Cinta Takkan Hilang Begitu Saja

Brok..brok..brok.. suara gedoran pintu yang membahana di tengah terik siang yang sepi. Pintu kamar kos yang tidak terlalu tebal bergetar karena gedoran yang penuh dengan tenaga kemarahan. Gantungan baju di belakang pintu langsung rontok berjatuhan.
“Tanti......! Tanti......! Mama tahu kamu ada di dalam!”Teriak mamanya Tanti.
Kembali dia mengedor-gedor pintu kamar kos dengan penuh amarah seakan-akan ingin mendobrak kamar pintu itu.

Tanti dan Lisa yang sedang telanjang tertidur berpelukan langsung bangun dengan panik mencari pakaian mereka yang berserakan di lantai. Mereka buru-buru mengenakan pakaiannya, sukma yang belum kembali mendadak tercabut dan terguncang. Mereka seperti mendengar suara hantu di siang bolong.

“Mama, Lis!Kata Tanti dengan panik sambil memakai celana dalam dan mencari kaosnya.
“Tanti..Keluar! atau mama panggilkan polisi!Teriak mamanya dengan tidak sabar dan kembali menggedor tidak hanya dengan tangan tetapi juga ikut menendang pintu kamar, yang menimbulkan kegaduhan menggema ke seluruh kos.

“Cari siapa tante?Tanya salah satu anak kos yang merasa terganggu dengan gedoran dan teriakan mama Tanti.
“Sudah kamu jang ikut campur!Dengan wajah garang seperti macan yang siap menerkam mangsanya. Teman kos Lisa langsung mundur teratur dan masuk kembali ke dalam kamarnya.

“Mama!Kata Tanti ketika membuka pintu kamarnya dengan wajah pucat pasi dan cemas. Dia tahu mamanya pasti murka dan bisa melakukan apa saja.
“Anak kurang ajar!Kata mama Tanti sambil menampar wajah Tanti.

Lisa yang melihat kekasihnya ditampar segera maju dan melindungi Tanti. Mama Tanti makin marah dan sudah melayangkan tangannya untuk menampar wajah Lisa. Tapi Tanti segera berusaha melindungi Lisa dengan memeluknya. Mamanya makin marah dan segera menarik lengan Tanti dengan kasar.

 “Sebaiknya kamu jangan pernah menemui anak saya, kalau kamu tidak ingin masa depanmu dan keluargamu hancur!”Ancam Mama Tanti.
Dengan kemarahan memuncak mamanya Tanti, menarik dan menyeret Tanti.
“Ayo pulang sekarang!.

Kejadian itu begitu cepat dan Lisa hanya bisa diam terpana, Dia menjadi frezz, membeku, shock dan tidak menyangka dengan apa yang terjadi. Sekejap mengoyak rasa nikmat sehabis bercinta, bahkan basah di Vpun masih belum mengering. Badan Lisa menjadi lemas tak bertenaga dia terduduk di lantai, lunglai serasa tulang belulangnya tidak menyatu. Semua sendi dan tulang seakan tak mampu menyanggah tubuhnya dan tatapan nanar memandang pintu yang telah kosong. Bayangan Tanti yang diseret mamanya ke dalam mobil pergi bersama hatinya.

-------
Lisa tahu kalau keluarga Tanti adalah keluarga pejabat dan sangat dekat dengan keluarga Cendana. Ayahnya seorang Jendral dan keluarganya rata-rata menjadi pejabat, ada yang menjadi duta besar. Tanti kuliah di Bandung karena Mamanya tahu kalau dia lesbian dan ingin menjauhkan dari teman-temanya di Jakarta. Dia ikut pamannya yang menjadi profesor dan rektor di Bandung.

Mereka bertemu ketika pertama kuliah dan masa ospek. Kebetulan mereka sama-sama kuliah psikologi. Kenalan yang tidak disengaja karena mereka memang satu kelompok dalam barisan ospek dan sama-sama menjalani masa ploncoan. Setelah masa ospek membuat mereka jadi lebih dekat. Lisa merasa kalau Tanti seorang L tetapi dia tidak berani menanyakan atau memastikan. 

Mereka berdua saling mengangumi karena mereka berdua sama-sama menjadi siswa yang paling cemerlang di dalam kelas. Mereka jadi sering bersama mengerjakan tugas atau belajar bersama. Lisa yang sudah menyukai Tanti dari pertama kenalan tetapi tidak berani melakukan PDKT. Tanti juga menyukai Lisa yang selalu sigap, kreatif dan nggak banyak omong. Tanti merasa kalau Lisa menyukai dirinya. Dan dia berharap Lisa mendekati dirinya.

Tanti merasa kalau dirinya cantik dan menarik, tetapi dia heran sebab Lisa tidak pernah melakukan sesuatu atau mendekati dirinya. Tanti menjadi ragu apakah Lisa seorang L atau sudah mempunyai pacar di tempat asalnya, Surabaya. Kadang Tanti ingin menanyakan hal itu tapi dia sendiri tidak cukup mempunyai keberanian.

Lisa tahu kalau Tanti anak orang penting, anak jendral di Jakarta. Dia tidak ingin mencari masalah dan cukup tahu diri. Dia cukup tahu diri kalau keturunan tionghoa harus bisa menjaga diri dan tahu diri. Dia tidak ingin kuliahnya berantakan dan mengecewakan orang tuanya. Keluarganya sebetulnya tidak setuju dia kuliah di Bandung dan merasa kuatir. Tapi Lisa berhasil meyakinkan papa dan mamanya.

*****
Lisa duduk terpekur sudah tiga hari dia tidak mendapat kabar dari Tanti. Dia mencoba menghubungi handphonenya tapi tidak bisa dihubungi. Handphonenya selalu mati dan diluar servis area. Air mata Lisa tidak bisa berhenti, kerinduan dan ketakutannya bercampur aduk menjadi satu dan membuncah memenuhi seluruh rongga tubuhnya. Dia memutuskan untuk ke Jakarta, tapi dia tidak pernah tahu dimana rumah Tanti. Meskipun hampir empat tahun bersama tanti tidak pernah mengajaknya pulang ke Jakarta karena takut ketahuan keluarganya. Malah Tanti yang ikut dirinya ke Surabaya.

Lisa tidak bisa melanjutkan skripsinya, pikirannya buntu dan semua menjadi kosong. Jiwanya terseret pergi dengan Tanti. Dia juga jadi malas makan, malas melakukan apa saja. Hanya berdiam di kamar dan menangis sambil merindukan Tanti. Setiap sudut ruangan mengingatkan dirinya akan Tanti. Begitu juga ketika ke kampus selalu ada bayangan Tanti dimanapun mata memandang. Semua perempuan terlihat seperti Tanti dan itu makin membuat Lisa seperti orang gila. Kadang dia tersenyum sendiri dan berakhir dengan tangisan.

“Lis...!
Lisa langsung terduduk seperti mendengar suara Tanti memanggilnya, sebelum kekagetannya hilang Tanti sudah masuk dalam kamarnya dan menubruk dirinya, memeluknya dan menangis.
“Lis, kita lari aja, kemana gitu! Ato aku ikut kamu aja ke Surabaya” Kata Tanti dengan menangis. “Aku kalau nggak lari sekarang, lusa akan berangkat ke Kairo Lis!
“Tapi aku nggak punya apa-apa Tan! Aku nggak bisa menghidupi kamu, lulus aja belum, keluargaku sendiri juga bukan orang kaya! Aku takut Tan! Aku takut dengan keluarga kamu. Janganlah kamu memilih aku cintaku, karena aku takut tidak bisa membahagiakan kamu. Jangan kamu korbankan hidupmu untuk aku. Aku akan menjadikanmu pendamping hidupku bila aku sudah siap tapi tidak sekarang.”Kata Lisa dengan perasaan yang sedih dan hancur karena tidak bisa memenuhi keinginan orang yang dicintainya. Dia ingin sekali mengabulkan keinginan Tanti, tapi ternyata otaknya dan rasa takutnya bekerja memperingatkan rasanya.

Tanti terkejut dengan jawaban Lisa dan melepaskan pelukkannya. Tanti menatap mata Lisa mencari kesungguhan apa yang dikatakan Lisa.Dia merasa sangat kecewa dan terpukul dengan jawaban Lisa. Dia tidak menyangka Lisa akan mengatakan demikian, dia yang sudah lari dari rumah dan berharap Lisa akan melindungi dirinya.

Tanti menggelengkan kepalanya dan merasa tidak percaya, hatinya hancur, air matanya mengalir dari matanya yang indah dan sayu itu sekarang.
“Aku kecewa dengan kamu Lis! Aku kira kamu mencintaiku dan mau melakukan sesuatu untuk hubungan kita. Aku kira kamu mau berkorban untuk kita!Kata Tanti dengan emosi dan marah.
“Aku mau Tanti, tapi tidak sekarang! Kalau kita paksakan kita berdua akan menjadi terlantar dan hidup di jalan. Aku tidak ingin membangun relasi yang seperti itu. Kita berdua sedang emosi.”
“Aku benar-benar kecewa! Aku sudah lari dari Jakarta untuk kamu tetapi kamu..., Pengecut!
Lisa berusaha menenangkan Tanti dan ingin memeluknya. Tetapi Tanti menepiskan tangan Lisa.”Jangan sentuh aku!Katanya sambil mendorong Lisa dan pergi.
“Tan, mau kemana kamu?

Tanti tidak menghiraukan Lisa, dia keluar dengan hati yang berkeping keping, dia merasa dikhianati Lisa. Dia merasa kecewa dengan Lisa, dia menjadi marah, dadanya ingin meledak kepalanya berdenyut-denyut. Dengan tangan mengepal penuh marah dia berjalan menuyusi jalan, dia ingin rasanya memukul seseorang untuk melampiaskan kemarahannya. Dia terus berjalan dan berjalan tanpa tahu kemana. Entah sudah berapa kilo dia berjalan sambil menangis. Akhirnya dia memutuskan kembali ke rumah dan setuju untuk pergi ke Kairo melupakan Lisa. Melupakan semua kenangan indah dan cita-cita untuk menjalin hidup bersama hingga tua.

*****
Hampir sebulan Lisa tidak bisa melakukan apa-apa. Hidupnya seperti berhenti, jiwanya terbawa bersama dengan Tanti. Sejak kepergian Tanti, dia sama sekali tidak tahu kabar beritanya. Teman-teman mereka berusaha menghibur Lisa. Mereka juga membantu mencari kabar Tanti dan diketahui kalau Tanti telah berangkat ke Kairo. Lisa merasa dirinya kosong dan tidak bersemangat.

Dengan mengumpulkan sisa-sisa tenaga Lisa berusaha menyelesaikan skripsinya. Beruntung Lisa mempunyai para sahabat dan dosen yang terus memberi semangat. Mereka semua tahu dan maklum dengan hubungan mereka. Meskipun mereka sepasang kekasih tetapi mereka tidak pernah menunjukan kemesraan yang berlebih di kampus. Mereka berdua menjadi teman favorit karena tidak pernah pelit membagikan ilmu dan selalu aktif dalam setiap kegiatan kampus. Mereka menjadi bintang diantara teman-teman mereka.

Dalam waktu dua bulan Lisa berhasil menyelesaikan skripsinya yang memang sudah hampir selesai. Dia sudah mememilih jadwal untuk sidang di bulan Mei. Pikirannya kembali ke Tanti, mereka dulu berencana untuk sidang skripsi bersama dan merayakan kelulusan bersama. “Bagaimana kabarmu sayang? Apakah kamu baik-baik saja? Apa kamu masih marah dengan aku?

Lisa selalu menyesali keputusannya menolak permintaan Tanti. Begitu banyak seandainya dalam alam pikirannya. Skenario pelarian mereka berdua dan segala kemungkinannya. Tapi semua sudah terlambat dan dia menyesali ketakutannya. Dia menatap foto mereka berdua yang begitu bahagia dan saling mencintai. Semoga suatu saat kita bisa kembali bersama cintaku! Aku tidak akan menyerah dengan cinta kita. Lisa mendekap foto mereka berdua dan tertidur.

*******

5 Mei 1998, Ketika sedang sidang dan hampir selesai mereka dikejutkan bahwa telah terjadi kerusuhan dimana-mana. Para dosen penguji segera menuntaskan dan menyatakan Lisa lulus dengan memuaskan. Lisa buru-buru membereskan semua skripsinya dan menyerahkan absensi ke bagian adminitrasi. Teman-temannya mengajak segera berangkat demo.

Suasana terus memanas dimana-mana, Lisa berusaha menyelesaikan koreksi skripsinya. Apalagi beasiswanya kuliah di Wolongong University di Sidney di terima karena nilai akademisnya yang sangat cemerlang. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Harapannya cuma satu, kalau dia sukses, dia ingin memboyong Tanti bersamanya. Dia ingin mewujudkan cita-cita mereka berdua untuk bisa hidup bersama.

Kerusuhan makin parah dan menyebar keberbagai kota. Ayah Lisa di Surabaya sangat mengkuatirkan keadaan Lisa. Apalagi dia mendengar banyak perkosaan orang china di Jakarta. Tapi dia juga kuatir aku pulang sekarang ke Surabaya juga tidak aman. Lisa juga tidak bisa mengurus adminitrasi beasiswanya karena semua perkantoran tutup dan banyak perwakilan asing yang meninggalkan Indonesia.

******
February 2005,
Sudah tujuh tahun Lisa tinggal di Sydney. Dia sudah menyelesaikan S3nya dan sekarang menjadi dosen dan juga membuka praktek di beberapa rumah sakit. Dia juga mendapat permanen residen. Kehidupannya perlahan tapi pasti meningkat, namanya makin terkenal di bidang psikologi klinis. Tetapi tetap saja dia tidak bisa melupakan Tanti. Cinta dan ingatan akan Tanti terus dia putar dan kuatkan di hatinya. Waktu tak juga mengkikis perasaannya. Dia masih berusaha mencari informasi tentang Tanti. Tapi tak satupun kawan mereka mengetahui. Dia pernah dengar kabar Tanti pulang ke Indonesia beberapa tahun yang lalu tapi dia tidak tahu keberadaannya.

Di Sydney, Lisa makin terbuka akan orientasi seksualnya. Dia tidak ragu lagi akan identitasnya dan sudah coming out sebagai Lesbian. Keluarganya juga sudah mengetahui dari awal tapi mereka tidak pernah membicarakannya. Lisa membantu perekonomian keluarganya, dia juga mendorong adik-adiknya untuk mendapat beasiswa kuliah. Kedua adiknya kuliah di tempat yang bejauhan semua. Adiknya Andi sekolah di Belanda, sedangkan Lita sekolah di Amerika. Andi menikah dengan gadis Belgia dan menetap di Perancis. Sedangkan Lita menikah dengan orang china canada dan menetap disana. Orang tua mereka berdua tinggal di Surabaya masih membuka toko di kembang jepun untuk mengisi waktu mereka. Dan bila liburan bergantian mengunjungi anak-anaknya.

Meskipun papanya agak sedih karena tidak ada satupun anaknya yang menikah dengan Tionghoa Indonesia, dia tetap berusaha bahagia buat anak-anaknya. Apalagi semua cucunya tidak bisa bahasa Indonesia. Semua berbicara bahasa Ingris dan bahkan anak Andy berbicara bahasa perancis. Lisa terpaksa memanggilkan guru privat bahasa Inggris buat papa dan mamanya agar mereka bisa komunikasi dengan cucunya. Meskipun adik-adiknya tidak terlalu kaya tetapi mereka mempunyai keluarga yang bahagia dan berkecukupan.

*****

Lisa tersenyum sendiri di depan laptopnya. Dia telah membuat account Facebook, acount pertemanan. Dia memasang foto dan namanya, dia berharap dapat menemukan Tanti di Facebook. Dia terus mencari teman-teman lama mereka semasa kuliah. Ada beberapa yang dia temukan dan melihat ada perubahan selama 10 tahun. Rata-rata mereka sudah memilik anak dan berkeluarga. Lisa terus membayangkan seperti apa Tanti sekarang? Apakah dia menikah? Dia tiba-tiba teringat percakapan mereka bertahun yang lalu... “Kamu punya cita-cita untuk menikah dan punya anak nggak suatu hari?Tanyaku waktu itu. Dengan tegas dia menjawab “Nggak, aku tuh lesbian sejati selalu tertariknya dengan perempuan” hatiku langsung senang waktu itu.

Apakah kamu sudah punya pasangan sekarang? Apakah kamu masih mengingat aku? Apakah kamu ingat ketika kita memenangkan lomba dan hadiah uangnya kita buat check in di Hotel? Kita bercinta seharian dan tidak keluar kamar hotel sama sekali. Percintaan yang menggila, kita bercinta seperti pasangan yang tidak pernah bercinta, di ujung ranjang, di kursi, di bath up, di meja wesatfel, tertidur dalam pelukan. Sampai pundakku merah semua kamu gigit ketika sedang merasakan puncak kenikmatan yang meledak. Tak tahukah kamu setiap malam aku selalu merindukanmu, ketika sendiri di dalam kamar yang sepi. Aku merindukan wajahmu yang manis dan kadang begitu galak sama aku. Aku merindukanmu ketika kita sedang mandi bersama. Kau gosoki tubuhku dengan sabun dan aku hanya diam saja sambil menikmati belaian sayangmu.

Sudah tak terhitung perempuan yang mendekat sejak pertama kali aku datang disini. Tapi tidak ada satupun yang bisa menggantikan dirimu. Tidak ada satupun yang dapat menggetarkan kalbuku ketika berdekatan dengan mereka. Kadang aku memang merindukan beliaan, rindu untuk bercinta tetapi dengan dirimu bukan dengan orang lain. Aku rindu menyentuh tubuhmu yang lembut, menciumi payudaramu yang indah dan membelainya. Aku rindu semua yang ada pada dirimu. Aku rindu kenakalanmu yang kadang seperti kanak-kanak.

Kenapa aku masih saja belum bisa melupakanmu. Apakah karena aku memang tidak ingin melupakanmu. Tidak ingin menghapus bayangmu dari kepalaku. Apakah aku salah bila masih berharap dan akan ada keajaiban akan cinta kita. Setiap minggu aku tidak berhenti berdoa ke gereja. Berdoa agar kamu selalu dilindungi, berdoa agar masih ada waktu buat kita untuk kembali merajut cinta. Berdoa agar Tuhan memberikan kita kesempatan untuk kembali bersama. Doa yang selalu kupanjatkan yang seperti hafalan dan melekat bersama dengan doa Bapa Kami dan Salam Maria.   

*******
Suatu hari di Tahun  2008,
Lisa terbangun dengan dada berdebar-debar. Dia melihat Karenina berada di sampingnya bertelanjang sementara dirinya juga tidak mengenakan apapun. Dia berusaha mengingat semua yang telah terjadi. Dia sadar semalam mereka telah bercinta. Ada perasaan sedih dan terluka, sedih karena dia harus mengkhianati cintanya yang telah dia pelihara bertahun-tahun. Dia memandangi Karenina yang terlelap, gadis Iran Rusia yang telah tinggal bersamanya selama 2 tahun ini.

Selama 2 tahun, Lisa tidak pernah sedikitpun tergoda untuk bercinta dengan Karenina. Meskipun mereka tinggal bersama dan Lisa tahu betapa Karenina sangat menyukai dirinya dan menginginkan dirinya. Tetapi Lisa dari awal mengatakan kalau dia hanya mencintai Tanti dan masih berharap suatu saat bisa bersama Tanti. Karenina tidak pernah memaksakan cintanya kepada Lisa. Tapi dia selalu memberikan perhatian dan cintanya dengan tulus. Lisa sebetulnya tidak ingin tinggal bersama dengan Karenina, tapi dia tahu kalau Karenina kesulitan keuangan dalam menyelesaikan kuliah S3nya dan dia tidak mendapat beasiswa full dari kampusnya.

--------
Mereka bertemu 5 tahun yang lalu ketika sama-sama jadi volunter untuk perayaan Mardi grass di Sidney. Ketika selesai acara mereka jadi sering bertemu dan ngobrol bersama. Lisa menyukai Karenina yang cerdas. Usianya 10 tahun lebih muda daripada Lisa. Semangat belajarnya sangat tinggi. Dia mengambil jurusan Antropologi dan mereka berdua sering berdiskusi tentang apa saja. Kadang Lisa menemani Nina mencari buku-buku atau mengajak ke kampusnya untuk mencari buku. Atau pergi ketempat tempat yang menarik dan berpetualang.

Lisa sendiri tidak tahu apa nama hubungan mereka. Kalau berdua Nina selalu manja ke Lisa. Semua orang mengira mereka pacaran. Tapi Nina selalu mengatakan kalau mereka open relationship. Lisa juga tahu kalau Nina kadang berusaha membuatnya cemburu dengan berhubungan dengan perempuan lain. Tapi Lisa sama sekali tidak merasa cemburu. Dia juga tidak pernah bertanya kenapa Nina tidak pulang semalam atau kemana. Tapi Nina cukup sopan, dia tidak pernah mengajak perempuan lain ke rumah. Bila di rumah, dia selalu menyiapkan makanan untuk mereka berdua, membersihkan rumah dan perkejaan lainnya.

Nina juga selalu menyiapkan makanan untuk dia bawa ke kantor, agar lebih hemat dan sehat katanya. Lisa menyukai keberadaan Nina di rumahnya. tapi diam-diam dia merasa kuatir akan terkikisnya perasaannya terhadap Tanti. Dia kuatir kalau dia akan menyukai Nina dan melupakan rasa yang telah dia pelihara bertahun tahun. Dia menatap wajah Nina yang sedang terlelap. Dulu dia suka sekali memandangi wajah Tanti yang tertidur di sampingnya. Membelainya dengan lembut dan menciumnya dan Tanti selalu tersenyum meskipun terlelap. Ada rasa bahagia bila melihat wajah Tanti. Tanpa sadar Lisa menitikan air mata, menyadari betapa dia merindukan Tanti.

------
Perutnya tiba-tiba jadi mual dan dia menyesal kenapa harus bercinta dengan Nina. Dia perlahan-lahan turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi. Dia mengguyur tubuhnya dengan air dingin, membasahi kepalanya, menangis, menyesal dan merasakan hatinya yang tersayat. Perasaannya bercampur aduk tak menentu. Lisa merasa takut kalau dia akan jatuh cinta dengan Nina. Dia menyadari kalau semalam dia juga menikmati percintaan itu. sudah bertahun- tahun dia tidak pernah bercinta. Tapi dia merasa seperti orang yang ingin minum coca cola tapi diberi air putih. Lisa berusaha mengingat semua kejadian semalam.

Semalam, mereka berdua menghadiri pesta pesta pernikahan pasangan L warga belanda yang tinggal di Sidney. Robin yang seorang desain interior menyulap apartemennya menjadi suasana yang romantis. Cahaya yang temaram dengan lilin aroma terapi di setipa ruangan. Sajian makanan yang diatur begitu indah dan enak dimakan. Alunan musik classic yang memenuhi setiap sudut ruangan. Segala macam wine dan merk minuman keras ada semua di bar sudut ruangan. 

Suasana begitu romantis dan menyenangkan. Kami bertemu dengan teman-teman komunitas dan saling menggoda. Mereka bertanya kapan kami meresmikan hubungan kami. Aku hanya tersenyum dan tidak ingin berkomentar yang bisa melukai hati Nina. Nina malam itu keliatan cantik sekali dengan gaun panjang hitam yang seksi. Kulitnya yang putih dengan wajah Iran yang eksotis menambah kecantikannya serta tubuhnya yang semampai seperti model membuat orang selalu memalingkan wajahnya untuk melihat.   

Entah berapa banyak wine, vodka, dan scoot yang mereka minum. Ketika pulang, sampai di kamar Nina mencium bibir Lisa dan menarik tangannya ke payudara nina. Antara pengaruh alkohol dan lama tidak bercinta membuat Lisa tubuh Lisa mengejang dan menjadi panas. Tiba-tiba V nya menjadi basah, nafasnya jadi memburu,  Dia tidak dapat menahan dirinya, bayangan Nina berubah menjadi Tanti. Dia memejamkan matanya dan seakan akan bercinta dengan Tanti. Tiba-tiba Lisa merasa bersalah dengan Nina yang sudah menanamkan harapan akan kebersamaan. Apa yang harus kulakukan? batin Lisa. Lisa merasa kuatir kalau Nina akan menganggap percintaan semalam adalah peresmian hubungan mereka.

------
Lisa menyudahi mandinya dan berpakaian. Ketika dia menyisir rambutnya, Nina memeluknya dari belakang dalam keadaan telanjang.
“Thank you so much, It was great last night!Katanya dan terdengar bahagia.

Hati Lisa jadi tersayat dan dia tidak tahu harus mengatakan apa. Dia tidak ingin melukai hati Nina yang telah begitu baik dan tulus mencintainya. “Haruskah aku berpura-pura merasa senang”batin Lisa. Seharusnya, aku tidak bercinta semalam, apa sekarang yang harus kukatakan.  aku belum siap menjalin hubungan dengan seseorang. Aku masih merindukan Tanti. Hati Lisa terus berkacamuk gunda tak menentu.

Nina menyadari kalau tubuh Lisa menjadi tegang dan panas dengan pernyataan dan pelukannya. Dia melepaskan pelukannya dan berdiri dihadapan Lisa. Dia berusaha menatap mata Lisa. Tapi Lisa tidak berani menatap wajah dan mata Nina.
“Look at me Lis!tell me if you dont want me!Kata Nina dengan mata berkaca-kaca dan suara yang bergetar.
Hati Lisa makin tertusuk dan merasa bersalah dengan Nina.Lisa benar-benar merasa bersalah dengan Nina. Dia tidak bisa membohongi dirinya.
“I’m so sorry Nin!Kata Lisa sambil memeluk tubuh Nina. “Aku tidak bermaksud menyakiti kamu, maafkan aku! Jujur, aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Perasaanku kacau!

Nina menjadi malu dengan apa yang terjadi, pupus sudah kebahagian dan harapan untuk bisa saling mencinta. Cinta Lisa seperti semakin jauh dan tak tergapai.
“Sudah 4 tahun kita selalu bersama, tidak adakah sedikit saja’ rasa buat aku?Tanya Nina
Lisa hanya terdiam dan tidak bisa menjawab pertanyaan Nina. Karena dia sendiri tidak bisa menjelasakan apa yang dia rasakan. Betapa dalam cintanya kepada Tanti dan entah kenapa cinta itu tidak juga hilang meskipun telah bertahun berlalu.

*******
Tanti berjalan menyusuri jalan Hopeteun yang panjang, menuju tempat tinggal Lisa. Hatinya berdebar-debar sejak kemarin. Sudah 10 tahun mereka berpisah dan Tanti tidak bisa membohongi perasaannya, bahwa cintanya untuk Lisa selalu ada dan tidak pernah hilang. Kemarahan dan kekecewaannya terhadap Lisa membuat dia membutakan rasa cintanya. Menggelapkan hatinya dan mencari cinta yang tak berujung. Akhirnya setelah 10 tahun baru menyadari bahwa dia hanya mencintai Tanti. Setelah banyak mengalami banyak peristiwa dan kehampaan, dia menemukan cinta yang tiba-tiba bersinar terang dari dalam hatinya.

Masih jelas dalam ingatan Tanti bagaimana hatinya terejam oleh sikap Lisa waktu itu. Semua hidupnya jadi luruh. Dia menghabiskan 2 tahun di Kairo and do nothing. Dia hanya bermalas-malasan, kuliahpun juga sering bolos hingga suatu hari dia merasa ingin melakukan sesuatu untuk membalas sakit hatinya dan kemarahannya kepada Lisa dan keluarganya. Dia mulai mencari cara agar bisa ke Belanda. Dia mencari-cari beasiswa tapi dia sadar kalau itu tidak mudah dengan kondisi akademisnya yang tidak jelas.  Keluarganya sendiri di Indonesia mengalami guncangan sejak Pak Harto dilengserkan. Sehingga perhatian orang tuanya terhadap dirinya agak kendor. Satu-satunya cara adalah minta bantuan pamannya karena tidak mungkin dia bisa melakukan sendiri.

Pamannya juga sadar kalau Tanti tidak cocok di Kairo dan tidak bahagia. Dia berusaha menghubungi koleganya di Belanda. Pamannya memberitahu, dia bisa membantu dan memberi uang yang hanya cukup untuk hidup satu tahun, selebihnya dia harus berusaha sendiri disana. Tanti merasa senang dan dia merasa itu adalah langkah awal dia memulai hidup baru. Pamannya menghubungi temannya yang ada di Belanda dan meminta bantuan. Akhirnya Tanti bisa sampai di Belanda.

Tanti berusaha menyesuaikan diri disana. Dia mengikuti kursus bahasa dan art painting. Dia tahu kalau agak susah untuk bisa kuliah dan semangatnya untuk kuliah sudah sirna sejak dia meninggalkan Indonesia. Semua seakan tercabut dari dalam dirinya. Dia begitu menikmati kehidupan barunya. Orang tuanya akhirnya mengetahui tapi diam saja dan juga tidak mengirim uang buat Tanti. Tanti berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri dengan uang pemberian pamannya. Waktu berjalan dengan cepat uang pemberian pamannya habis belum satu tahun. Dia mulai mencari pekerjaan, sebagai imigran tentu gajinya beda dengan orang Belanda sendiri.

Dia melakukan semua pekerjaan,  Bekerja di bar, pelayan restoran atau apa saja dia lakukan agar bisa hidup. Tanti juga berusaha mencari teman dan datang ke tempat hangout para lesbian. Dengan wajahnya yang cantik, sangatlah mudah buat tanti menggaet seseorang. Dia mulai melakukan petualangan cintanya. Dia sering berganti pasangan dan bercinta dengan semua perempuan yang menurut dia menarik dan dia sukai. Ketika berelasi tidak pernah ada yang lewat dari 1 satu musim. Sampai semua temannya hafal setiap ganti musim dia akan ganti pasangan. Tetapi tetap saja banyak yang ingin menjadi kekasih Tanti. Semua ingin menaklukan hati Tanti, tetapi belum satupun yang berhasil. Sudah 4 tahun Tanti di Belanda dan belum ada satupun yang bisa meluluhkan hatinya.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang kolektor lukisan. Perempuan setengah baya yang masih keluarga Heineken, Anna Heineken. Ketika itu Anna melihat Tanti di sekolah lukisnya, Anna langsung jatuh hati. Dia menawari Tanti untuk bekerja di galery-nya. Tentu saja Tanti tidak menolak kesempatan itu. Selama ini sering mengalami kesusahan kadang sehari makan cuma sekali atau kalau kerja di restoran dia diberi makan. Sampai pernah terpikir untuk menjadi pekerja seks yang lebih gampang mencari uang. Tapi dia sadar kalau dia tidak bisa bercinta dengan laki-laki.    

Tanti tahu kalau Anne itu seorang lesbian. Dia terlihat cantik dan sekaligus tampan. Gayanya elegant dan berkelas. Kehidupan Tanti segera berubah ketika bersama dengan Anne. Ketika pertama kali bekerja Anne langsung mengajaknya berbelanja di Hema. Anne membelikan Tanti pakaian, mulai dari pakaian kantor sampai pakaian santai dan beberapa sepatu. Tanti nggak tahu apa yang dia rasakan. Dengan keadaan keuangan yang sangat sedikit dia memang tidak bisa membeli pakaian bagus. Kadang dia membeli pakaian bekas yang masih keliatan bagus. Dia kadang menangis betapa timpang kehidupannya yang sekarang dengan dulu. Ketika bersama keluarganya yang kaya, dia bisa shopping barang ber-merk dengan mudah dan tanpa berfikir.Tetapi disini untuk makan saja dia harus berhemat dan tinggal dia harus rela tinggal di tempat paling murah yang pernah ada.

Anne juga memberikan fasilitas apartemen buat Tanti. Tidak perlu waktu lama untuk membuat Tanti bercinta dengan Anne. Tanti menyukai kelembutan Anne dan penghargaan dia terhadap dirinya. Meskipun dia karyawannya tapi Anne memperlakukan dirinya dengan mesra dan seperti kekasih. Tanti juga sering diminta Anne menemani dia bila bepergian ke Paris atau perjalanan dinas lainnya. Tanti merasa dirinya seperti Julia Robert dalam film Prety women. Tanti yang memang terbiasa dengan kehidupan mewah dan pernah jadi anak orang kaya, tidak terlalu kaget dan sudah terbiasa di kalangan Jet set.

Tanti juga mendengar dari beberapa orang kalau Anne memang suka dengan perempuan yang eksotis dan bila bosen akan ditinggal. Tanti tidak ingin menyianyiakan kesempatan ini. Dia ingin Anne menghargai diirinya bukan karena tubuh dan kecantikannya saja. Dia ingin merasa dihargai dan dibutuhkan. Tanti berusaha keras untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuannya. Tanti tahu kalau selama ini Anne selalu melakukan sendiri membeli dan memilih koleksi lukisannya. Mencari pelukis baru yang belum terkenal untuk diorbitkan. Tanti belajar semua tentang art painting, mempelajari semua sejarah lukisan dan alirannya. Dengan mengikuti Anne melihat pameran, lelang lukisan dan bertemu dengan para kolektor tingkat dunia, membuat pengetahuan Tanti bertambah pesat.

Otaknya yang cerdas memudahkan dia untuk belajar segala hal. Dia juga mulai belajar bahasa Perancis dan Jerman. Anne melihat perkembangan Tanti dan membuat dia makin jatuh cinta dengan Tanti. Anne makin sering menghadiahi Tanti barang-barang bermerk. Kalau dulu dia membeli pakaian di Hema kini semua pakaiannya bermerk Chanel, Gucci, Hermes, Luis Vuitton di daerah Pieter Cornelisz Hooftstraat, Paris atau New York. Dia juga tidak lagi menempati apartemennya yang kecil tapi sudah pindah ke apartemen mewah karena Anne sering menginap di tempatnya.

------
Dalam waktu empat tahun Tanti sudah seperti tangan kanan Anne. Semua urusan Anne harus melewati Tanti. Banyak karyawan Anne yang tidak menyukai perubahan itu. Tapi Tanti yang ramah dan baik hati membuat mereka perlahan tapi pasti jadi menyukai Tanti. Tanti juga sudah diberi kepercayaan sepenuhnya untuk menentukan lukisan yang harus dibeli atau dijual. Dia juga mencari pelukis-pelukis muda berbakat. Anne senang dengan kinerja Tanti yang membuat galerynya makin besar dan membuka cabang di Paris dan New York.

Hubungan Anne dan Tanti memang bukan hubungan yang biasa, mereka saling menyayangi. Mereka bukan kekasih tetapi sering berkasih-kasihan. Anne dari awal sudah mengatakan kalau dia tidak suka terikat dengan satu orang dan dia juga tidak keberatan Tanti menjalin hubungan dengan seseorang. Tapi dia selalu berpesan agar hati hati mencari pasangan dan tidak ingin hubungannya itu akan mengganggu mereka atau pasangannya menggunakan Tanti untuk kepentingan pribadi. Tanti juga bercerita tentang masalalunya dengan Lisa. Dia merasa sudah cukup berpetualang sebelum ketemu Anne. Sekarang dia ingin berfokus pada pekerjaan yang benar-benar dia nikmati. Anne selalu minta pendapat Tanti bila dia ingin berkencan dengan seorang perempuan.

------
Ketika amarahnya meredah Tanti mulai sering merindukan Lisa. Ada dorongan yang tak tertahankan untuk mencari tahu keberadaan Lisa. Dia tahu kalau Lisa sekolah di Sidney. Tapi tidak tahu dimana. Anne mengijinkan dia mencari Lisa, asal tidak menelantarkan pekerjaannya. Tanti sengaja mengunjungi orang tua Lisa di Surabaya untuk mencari tahu tempat tinggal Lisa. Untung mereka belum pindah dan Tanti masih ingat karena beberapa kali Lisa mengajaknya ke Surabaya. Kembang Jepun tempat yang mudah diingat dan tidak pernah berubah dari jaman Jepang sampai sekarang. Mereka kaget ketika melihat kedatangan Tanti di toko mereka. Tanti sengaja membawa hadiah buat mereka berdua. Mereka meminta Tanti untuk menginap di rumah mereka. Tanti hanya menginap semalam dan terus melanjutkan ke perjalanannya ke Sidney dan meminta mereka untuk tidak memberitahu Lisa. Dia ingin memberi kejutan buat Lisa.

-----
Tanti berhenti di depan rumah yang dicari. Dia melihat rumah yang terawat dengan tanaman yang indah di halamannya. Tanti berusaha mengingat apakah Lisa menyukai atau suka bertanam. Dia membuka pagar pendek berwarna hijau. Dia mengetuk pintu rumah Lisa. Dia mendengar sayup sayup ada suara di dalam. Tidak lama dia mendengar suara langkah mendekat. Hati Tanti berdebar tak karuan, dia berusaha merapikan pakaiannya dan rambutnya. Pintu terbuka, Tanti terpana dengan apa yang dilihat didepannya. Seorang perempuan timur tengah yang cantik dan esotik. Tubuhnya yang seksi terbalut celemek, sementara dia mencium aroma masakan dari dalam rumah.

Tanti seperti tercekat, apakah dia salah masuk rumah. Tanti baru tersadar ketika perempuan itu bertanya kepadanya dengan bahasa Ingris. Tanti langsung menanyakan apakah Lisa tinggal disini. “Are you from Indonesia?Tanyanya kembali. Tanti hanya mengangguk. Dan dia dipersilahkan masuk sementara dia meminta ijin ke dapur karena sedang memasak. Tubuh Tanti mengejang ketika dia melihat foto-foto diatas perapian.  Foto Lisa dengan perempuan itu dimana-mana, begitu mesra berpelukan. Tanti ingin menangis melihat foto-foto itu. Hatinya menjadi retak seketika. Ternyata aku telah terlambat, dan waktu telah membuatmu melupakan aku. Sia-sia sudah aku menyimpan rasa ini, menyimpan cinta untukmu.

Tanti membelai wajah Lisa di foto itu. kerinduan yang terkumpul bertahun-tahun harus memuai begitu saja. Tanti buru-buru menghapus air matanya ketika mendengar langkah mendekat.
 “maaf, tadi belum sempat mengenal Anda?Tanyanya.
“Tanti, saya teman lama Lisa!”Jawab Tanti sambil mengulurkan tangannya.

Nina seperti mendengar geledek di siang hari ketika Tanti menyebut namanya. Nina menyadari kalau perempuan dihadapannya ini yang sudah mengambil semua rasa dan cinta Lisa. Sampai dia tidak bisa merasakan cinta dan perhatian Nina. Tiba-tiba Nina merasakan kekuatiran akan kehilangan Lisa dengan hadirnya Tanti.
“Karenina!Kata Nina dengan suara yang yaris tak keluar dari mulutnya. Dia masih shock mendengar nama itu. Dia berusaha menguasai dirinya. “Do you want to drink?Tanya Nina berusaha mengendalikan suasana.

Dua perempuan yang saling menilai dan menjajagi satu sama lain dengan pikirannya masing-masing. Memancarkan kecemburuannya sendiri sendiri. Nina yang merasa cemburu dengan Tanti karena tidak pernah bisa menaklukan hati Lisa. Sedangkan Tanti merasa cemburu karena Lisa telah melupakan dirinya. Untuk kedua kalinya dia kecewa dengan Lisa dan untuk kedua kalinya dia harus menelan rasa dikhianati oleh Lisa.

“Lisa, masih di kampus dan biasanya sore baru pulang!Kata Nina sambil menyodorkan segelas air. “Kamu bisa menunggu kalau mau!Lanjutnya. meskipun dalam hati dia berharap Tanti segera pergi dari rumah mereka dan ingin sekali mengusirnya jauh-jauh. Dia merasa sedikit lagi Lisa akan mencintai dirinya dan siap memulai hubungan mereka. Dengan kehadiran Tanti semua akan kacau dan hilang sudah harapannya untuk bersam Lisa selamanya.

Tanti sadar kalau kehadirannya tidak dikehendaki Nina. Dia sadar kalau perempuan di depannya ini takut kalau dia akan mengambil Lisa dari dirinya. Tanti ragu-ragu, apakah dia harus menunggu Lisa atau kembali ke hotel. Akhirnya dia memutuskan kembali ke hotel. Dia menitipkan alamat hotel dan nomer kamar beserta kartu namanya ke Nina untuk diberikan ke Lisa. Tanti mengatakan kalau tiga hari lagi dia kembali ke Belanda dan berharap Lisa menghubunginya.

-----

Nina duduk termenung menatap kartu nama dan alamat hotel di tangannya. Ada perasaan takut kehilangan yang begitu mendalam. Dia terus menimbang apakah akan diberikan ke Lisa atau tidak. Dia bagaikan makan buah simalakama. Kalau diberikan pasti Lisa akan kembali ke Tanti karena dia masih mencintainya sampai sekarang dan dia akan ditinggalkan. Padahal sejak mereka bercinta minggu lalu sikap Lisa mulai berubah. Meskipun Lisa tidak pernah mengatakan sesuatu tapi sikapnya jadi lebih lembut dan hangat.

Haruskah aku mengorbankan kebahagianku sendiri. Kenapa Tanti baru menemui Lisa sekarang. Setelah 10 tahun  dia menyiksa Lisa dalam ketidakpastian, kenapa dia begitu egois. Kalau dia mencintai Lisa tidak seharusnya dia meninggalkan Lisa begitu saja dan membiarkannya selama 10 tahun dan tiba-tiba muncul ingin mengambil kembali Lisa. Nina meremas kartu nama dan alamat yang diberikan Tanti dengan kekesalan. Aku akan membahagiakan Lisa dan membuat dia melupakan Tanti.

Nina memutuskan tidak memberitahu kedatangan Lisa. Dia menyimpan kartu nama Tanti di dalam dompetnya. Dia sangat mencintai Lisa dan ingin bersama dengan Lisa selamanya. Dia tahu dan merasa jahat tetapi dia tidak kuasa kehilangan Lisa. Dia merasa telah memperhatikan Lisa beberapa tahun belakangan ini, menjaga dan merawat Lisa ketika dia sakit. Dia tidak rela melepaskan Lisa begitu saja. Dia ingin Lisa mencintai dirinya.

******
Sydney 2010
Anne duduk di depan ruang tunggu praktek Lisa. Dia sengaja mendatangi Lisa. Dia tidak ingin melihat penderitaan Tanti. Sudah enam bulan ini Tanti sakit dan hampir 2 bulan dia dirawat di rumah sakit. Tapi kelihatannya dia seperti tidak punya semangat untuk sembuh.  Sejak pulang dari Sydney dua tahun yang lalu dia selalu kelihatan murung. Dia jadi bekerja 2 kali lebih keras daripada biasanya.

Anne tahu bagaimana perasaan Tanti. Ketika pulang dari Sydney dia kelihatan tidak bersemangat dan ada kesedihan yang mendalam. Anne masih ingat kata-kata Tanti waktu itu.
“Aku terlambat An, dia sudah memiliki seseorang disana. Ini memang salahku yang tidak pernah menghubungi dia. Dia berhak marah kepadaku dan menolak menemui aku”
Anne memeluk Tanti dan membiarkan dia menangis dalam pelukkannya. Dia tidak tahu harus berkomen apa. Dia hanya memeluk dan membelai rambut Tanti.

Hubungan mereka memang sudah seperti suadara. Mereka sudah tidak pernah bercinta lagi meskipun tidur satu ranjang. Anne sudah mempunyai kekasih baru dan tanti juga mengetahuinya. Tetapi hubngan mereka bertiga tetap baik. Anne tahu kalau hati Tanti hanya untuk Lisa meskipun Tanti sayang dan perhatian dengan dia. Anne sudah berusaha menjodohkan Tanti dengan teman-temannya. Tetapi Tanti tidak pernah tertarik menjalin hubungan dengan orang lain.
-----

Anne measuki ruang praktek Lisa ketika pasien sebelum dia telah keluar. Mereka saling bersalaman dan menyebutkan namanya masing-masing. Mereka duduk berhadapan saling memandang. Lisa tahu kalau yang duduk dihadapannya ini seorang Bucthi high class. Pakaiannya dari bahan dan merek terkenal. Jam tangannya Philiph Patex, sepatunya Bally. Lisa bertanya-tanya apa yang hendak dikonsultasikan. Kalau membaca namanya yang Anne Haneken, apakah dia salah satu perempuan terkaya dari keluarga Haneken.

Anne juga memandangi Lisa, Inikah orang yang merebut hati Tanti”Batin Anne. Anne tanpa berbasi-basi langsung mengatakan tujuan kedatangannya. “Saya ingin langsung saja! saya kesini bukan untuk konseling tetapi saya akan membayar waktu Anda seperti konseling lainnya. Saya datang dari Belanda dan saya teman Tanti”

Lisa langsung terkejut ketika nama Tanti di sebut oleh Anne. “Apakah ini kekasih Tanti? Dia tiba-tiba merasa cemburu. Apakah dia yang membuat Tanti melupakan aku?Pikiran Lisa terus berkecamuk. Dia sudah tidak ingat lagi akan Nina. Perasaannya diliputi rasa cemburu. Dia lupa kalau dia sudah memulai hubungan dengan Nina. Kalau dia sudah mulai bercinta dengan Nina meskipun dia masih belum bisa menghapus bayangan tanti setiap kali bercinta dengan Nina.

“Aku bukan kekasih Tanti”Kata Anne seperti dapat membaca pikiran Lisa. Dia bekerja denganku dan Dia sudah seperti saudaraku! Sekarang ini dia sedang sakit dan sepertinya tidak mempunyai keinginan hidup. Sejak dia pulang dari Sydney, dia kelihatan murung dan sedih”Kata Anne sambil melihat ekspresi Lisa. Lisa terkejut dengan apa yang disampaikan Anne.
“Dia sakit apa?Tanya Lisa penuh kekuatiran dan menjadi gelisah. Kenapa dia tidak mencari aku ketika kesini?Tanya Lisa kembali.
“Aku sudah mengira kalau pacarmu tidak memberitahu kedatangan Tanti ke rumahmu!Kata Anne. Dia datang mencarimu dua tahun yang lalu. Dia sadar kalau dia masih mencintai kamu dan tidak ada yang menggantikan dirimu dalam hatinya. Selama ini dia marah dengan kamu dan ketika kemarahannya redah dan mencari kamu ternyata dia kembali harus menelan rasa kecewa! Jauh-jauh dari Belanda mengitari hampir separuh bumi dan harus menerima kenyataan kamu sudah bersama orang lain”Jelas Anne

Lisa menitikan air matanya, dia dapat merasakan kekecewaan Tanti. Tiba-tiba dia merasakan kesal dengan Nina yang menyembunyikan kenyataan kedatangan Tanti. Kenapa Nina melakukan itu, rasanya dia ingin marah dengan Nina.

“Tanti sakit kanker tenggorokan dan sudah menjalani operasi, tetapi dia sepertinya sudah tidak mempunyai semangat hidup. Dia selalu menggigau menyebutkan namamu. Bahkan keluarganya yang datang dari Indonesiapun tidak dia hiraukan, bahkan memicu kemarahannya. Menganggap mereka yang paling bersalah terhadap kalian”

Perasaan Lisa bercampur aduk, dia senang ternyata Tanti masih mencintai dirinya seperti dirinya, tapi juga sekaligus sedih mendengar Tanti yang sedang sakit. Ingin rasanya dia segera terbang menemui Tanti. Menjaganya dan mendampinginya. Dia tahu kalau Tanti membutuhkan dirinya.

“Aku ingin menemui Tanti”Kata Lisa kepada Anne.
“Itu yang aku harapkan”Jawab Anne. “Kamu bisa pergi bersamaku, aku membawa pesawat sendiri. Nanti aku uruskan visamu ke Belanda”Lanjut Anne.

Lisa mengambil pasportnya dan memberikan ke Anne. Dia selalu membawa passportnya di dalam tas kerjanya. Anne memberikan alamat hotelnya dan nomer kamarnya. Sekilas Lisa membaca, Anne tinggal di Penthouse. Mereka berjanji ketemu kembali dan bersama-sama ke Belanda.

-------
Lisa menunggu ke datangan Nina. Dia sengaja pulang lebih cepat dari biasanya dan langsung packing semua barang-barang yang dia perlukan untuk ke Belanda. Dia banyak membawa baju karena dia merasa akan lama berada disana. Dia juga sudah membatalkan jadwal konseling dan memberikannya ke rekannya. Besok dia akan mencairkan semua depositonya dan akan menukar uang Euro. Lisa tidak tahu kapan dia akan kembali lagi ke Sidney. Dia membawa semua dokumen pribadi yang dia butuhkan.  

Dia menunggu kedatangan Nina dengan gelisah. Dia masih kesal dengan apa yang dilakukan Nina. Dia merasa dijebak oleh Nina. Dengan sengaja dia tidak memberitahu kedatang Tanti agar mereka bisa berhubungan. Lisa tidak menyangka Nina akan selicik itu dan begitu tega. Padahal dia tahu bagaimana dia mencintai Tanti.

Lisa mendengar pintu pagarnya dibuka, dia tahu kalau Nina sudah kembali. Dia tidak berdiri dari tempat duduknya. Dia hanya duduk menunggu. Nina kaget ketika melihat Lisa duduk di ruang tamu.
“Hi Honey! Sudah pulang?Tanyanya sambil mendekati Lisa hendak menciumnya. Lisa menarik dirinya. “Whats wrong?Tanya Nia.
“Kenapa kamu tidak memberitahu kalau Tanti datang kemari?Tanya Lisa sedingin es. “Kamu sunggu jahat Nin! Kamu tega sekali melakukan itu!Seru Lisa dengan nada yang mulai meninggi.

Nina kaget denga apa yang dia dengar. Dia tidak mengira Lisa akan mengetahui. Dia benar-benar shock dengan sikap Lisa. Lisa yang selama ini lembut tidak pernah membentak atau bernada tinggi terhadap siapapun tiba-tiba jadi marah. Wajahnya yang putih jadi memerah menahan marah. Nina jadi takut dengan kemarahan Lisa. Selama ini dia sudah menyimpan rasa bersalahnya dan sekarang ketika Lisa tahu, dia seperti menjadi plong. Beban bersalahnya jadi hilang. Tapi dia sadar bahwa dia akan kehilangan Lisa. Semua rasa bercampur aduk menjadi satu. Wajah Nina berubah menjadi pucat

“Maafkan aku Lis, aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku cuma ingin membahagiakanmu!Kata Nina dengan bergetar. Air matanya sudah mulai menetes dari matanya yang indah itu.
“Membahagiakan, katamu! Aku itu hanya bahagi bila bersama Tanti!Bentak Lisa. Dia seperti orang yang kehilangan kesabarannya.

Lisa yang mendengar bentakkan Lisa merasa tertusuk hatinya, apalagi Lisa mengatakan hanya bahagia bila bersama dengan Tanti. Selama dua tahun ini tidak ada artinya kebersamaan mereka. Meskipun mereka sudah bercinta dan Nina tahu kalau Lisa juga menikmati dan orgasme, tetapi itu tidak menimbulkan bekas rasa cinta sedikitpun di hati Lisa.

“Ternyata hubungan kita yang dua tahun terakhir ini tidak berarti apa-apa buat kamu. Cintaku ke kamu sama sekali tidak memiliki arti, tidak sedikitpun kamu menghargai apa yang aku lakukan buat kamu! Semuanya langsung menguap begitu kamu mendengar nama Tanti! Kamu itu memang pengecut Lis! Hidup dalam mimpi! Kalau kamu mencintai Tanti kenapa kamu tidak mencarinya dari dulu hah! Kenapa kamu membiarkan aku memasuki hidupmu?
Nina menghapus air matanya yang jatuh tak terbendung. Hatinya tersayat-sayat dengan ucapan Lisa. “Kamu pikir cuma kamu dan Tanti saja yang punya perasaan. Aku seperti kau lambungkan ke atas lalu kau jatuhkan. Kau terbangkan ke awan lalu kau jatuhkan ke dasar jurang. Kau berikan mimpi indah sekarang kau bangunkan aku dengan paksa!

Lisa tersentak dengan ucapan Nina. Dia menjadi sadar kalau ini bukan salah Nina sepenuhnya. Dia yang membiarkan Nina memasuki hidupnya. Dan dia selama ini memang tidak berusaha mencari Tanti. Dia selalu berkutat dengan ketakutannya. Padahal dia sebetulnya bisa, dia juga mempunyai uang untuk mencari Tanti. Dia hanya bercinta dengan kenangan Tanti tanpa melakukan apa-apa untuk mencari Tanti.

“Mafkan aku Nin”Kata Lisa sambil memeluk Nina, dan merasa bersalah karena telah kasar terhadap Nina. Selama ini Nina telah baik dengan dia, mencintainya dengan tulus. Sabar menanti dirinya siap. “Aku tidak bermaksud menyakitimu, aku memang salah! Aku sedang sedih karena Tanti sakit kanker di Belanda. Aku akan ke Belanda dua hari lagi! Mungkin aku akan pindah kesana! Kamu boleh menempati rumah ini!Kata Lisa sambil melepaskan pelukkannya dan mengusap air mata Nina. “Kamu mau khan memaafkan aku?Tanya Lisa

Nina hanya menganguk, dan merasakan hatinya menjadi kosong dan hampa. Selama ini dia hanya mengejar bayang-bayang. Dia bisa menikmati tubuh Lisa tapi tidak dengan hatinya. Usahanya untuk meluluhkan hati Lisa berakhir sudah.

*****

Hati Lisa berdebar-debar membayangkan bertemu dengan Tanti. Perempuan yang selalu dirindukannya. Dalam pesawat pribadi Anne, Lisa duduk dengan gelisah. Anne sedang tertidur, dia banyak menceritakan soal Tanti selama di Belanda. Bagaimana Tanti harus bekerja kasar, kekurangan makan agar bisa hidup selama beberapa tahun. Sementara dia, bisa sekolah dan hidup berkecekupan. Tanti tidak pernah mengeluh atau minta tolong keluarganya. Semua dilakukan atas pemberontakannya terhadap sikap keluarganya.

Anne juga menunjukan foto-foto Tanti yang kelihatan makin cantik, elegan dan matang. Dia kagum dengan usaha Tanti dan kerja kerasnya. Dia juga tidak menyangka kalau Tanti masih menympan rasa untuk dirinya, masih mencintai dirinya. Setelah bertahun tahun akhirnya dia bisa kembali bersama dengan Tanti. Orang yang dia cintai dan telah menguasai hatinya.

*****
Venice 2014
Waktu berlalu dengan cepat bila bersama dengan orang yang kita cintai. Demikian pula dengan Tanti dan Lisa. Lisa memeluk Tanti dengan penuh cinta dengan naik gondola mengelilingi sungai Venice. Mereka sengaja datang bulan februari karena ingin melihat festival.

Lisa benar-benar bahagia bersama Tanti. Bisa melewati masa-masa penyembuhan Tanti ketika pertama mereka bersama. Masih jelas dalam ingatan Lisa, bagaimana terkejutnya Tanti ketika melihat dirinya yang datang di rumah sakit bersama Anne. Tanti menangis dan memeluk Lisa. Mereka berciuman tanpa memedulikan Anne amupun perawat yang ada disana.

Berkat kebaikan Anne dan koneksinya, Lisa pindah ke Belanda dengan mudah. Lisa terus memberikan semangat dan mendampingi Tanti agar bisa sembuh. Setelah Tanti benar-benar pulih, Lisa memilih mengajar disana. Dengan kemampuannya, Lisa mendapat tawaran mengajar di beberapa kampus di Belanda. Dia memilih hanya mengajar dan tidak membuka praktek karena ingin lebih banyak waktu bersama dengan Tanti.

Tanti juga mulai mengurangi kegiatannya keliling dari galery ke galery. Dia telah berhasil mendidik beberapa asisten yang bisa mewakili dia di beberapa galery Anne. Anne yang melarang Tanti untuk terlalu sibuk mengurusi galery. Dia tidak ingin Tanti sakit kembali. Mereka berdua merasa bersyukur dengan kebaikan Anne.

Setiap hari Lisa dan Tanti selalu bermesraan, bercinta, berkasih kasihan seakan menebus hutang rindu dan bersama yang telah bertahun tahun tersimpan. Sudah empat tahun bersama tetapi masih terasa seperti kemarin bersama dan baru bersama. Setiap hari adalah bulan madu buat mereka berdua. Mengenang masa-masa indah bersama. Bercerita pengalaman selama tidak bersama. Mereka seperti kembali berpacaran, saling menjajagi dan bercerita masalalu mereka masing masing. “Pacar lama yang seperti baru”Kata Tanti waktu itu

“Kamu itu memang belahan jiwaku”Kata Tanti waktu itu. “Meskipun kita terpisah bertahun tahun dan melalui banyak hal, tapi akhirnya kita kembali bersama!”Kata Tanti dengan tatapan penuh cinta dan membelai wajah Lisa seperti yang biasa dia lakukan ketika masih bersama dahulu.
“Maafkan aku ya cintaku kalau aku tidak punya keberanian menyatukan cinta kita sehingga kamu harus menanggung derita sendirian!Kata Lisa berkaca-kaca.
“Aku juga salah sayang! Aku tidak berusaha menghubungi kamu, Aku memelihara rasa marahku bertahun-tahun”Kata Tanti sambil memeluk Lisa erat-erat.
“Cinta kita takkan hilang begitu saja cintaku”Kata Lisa “Jangan pernah tinggalkan aku lagi ya cintaku, apapun yang terjadi kita akan hadapi bersama”Lanjut Lisa sambil mengeratkan pelukkannya.


*****

0 comments: