingin
rasanya sekarang dia pergi menemui Melinda dan marah dengan dia.
“Kamu tahu nggak sih, kalau jadi lesbian itu
tidak baik?
Leny
tidak tahu kenapa dia berkata seperti itu padahal dia sendiri tahu kalau dia
sendiri juga lesbian. Cindy hanya terdiam dan tidak berani membantah kata-kata
mamanya.
“Bagaimana kalau papamu tahu, dia pasti marah
besar dan kamu pasti akan dikawinkan dengan laki-laki”
“Ma, tolong jangan kasi tau papa, mama”
Cindy
tiba-tiba merasa takut dan ngeri. Cindy
menangis bersimpuh dihadapan Leny.
“Ma, Cindy sendiri tidak tahu kenapa Cindy bisa
seperti ini ma!”Jelas Cindy sambil menangis dihadapan Leny. “Ampuni Cindy ma”
Melihat
anaknya yang dicintai menangis dan bersimpuh dihadapannya, Leny hatinya menjadi
luluh dan kasihan. Dia memeluk Cindy erat-erat dan menangis bersama anaknya
itu. Kenapa jadi seperti ini Tuhan”
“Ini siapa Cin? Apa dia pacarmu?
Leny
ingin tahu sejauh mana hubungan Cindy dengan Melinda, Dia menunjukkan foto
Cindy dengan Melinda. Dengan takut-takut Cindy menjelaskan.
“Bukan, ma” Cuma teman”
“Kamu nggak usah bohong kalo teman kenapa bbm
mu mesra begini?
Cindy
pun menangis kembali, antara hatinya yang hancur dan perasaan takut karena
mamanya telah mengetahuinya. Cindy hanya bisa pasrah dengan nasibnya dan
berharap mamanya mau melindungi dan mengerti keadaannya.
“Cindy memang suka sama dia, Ma. Pertama Cindy
mikir dia juga suka tapi kemarin dia bilang kalo Cindy terlalu muda dan dia
minta Cindy untuk mencari orang lain yang lebih baik dari dia”
Cindy
bercerita dengan menangis, suaranya terdengar sedih dan seperti orang patah
hati. Leny yang mendengarnya jadi lega dan juga kesal dengan Melinda. Kenapa kemarin sabtu dia tidak
menceritakannya. Kenapa dia harus membuat patah hati anakku. Aku harus menemui Melinda segera. Dia
merasa kasihan dengan Cindy yang harus merasakan patah hati. Dia tahu bagaimana
rasa sakit itu. Kenapa dia harus
merasakan seperti yang aku rasakan dahulu dengan orang yang sama. Sebaiknya aku
lebih memperhatikan dia agar tidak salah langkah seperti aku.
*****
Melinda
membaca bbm nya, Leny minta ketemu dan penting. Dia tiba-tiba merasa cemas dan
kuatir. Apakah Leny telah mengetahui
persoalan Cindy? Melinda jadi tambah merasa bersalah. Dia tahu kalau Cindy
patah hati dengan dirinya dan tentu Leny tidak akan suka dengan hal itu. Aku harus menjelaskan semuanya kepada Leny. Melinda
mengemasi barangnya, Leny sudah menunggunya di apartemennya. Perasaan Melinda
jadi tidak enak, dia ingin segera bertemu dengan Leny dan akan mengahadapi
segala konsekuensinya. Dia tidak ingin membuat hati Leny terluka kembali. Dia
sudah banyak menanggung beban dan penderitaaan. Melinda melajukan kendaraannya
menuju Tunjungan Plasa. Hatinya jadi tidak tenang menghadapi Leny. Dulu kalau
Leny marah dia biasanya lebih banyak diam dan membiarkan kemarahan Leny keluar
semua. Biasanya Leny tidak pernah lama marah dengan dirinya.
Leny
sudah menunggu Melinda di Lobby. Begitu melihat Melinda dia langsung berdiri
dan berjalan menuju lift. Tidak ada sapaan atau genggaman tangan buat Melinda.
Di dalam lift pun susana masih tetap dingin seperti di kutub utara. Melinda
hanya diam saja dan mengikuti langkah Leny keluar dari lift. Sesampai dalam
apartemen Leny hanya duduk diam tak berbicara.
“Len, ada apa?
Melinda
berusaha mendekati Leny dan meraih tangannya. Leny menarik tangannya dan
mengeluarkan air matanya. Melihat Leny menangis dia jadi tambah merasa
bersalah. Lebih baik Leny marah-marah ke dia daripada harus mendiamkan dia dan
menangis.
“Len, please jangan begini”
“Kenapa kamu tega menyakiti hati Cindy? Apa
tidak cukup aku saja yang kau sakiti?
Akhirnya
keluar juga kata-kata Leny dengan isak tangis yang pecah. Melinda berusaha
memeluk Leny yang sedang menangis, Leny berusaha melepaskan pelukkannya tetapi
dekapan Melinda lebih kuat dan akhirnya dia pasrah dan menangis dipelukkan
Melinda.
“Maafkan aku Len!” Aku tidak bermaksud melukai
Cindy. Aku tidak tahu kalau Cindy itu anakmu. Maafkan aku tidak menceritakan
ini kepadamu” aku ingin menceritakan ini tapi aku menunggu waktu yang tepat
untuk menceritakannya.
“Apa kamu menyukai Cindy?
“Aku menyukai Cindy karena aku seperti melihat
dirimu, aku seperti menemukan orang yang aku cintai. Tapi aku tahu diri Len,
dia masih terlalu muda untukku. Aku tidak mungkin pacaran dengan perempuan yang
lebih cocok jadi anakku.
“Aku tidak ingin anakku jadi Lesbian, Mel”
Mendengar
pernyataan Leny, Melinda langsung melepaskan pelukkannya dan menatap wajah
Leny.
“Kenapa kamu berkata seperti itu? apa aku nggak
salah dengar?
Leny menggelengkan kepalanya, “aku tidak ingin
dia menderita Mel”
“Maksudmu bagaimana?
“Iya, aku tidak ingin dia menjadi lesbian”
“Dia itu lesbian, Len” kamu mau atau tidak dia
itu sudah jadi lesbian” Dia sudah pernah bercinta dengan perempuan dari dulu”
Leny
seperti terkejut mendengar apa yang dikatakan Melinda. Dia selama ini tidak
pernah tahu keadaan Cindy dan pergaulan Cindy.
“Len, biarkan dia menjadi apa yang dia
inginkan, kamu hanya perlu mengarahkan dan mendampingi dia” kamu tentu tidak
ingin dia bernasib sama seperti kamu khan?
Leny
mengangguk pelan dan menyadari kebenaran ucapan Melinda. Bukankah dia ingin
Cindy bahagia.
“Bagaimana kalau Andy sampai tahu? Dia pasti
akan marah”
“Itu tugasmu yang menjaga agar Andy tidak
mengetahuinya” Bagaimana kalau kamu mengirim dia sekolah di luar negeri aja!”
Biarkan dia berkembang dan terbuka pikirannya sekaligus member pendidikan yang
terbaik buat dia. Tapi kamu harus memberitahu dia tentang hal ini, agar dia
lebih bertanggung jawab dengan masa depannya.”
Sekali
lagi Leny mengangguk dan menyetujuhi pemikiran Melinda.
“Iya, nanti aku akan bicara dengan dia dan
mencoba lebih dekat dan terbuka dengan dia. Tapi aku tidak ingin menceritakan
hubunganku dengan kamu ke Cindy”
“Kanapa?
“Bagaimanapun, aku ibunya dan aku ingin dia
tetap menghormatiku dan Andy sebagai orang tuanya”
“Iya, cintaku, aku mengerti”
Melinda
mengecup kening Leny dengan perasaan lega dan hatinya menjadi plong. Sekarang
dua masalah selesai sekaligus. Leny yang mendengar Melinda memanggilnya cintaku
jadi berbunga-bunga hatinya. Dia kini merasa tidak sendirian lagi dan merasa
telah menemukan cintanya. Meskipun hubungan mereka tidak seperti layaknya
pasangan kekasih tetapi itu sudah cukup buat Leny. Begitu pula halnya dengan
Melinda, meskipun dia tidak tahu sampai kapan dan akan seperti apa hubungannya
dengan Leny, dia tidak peduli. Apa yang dia dapat saat ini sudah lebih dari
yang dia harapkan.
0 comments: