Brok..brok..brok.. suara
gedoran pintu yang membahana di tengah terik siang yang sepi. Pintu kamar kos
yang tidak terlalu tebal bergetar karena gedoran yang penuh dengan tenaga
kemarahan. Gantungan baju di belakang pintu langsung rontok berjatuhan.
“Tanti......! Tanti......!
Mama tahu kamu ada di dalam!”Teriak mamanya Tanti.
Kembali dia
mengedor-gedor pintu kamar kos dengan penuh amarah seakan-akan ingin mendobrak
kamar pintu itu.
Tanti dan Lisa yang
sedang telanjang tertidur berpelukan langsung bangun dengan panik mencari
pakaian mereka yang berserakan di lantai. Mereka buru-buru mengenakan
pakaiannya, sukma yang belum kembali mendadak tercabut dan terguncang. Mereka
seperti mendengar suara hantu di siang bolong.
“Mama, Lis!Kata Tanti
dengan panik sambil memakai celana dalam dan mencari kaosnya.
“Tanti..Keluar! atau mama
panggilkan polisi!Teriak mamanya dengan tidak sabar dan kembali menggedor tidak
hanya dengan tangan tetapi juga ikut menendang pintu kamar, yang menimbulkan
kegaduhan menggema ke seluruh kos.
“Cari siapa tante?Tanya
salah satu anak kos yang merasa terganggu dengan gedoran dan teriakan mama
Tanti.
“Sudah kamu jang ikut
campur!Dengan wajah garang seperti macan yang siap menerkam mangsanya. Teman
kos Lisa langsung mundur teratur dan masuk kembali ke dalam kamarnya.
“Mama!Kata Tanti ketika
membuka pintu kamarnya dengan wajah pucat pasi dan cemas. Dia tahu mamanya
pasti murka dan bisa melakukan apa saja.
“Anak kurang ajar!Kata
mama Tanti sambil menampar wajah Tanti.
Lisa yang melihat
kekasihnya ditampar segera maju dan melindungi Tanti. Mama Tanti makin marah
dan sudah melayangkan tangannya untuk menampar wajah Lisa. Tapi Tanti segera
berusaha melindungi Lisa dengan memeluknya. Mamanya makin marah dan segera
menarik lengan Tanti dengan kasar.
“Sebaiknya kamu jangan pernah menemui anak
saya, kalau kamu tidak ingin masa depanmu dan keluargamu hancur!”Ancam Mama
Tanti.
Dengan kemarahan memuncak
mamanya Tanti, menarik dan menyeret Tanti.
“Ayo pulang sekarang!.
Kejadian itu begitu cepat
dan Lisa hanya bisa diam terpana, Dia menjadi frezz, membeku, shock dan tidak
menyangka dengan apa yang terjadi. Sekejap mengoyak rasa nikmat sehabis
bercinta, bahkan basah di Vpun masih belum mengering. Badan Lisa menjadi lemas
tak bertenaga dia terduduk di lantai, lunglai serasa tulang belulangnya tidak
menyatu. Semua sendi dan tulang seakan tak mampu menyanggah tubuhnya dan
tatapan nanar memandang pintu yang telah kosong. Bayangan Tanti yang diseret
mamanya ke dalam mobil pergi bersama hatinya.
-------
Lisa tahu kalau keluarga
Tanti adalah keluarga pejabat dan sangat dekat dengan keluarga Cendana. Ayahnya
seorang Jendral dan keluarganya rata-rata menjadi pejabat, ada yang menjadi
duta besar. Tanti kuliah di Bandung karena Mamanya tahu kalau dia lesbian dan
ingin menjauhkan dari teman-temanya di Jakarta. Dia ikut pamannya yang menjadi
profesor dan rektor di Bandung.
Mereka bertemu ketika
pertama kuliah dan masa ospek. Kebetulan mereka sama-sama kuliah psikologi. Kenalan
yang tidak disengaja karena mereka memang satu kelompok dalam barisan ospek dan
sama-sama menjalani masa ploncoan. Setelah masa ospek membuat mereka jadi lebih
dekat. Lisa merasa kalau Tanti seorang L tetapi dia tidak berani menanyakan
atau memastikan.
Mereka berdua saling
mengangumi karena mereka berdua sama-sama menjadi siswa yang paling cemerlang
di dalam kelas. Mereka jadi sering bersama mengerjakan tugas atau belajar
bersama. Lisa yang sudah menyukai Tanti dari pertama kenalan tetapi tidak
berani melakukan PDKT. Tanti juga menyukai Lisa yang selalu sigap, kreatif dan
nggak banyak omong. Tanti merasa kalau Lisa menyukai dirinya. Dan dia berharap
Lisa mendekati dirinya.
Tanti merasa kalau
dirinya cantik dan menarik, tetapi dia heran sebab Lisa tidak pernah melakukan
sesuatu atau mendekati dirinya. Tanti menjadi ragu apakah Lisa seorang L atau
sudah mempunyai pacar di tempat asalnya, Surabaya. Kadang Tanti ingin
menanyakan hal itu tapi dia sendiri tidak cukup mempunyai keberanian.
Lisa tahu kalau Tanti
anak orang penting, anak jendral di Jakarta. Dia tidak ingin mencari masalah
dan cukup tahu diri. Dia cukup tahu diri kalau keturunan tionghoa harus bisa
menjaga diri dan tahu diri. Dia tidak ingin kuliahnya berantakan dan
mengecewakan orang tuanya. Keluarganya sebetulnya tidak setuju dia kuliah di
Bandung dan merasa kuatir. Tapi Lisa berhasil meyakinkan papa dan mamanya.
*****
Lisa duduk terpekur sudah
tiga hari dia tidak mendapat kabar dari Tanti. Dia mencoba menghubungi
handphonenya tapi tidak bisa dihubungi. Handphonenya selalu mati dan diluar
servis area. Air mata Lisa tidak bisa berhenti, kerinduan dan ketakutannya
bercampur aduk menjadi satu dan membuncah memenuhi seluruh rongga tubuhnya. Dia
memutuskan untuk ke Jakarta, tapi dia tidak pernah tahu dimana rumah Tanti.
Meskipun hampir empat tahun bersama tanti tidak pernah mengajaknya pulang ke
Jakarta karena takut ketahuan keluarganya. Malah Tanti yang ikut dirinya ke
Surabaya.
Lisa tidak bisa
melanjutkan skripsinya, pikirannya buntu dan semua menjadi kosong. Jiwanya
terseret pergi dengan Tanti. Dia juga jadi malas makan, malas melakukan apa
saja. Hanya berdiam di kamar dan menangis sambil merindukan Tanti. Setiap sudut
ruangan mengingatkan dirinya akan Tanti. Begitu juga ketika ke kampus selalu
ada bayangan Tanti dimanapun mata memandang. Semua perempuan terlihat seperti
Tanti dan itu makin membuat Lisa seperti orang gila. Kadang dia tersenyum
sendiri dan berakhir dengan tangisan.
“Lis...!
Lisa langsung terduduk
seperti mendengar suara Tanti memanggilnya, sebelum kekagetannya hilang Tanti sudah
masuk dalam kamarnya dan menubruk dirinya, memeluknya dan menangis.
“Lis, kita lari aja,
kemana gitu! Ato aku ikut kamu aja ke Surabaya” Kata Tanti dengan menangis.
“Aku kalau nggak lari sekarang, lusa akan berangkat ke Kairo Lis!
“Tapi aku nggak punya
apa-apa Tan! Aku nggak bisa menghidupi kamu, lulus aja belum, keluargaku
sendiri juga bukan orang kaya! Aku takut Tan! Aku takut dengan keluarga kamu.
Janganlah kamu memilih aku cintaku, karena aku takut tidak bisa membahagiakan
kamu. Jangan kamu korbankan hidupmu untuk aku. Aku akan menjadikanmu pendamping
hidupku bila aku sudah siap tapi tidak sekarang.”Kata Lisa dengan perasaan yang
sedih dan hancur karena tidak bisa memenuhi keinginan orang yang dicintainya.
Dia ingin sekali mengabulkan keinginan Tanti, tapi ternyata otaknya dan rasa
takutnya bekerja memperingatkan rasanya.
Tanti terkejut dengan
jawaban Lisa dan melepaskan pelukkannya. Tanti menatap mata Lisa mencari
kesungguhan apa yang dikatakan Lisa.Dia merasa sangat kecewa dan terpukul
dengan jawaban Lisa. Dia tidak menyangka Lisa akan mengatakan demikian, dia
yang sudah lari dari rumah dan berharap Lisa akan melindungi dirinya.
Tanti menggelengkan
kepalanya dan merasa tidak percaya, hatinya hancur, air matanya mengalir dari
matanya yang indah dan sayu itu sekarang.
“Aku kecewa dengan kamu
Lis! Aku kira kamu mencintaiku dan mau melakukan sesuatu untuk hubungan kita.
Aku kira kamu mau berkorban untuk kita!Kata Tanti dengan emosi dan marah.
“Aku mau Tanti, tapi
tidak sekarang! Kalau kita paksakan kita berdua akan menjadi terlantar dan
hidup di jalan. Aku tidak ingin membangun relasi yang seperti itu. Kita berdua
sedang emosi.”
“Aku benar-benar kecewa!
Aku sudah lari dari Jakarta untuk kamu tetapi kamu..., Pengecut!
Lisa berusaha menenangkan
Tanti dan ingin memeluknya. Tetapi Tanti menepiskan tangan Lisa.”Jangan sentuh
aku!Katanya sambil mendorong Lisa dan pergi.
“Tan, mau kemana kamu?
Tanti tidak menghiraukan
Lisa, dia keluar dengan hati yang berkeping keping, dia merasa dikhianati Lisa.
Dia merasa kecewa dengan Lisa, dia menjadi marah, dadanya ingin meledak
kepalanya berdenyut-denyut. Dengan tangan mengepal penuh marah dia berjalan
menuyusi jalan, dia ingin rasanya memukul seseorang untuk melampiaskan
kemarahannya. Dia terus berjalan dan berjalan tanpa tahu kemana. Entah sudah
berapa kilo dia berjalan sambil menangis. Akhirnya dia memutuskan kembali ke
rumah dan setuju untuk pergi ke Kairo melupakan Lisa. Melupakan semua kenangan
indah dan cita-cita untuk menjalin hidup bersama hingga tua.
*****
Hampir sebulan Lisa tidak
bisa melakukan apa-apa. Hidupnya seperti berhenti, jiwanya terbawa bersama
dengan Tanti. Sejak kepergian Tanti, dia sama sekali tidak tahu kabar
beritanya. Teman-teman mereka berusaha menghibur Lisa. Mereka juga membantu
mencari kabar Tanti dan diketahui kalau Tanti telah berangkat ke Kairo. Lisa
merasa dirinya kosong dan tidak bersemangat.
Dengan mengumpulkan
sisa-sisa tenaga Lisa berusaha menyelesaikan skripsinya. Beruntung Lisa
mempunyai para sahabat dan dosen yang terus memberi semangat. Mereka semua tahu
dan maklum dengan hubungan mereka. Meskipun mereka sepasang kekasih tetapi
mereka tidak pernah menunjukan kemesraan yang berlebih di kampus. Mereka berdua
menjadi teman favorit karena tidak pernah pelit membagikan ilmu dan selalu
aktif dalam setiap kegiatan kampus. Mereka menjadi bintang diantara teman-teman
mereka.
Dalam waktu dua bulan
Lisa berhasil menyelesaikan skripsinya yang memang sudah hampir selesai. Dia
sudah mememilih jadwal untuk sidang di bulan Mei. Pikirannya kembali ke Tanti,
mereka dulu berencana untuk sidang skripsi bersama dan merayakan kelulusan
bersama. “Bagaimana kabarmu sayang?
Apakah kamu baik-baik saja? Apa kamu masih marah dengan aku?
Lisa selalu menyesali
keputusannya menolak permintaan Tanti. Begitu banyak seandainya dalam alam
pikirannya. Skenario pelarian mereka berdua dan segala kemungkinannya. Tapi
semua sudah terlambat dan dia menyesali ketakutannya. Dia menatap foto mereka
berdua yang begitu bahagia dan saling mencintai. Semoga suatu saat kita bisa
kembali bersama cintaku! Aku tidak akan menyerah dengan cinta kita. Lisa
mendekap foto mereka berdua dan tertidur.
*******
5 Mei 1998, Ketika sedang
sidang dan hampir selesai mereka dikejutkan bahwa telah terjadi kerusuhan
dimana-mana. Para dosen penguji segera menuntaskan dan menyatakan Lisa lulus
dengan memuaskan. Lisa buru-buru membereskan semua skripsinya dan menyerahkan
absensi ke bagian adminitrasi. Teman-temannya mengajak segera berangkat demo.
Suasana terus memanas
dimana-mana, Lisa berusaha menyelesaikan koreksi skripsinya. Apalagi beasiswanya
kuliah di Wolongong University di Sidney di terima karena nilai akademisnya
yang sangat cemerlang. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.
Harapannya cuma satu, kalau dia sukses, dia ingin memboyong Tanti bersamanya.
Dia ingin mewujudkan cita-cita mereka berdua untuk bisa hidup bersama.
Kerusuhan makin parah dan
menyebar keberbagai kota. Ayah Lisa di Surabaya sangat mengkuatirkan keadaan
Lisa. Apalagi dia mendengar banyak perkosaan orang china di Jakarta. Tapi dia
juga kuatir aku pulang sekarang ke Surabaya juga tidak aman. Lisa juga tidak
bisa mengurus adminitrasi beasiswanya karena semua perkantoran tutup dan banyak
perwakilan asing yang meninggalkan Indonesia.
******
February 2005,
Sudah tujuh tahun Lisa
tinggal di Sydney. Dia sudah menyelesaikan S3nya dan sekarang menjadi dosen dan
juga membuka praktek di beberapa rumah sakit. Dia juga mendapat permanen
residen. Kehidupannya perlahan tapi pasti meningkat, namanya makin terkenal di
bidang psikologi klinis. Tetapi tetap saja dia tidak bisa melupakan Tanti.
Cinta dan ingatan akan Tanti terus dia putar dan kuatkan di hatinya. Waktu tak
juga mengkikis perasaannya. Dia masih berusaha mencari informasi tentang Tanti.
Tapi tak satupun kawan mereka mengetahui. Dia pernah dengar kabar Tanti pulang
ke Indonesia beberapa tahun yang lalu tapi dia tidak tahu keberadaannya.
Di Sydney, Lisa makin
terbuka akan orientasi seksualnya. Dia tidak ragu lagi akan identitasnya dan
sudah coming out sebagai Lesbian. Keluarganya juga sudah mengetahui dari awal
tapi mereka tidak pernah membicarakannya. Lisa membantu perekonomian
keluarganya, dia juga mendorong adik-adiknya untuk mendapat beasiswa kuliah.
Kedua adiknya kuliah di tempat yang bejauhan semua. Adiknya Andi sekolah di
Belanda, sedangkan Lita sekolah di Amerika. Andi menikah dengan gadis Belgia
dan menetap di Perancis. Sedangkan Lita menikah dengan orang china canada dan
menetap disana. Orang tua mereka berdua tinggal di Surabaya masih membuka toko
di kembang jepun untuk mengisi waktu mereka. Dan bila liburan bergantian
mengunjungi anak-anaknya.
Meskipun papanya agak
sedih karena tidak ada satupun anaknya yang menikah dengan Tionghoa Indonesia,
dia tetap berusaha bahagia buat anak-anaknya. Apalagi semua cucunya tidak bisa
bahasa Indonesia. Semua berbicara bahasa Ingris dan bahkan anak Andy berbicara
bahasa perancis. Lisa terpaksa memanggilkan guru privat bahasa Inggris buat
papa dan mamanya agar mereka bisa komunikasi dengan cucunya. Meskipun
adik-adiknya tidak terlalu kaya tetapi mereka mempunyai keluarga yang bahagia
dan berkecukupan.
*****
Lisa tersenyum sendiri di
depan laptopnya. Dia telah membuat account Facebook, acount pertemanan. Dia
memasang foto dan namanya, dia berharap dapat menemukan Tanti di Facebook. Dia
terus mencari teman-teman lama mereka semasa kuliah. Ada beberapa yang dia
temukan dan melihat ada perubahan selama 10 tahun. Rata-rata mereka sudah
memilik anak dan berkeluarga. Lisa terus membayangkan seperti apa Tanti
sekarang? Apakah dia menikah? Dia tiba-tiba teringat percakapan mereka bertahun
yang lalu... “Kamu punya cita-cita untuk
menikah dan punya anak nggak suatu hari?Tanyaku waktu itu. Dengan tegas dia
menjawab “Nggak, aku tuh lesbian sejati
selalu tertariknya dengan perempuan” hatiku langsung senang waktu itu.
Apakah kamu sudah punya
pasangan sekarang? Apakah kamu masih mengingat aku? Apakah kamu ingat ketika
kita memenangkan lomba dan hadiah uangnya kita buat check in di Hotel? Kita
bercinta seharian dan tidak keluar kamar hotel sama sekali. Percintaan yang
menggila, kita bercinta seperti pasangan yang tidak pernah bercinta, di ujung
ranjang, di kursi, di bath up, di meja wesatfel, tertidur dalam pelukan. Sampai
pundakku merah semua kamu gigit ketika sedang merasakan puncak kenikmatan yang
meledak. Tak tahukah kamu setiap malam aku selalu merindukanmu, ketika sendiri
di dalam kamar yang sepi. Aku merindukan wajahmu yang manis dan kadang begitu
galak sama aku. Aku merindukanmu ketika kita sedang mandi bersama. Kau gosoki
tubuhku dengan sabun dan aku hanya diam saja sambil menikmati belaian sayangmu.
Sudah tak terhitung
perempuan yang mendekat sejak pertama kali aku datang disini. Tapi tidak ada
satupun yang bisa menggantikan dirimu. Tidak ada satupun yang dapat
menggetarkan kalbuku ketika berdekatan dengan mereka. Kadang aku memang
merindukan beliaan, rindu untuk bercinta tetapi dengan dirimu bukan dengan
orang lain. Aku rindu menyentuh tubuhmu yang lembut, menciumi payudaramu yang
indah dan membelainya. Aku rindu semua yang ada pada dirimu. Aku rindu
kenakalanmu yang kadang seperti kanak-kanak.
Kenapa aku masih saja
belum bisa melupakanmu. Apakah karena aku memang tidak ingin melupakanmu. Tidak
ingin menghapus bayangmu dari kepalaku. Apakah aku salah bila masih berharap
dan akan ada keajaiban akan cinta kita. Setiap minggu aku tidak berhenti berdoa
ke gereja. Berdoa agar kamu selalu dilindungi, berdoa agar masih ada waktu buat
kita untuk kembali merajut cinta. Berdoa agar Tuhan memberikan kita kesempatan
untuk kembali bersama. Doa yang selalu kupanjatkan yang seperti hafalan dan
melekat bersama dengan doa Bapa Kami dan Salam Maria.
*******
Suatu hari di Tahun 2008,
Lisa terbangun dengan
dada berdebar-debar. Dia melihat Karenina berada di sampingnya bertelanjang
sementara dirinya juga tidak mengenakan apapun. Dia berusaha mengingat semua
yang telah terjadi. Dia sadar semalam mereka telah bercinta. Ada perasaan sedih
dan terluka, sedih karena dia harus mengkhianati cintanya yang telah dia
pelihara bertahun-tahun. Dia memandangi Karenina yang terlelap, gadis Iran
Rusia yang telah tinggal bersamanya selama 2 tahun ini.
Selama 2 tahun, Lisa
tidak pernah sedikitpun tergoda untuk bercinta dengan Karenina. Meskipun mereka
tinggal bersama dan Lisa tahu betapa Karenina sangat menyukai dirinya dan
menginginkan dirinya. Tetapi Lisa dari awal mengatakan kalau dia hanya
mencintai Tanti dan masih berharap suatu saat bisa bersama Tanti. Karenina
tidak pernah memaksakan cintanya kepada Lisa. Tapi dia selalu memberikan
perhatian dan cintanya dengan tulus. Lisa sebetulnya tidak ingin tinggal
bersama dengan Karenina, tapi dia tahu kalau Karenina kesulitan keuangan dalam
menyelesaikan kuliah S3nya dan dia tidak mendapat beasiswa full dari kampusnya.
--------
Mereka bertemu 5 tahun
yang lalu ketika sama-sama jadi volunter untuk perayaan Mardi grass di Sidney.
Ketika selesai acara mereka jadi sering bertemu dan ngobrol bersama. Lisa
menyukai Karenina yang cerdas. Usianya 10 tahun lebih muda daripada Lisa.
Semangat belajarnya sangat tinggi. Dia mengambil jurusan Antropologi dan mereka
berdua sering berdiskusi tentang apa saja. Kadang Lisa menemani Nina mencari
buku-buku atau mengajak ke kampusnya untuk mencari buku. Atau pergi ketempat
tempat yang menarik dan berpetualang.
Lisa sendiri tidak tahu
apa nama hubungan mereka. Kalau berdua Nina selalu manja ke Lisa. Semua orang
mengira mereka pacaran. Tapi Nina selalu mengatakan kalau mereka open
relationship. Lisa juga tahu kalau Nina kadang berusaha membuatnya cemburu
dengan berhubungan dengan perempuan lain. Tapi Lisa sama sekali tidak merasa
cemburu. Dia juga tidak pernah bertanya kenapa Nina tidak pulang semalam atau
kemana. Tapi Nina cukup sopan, dia tidak pernah mengajak perempuan lain ke
rumah. Bila di rumah, dia selalu menyiapkan makanan untuk mereka berdua,
membersihkan rumah dan perkejaan lainnya.
Nina juga selalu
menyiapkan makanan untuk dia bawa ke kantor, agar lebih hemat dan sehat katanya.
Lisa menyukai keberadaan Nina di rumahnya. tapi diam-diam dia merasa kuatir
akan terkikisnya perasaannya terhadap Tanti. Dia kuatir kalau dia akan menyukai
Nina dan melupakan rasa yang telah dia pelihara bertahun tahun. Dia menatap
wajah Nina yang sedang terlelap. Dulu dia suka sekali memandangi wajah Tanti
yang tertidur di sampingnya. Membelainya dengan lembut dan menciumnya dan Tanti
selalu tersenyum meskipun terlelap. Ada rasa bahagia bila melihat wajah Tanti.
Tanpa sadar Lisa menitikan air mata, menyadari betapa dia merindukan Tanti.
------
Perutnya tiba-tiba jadi
mual dan dia menyesal kenapa harus bercinta dengan Nina. Dia perlahan-lahan
turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi. Dia mengguyur tubuhnya dengan air
dingin, membasahi kepalanya, menangis, menyesal dan merasakan hatinya yang
tersayat. Perasaannya bercampur aduk tak menentu. Lisa merasa takut kalau dia
akan jatuh cinta dengan Nina. Dia menyadari kalau semalam dia juga menikmati
percintaan itu. sudah bertahun- tahun dia tidak pernah bercinta. Tapi dia
merasa seperti orang yang ingin minum coca cola tapi diberi air putih. Lisa
berusaha mengingat semua kejadian semalam.
Semalam, mereka berdua
menghadiri pesta pesta pernikahan pasangan L warga belanda yang tinggal di
Sidney. Robin yang seorang desain interior menyulap apartemennya menjadi
suasana yang romantis. Cahaya yang temaram dengan lilin aroma terapi di setipa
ruangan. Sajian makanan yang diatur begitu indah dan enak dimakan. Alunan musik
classic yang memenuhi setiap sudut ruangan. Segala macam wine dan merk minuman
keras ada semua di bar sudut ruangan.
Suasana begitu romantis
dan menyenangkan. Kami bertemu dengan teman-teman komunitas dan saling
menggoda. Mereka bertanya kapan kami meresmikan hubungan kami. Aku hanya
tersenyum dan tidak ingin berkomentar yang bisa melukai hati Nina. Nina malam
itu keliatan cantik sekali dengan gaun panjang hitam yang seksi. Kulitnya yang
putih dengan wajah Iran yang eksotis menambah kecantikannya serta tubuhnya yang
semampai seperti model membuat orang selalu memalingkan wajahnya untuk melihat.
Entah berapa banyak wine,
vodka, dan scoot yang mereka minum. Ketika pulang, sampai di kamar Nina mencium
bibir Lisa dan menarik tangannya ke payudara nina. Antara pengaruh alkohol dan
lama tidak bercinta membuat Lisa tubuh Lisa mengejang dan menjadi panas.
Tiba-tiba V nya menjadi basah, nafasnya jadi memburu, Dia tidak dapat menahan dirinya, bayangan Nina
berubah menjadi Tanti. Dia memejamkan matanya dan seakan akan bercinta dengan
Tanti. Tiba-tiba Lisa merasa bersalah dengan Nina yang sudah menanamkan harapan
akan kebersamaan. Apa yang harus
kulakukan? batin Lisa. Lisa merasa kuatir kalau Nina akan menganggap
percintaan semalam adalah peresmian hubungan mereka.
------
Lisa menyudahi mandinya
dan berpakaian. Ketika dia menyisir rambutnya, Nina memeluknya dari belakang
dalam keadaan telanjang.
“Thank you so much, It was great last night!Katanya dan terdengar bahagia.
Hati Lisa jadi tersayat
dan dia tidak tahu harus mengatakan apa. Dia tidak ingin melukai hati Nina yang
telah begitu baik dan tulus mencintainya. “Haruskah
aku berpura-pura merasa senang”batin Lisa. Seharusnya, aku tidak bercinta
semalam, apa sekarang yang harus kukatakan. aku belum siap menjalin hubungan dengan
seseorang. Aku masih merindukan Tanti. Hati Lisa terus berkacamuk gunda tak
menentu.
Nina menyadari kalau
tubuh Lisa menjadi tegang dan panas dengan pernyataan dan pelukannya. Dia
melepaskan pelukannya dan berdiri dihadapan Lisa. Dia berusaha menatap mata
Lisa. Tapi Lisa tidak berani menatap wajah dan mata Nina.
“Look at me Lis!tell me if you dont want me!Kata Nina dengan mata berkaca-kaca dan suara yang
bergetar.
Hati Lisa makin tertusuk
dan merasa bersalah dengan Nina.Lisa benar-benar merasa bersalah dengan Nina.
Dia tidak bisa membohongi dirinya.
“I’m so sorry Nin!Kata Lisa sambil memeluk tubuh Nina. “Aku tidak bermaksud menyakiti kamu,
maafkan aku! Jujur, aku tidak tahu apa yang aku rasakan. Perasaanku kacau!
Nina menjadi malu dengan
apa yang terjadi, pupus sudah kebahagian dan harapan untuk bisa saling
mencinta. Cinta Lisa seperti semakin jauh dan tak tergapai.
“Sudah 4 tahun kita selalu bersama, tidak adakah
sedikit saja’ rasa buat aku?Tanya
Nina
Lisa hanya terdiam dan
tidak bisa menjawab pertanyaan Nina. Karena dia sendiri tidak bisa menjelasakan
apa yang dia rasakan. Betapa dalam cintanya kepada Tanti dan entah kenapa cinta
itu tidak juga hilang meskipun telah bertahun berlalu.
*******
Tanti berjalan menyusuri
jalan Hopeteun yang panjang, menuju tempat tinggal Lisa. Hatinya berdebar-debar
sejak kemarin. Sudah 10 tahun mereka berpisah dan Tanti tidak bisa membohongi
perasaannya, bahwa cintanya untuk Lisa selalu ada dan tidak pernah hilang. Kemarahan
dan kekecewaannya terhadap Lisa membuat dia membutakan rasa cintanya.
Menggelapkan hatinya dan mencari cinta yang tak berujung. Akhirnya setelah 10
tahun baru menyadari bahwa dia hanya mencintai Tanti. Setelah banyak mengalami
banyak peristiwa dan kehampaan, dia menemukan cinta yang tiba-tiba bersinar
terang dari dalam hatinya.
Masih jelas dalam ingatan
Tanti bagaimana hatinya terejam oleh sikap Lisa waktu itu. Semua hidupnya jadi luruh.
Dia menghabiskan 2 tahun di Kairo and do
nothing. Dia hanya bermalas-malasan, kuliahpun juga sering bolos hingga
suatu hari dia merasa ingin melakukan sesuatu untuk membalas sakit hatinya dan
kemarahannya kepada Lisa dan keluarganya. Dia mulai mencari cara agar bisa ke
Belanda. Dia mencari-cari beasiswa tapi dia sadar kalau itu tidak mudah dengan
kondisi akademisnya yang tidak jelas.
Keluarganya sendiri di Indonesia mengalami guncangan sejak Pak Harto
dilengserkan. Sehingga perhatian orang tuanya terhadap dirinya agak kendor. Satu-satunya
cara adalah minta bantuan pamannya karena tidak mungkin dia bisa melakukan
sendiri.
Pamannya juga sadar kalau
Tanti tidak cocok di Kairo dan tidak bahagia. Dia berusaha menghubungi
koleganya di Belanda. Pamannya memberitahu, dia bisa membantu dan memberi uang
yang hanya cukup untuk hidup satu tahun, selebihnya dia harus berusaha sendiri
disana. Tanti merasa senang dan dia merasa itu adalah langkah awal dia memulai
hidup baru. Pamannya menghubungi temannya yang ada di Belanda dan meminta
bantuan. Akhirnya Tanti bisa sampai di Belanda.
Tanti berusaha
menyesuaikan diri disana. Dia mengikuti kursus bahasa dan art painting. Dia
tahu kalau agak susah untuk bisa kuliah dan semangatnya untuk kuliah sudah
sirna sejak dia meninggalkan Indonesia. Semua seakan tercabut dari dalam
dirinya. Dia begitu menikmati kehidupan barunya. Orang tuanya akhirnya
mengetahui tapi diam saja dan juga tidak mengirim uang buat Tanti. Tanti
berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri dengan uang pemberian pamannya. Waktu
berjalan dengan cepat uang pemberian pamannya habis belum satu tahun. Dia mulai
mencari pekerjaan, sebagai imigran tentu gajinya beda dengan orang Belanda
sendiri.
Dia melakukan semua
pekerjaan, Bekerja di bar, pelayan
restoran atau apa saja dia lakukan agar bisa hidup. Tanti juga berusaha mencari
teman dan datang ke tempat hangout para lesbian. Dengan wajahnya yang cantik,
sangatlah mudah buat tanti menggaet seseorang. Dia mulai melakukan petualangan
cintanya. Dia sering berganti pasangan dan bercinta dengan semua perempuan yang
menurut dia menarik dan dia sukai. Ketika berelasi tidak pernah ada yang lewat
dari 1 satu musim. Sampai semua temannya hafal setiap ganti musim dia akan
ganti pasangan. Tetapi tetap saja banyak yang ingin menjadi kekasih Tanti.
Semua ingin menaklukan hati Tanti, tetapi belum satupun yang berhasil. Sudah 4
tahun Tanti di Belanda dan belum ada satupun yang bisa meluluhkan hatinya.
Sampai akhirnya dia
bertemu dengan seorang kolektor lukisan. Perempuan setengah baya yang masih
keluarga Heineken, Anna Heineken. Ketika itu Anna melihat Tanti di sekolah
lukisnya, Anna langsung jatuh hati. Dia menawari Tanti untuk bekerja di
galery-nya. Tentu saja Tanti tidak menolak kesempatan itu. Selama ini sering
mengalami kesusahan kadang sehari makan cuma sekali atau kalau kerja di
restoran dia diberi makan. Sampai pernah terpikir untuk menjadi pekerja seks
yang lebih gampang mencari uang. Tapi dia sadar kalau dia tidak bisa bercinta
dengan laki-laki.
Tanti tahu kalau Anne itu
seorang lesbian. Dia terlihat cantik dan sekaligus tampan. Gayanya elegant dan
berkelas. Kehidupan Tanti segera berubah ketika bersama dengan Anne. Ketika
pertama kali bekerja Anne langsung mengajaknya berbelanja di Hema. Anne
membelikan Tanti pakaian, mulai dari pakaian kantor sampai pakaian santai dan
beberapa sepatu. Tanti nggak tahu apa yang dia rasakan. Dengan keadaan keuangan
yang sangat sedikit dia memang tidak bisa membeli pakaian bagus. Kadang dia
membeli pakaian bekas yang masih keliatan bagus. Dia kadang menangis betapa
timpang kehidupannya yang sekarang dengan dulu. Ketika bersama keluarganya yang
kaya, dia bisa shopping barang ber-merk dengan mudah dan tanpa berfikir.Tetapi
disini untuk makan saja dia harus berhemat dan tinggal dia harus rela tinggal
di tempat paling murah yang pernah ada.
Anne juga memberikan
fasilitas apartemen buat Tanti. Tidak perlu waktu lama untuk membuat Tanti
bercinta dengan Anne. Tanti menyukai kelembutan Anne dan penghargaan dia
terhadap dirinya. Meskipun dia karyawannya tapi Anne memperlakukan dirinya
dengan mesra dan seperti kekasih. Tanti juga sering diminta Anne menemani dia
bila bepergian ke Paris atau perjalanan dinas lainnya. Tanti merasa dirinya
seperti Julia Robert dalam film Prety women. Tanti yang memang terbiasa dengan
kehidupan mewah dan pernah jadi anak orang kaya, tidak terlalu kaget dan sudah
terbiasa di kalangan Jet set.
Tanti juga mendengar dari
beberapa orang kalau Anne memang suka dengan perempuan yang eksotis dan bila
bosen akan ditinggal. Tanti tidak ingin menyianyiakan kesempatan ini. Dia ingin
Anne menghargai diirinya bukan karena tubuh dan kecantikannya saja. Dia ingin
merasa dihargai dan dibutuhkan. Tanti berusaha keras untuk terus belajar dan
meningkatkan kemampuannya. Tanti tahu kalau selama ini Anne selalu melakukan
sendiri membeli dan memilih koleksi lukisannya. Mencari pelukis baru yang belum
terkenal untuk diorbitkan. Tanti belajar semua tentang art painting,
mempelajari semua sejarah lukisan dan alirannya. Dengan mengikuti Anne melihat
pameran, lelang lukisan dan bertemu dengan para kolektor tingkat dunia, membuat
pengetahuan Tanti bertambah pesat.
Otaknya yang cerdas
memudahkan dia untuk belajar segala hal. Dia juga mulai belajar bahasa Perancis
dan Jerman. Anne melihat perkembangan Tanti dan membuat dia makin jatuh cinta
dengan Tanti. Anne makin sering menghadiahi Tanti barang-barang bermerk. Kalau
dulu dia membeli pakaian di Hema kini semua pakaiannya bermerk Chanel, Gucci,
Hermes, Luis Vuitton di daerah Pieter
Cornelisz Hooftstraat, Paris atau New York. Dia juga tidak lagi menempati
apartemennya yang kecil tapi sudah pindah ke apartemen mewah karena Anne sering
menginap di tempatnya.
------
Dalam
waktu empat tahun Tanti sudah seperti tangan kanan Anne. Semua urusan Anne
harus melewati Tanti. Banyak karyawan Anne yang tidak menyukai perubahan itu.
Tapi Tanti yang ramah dan baik hati membuat mereka perlahan tapi pasti jadi
menyukai Tanti. Tanti juga sudah diberi kepercayaan sepenuhnya untuk menentukan
lukisan yang harus dibeli atau dijual. Dia juga mencari pelukis-pelukis muda
berbakat. Anne senang dengan kinerja Tanti yang membuat galerynya makin besar
dan membuka cabang di Paris dan New York.
Hubungan Anne dan Tanti
memang bukan hubungan yang biasa, mereka saling menyayangi. Mereka bukan
kekasih tetapi sering berkasih-kasihan. Anne dari awal sudah mengatakan kalau
dia tidak suka terikat dengan satu orang dan dia juga tidak keberatan Tanti
menjalin hubungan dengan seseorang. Tapi dia selalu berpesan agar hati hati
mencari pasangan dan tidak ingin hubungannya itu akan mengganggu mereka atau
pasangannya menggunakan Tanti untuk kepentingan pribadi. Tanti juga bercerita
tentang masalalunya dengan Lisa. Dia merasa sudah cukup berpetualang sebelum
ketemu Anne. Sekarang dia ingin berfokus pada pekerjaan yang benar-benar dia
nikmati. Anne selalu minta pendapat Tanti bila dia ingin berkencan dengan
seorang perempuan.
------
Ketika amarahnya meredah
Tanti mulai sering merindukan Lisa. Ada dorongan yang tak tertahankan untuk
mencari tahu keberadaan Lisa. Dia tahu kalau Lisa sekolah di Sidney. Tapi tidak
tahu dimana. Anne mengijinkan dia mencari Lisa, asal tidak menelantarkan
pekerjaannya. Tanti sengaja mengunjungi orang tua Lisa di Surabaya untuk
mencari tahu tempat tinggal Lisa. Untung mereka belum pindah dan Tanti masih
ingat karena beberapa kali Lisa mengajaknya ke Surabaya. Kembang Jepun tempat
yang mudah diingat dan tidak pernah berubah dari jaman Jepang sampai sekarang.
Mereka kaget ketika melihat kedatangan Tanti di toko mereka. Tanti sengaja
membawa hadiah buat mereka berdua. Mereka meminta Tanti untuk menginap di rumah
mereka. Tanti hanya menginap semalam dan terus melanjutkan ke perjalanannya ke
Sidney dan meminta mereka untuk tidak memberitahu Lisa. Dia ingin memberi
kejutan buat Lisa.
-----
Tanti berhenti di depan
rumah yang dicari. Dia melihat rumah yang terawat dengan tanaman yang indah di
halamannya. Tanti berusaha mengingat apakah Lisa menyukai atau suka bertanam.
Dia membuka pagar pendek berwarna hijau. Dia mengetuk pintu rumah Lisa. Dia mendengar
sayup sayup ada suara di dalam. Tidak lama dia mendengar suara langkah
mendekat. Hati Tanti berdebar tak karuan, dia berusaha merapikan pakaiannya dan
rambutnya. Pintu terbuka, Tanti terpana dengan apa yang dilihat didepannya.
Seorang perempuan timur tengah yang cantik dan esotik. Tubuhnya yang seksi
terbalut celemek, sementara dia mencium aroma masakan dari dalam rumah.
Tanti seperti tercekat,
apakah dia salah masuk rumah. Tanti baru tersadar ketika perempuan itu bertanya
kepadanya dengan bahasa Ingris. Tanti langsung menanyakan apakah Lisa tinggal
disini. “Are you from Indonesia?Tanyanya
kembali. Tanti hanya mengangguk. Dan dia dipersilahkan masuk sementara dia
meminta ijin ke dapur karena sedang memasak. Tubuh Tanti mengejang ketika dia
melihat foto-foto diatas perapian. Foto
Lisa dengan perempuan itu dimana-mana, begitu mesra berpelukan. Tanti ingin
menangis melihat foto-foto itu. Hatinya menjadi retak seketika. Ternyata aku
telah terlambat, dan waktu telah membuatmu melupakan aku. Sia-sia sudah aku
menyimpan rasa ini, menyimpan cinta untukmu.
Tanti membelai wajah Lisa
di foto itu. kerinduan yang terkumpul bertahun-tahun harus memuai begitu saja. Tanti
buru-buru menghapus air matanya ketika mendengar langkah mendekat.
“maaf, tadi belum sempat mengenal
Anda?Tanyanya.
“Tanti, saya teman lama
Lisa!”Jawab Tanti sambil mengulurkan tangannya.
Nina seperti mendengar
geledek di siang hari ketika Tanti menyebut namanya. Nina menyadari kalau
perempuan dihadapannya ini yang sudah mengambil semua rasa dan cinta Lisa. Sampai
dia tidak bisa merasakan cinta dan perhatian Nina. Tiba-tiba Nina merasakan
kekuatiran akan kehilangan Lisa dengan hadirnya Tanti.
“Karenina!Kata Nina
dengan suara yang yaris tak keluar dari mulutnya. Dia masih shock mendengar
nama itu. Dia berusaha menguasai dirinya. “Do you want to drink?Tanya Nina
berusaha mengendalikan suasana.
Dua perempuan yang saling
menilai dan menjajagi satu sama lain dengan pikirannya masing-masing.
Memancarkan kecemburuannya sendiri sendiri. Nina yang merasa cemburu dengan
Tanti karena tidak pernah bisa menaklukan hati Lisa. Sedangkan Tanti merasa
cemburu karena Lisa telah melupakan dirinya. Untuk kedua kalinya dia kecewa
dengan Lisa dan untuk kedua kalinya dia harus menelan rasa dikhianati oleh
Lisa.
“Lisa, masih di kampus
dan biasanya sore baru pulang!Kata Nina sambil menyodorkan segelas air. “Kamu
bisa menunggu kalau mau!Lanjutnya. meskipun dalam hati dia berharap Tanti
segera pergi dari rumah mereka dan ingin sekali mengusirnya jauh-jauh. Dia
merasa sedikit lagi Lisa akan mencintai dirinya dan siap memulai hubungan
mereka. Dengan kehadiran Tanti semua akan kacau dan hilang sudah harapannya
untuk bersam Lisa selamanya.
Tanti sadar kalau
kehadirannya tidak dikehendaki Nina. Dia sadar kalau perempuan di depannya ini
takut kalau dia akan mengambil Lisa dari dirinya. Tanti ragu-ragu, apakah dia
harus menunggu Lisa atau kembali ke hotel. Akhirnya dia memutuskan kembali ke
hotel. Dia menitipkan alamat hotel dan nomer kamar beserta kartu namanya ke
Nina untuk diberikan ke Lisa. Tanti mengatakan kalau tiga hari lagi dia kembali
ke Belanda dan berharap Lisa menghubunginya.
-----
Nina duduk termenung
menatap kartu nama dan alamat hotel di tangannya. Ada perasaan takut kehilangan
yang begitu mendalam. Dia terus menimbang apakah akan diberikan ke Lisa atau
tidak. Dia bagaikan makan buah simalakama. Kalau diberikan pasti Lisa akan
kembali ke Tanti karena dia masih mencintainya sampai sekarang dan dia akan
ditinggalkan. Padahal sejak mereka bercinta minggu lalu sikap Lisa mulai
berubah. Meskipun Lisa tidak pernah mengatakan sesuatu tapi sikapnya jadi lebih
lembut dan hangat.
Haruskah aku mengorbankan
kebahagianku sendiri. Kenapa Tanti baru menemui Lisa sekarang. Setelah 10
tahun dia menyiksa Lisa dalam
ketidakpastian, kenapa dia begitu egois. Kalau dia mencintai Lisa tidak
seharusnya dia meninggalkan Lisa begitu saja dan membiarkannya selama 10 tahun
dan tiba-tiba muncul ingin mengambil kembali Lisa. Nina meremas kartu nama dan
alamat yang diberikan Tanti dengan kekesalan. Aku akan membahagiakan Lisa dan
membuat dia melupakan Tanti.
Nina memutuskan tidak
memberitahu kedatangan Lisa. Dia menyimpan kartu nama Tanti di dalam dompetnya.
Dia sangat mencintai Lisa dan ingin bersama dengan Lisa selamanya. Dia tahu dan
merasa jahat tetapi dia tidak kuasa kehilangan Lisa. Dia merasa telah
memperhatikan Lisa beberapa tahun belakangan ini, menjaga dan merawat Lisa
ketika dia sakit. Dia tidak rela melepaskan Lisa begitu saja. Dia ingin Lisa
mencintai dirinya.
******
Sydney 2010
Anne duduk di depan ruang
tunggu praktek Lisa. Dia sengaja mendatangi Lisa. Dia tidak ingin melihat
penderitaan Tanti. Sudah enam bulan ini Tanti sakit dan hampir 2 bulan dia
dirawat di rumah sakit. Tapi kelihatannya dia seperti tidak punya semangat
untuk sembuh. Sejak pulang dari Sydney
dua tahun yang lalu dia selalu kelihatan murung. Dia jadi bekerja 2 kali lebih
keras daripada biasanya.
Anne tahu bagaimana
perasaan Tanti. Ketika pulang dari Sydney dia kelihatan tidak bersemangat dan
ada kesedihan yang mendalam. Anne masih ingat kata-kata Tanti waktu itu.
“Aku terlambat An, dia
sudah memiliki seseorang disana. Ini memang salahku yang tidak pernah
menghubungi dia. Dia berhak marah kepadaku dan menolak menemui aku”
Anne memeluk Tanti dan
membiarkan dia menangis dalam pelukkannya. Dia tidak tahu harus berkomen apa.
Dia hanya memeluk dan membelai rambut Tanti.
Hubungan mereka memang
sudah seperti suadara. Mereka sudah tidak pernah bercinta lagi meskipun tidur
satu ranjang. Anne sudah mempunyai kekasih baru dan tanti juga mengetahuinya.
Tetapi hubngan mereka bertiga tetap baik. Anne tahu kalau hati Tanti hanya
untuk Lisa meskipun Tanti sayang dan perhatian dengan dia. Anne sudah berusaha
menjodohkan Tanti dengan teman-temannya. Tetapi Tanti tidak pernah tertarik
menjalin hubungan dengan orang lain.
-----
Anne measuki ruang
praktek Lisa ketika pasien sebelum dia telah keluar. Mereka saling bersalaman
dan menyebutkan namanya masing-masing. Mereka duduk berhadapan saling
memandang. Lisa tahu kalau yang duduk dihadapannya ini seorang Bucthi high
class. Pakaiannya dari bahan dan merek terkenal. Jam tangannya Philiph Patex,
sepatunya Bally. Lisa bertanya-tanya apa yang hendak dikonsultasikan. Kalau
membaca namanya yang Anne Haneken, apakah dia salah satu perempuan terkaya dari
keluarga Haneken.
Anne juga memandangi
Lisa, Inikah orang yang merebut hati Tanti”Batin Anne. Anne tanpa berbasi-basi
langsung mengatakan tujuan kedatangannya. “Saya ingin langsung saja! saya
kesini bukan untuk konseling tetapi saya akan membayar waktu Anda seperti
konseling lainnya. Saya datang dari Belanda dan saya teman Tanti”
Lisa langsung terkejut
ketika nama Tanti di sebut oleh Anne. “Apakah ini kekasih Tanti? Dia tiba-tiba
merasa cemburu. Apakah dia yang membuat Tanti melupakan aku?Pikiran Lisa terus
berkecamuk. Dia sudah tidak ingat lagi akan Nina. Perasaannya diliputi rasa
cemburu. Dia lupa kalau dia sudah memulai hubungan dengan Nina. Kalau dia sudah
mulai bercinta dengan Nina meskipun dia masih belum bisa menghapus bayangan
tanti setiap kali bercinta dengan Nina.
“Aku bukan kekasih
Tanti”Kata Anne seperti dapat membaca pikiran Lisa. Dia bekerja denganku dan
Dia sudah seperti saudaraku! Sekarang ini dia sedang sakit dan sepertinya tidak
mempunyai keinginan hidup. Sejak dia pulang dari Sydney, dia kelihatan murung
dan sedih”Kata Anne sambil melihat ekspresi Lisa. Lisa terkejut dengan apa yang
disampaikan Anne.
“Dia sakit apa?Tanya Lisa
penuh kekuatiran dan menjadi gelisah. Kenapa dia tidak mencari aku ketika
kesini?Tanya Lisa kembali.
“Aku sudah mengira kalau
pacarmu tidak memberitahu kedatangan Tanti ke rumahmu!Kata Anne. Dia datang
mencarimu dua tahun yang lalu. Dia sadar kalau dia masih mencintai kamu dan
tidak ada yang menggantikan dirimu dalam hatinya. Selama ini dia marah dengan
kamu dan ketika kemarahannya redah dan mencari kamu ternyata dia kembali harus
menelan rasa kecewa! Jauh-jauh dari Belanda mengitari hampir separuh bumi dan
harus menerima kenyataan kamu sudah bersama orang lain”Jelas Anne
Lisa menitikan air
matanya, dia dapat merasakan kekecewaan Tanti. Tiba-tiba dia merasakan kesal
dengan Nina yang menyembunyikan kenyataan kedatangan Tanti. Kenapa Nina
melakukan itu, rasanya dia ingin marah dengan Nina.
“Tanti sakit kanker
tenggorokan dan sudah menjalani operasi, tetapi dia sepertinya sudah tidak
mempunyai semangat hidup. Dia selalu menggigau menyebutkan namamu. Bahkan
keluarganya yang datang dari Indonesiapun tidak dia hiraukan, bahkan memicu
kemarahannya. Menganggap mereka yang paling bersalah terhadap kalian”
Perasaan Lisa bercampur
aduk, dia senang ternyata Tanti masih mencintai dirinya seperti dirinya, tapi
juga sekaligus sedih mendengar Tanti yang sedang sakit. Ingin rasanya dia
segera terbang menemui Tanti. Menjaganya dan mendampinginya. Dia tahu kalau
Tanti membutuhkan dirinya.
“Aku ingin menemui
Tanti”Kata Lisa kepada Anne.
“Itu yang aku
harapkan”Jawab Anne. “Kamu bisa pergi bersamaku, aku membawa pesawat sendiri.
Nanti aku uruskan visamu ke Belanda”Lanjut Anne.
Lisa mengambil pasportnya
dan memberikan ke Anne. Dia selalu membawa passportnya di dalam tas kerjanya.
Anne memberikan alamat hotelnya dan nomer kamarnya. Sekilas Lisa membaca, Anne
tinggal di Penthouse. Mereka berjanji ketemu kembali dan bersama-sama ke
Belanda.
-------
Lisa menunggu ke datangan
Nina. Dia sengaja pulang lebih cepat dari biasanya dan langsung packing semua
barang-barang yang dia perlukan untuk ke Belanda. Dia banyak membawa baju
karena dia merasa akan lama berada disana. Dia juga sudah membatalkan jadwal
konseling dan memberikannya ke rekannya. Besok dia akan mencairkan semua
depositonya dan akan menukar uang Euro. Lisa tidak tahu kapan dia akan kembali
lagi ke Sidney. Dia membawa semua dokumen pribadi yang dia butuhkan.
Dia menunggu kedatangan
Nina dengan gelisah. Dia masih kesal dengan apa yang dilakukan Nina. Dia merasa
dijebak oleh Nina. Dengan sengaja dia tidak memberitahu kedatang Tanti agar
mereka bisa berhubungan. Lisa tidak menyangka Nina akan selicik itu dan begitu
tega. Padahal dia tahu bagaimana dia mencintai Tanti.
Lisa mendengar pintu
pagarnya dibuka, dia tahu kalau Nina sudah kembali. Dia tidak berdiri dari
tempat duduknya. Dia hanya duduk menunggu. Nina kaget ketika melihat Lisa duduk
di ruang tamu.
“Hi Honey! Sudah
pulang?Tanyanya sambil mendekati Lisa hendak menciumnya. Lisa menarik dirinya.
“Whats wrong?Tanya Nia.
“Kenapa kamu tidak
memberitahu kalau Tanti datang kemari?Tanya Lisa sedingin es. “Kamu sunggu
jahat Nin! Kamu tega sekali melakukan itu!Seru Lisa dengan nada yang mulai
meninggi.
Nina kaget denga apa yang
dia dengar. Dia tidak mengira Lisa akan mengetahui. Dia benar-benar shock
dengan sikap Lisa. Lisa yang selama ini lembut tidak pernah membentak atau
bernada tinggi terhadap siapapun tiba-tiba jadi marah. Wajahnya yang putih jadi
memerah menahan marah. Nina jadi takut dengan kemarahan Lisa. Selama ini dia
sudah menyimpan rasa bersalahnya dan sekarang ketika Lisa tahu, dia seperti
menjadi plong. Beban bersalahnya jadi hilang. Tapi dia sadar bahwa dia akan
kehilangan Lisa. Semua rasa bercampur aduk menjadi satu. Wajah Nina berubah
menjadi pucat
“Maafkan aku Lis, aku
tidak bermaksud menyakitimu. Aku cuma ingin membahagiakanmu!Kata Nina dengan
bergetar. Air matanya sudah mulai menetes dari matanya yang indah itu.
“Membahagiakan, katamu!
Aku itu hanya bahagi bila bersama Tanti!Bentak Lisa. Dia seperti orang yang
kehilangan kesabarannya.
Lisa yang mendengar
bentakkan Lisa merasa tertusuk hatinya, apalagi Lisa mengatakan hanya bahagia
bila bersama dengan Tanti. Selama dua tahun ini tidak ada artinya kebersamaan
mereka. Meskipun mereka sudah bercinta dan Nina tahu kalau Lisa juga menikmati
dan orgasme, tetapi itu tidak menimbulkan bekas rasa cinta sedikitpun di hati
Lisa.
“Ternyata hubungan kita
yang dua tahun terakhir ini tidak berarti apa-apa buat kamu. Cintaku ke kamu
sama sekali tidak memiliki arti, tidak sedikitpun kamu menghargai apa yang aku
lakukan buat kamu! Semuanya langsung menguap begitu kamu mendengar nama Tanti!
Kamu itu memang pengecut Lis! Hidup dalam mimpi! Kalau kamu mencintai Tanti
kenapa kamu tidak mencarinya dari dulu hah! Kenapa kamu membiarkan aku memasuki
hidupmu?
Nina menghapus air
matanya yang jatuh tak terbendung. Hatinya tersayat-sayat dengan ucapan Lisa. “Kamu
pikir cuma kamu dan Tanti saja yang punya perasaan. Aku seperti kau lambungkan
ke atas lalu kau jatuhkan. Kau terbangkan ke awan lalu kau jatuhkan ke dasar
jurang. Kau berikan mimpi indah sekarang kau bangunkan aku dengan paksa!
Lisa tersentak dengan
ucapan Nina. Dia menjadi sadar kalau ini bukan salah Nina sepenuhnya. Dia yang
membiarkan Nina memasuki hidupnya. Dan dia selama ini memang tidak berusaha
mencari Tanti. Dia selalu berkutat dengan ketakutannya. Padahal dia sebetulnya
bisa, dia juga mempunyai uang untuk mencari Tanti. Dia hanya bercinta dengan
kenangan Tanti tanpa melakukan apa-apa untuk mencari Tanti.
“Mafkan aku Nin”Kata Lisa
sambil memeluk Nina, dan merasa bersalah karena telah kasar terhadap Nina.
Selama ini Nina telah baik dengan dia, mencintainya dengan tulus. Sabar menanti
dirinya siap. “Aku tidak bermaksud menyakitimu, aku memang salah! Aku sedang
sedih karena Tanti sakit kanker di Belanda. Aku akan ke Belanda dua hari lagi! Mungkin
aku akan pindah kesana! Kamu boleh menempati rumah ini!Kata Lisa sambil
melepaskan pelukkannya dan mengusap air mata Nina. “Kamu mau khan memaafkan
aku?Tanya Lisa
Nina hanya menganguk, dan
merasakan hatinya menjadi kosong dan hampa. Selama ini dia hanya mengejar
bayang-bayang. Dia bisa menikmati tubuh Lisa tapi tidak dengan hatinya.
Usahanya untuk meluluhkan hati Lisa berakhir sudah.
*****
Hati Lisa berdebar-debar
membayangkan bertemu dengan Tanti. Perempuan yang selalu dirindukannya. Dalam
pesawat pribadi Anne, Lisa duduk dengan gelisah. Anne sedang tertidur, dia
banyak menceritakan soal Tanti selama di Belanda. Bagaimana Tanti harus bekerja
kasar, kekurangan makan agar bisa hidup selama beberapa tahun. Sementara dia,
bisa sekolah dan hidup berkecekupan. Tanti tidak pernah mengeluh atau minta
tolong keluarganya. Semua dilakukan atas pemberontakannya terhadap sikap
keluarganya.
Anne juga menunjukan
foto-foto Tanti yang kelihatan makin cantik, elegan dan matang. Dia kagum
dengan usaha Tanti dan kerja kerasnya. Dia juga tidak menyangka kalau Tanti
masih menympan rasa untuk dirinya, masih mencintai dirinya. Setelah bertahun
tahun akhirnya dia bisa kembali bersama dengan Tanti. Orang yang dia cintai dan
telah menguasai hatinya.
*****
Venice 2014
Waktu berlalu dengan
cepat bila bersama dengan orang yang kita cintai. Demikian pula dengan Tanti
dan Lisa. Lisa memeluk Tanti dengan penuh cinta dengan naik gondola
mengelilingi sungai Venice. Mereka sengaja datang bulan februari karena ingin
melihat festival.
Lisa benar-benar bahagia
bersama Tanti. Bisa melewati masa-masa penyembuhan Tanti ketika pertama mereka
bersama. Masih jelas dalam ingatan Lisa, bagaimana terkejutnya Tanti ketika
melihat dirinya yang datang di rumah sakit bersama Anne. Tanti menangis dan
memeluk Lisa. Mereka berciuman tanpa memedulikan Anne amupun perawat yang ada
disana.
Berkat kebaikan Anne dan
koneksinya, Lisa pindah ke Belanda dengan mudah. Lisa terus memberikan semangat
dan mendampingi Tanti agar bisa sembuh. Setelah Tanti benar-benar pulih, Lisa
memilih mengajar disana. Dengan kemampuannya, Lisa mendapat tawaran mengajar di
beberapa kampus di Belanda. Dia memilih hanya mengajar dan tidak membuka
praktek karena ingin lebih banyak waktu bersama dengan Tanti.
Tanti juga mulai
mengurangi kegiatannya keliling dari galery ke galery. Dia telah berhasil
mendidik beberapa asisten yang bisa mewakili dia di beberapa galery Anne. Anne
yang melarang Tanti untuk terlalu sibuk mengurusi galery. Dia tidak ingin Tanti
sakit kembali. Mereka berdua merasa bersyukur dengan kebaikan Anne.
Setiap hari Lisa dan
Tanti selalu bermesraan, bercinta, berkasih kasihan seakan menebus hutang rindu
dan bersama yang telah bertahun tahun tersimpan. Sudah empat tahun bersama
tetapi masih terasa seperti kemarin bersama dan baru bersama. Setiap hari
adalah bulan madu buat mereka berdua. Mengenang masa-masa indah bersama.
Bercerita pengalaman selama tidak bersama. Mereka seperti kembali berpacaran,
saling menjajagi dan bercerita masalalu mereka masing masing. “Pacar lama yang
seperti baru”Kata Tanti waktu itu
“Kamu itu memang belahan
jiwaku”Kata Tanti waktu itu. “Meskipun kita terpisah bertahun tahun dan melalui
banyak hal, tapi akhirnya kita kembali bersama!”Kata Tanti dengan tatapan penuh
cinta dan membelai wajah Lisa seperti yang biasa dia lakukan ketika masih
bersama dahulu.
“Maafkan aku ya cintaku
kalau aku tidak punya keberanian menyatukan cinta kita sehingga kamu harus
menanggung derita sendirian!Kata Lisa berkaca-kaca.
“Aku juga salah sayang!
Aku tidak berusaha menghubungi kamu, Aku memelihara rasa marahku
bertahun-tahun”Kata Tanti sambil memeluk Lisa erat-erat.
“Cinta kita takkan hilang
begitu saja cintaku”Kata Lisa “Jangan pernah tinggalkan aku lagi ya cintaku,
apapun yang terjadi kita akan hadapi bersama”Lanjut Lisa sambil mengeratkan
pelukkannya.
*****
0 comments: