Biarlah masa lalu tetap menjadi masa lalu

Baru kali ini Dana bertemu kembali dengan teman-temannya setelah terakhir mereka ketemu di reuni SMA 5 tahun yang lalu. Meskipun di tempat persemayaman orang meninggal, mereka masih saja bercanda seperti ketika masih SMA. Dana yang menjadi kepala gank temannya dan menjadi favorit di sekolah selalu bisa membuat teman-temannya tertawa. Dana senang juga sekalaigus sedih, senang bisa bertemu dengan teman-temanya SMA secara lengkap dan sedih atas meninggalnya suami Priska. Dia mendengar kalau suami Priska meninggal di tempat Karoke ketika sedang entertain teman bisnisnya. Mereka menunggu Priska yang masih belum datang. Dana juga mendengar cerita teman-temannya kalau suami Priska sering keluar malam dan pulang sampai pagi. Meskipun pernah kena stroke suaminya masih tidak berubah kelakuannya.

Dana merasa kasihan dengan Priska.  Mereka pernah menjadi sepasang kekasih yang penuh cinta ketika SMA sampai mereka kuliah. Tidak banyak teman mereka yang mengetahui. Karena mereka berhubungan secara diam-diam dan menaganggap mereka adalah best friend. Priska adalah pacar pertama Dana. Bersama Priska Dana melakukan ciuman pertamanya dan bercinta. Begitupula dengan Priska. Mereka berdua mengeksplore rasa cinta dan ketubuhannya. Menikmati semua perasaannya.

Tiba-tiba suara tertawa mereka berhenti ketika melihat Priska memasuki ruangan. Priska wajahnya kelihatan kuyu dan matanya bengkak karena menangis. Tapi dia berusaha tegar untuk kedua anaknya. Dana memandang wajah Priska dengan berbagai perasaan. Semua gambaran masa lalu terputar kembali. Dana teringat ucapan Priska ketika itu.
“Aku akan menikah bulan depan, Dan! Apakah tidak bisa kalau kita bercinta untuk terakhir kalinya sebelum aku dipingit!
Dana diam saja mendengar kata-kata Priska. Dia sebenarnya sudah tahu tanggal pernikahan Priska. Priska pernah mengatakan kalau dia dijodohkan oleh orang tuanya. Dana ingin menyangkal keadaan itu dan berusaha tidak mengingatnya. Berharap itu hanya gertakan dari orang tua Priska saja. Berulang kali Priska memberitahu kalau dia ingin hubungannya tidak akan berubah meskipun dia menikah. Priska tetap ingin menjadi pacar Dana meskipun dia sudah menikah.

Dana selalu berharap kalau Priska berani menolak dan mengatakan tidak dengan perjodohannya itu. Tetapi dia juga tahu kalau Priska terlalu lembut dan penurut, dia tidak mungkin punya keberanian untuk membantah orang tuanya. Semua yang dikatakan orang tuanya selalu dituruti dan tidak pernah membantah sekalipun.
“Aku tidak bisa menjalin hubngan dengan kamu lagi kalau kamu sudah menikah Pris! Aku tidak ingin mengganggu rumah tangga orang!Kata Dana seperti tanpa perasaan. Dana tidak mau memandang Priska. Dia berdiri mengahadap ke Jendela sambil melihat anak-anak tanggung yang sedang bermain bola. Dia tidak ingin Priska mengetahui perasaannya dan dia juga takut kalau dia jadi tidak tega dengan Priska. Keputusannya sudah bulat. Dana ingin mengakiri hubungannya dengan Priska.

Dana teringat ketika suatu siang Ibunya Priska menemui dia, dengan jelas sekali Ibunya meminta dia untuk membantu membujuk Priska agar mau menikah dengan Hendrik.
“Tante minta tolong dengan Dana untuk menasehati Priska agar mau menikah! Kata-kata itu begitu jelas dan langsung menusuk kehatinya yang paling dalam dan menimbulkan sakit yang tak tertahan. Dana hanya diam mendengarkan. “Kamu ingin Priska bahagia khan! Tante tidak percaya gosip kalau kamu dan Priska itu lesbian! Tante percaya kalau kalian berdua itu normal!Tante mau kamu membuktikannya atau Tante akan laporkan ke Universitasmu”Dengan nada mengancam yang terselubung.
Dana merasa kesal dan marah dengan sikap ibu Priska yang sok berkuasa dan mengatur hidupnya. Dia hanya diam saja tidak mengucapkan sepatah katapun. Sejak pertemuan itu Dana berusaha menghindari Priska. Priska merasakan perubahan sikap Dana yang menjadi dingin dan menghindar. Mereka sudah tidak pernah lagi bercinta, Dana selalu menolak untuk disentuh. Padahal selama ini hampir setiap hari mereka selalu bercinta. Dana selalu mempunyai alasan untuk menghindari Priska. Dana berusaha membunuh kesedihannya dan rasa sakit akan kehilangan Priska. Dia jadi pendiam dan menarik diri. Badannya jadi kurus, berat badannya turun tujuh kilo. Setiap malam dia selalu menangis dan teringat Priska.
  
“Apa kamu tidak mencintaiku lagi?Tanya Priska dengan menahan air mata tertahan. Wajahnya yang memelas dan melankolis semakin terlihat sedih yang sangat mendalam. Sebetulnya Dana tidak tega melihat kesedihan Priska tapi hatinya sudah membatu dan penuh dengan kemarahan. Dana tahu kalau dia tidak akan mampu bersaing dengan calon suami Priska yang memiliki bisnis expedisi yang sudah berjalan turun temurun.
“Cintaku juga tidak akan mengubah keputusanmu untuk menikah! Kamu juga tidak akan berani membatalkan pernikahanmu, jadi untuk apalagi kamu bertanya aku mencitaimu atau tidak?Jawab Dana dengan dingin.
“Baiklah kalo begitu!Jawab Priska dengan mengusap airmatanya hatinya seperti ditusuk-tusuk mendengar jawaban Dana. Priska juga sadar kalau dia tidak berani melarikan diri dari rumah. Dia takut keluarganya akan menyakiti Dana dan keluarganya. Dia tahu bagaimana ibunya yang tidak pernah bisa dibantah perintahnya.

Priska ingin sekali memeluk Dana untuk terakhir kalinya tetapi dia takut. Priska hanya menatap punggung Dana yang memunggunginya. Tangan sudah terangkat ingin menyentuh punggung Dana. Punggung yang selalu dia sentuh dan kadang dia rebahkan kepalanya, Punggung yang selalu dia peluk dari belakang ketika mereka berboncengan ketika naik motor. Tangannya gemetar dan bibirnya juga bergeta menahan tangis yang akan meledak. Dia tidak ingin menagis terseduh dseduh dihadapan Dana. Dengan bercucuran air mata Priska meninggal Dana sendirian.

Ketika Priska pergi Dana terduduk dengan lemas, air matanya mengalir tak terbendung. Dia merasa begitu jahat dan kejam kepada Priska. Tapi dia sendiri sedih dan sangat kesal dengan keadaanya. Dana sadar kalau dia tidak akan bisa menghidupi Priska. Dia bukan dari keluarga orang kaya. Dia harus bekerja dan kuliah. Ayahnya sudah meninggal dan dia juga harus membantu membiayai adiknya yang masih SMA. Dana tahu kalau percintaannya harus berakhir dan dia benar-benar sakit karena itu. Dia sudah membulatkan hatinya untuk melepaskan Priska. Dia harus belajar untuk melupakan Priska dan segala kenangan indah mereka.

Ketika Priska menikah, Dana sengaja menghilang. Dia menolak menghadiri pernikahan Priska. Meskipun Priska datang sendiri mengirim undangannya itu. Setelah menikah Priska masih berusaha menghubungi Dana tetapi Dana selalu mengacuhkannya. Bahkan ketika Dana lulus kuliah, Priska masih mengirim bunga untuk Dana. Priska selalu mengikuti perkembangan Dana. Ketika Dana mendapatkan beasiswa untuk belajar ke Australia, Priska masih berusaha mengunjungi Dana. Tetapi hati Dana masih saja belum luluh dan dia tetap menolak bertemu dengan Priska. Dana takut kalau dia bertemu dengan Priska dia akan tergoyahkan. Dia sadar kalau sebenarnya dia masih mencintai Priska. Kadang dia masih merindukan Priska dan merasa cemburu ketika tahu Priska hamil. Tetapi ada perasaaan senang ketika tahu Priska memberi nama anak pertamanya seperti nama dirinya ‘Asmaradana’

Hingga suatu hari setelah bertahun tahun Priska tidak pernah lagi menghubungi Dana, tiba tiba Priska datang ke tempat prakteknya sebagai psikolog untuk konsultasi. Dana yang tidak mengetahui siapa kliennya terkejut ketika yang berdiri dihadapannya adalah Priska. Dia jadi salah tingkah melihat Priska. Dana merasa Priska masih seperti dahulu ketika mereka masih bersama. Tubuhnya masih langsing meskipun sudah mempunyai dua anak. Rambutnya lebih panjang dengan model yang trendy. Dia kelihatan lebih cantik dan matang.

“Aku ingin berkonsultasi”Katanya sambil duduk di sofa. Dia melepaskan kacamatanya, dan nampak jelas lebam biru di wajahnya yang putih mulus itu.
“Kenapa wajahmu?Tanya Dana reflek
“Suamiku yang melakukannya! Aku sudah tidak tahan lagi dengan suamiku.”
“Maaf Pris, aku tidak bisa jadi konselormu”Kata Dana memotong cerita Priska.
“Kenapa Dan? Apakah tidak ada sedikitpun rasa empatimu sama aku?
“Bukan Pris, aku takut, aku tidak bisa obyektif dengan masalahmu. Aku akan mereferensi kamu ke temanku yang aku yakin dia bisa membantu kamu”
“Apa kamu tidak takut kalau aku akan bercerita bahwa kita mempunyai hubungan dimasa lalu?Tanya Priska sambil menanti reaksi Dana
“Itu hak kamu mau bercerita atau tidak? Dan aku tidak keberatan”Jawab Dana dengan tenang.
“Dan, kamu masih marah sama aku?Tanya Priska sambil menatap mata Dana. Dana jadi salah tingkah karena dia tidak tahu apa yang dia rasakan sekarang, semua menjadi hampa dan kosong. Dana hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengatakan apa-apa.
“Aku minta maaf kalau aku begitu menyakiti kamu”Kata Priska dengan sungguh-sungguh. “Semoga kamu mau memaafkan aku, perasaanku dengan kamu masih sama tidak ada yang berubah. Mungkin apa yang aku katakan tidak berarti apa-apa buat kamu. Mungkin penderitaanku selama menjadi isteri Hendrik juga tidak akan mengubah rasamu ke aku. Mungkin kamu berpikir aku suka menjadi isteri Hendrik! Kamu tidak tahu bagaimana rasanya harus bercinta dengan orang yang tidak dia cintai. Selama 10 tahun menikah tidak pernah sekalipun aku bisa menikmati dan orgasme. Bahkan tidak jarang aku merasa seperti diperkosa oleh Hendrik. Yah... aku memang telah memilih untuk menikah dan meninggalkanmu. Segala pilihan memang selalu ada resikonya. Aku juga tahu resikonya menyimpan rasa cintaku ke kamu. Baiklah, aku tidak ingin mengganggu waktumu!”Kata Priska sambil berdiri. Melihat Priska berdiri, Danapun ikut berdiri.

Priska mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Dana terlihat ragu melihat uluran tangan Priska tapi akhirnya dia menjabat tangan yang terulur itu. Lalu tiba-tiba Priska memeluk Dana dan merebahkan kepalanya ke dada Dana. Dana menjadi membeku tidak tahu harus membalas pelukkannya Priska atau melepaskannya. Waktu jadi berhenti berputar bagi mereka berdua. Priska mengeratkan pelukkannya tanpa kata dan memejamkan matanya merasakan tubuh orang yang selalu dia cintai bertahun tahun. Hati Dana berdetak lebih cepat. Kenangan itu masih ada dan masih terasa lekat dengan dirinya. Tapi Dana sadar kalau Priska bukan lagi untuknya. Dia membelai kepala Priska dan mencium keningnya.
“Maafkan aku Pris”
Priska melepaskan pelukkannya, Tersenyum dan meninggalkan Dana senidiran di ruang prakteknya.

“Hey!kamu kok jadi melamun!Teriak Melinda membuyarkan kenangan Dana akan Priska.
“Ada apa?Tanya Dana
“Kita harus menyalami Priska dan mengucapkan bela sungkawa”Kata Lisa
“Nanti aja dia masih sibuk menyalami dan menemui orang tuh!Sahut Lily
“Aku harus pulang nih, besok anakku sekolah!Kata Anik yang sudah mulai gelisah dari tadi
“Iya, yuk kita salaman trus pulang. Aku besok juga harus ngejar pesawat!Sahut Rully
“Nggak capek ngejar pesawat!”Sahut Magda yang diikuti tawa teman-teman yang lain.

Akhirnya kami memutuskan berdiri memberikan penghormatan terakhir dan menghampiri Priska untuk menyampaikan belawa sungkawa dan pulang. Satu persatu mereka salaman dan menghibur Priska. Aku menunggu paling terakhir. Ketika tiba giliranku, aku menyalami tangannya. Tangannya terasa dingin dan aku baru menyadari kalau wajahnya terlihat pucat. Ada guratan tua di ujung matanya. Kami memang sudah 10 tahun tidak pernah bertemu sejak terakhir  dia mengunjungi tempat praktekku. Kini aku juga sudah menjalin relasi dengan Jean. Perempuan yang membuatku lupa dengan masa laluku dan menyadarkanku akan cinta yang sebenarnya.
“Kamu jaga diri ya Pris! Yang tabah!Kataku sambil mencium pipinya kiri kanan.
Priska menangis dan memeluk Dana. Dana jadi salah tingkah apalagi semua orang melihat mereka. Tidak hanya keluarga Priska tetapi juga para tamu dan teman-teman SMA mereka. Dana menepuk punggung Priska dan berusaha menenangkan. Dana mendudukan Priska dan meminta teman-temannya untuk pulang. Dana menunggu Priska berhenti menangis. Semua orang merasa kasihan dengan Priska karena ditinggal suaminya meninggal dan skandal suaminya.
“Kamu yang kuat ya Pris, ingat anakmu!Kata Dana
“Jujur, aku senang dia meninggal dan sekaligus takut karena aku selama ini tidak pernah terlibat dengan bisnis suamiku. Kini aku harus menangani semuanya!Kata Priska
“Kamu pasti bisa, apalagi usaha suamimu khan sudah berjalan, sudah ada sistemnya!”Kata Dana menenangkan.
“Dan, aku sekarang sendirian. Aku tidak punya siapa-siapa. Seandainya kita bisa bersama lagi seperti dulu’Kata Priska dengan tatapan berharap dan ada kelelahan yang tertahan.
“Aku sudah berelasi dengan seseorang Pris!Kata Dana sambil menggenggam tangan Priska.
Dana menyadari kalau dia sudah tidak memeliki rasa lagi dengan Priska dan semua sudah berlalu. Perasaannya sudah berganti, hatinya sudah tersandera oleh Jean. Dan Dana belum pernah merasakan jatuh cinta seperti yang dia rasakan dengan Jean bahkan cintanya ke Priska sekalipun.  Apa yang dia rasakan dengan Priska adalah cinta yang masih belum matang dan penuh dengan kemarahan. Tetapi dengan Jean, cinta yang indah dan menyejukan.
‘Siapakah perempuan yang beruntung itu?Tanya Priska
“Jean, dia bukan siapa-siapa. Kamu tidak akan kenal dia”Kata Dana dengan tersenyum
“Apa aku boleh berkonsultasi dengan kamu?Tanya Priska
“Kamu tidak perlu konselor Pris! Aku percaya kamu akan bisa melalui ini semua!jawab Dana. “Aku pulang dulu ya, sudah malam!Lanjut Dana sambil siap beridiri menunggu respon Priska. Priska hanya mengangguk dan mengantar sampai di luar.

Dana pulang dengan perasaan kasihan terhadap Priska. Tapi dia merasa senang karena dia sudah tidak merasakan apa-apa terhadap Priska. Dia jadi merindukan Jean dan ingin segera berjumpa. Tadi dia dari kantor langsung kesini ketika ditelpon teman-temannya. Dan hanya mengatakan ke Jean kalau mau melayat temannya SMA dan tidak mengatakan siapa yang meninggal. Kebetulan Jean harus lembur di kantornya. Dana langsung bbm Jean sambil berjalan menuju mobilnya. Parkiran masih ramai orang yang berdatangan. Rupanya Jean sudah sampai di rumah dan Dana makin ingin lekas pulang, memeluk Jean. Mengatakan betapa dia sangat mencintai Jean. Dan mengubur semua masa lalunya, biarkanlah semua berlalu dan kini aku sudah mempunyai kehidupan yang menyenangkan bersama Jean.

*******
“Cintaku, kamu ada dimana?Teriak Dana ketika memasuki ruang tamu.
“Di dapur!teriak Jean dari dalam.
Dana segera masuk kedalam dan melihat Jean sedang membuat teh untuk dia dan dirinya sendiri. Jean terlihat segar sehabis mandi, hanya mengenakan kaos dan celana dalam. Ketika Dana mendekat hendak mencium Jean, langsung diusir sama Jean.
“Mandi dulu ahh khan habis dari ngelayat!Kata Jean.
Dana hanya tersenyum dan segera melepas pakaiannya dan menuju ke kamar mandi. Dana mandi dengan secepat kilat karena dia ingin memeluk dan mencium Jean. Dia keluar tanpa pakaian dan hanya mengenakan handuk. Jean segera mengambil handuk Dana dan mengelap tubuh Dana di bagian punggung yang masih basah semua.
“Siapa yang meninggal?Tanya Jean sambil mengerikan tubuh Dana.
“Suaminya Priska meninggal mendadak ketika sedang karoke jam 2 pagi!
“Priska mantanmu itu?Tanya Jean lagi
“Iya!Jawab Dana
“Trus? Kamu masih merasa sesuatu nggak sama dia?Tanya Jean
“Ya, nggak lah cintaku! Rasaku itu sudah buat kamu semua!Jawab Dana sambil memeluk Jean dengan keadaan telanjang
“Gombal!Jawab Jean sambil membalas pelukkannya
“Apa dia masih cantik?Tanya Jean kembali
“Aku nggak ingat sebab yang aku ingat hanya kamu cintaku!kata Dana sambil membelai wajah Jean.
“Idihh..gombal terus!
“Aku kangen kamu lho!Kata Dana sambil mencium bibir Jean. Entah kenapa dia merasa beruntung memiliki Jean. Dia merasakan ketenangan dan tidak ada rasa kuatir sedikitpun akan kehilangan Jean. Dia dapat merasakan cinta Jean yang tulus untuk dia. Keluarga Jean juga sudah mengetahui hubungan mereka begitupula keluarga Dana. Selama 4 tahun tinggal bersama kehidupan mereka benar-benar membahagiakan dan menyenangkan. Meskipun sekali kali diselingi pertengkaran tapi mereka selalu bisa mengatasinya dan semakin menguatkan cinta mereka.
“Aku juga kagen kamu!Jawab Jean. Mereka berciuman lama sekali, Dana melepaskan kaos yang dipakai Jean, mengajaknya ke tempat tidur. Dana memandangi wajah Jean dengan penuh cinta, mengecupnya dengan lembut dan mengatakan “I Love you very much!

“I Love you too! Merekapun melalui malam dengan penyatuan cinta dan kasih sayang, menyatukan rasa dan jiwa menjadikan ikatan yang tak terpisahkan.

0 comments: