Finding My True Love

Chika terpekur di depan Mac booknya dia menatap gambar komiknya. Dia sendiri jadi heran kenapa yang digambar wajah Martha. Martha dosen baru pindahan dari Bandung. Chika selalu merasa terganggu bila harus mengajar bersama Martha. Dia jadi sulit berkonsentrasi dan selalu  mengatur perasaannya agar tidak terlihat oleh mahasiswa dan Martha sendiri. Ketika Martha diterima menjadi dosen, Chika sedang berada di Korea, study banding bersama mahasiswa selama satu bulan dan hanya tahu dari email kalau ada dosen baru yang akan berpasangan dengan dirinya untuk mengajar salah satu mata kuliah.

Chika membaca sekilas profile Martha, design grafis lulusan Australia. Mengajar di Universitas terkenal di Bandung dan pindah Surabaya. Dia pernah menjadi ilustrator komik di Autralia. Chika berusaha searching di google mencari tahu soal Martha. Dia menjadi kagum dengan prestasi Martha di International. Dia pernah memenangkan beberapa lomba animasi. Gambar animasinya juga pernah dibeli Pixar. “Kenapa ya kok dia pindah ke Surabaya?Tanya Chika waktu itu dengan penasaran. Tapi dia tidak pernah menemukan jawabannya.

Ketika bertemu pertama kali, Chika merasa jadi salah tingkah. Ada sesuatu dalam diri Martha yang membuat dia suka dan gelisah. Chika suka dengan gaya Martha yang Maskulin tapi feminim. Cantik tapi tampan dan sulit dijelaskan dengan kata-kata. Cara mengajarnya juga menyenangkan. Martha sering memberikan masukan atau mengajarkan ilmunya ke Chika. Chika banyak belajar dari Martha. Dia memang bisa menggambar komik dan sering menggambar di depan kelas secara langsung. Banyak mahasiswa yang suka dengan dirinya. Dalam waktu singkat dia sudah menjadi dosen favorit.

Chika kembali menghela nafas, melihat gambarnya tapi ada senyum tersunging di bibir. Akhirnya dia kembali menggambar karakter tokoh baru dengan wajah Martha. Dia tidak lagi menghiraukan komiknya yang masih separuh dan sudah ditagih penerbit. Dengan terus tersenyum dia menggambar dan mewarnai karakter Martha. Biasanya bila dia menggambar selalu butuh waktu 3 hari kini hanya beberapa jam saja sudah jadi dan sangat memuaskan. Dia pandangi karakter itu dengan senyum, ada perasaan hangat dalam dadanya. Ada kerinduan dan ingin segera bertemu dengan Martha.

Kalau dulu dia kadang malas ke kampus kini setiap hari tidak sabar untuk ke kampus. Tidak sabar untuk bertemu dengan Martha. Tapi Chika selalu menjaga diri dan tidak ingin menunjukan kalau dia suka. Dia juga tidak berani terlalu dekat takut tidak bisa menjaga dirinya. Chika tidak berani memandang mata Martha dan selalu salah tingkah bila ada di dekat Martha. Apalagi Martha orangnya tenang, sabar dan nggak banyak omong. Kalau teman-teman bercanda dia hanya ikut senyum atau ketawa aja.

Chika selalu merasa grogi bila berada di dekat Martha. Badannya tiba-tiba menjadi panas dan jadi seperti orang bego bila berada di dekatnya. Dulu dia selalu cuek dengan penampilannya, kini bila mengajar bareng dia selalu ingin tampil cantik. Pernah Martha memuji penampilannya dan itu membuat mukanya jadi memerah. Tapi ada rasa bangga dan perasaan senang dalam dirinya. Dia merasa senang karena Martha notice dengan penampilannya yang tidak seperti biasanya.

Meskipun selalu mengajar bersama atau keluar makan sama-sama teman-teman yang lain, mereka berdua tidak pernah membicarakan hal-hal pribadi. Mereka tidak pernah membicarakan soal pasangan. Martha tidak pernah bertanya, apakah dia sudah menikah atau single. Tinggal dengan siapa atau lainnya. Pembicaraan mereka selalu mengenai kuliah atau buku yang sedang dikerjakan Chika. Tidak pernah lebih dari itu atau bercerita menganai kucing kesayangan Chika.

Semakin lama Chika semakin suka dan jatuh cinta dengan Martha. Ketika tahu   Martha menyukai kopi, Chika selalu membawa kopi bubuk ke kantor. Ketika liburan semester dia selalu merindukan Martha. Dia ingin menghubungi Martha tapi tidak tahu harus ngomong apa. Paling hanya saling timpal komen di group Line. Atau selalu memantau kegiatan Martha di Facebook, yang sayangnya facebook Martha tidak terlalu aktif.

******

Chika ingin berteriak kegirangan ketika pembagian kamar outing kampus keluar. Ternyata dia sekamar dengan Martha. Dia benar-benar merasa kegirangan. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya sekamar dengan Martha. Dia mulai kepo mencari pakaian apa yang cocok dipakai ketika sekamar dan tidur bareng Martha. Selain senang dia juga mulai merasa kuatir. Chika tahu kalau dirinya suka mendengkur kalau tidur. Bagaimana kalau dia terganggu seperti mantannya dulu yang selalu mengeluh ketika tidur bersama.

Chika membongkar lemarinya, melihat pakaian yang biasa dipakai untuk tidur. Kalau di rumah dia suka tidur dengan kaos yang sudah bolong-bolong dan nggak jelas karena merasa nyaman. Tapi tidur dengan Martha nggak mungkin pakai kaos bolong. Chika teringat kalau dia juga punya baby doll yang dibeli dari admin kampus. Tapi Chika merasa kekanak-kanakan bila tidur dengan baby doll.

Akhirnya dia memutuskan membawa celana pendek dan kaos. Dia juga memilih Beha dan celana dalam yang lumayan bagus dan seksi. “Siapa tahu Martha tergoda sama aku! Aduh Chika....kamu ini pengen bercinta dengan Martha ya! Tiba-tiba muka Chika jadi memerah dengan pikirannya sendiri. Chika mendadak sadar kalau dia sudah hampir setahun lebih tidak pernah bercinta dengan perempuan manapun. Dia jadi malas berelasi dengan seseorang sejak putus dengan Linda. Untung saja tidak terjadi drama, karena Linda sempat mengancam akan datang ke kampus dan memberitahu kalau dia lesbian.

Chika tidak tahu apakah teman-temannya tahu kalau dia lesbian atau tidak. Mereka tidak pernah menyinggung soal itu. tapi kalau menjodohkan dengan dosen lain atau kenalan mereka sudah sering. Mereka pikir itu karena Chika sudah terbiasa sendiri dan tinggal bersama keponakannya yang kuliah disini juga. Mereka menganggap Chika terlalu asyik dengan dunia komiknya sendiri sehingga malas mencari pasangan.

“Bagaimana ya kalau aku bercinta dengan Martha?Batin Chika dan jantungnya mendadak jadi berdebar-debar kencang. Kelihatannya Martha orang yang lembut dan gentle. Chika teringat kalau mereka keluar bareng Martha selalu membukakan pintu untuk dia. Atau kalau menyebrang kelihatan sekali kalau dia selalu berusaha melindungi dan Martha sangat perhatian dan nice terhadap dia. Chika yakin sekali kalau Martha itu L, gaydarnya selalu berbunyi dengan kencang sekali bila melihat mata Martha. Chika merasa kalau Martha juga tahu kalau dirinya L.

****
Semua dosen dan staff sudah berkumpul di stasiun Pasar Turi. Chika berusaha menacri-cari Martha. Tapi kelihatannya dia belum datang. Teman-teman satu genk sudah pada kumpul dan line grup mereka dari tadi berbunyi terus saling bertanya sampai dimana. Martha mengatakan masih on the way. Sedangkan Chika sudah sampai, dia berharap bisa duduk berdua dengan Martha.
“Chika..kamu duduk sama aku aja ya!Kata Caroline sahabatnya.
Chika merasa tidak dapat menolak ajakan Caroline karena selama ini mereka selalu berdua kemana-mana.
“Iya!Jawab Chika dan berusaha menyembunyikan keinginannya duduk bersama Martha.
“Hei..kok masih disini?Tanya Martha yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.
“Iya masih belum boleh masuk!Jawab Chika berusaha mengatur perasaannya yang melihat penampilan Martha yang sangat beda dengan saat mengajar. Dia terlihat cakep dan keren banget. Mengenakan Polo Shirt, Jaket dan celana jeans serta sepatu kets. Membawa tas slempang seperti layaknya seorang atlet dengan tubuhnya yang tinggi tegap.
“Kamu mau beli camilan nggak?Tanya Martha kepada Chika
“Ayo, buat nanti di kereta!Jawab Chika yang sebenarnya suka bisa bersama dengan Martha.
“Mau kemana Bu?Tanya Caroline
“Mau beli camilan, mau ikut atau mau titip sesuatu?Tanya Martha
“Titip Lays bu!Jawab Marina yang sudah berada di samping mereka
“Sama air minum”Sahut Ferry
“Iya!Jawab Martha yang berjalan berdua dengan Chika.

Mereka berdua memilih semua snack untuk persiapan selama perjalanan.
“Cek, akeh ne bu!Kata Chika ketika melihat Martha yang sudah mengambil segala macam snak yang ada.
“Nggak apa-apa khan di makan rame-rame nanti!Kata Martha sambil mengeluarkan uangnya dan melarang Chika ketika hendak membayar.
“Wah..Bu Martha mborong!Kata Marina
“Kita kayak orang pengungsian aja ya, bawa makanan banyak!Kata Alex menimpali
“Daripada nanti kelaparan di kereta!Sahut Lili
“Khan di kereta ada yang jual makanan!Jawab Steven
“Mahal!Jawab Marina lagi
“Sudah yuk, naik!kata Ferry
‘Awas, Marina jangan sampe ketinggalan kasihan kalau dia harus lari ngejar kereta!Teriak Alex yang disambut ketawa teman temannya.

Mereka semua naik dengan tertib ke dalam gerbong kereta.
“Kita harus duduk sesuai nomer atau boleh duduk sembarang?Tanya Marina
“Khan beberapa gerbong ini kita beli semua tiketnya? Bener nggak sih?Tanya Ferry
“Katane nggak lho, ada yang nggak urut!Sahut Rendy
“Sementara duduk sembarang aja dulu, nanti kalo ada orangnnya ya kita pindah!Sahut Mikael
“Kita duduk sini aja ya!Kata Marina

Martha menaruh tasnya di atas dan membantu tas Chika dan yang lainnya. Chika duduk bersama dengan Caroline dan di seberangnya Martha duduk bersama Marina. Chika senang karena di depannya ada Martha. Dia bisa memandangi wajah Martha sepanjang perjalanan.  Keretapun segala melaju dan mereka tidak berhenti bercanda dan saling menggoda satu sama lain. Suasana begitu meriah dan menyenangkan, lupa ketika seminggu lalu mereka pada mengeluh karena acara outing ini.

Kereta terus bergerak, satu persatu mereka mulai kehabisan tenaga bercanda dan mulai mengantuk, semua camilan sudah habis. Udara dingin mulai menyergap dan mereka mulai mencari posisi untuk bersiap tidur. Marina menaikan kakinya ke tempat duduk Caroline dan mulai memakai selimutnya. Caroline-pun menaikan kakinya di tempat Marina.
“Jari Kakiku dingin!Kata Chika.
“Naikan aja ke tempat bu Martha, trus diselimuti”Kata Marina
‘Iya naikkan sini aja nggak apa-apa!Kata Martha.
Chika segera menaikan kakinya dan Martha menyelimuti kaki Chika. Di dalam selimut tangan Martha menghangatkan kaki Chika yang sedingin es. Muka Chika langsung memerah dan dadanya jadi berdebar. Dia suka dengan apa yang dilakukan Martha. Karena malu dia pura-pura memejamkan matanya. Tapi ada sebait senyum tersunging di bibirnya. Untung lampu di dalam kereta sudah dipadamkan dan mulai terdengar dengkur dari teman-teman mereka. Martha dia-diam membelai kaki Chika dan menghangatkannya.

****

Mereka sudah sampai di Jakarta dan di jemput naik Bis. Hari ini perjalanan mereka akan ke Monas dan tidak bisa langsung bisa ke hotel. Ada yang mengeluh karena tidak mandi pagi tapi sudah diajak jalan. Chika tidak peduli mau diajak kemana, hatinya masih resah tak jelas. Dia gelisah menantikan malam tiba. Apalagi Martha selalu berada didekat dia dan selalu memperhatikan dia. “Apakah dia tertarik dengan aku ya?Chika bertanya-tanya dalam hatinya. Chika berusaha bersikap biasa karena dia tidak ingin semua orang tahu dan menjadi skandal.

Chika berusaha menenangkan dirinya. Dia tidak ingin terlihat seperti perempuan yang kegatelan dan menginginkan bercinta. Dia berusaha dengan keras agar tidak selalu memandang Martha atau selalu mencari cari keberadaan Martha. Seperti sekarang ini dia melihat Martha jalan di depan mereka dan dia melihat Eva menggandeng lengan Martha. Ada rasa tidak suka melihat dan merasa iri dengan apa yang dilakukan Eva. Tadi dia sempat melihat Martha menoleh dan menantap dirinya seakan ingin menjelaskan sesuatu.

“Sudahlah Chika nggak usah lebay!batin Chika mengingatkan dirinya. Chika menghela nafas dan berusaha untuk menikmati perjalanan dan acara mereka. “ahh..what ever will be will be lah!Kata Chika dalam hati dan bergabung dengan teman-temannya yang sedang makan bubur ayam sambil bercanda.

****
Akhirnya mereka sampai ke Hotel Ibis setelah seharian berjalan-jalan dari Monas ke Blok M. Semua juga heran kenapa mereka diajak ke Monas dan Blok M. Tapi dosen-dosen suka karena mereka bisa shopping. Akhirnya mereka bisa check in dan mandi dan jam 7 malam mereka diminta kumpul kembali  di lobby untuk acara bebas makan malam di Plasa Senayan. Buat yang tidak berminat mereka boleh tinggal di hotel.

Chika diam-diam tersenyum ketika melihat kamar mereka. Dia merasa jadi salah tingkah ketika melihat hanya ada satu ranjang dan merasa senang karena ranjangnya satu.
“Kenapa kamu keberatan dengan satu ranjang ya?Tanya Martha yang melihat ekspresi Chika.
“Nggak apa-apa kok!Kata Chika dengan wajah memerah karena tertangkap mata oleh Martha. Dia mengalihkan wajahnya dengan meletakan tasnya di dekat lemari pakaian.
“Marina tanya mau ikut ke Senayan nggak?Kata Martha yang duduk di kursi sambil menantap gadgetnya.
“Aku sebetulnya males sih, bu Martha mau pergi nggak?Tanya Chika
“Aku sih ikut aja suara terbanyak! Btw kalo berdua gini please jangan panggi aku bu, dong!Kata Martha
“hehehe sudah terbiasa sih, dan sungkan aku kalo manggil nama!Kata Chika sambil membongkar tasnya. “Kamu mau mandi dulu atau aku mandi dulu?Tanya Chika
“Kamu mandi dulu aja deh!Jawab Martha sambil melepas sepatu dan menselonjorkan kakinya.

Chika bersiap mandi, dia melepaskan celana panjangnya. Dia melepaskan pakaiannya dan tiba-tiba ada yang menyangkut antara pakaiannya dan kalung yang dia pakai. “Duh, begonya aku kenapa nggak ngelepas kalungnya dulu”.Dia berusaha menarik tapi tetap menyangkut dan dia melihat di kaca memang benang pakiannya menyangkut di kalungnya dan dia berusaha melepas sendiri tapi nggak bisa.

‘Gimana ini, masak aku minta tolong Martha melepaskannya” Chika terus berusaha tapi tetap tidak bisa dan membuat dia hampir jatuh dan menabrak pintu kamar mandi. “Duh malunya aku sama Martha! Kenapa sih pake nyangkut segala!” keluh Chika dalam hati. Dia bakal melihat diriku setengah telanjang gini dan belum mandi. “Aku bau nggak ya, seharian belum mandi mulai kemarin. Chika jadi kepo sendiri dengan keadaannya sekarang.
“Chika, Are you allright?Tanya Martha yang mendengar pintu berbunyi.
“Iya ni nyangkut kalungku dan nggak bisa lepas, bisa tolong bantuin?Kata Chika dari dalam kamar mandi.
Martha segera ke kamar, “Kamu minggir dulu ya, aku mau buka pintu!

Martha masuk dan melihat Chika yang sudah melepas celana jeansnya, kepalanya tidak terlihat, tertutup pakaiannya dan tangannya tidak bisa bergerak. Dia melihat bayangan tubuh Chika yang ternyata seksi. Payudaranya terlihat sempurna dengan bra berenda berwarna biru tua sama dengan celana dalamnya. Tubuhnya putih mulus. Tangan Martha jadi gemetar ketika mencari yang menyangkut antara kalung dan benang di pakaiannya.
“Sorry ya jadi merepotkan!Kata Chika dengan perasaan menahan malu karena Martha sudah melihat sebagian tubuhnya.
“Tenang aja, jangan bergerak dulu, susah ni!Kata Martha yang berusaha mengatur perasaannya dan berusaha untuk fokus melepaskan ikatan.

Badan Chika jadi merinding ketika tangan Martha menyentuh punggung dan tengkuknya. Martha juga melihat perubahan kulit Chika. Dia rasanya ingin sekali mencium tengkuk Chika, Membelai punggung Chika. Membalikan tubuhnya dan mencium bibirnya. Martha menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menghalau segala macam pikiran di kepalanya. Hatinya masih berdebar dengan kencang. Chika sendiri berusaha menenangkan debaran jantungnya yang berdetak dengan kencang tak karuan dan membuatnya ingin pipis. Seketika dia baru sadar kalau dia tidak menggunakan celana panjang. Seketika wajahnya jadi memerah dan tubuhnya menjadi panas. “Mati aku!Batin Chika.

“Sudah!Kata Martha dan reflek melepas pakaian Chika. Chika bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya membiarkan Martha melepaskan pakaiannya. Martha melihat tubuh Chika yang hanya dengan bra dan celana dalam. Tubuh itu begitu seksi dan ingin rasanya memeluk dan menciuminya. Chika diam mematung tidak berani bergerak. Mereka berdua diam mematung, tangan Martha sudah terangkat dan ingin menyentuh punggung Chika. Chika menantap bayangan mereka berdua di kaca kamar mandi. Dia melihat tangan Martha yang terangkat dan ingin memegang punggungnya. Dia sudah berharap Martha memeluknya dari belakang dan menciumnya.  

Martha menurunkan tangan, mencium sekilas pundak Chika dan membalikan badannya. Dia menggantungkan pakaian Chika di pintu kamar mandi dan keluar.

Chika kecewa karena Martha tidak melakukan apa-apa. Dia malu sekali dengan keadaan dan merasa ditolak oleh Martha. Tiba-tiba airmatanya menetes, karena merasa telah mempermalukan dirinya dan merasa ditolak oleh Martha.  Sedangkan Martha begitu keluar dari kamar mandi dia langsung meminum air mineral di atas lemari es. “Duh, apa yang aku lakukan!Batin Martha. Tangannya masih gemetar dan badannya serasa lemas. Martha juga tahu kalau Chika menginginkan dia memeluk Chika. Dan dia juga dapat melihat kekecewaaan Chika ketika dia tidak jadi memegang atau memeluk dia. “Gimana ini pasti nanti suasana jadi nggak enak”Batin Martha. Mungkin sebaiknya aku ajak ikut ke Senayan aja sehingga suasana tidak kaku dengan kejadian barusan.
“Chika..!Martha memanggil sambil mengetuk pintu kamar mandi
“Ya..!Sahut Chika dari dalam.
“Kita ikut ke Senaya aja ya!Nggak enak sama yang lain!Teriak Martha
“Okay!Sahut Chika.

Chika merasa lega dengan ajakan Martha itu karena dia merasa malu dengan kejadian barusan dan nggak tahu harus bersikap bagaimana. Martha segera memberi tahu di group kalau mereka berdua ikut ke Senaya. Dan meminta Marina mampir ke kamar mereka kalau sudah selesai. Martha berusaha membuat suasana menjadi normal kembali. Dia tidak ingin Chika merasa malu atau nggak enak dengan kejadian tadi.

****
 Sesampai di Senayan para dosen berpencar sendiri-sendiri. Martha bersama dengan teman-teman satu genk. Mereka bersepuluh memutuskan untuk makan bersama dan memilih makan steak. Mereka urunan membeli sebotol red wine dan meminum bersama-sama.
“Ferry jangan dikasih banyak-banyak, nanti mabuk!Kata Marina
“Ya bagus khan kalo hang over, siapa tahu bisa lucu!Sahut Alex
“Siapa Tahu kalau kita mabuk seperti film hang over!Sahut Steven
“Siapa tahu nanti marina bisa tatto di wajah!Sahut Alex kembali dan disambut ketawa yang lain.
“Tatto gambar kucing di ujung mata!Sahut Ferry
“Pulang bojoku bisa bingung nanti!Sahut Marina
“Mosok minum wine aja mabuk!Sahut Caroline
“Ada lho yang memang nggak tahan!Sahut Chika
“Kalo Marina mabuk biasane suka nari diatas meja!Sahut Rendy
“Wah seru juga, mari kita bikin mabuk!Sahut Seteven
“Aku kalo wine sak botol ae yang nggak ngefek!Sahut Marina
“Iya biasane spirtus campur alkohol!Sahut Alex yang langsung membuat ketawa semuanya
“Jamput!Kata Marina
“Hush! Ingat ini di Jakarta jangan nunjukan ke surboyoanmu! Behave!Sahut Ferry dan semua ketawa.
“Mukamu kok sudah Merah Stev? Katanya lulusan jerman sudah biasa minum-minuman alkohol?Tanya Chika
“Dia itu mukannya memang item, mau mabuk ato nggak!Sahut Marina
“Yang jelas merah mukanya Ferry itu!Sahut Caroline.
“Ferry sekamar sama siapa?Tanya Martha
“Sama aku”Sahut Alex
“Ojok diperkosa lho aku lex!Kata Ferry dan semuapun ketawa
“Nggak paling aku tidurkan di kamar mandi!Sahut Alex

Mereka terus bercanda sampai makanan mereka selesai dan memesan ice cream sebagai penutup. lalu mereka pergi ke supermarket membeli kebutuhan masing-masing. Mulai terjadi pergulatan di dalam diri Martha dan Chika. Chika masih merasa malu dengan kejadian di kamar mandi tadi. Tapi Chika sadar kalau Martha berusaha bersikap biasa dengan kejadian tadi. Selama makan Martha duduk disampingnya, kadang sesekali tangannya menyentuh dirinya. Chika makin sadar kalau dirinya jatuh cinta dengan Martha. Martha malam ini kelihatan keren sekali dengan kemeja lengan panjang kotak-kotak yang dilipat lengannya dan celana biru tua. Duduk di dekat Martha selalu membuat Chika berdebar-debar. Dia selalu membayangkan alangkah nyaman berada dalam pelukan Martha.

“Aku harus bersikap bagaimana ya nanti? Chika terus berpikir keras, apa yang akan dia lakukan nanti sepulang dari Senayan. Dia kuatir kalau dia akan menjadi salah tingkah berdua di kamar dan se-ranjang. “Bodoh ahh!Batin Chika pada akhirnya. Kita lihat saja nanti.

*****
Mereka berdua sudah sampai di kamar, Martha membonkar tas, mencari celana pendek dan kaos untuk tidur.
“Aku pake kamar mandi dulu ya!Kata Chika kepada Martha.
“Iya!Sahut Marha sambil membuka laptopnya dan duduk di kursi dan menyalahkan TV.

Meskipun Laptop dan TV menyala tapi pikirannya tidak bisa lepas dari Chika. Martha suka dengan kecuekan Chika yang kadang seperti sibuk dengan dunianya sendiri. Dia juga suka dengan kecerdasan Chika dan karya-karyanya. Kadang mereka bisa duduk berduaan tapi sama sekali tidak bicara tapi asyik menggambar di laptop masing-masing. Dari pertama ketemu Martha sudah tahu kalau Chika itu L dan selalu salah tingkah bila di dekatnya.

Martha tahu kalau dirinya mempunyai perasaan khusus dengan Chika tapi dia masih belum yakin dengan perasaannya sampai kejadian di kamar mandi tadi. Selama ini dia memang tergolong sangat mudah untuk mendapakan cewek. Selalu saja ada yang suka dengan dia dan kadang mengajaknya bercinta. Tapi Martha tidak pernah mempunyai perasaan khusus apalagi Cinta dengan semua perempuan itu. Semua cewek seperti takluk dengan Martha yang selalu gentle dan lembut terhadap perempuan.  

Bahkan ketika di Autralia dia tidak pernah menjalin relasi yang serius dengan seseorang. Dia selalu mencari perempuan yang bisa menggetarkan perasaannya. Yang bisa membuat dia melayang karena cinta, yang bisa membuat dia menikmati percintaan tanpa batas label siapa yang harus dipuaskan. Selama ini semua perempuan selalu menganggap dia Butchi dan selalu minta dipuaskan. Kadang ada yang tidak suka ketika Martha membuka baju atau telanjang. Martha sadar itu semua karena penampilannya yang selalu terlihat ganteng seperti artis Korea.

Tapi dengan Chika ada sesuatu yang berbeda dia rasakan dan dia tidak tahu apa itu namanya. Ada perasaan rindu, suka, berdebar tak jelas, semua rasa menjadi satu dan selama dia menjadi lesbian belum pernah merasakan hal itu. Tapi Martha ragu apakah rasa itu terjadi karena dia lama tidak bercinta dan berelasi dengan siapapu atau memang dia jatuh cinta dengan Chika. Sudah setahun mereka selalu bersama dan tidak sekalipun mereka berdua menyinggung soal perasaan bahkan dalam candaan sekalipun.

Selama ini Martha selalu menjaga sikap dan tidak ingin gegabah nembak langsung ke Chika. Dari informasi yang di dapat dari teman sesama dosen, mereka bilang Chika tidak pernah punya pacar Cowok. Martha pernah melihat FB Chika yang foto berdua dengan seorang Buchi dan dijadikan Cover FB-nya. Dia bilang itu foto untuk karakter komiknya. Karakter komiknyapun semua seperti tidak jelas antara cowok dengan cewek. Semua terlihat seperti andro.

Martha takut kalau dia terlibat percintaan dengan sesama dosen. Dia tidak ingin peristiwa lama akan terulang kembali dan menghancurkan reputasinya sebagai dosen. Kenangan akan Shinta-pun muncul. Shinta dosen dari jurusan lain yang mendekati dia ketika mereka sama-sama mengajar di Bandung. Shinta orangnya enerjik agak centil, seksi dan berani. Ketika mereka berkenalan dia langsung dengan beraninya menembak Martha. Martha masih ingat dengan jelas ketika ada pertemuan Dosen di sebuah acara ramah tamah.
“Kamu L ya?Tanya Shinta waktu itu langsung dan sampai membuat Martha tersedak. Belum sempat Martha menjawab, Shinta melanjutkan perkataannya. “Tenang aja, kita sama kok! Kenalkan Shinta!Katanya sambil mengulurkan tangannya.
“Martha!
“Kamu dosen baru ya? aku kok nggak pernah lihat? Dari jurusan apa?Tanyanya
“Nggak sudah setahun lebih dari jurusan desain!Jawab Martha

Merekapun jadi akrab satu sama lain dan Shinta menyatakan dengan terus terang kalau dia suka dengan Martha. Sejak Malam itu Shinta rajin mengejar Martha hingga akhirnya mereka bercinta. Kadang mereka keluar makan siang bersama dan berakhir dengan percintaan. Martha tahu kalau Shinta itu polyamor dan hubungan mereka hanya sekedar seks. Shinta mengakui kalau bercinta dengan Martha itu yang paling enak dan menyenangkan. Martha tidak pernah tahu kalau Shinta memiliki pasangan. Dia baru tahu setelah beberapa kali bercinta dengan Shinta. Dan Shinta mengatakan kalau dia tidak mencintai pacarnya itu. Dia menginginkan Martha menjadi pacarnya. Tapi Martha sadar kalau dia tidak mencintai Shinta.

Sampai suatu hari pacar Shinta datang melabrak dia. Untung waktu itu Shinta sudah pulang dari tempat kostnya sehabis bercinta. Martha merasa malu dengan kejadian itu dan terus mendapat teror dari Andika pacar Shinta. Pacar Shinta, FTM yang sangat posesif dan suka kekerasan. Bahkan dia mengancam akan melaporkannya ke kampus. Shinta meminta maaf atas sikap pacarnya dan berjanji akan menyelesaikannya. Tiba-tiba Martha jadi malas berhubungan dan ilfil dengan Shinta. Lalu dia merasa seperti di teror oleh Shinta yang selalu mengajaknya bercinta atau memintanya jadi pacar. Akhirnya Martha memutuskan untuk mengakiri hubungannya dengan Shinta dan memilih pulang ke Surabaya. Tiba-tiba dia merasa lelah berkelana dan ingin mempunyai seseroang yang benar-benar sama dengan dirinya, yang saling mencintai.

“Aku sudah selesai!Kata Chika yang membuyarkan lamunan Martha.
“Oh, iya!Kata Martha.
“Aku agak pusing lho, apa karena wine ya?Kata Chika
“Mungkin, bobo aja! Apa mau aku buatkan kopi?Tanya Martha agak kuatir
“Nggak usah deh nanti malah nggak bisa tidur!Jawab Chika. “Aku tidur dulu aja!Lanjut Chika
“Iya kamu bobo dulu aja, aku matiin Tvnya ya?Tanya Martha
“Nggak usah nggak apa-apa!Jawab Chika sambil masuk kedalam selimut.
Martha menutup laptopnya, mematikan lampu di meja dan di samping ranjang dan masuk ke kamar mandi.

Ketika keluar kamar mandi Martha sudah mendengar dengkur halus dari Chika. Dia membetulkan selimut Chika dan masuk ke dalam selimut. Sebelum mematikan TV dia memandang wajah Chika yang begitu tenang tidurnya. Ada keinginan untuk membelai dan mencium Chika tapi dia tidak ingin membangunkan Chika dan mengkagetkannya.
****

Hari ini perjalanan menuju SeaWorld, Dufan dan nanti sore dilanjutkan dengan seminar bersama pembicara terkenal. Teman-teman Martha pada mengerundel, “kenapa sih pake acara seminar segala khan kesini untuk senang-senang refreshing kok malah diberi seminar!Kata Marina.
“Kita bolos aja nanti yuk! Kita ke Plasa Indonesia aja!Ajak Ferry
“Nggak bakalan ada yang tau kok kalau kita menghilang!Kata Steve
“Iya yuk, kita escape aja!Kata Caroline.
“Kita nanti datang sebentar aja trus keluar satu persatu dan naik taksi pergi!Kata Alex
“Oke sip deh!Kata Chika.

Begitulah akhirnya mereka berhasil kabur dan dengan naik taksi pergi ke Plasa Indonesia. Mereka berkeliling dan makan di lantai atas sampai akhirnya jam sepuluh malam mereka pulang.
“Besok acara kita kemana ya?Tanya Marina
“Ke Musium dan kota tua trus balik ke stasiun”Jawab Alex
“Akhirnya kita pulang juga, kasian anakku mau ujian sekolah!Jawab Marina.

Malam ini adalah malam terakhir aku bisa bersama, berduaan saja dan seranjang dengan Chika. “Seandainya ada keaajabian dan kami bisa bercinta alangkah menyenangkannya”Pikir Martha. Dia sendiri tidak berani untuk memulai, dia takut kalau Chika akan menolak dan dia juga tidak tahu apakah Chika sudah pernah bercinta atau belum. Chika bukan Shinta yang dengan mudah menawarkan diri tanpa diminta.

Kalau seandainya Chika malam ini memberikan sinyal dia tidak akan melewatkan kembali seperti kejadian di kamar mandi. Martha merasa Chika sudah mulai membuka dirinya dan sudah mulai berani menggandeng dia atau kadang bersandar ke dirinya.

------

Martha sudah selesai mandi ketika dia melihat Chika sedang nonton TV sambil menaikan selimutnya.
“Film apa?Tanya Martha sambil naik keranjang dan masuk ke dalam selimut.
“Twiligt Saga!Jawab Chika.
“Aku matiin lampunya ya?Tanya Martha
“Sudah mau tidur?Tanya Chika
“Belum sih biar nanti nggak males matiin aja!
“Iya!Jawab Chika sambil mulai merebahkan tubuhnya dan menurunkan ketinggian bantalnya.

Martha hatinya jadi gelisah dan berdebar debar, begitu juga dengan Chika. Chika ingin sekali berada dalam pelukan Martha tapi dia tidak berani memulai. Dia berharap Martha melakukan sesuatu dan memulai melakukan aksi. Film sudah hampir berakhir tapi mereka berdua tetap terbujur kaku tanpa ada yang berani memulai. Waktu berjalan lambat sekali dan mereka berdua saling menunggu untuk ada yang memulai. Chika sudah berusaha mendekatkan badannya ke Martha. Kaki mereka sudah saling menyentuh, mereka berdua dapat merasakan kulit masing-masing. Chika menunggu dan Martha masih belum melakukan apa-apa.

Martha sendiri ragu apakah dia harus memulai atau tidak. Tidak ada tanda atau sinyal yang diberikan oleh Chika. Sampai akhirnya dia mendengar dengkur halus dari Chika. “Yah..kok tidur!Batin Martha. Martha sengaja bangun dan ke kamar mandi. Dia berharap Chika akan terbangun. Benar saja ketika dia kembali dari kamar tidur dia melihat Chika terbangun.
“Belum tidur?Tanya Chika
“Belum!Jawab Martha sambil masuk ke dalam selimut
“Dingin ya!Kata Chika sambil menggosok-gosokan lengannya.
“Mau aku matiin AC-nya?Tanya Martha
“Nggak usah, nanti panas”Jawab Chika
“Ya udah, pake selimut”Kata Martha menyelimuti dan menggosok lengan Chika.
Chika terdiam ketika lengannya digosok dengan lembut oleh Martha. Ketika Martha berhenti menggosok dan tangannya masih diatas tangannya setengah memeluk. Chika tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dia menggenggam tangan Martha dan menaruh diatas perutnya.

Martha langsung berdebar-debar dia merasa ini adalah sinyal dari Chika. Dia membelai dengan lembut perut Chika dan Chika menikmati sentuhan itu. Martha makin berani kini dia mulai membelai payudara Chika. Putingnya mulai berdiri dibalik kaos Chika. Nafas Chika mulai memburu dan tubuhnya bergetar dengan sentuhan lembut Martha. Martha memasukan tangannya dibalik kaos Chika, dia dapat merasakan kulit Chika yang mendadak menjadi kasar karena merinding. Dia meremas dengan lembut dan memainkan putingnya. Chika langsung memalingkan wajahnya menghadap ke Wajah Martha. Mereka saling memandang dengan tatapan nanar.

Martha mencium bibir Chika dengan lembut sementara tangannya masih membelai payudara Chika dengan penuh perasaan dam menjelajahi tubuh Chika. Martha melepaskan kaos Chika dan menciumi  kedua payudara Chika. Dia melihat betapa indah payudara Chika. Martha sering bercinta dengan perempuan tetapi tidak ada yang menggetarkan perasaannya seperti saat ini. Perasaan seperti pertama kali bercinta dengan perempuan. Ada perasaan sayang dan cinta sehingga dia menikmati setiap jengkal tubuh Chika. Dia terus membelai dan menciumi tubuh Martha.

Dia menciuminya dengan penuh perasaan seakan-akan ini percintaan yang pertama dan terakhir. Dadanya ingin meledak ketika menciumi tubuh Chika yang terus bergetar karena terangsang. Dan dia pun melepas celana pendek dan celana dalam Chika. Martha melihat muka Chika memerah dan secara reflek dia menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Martha tersenyum melihat Chika yang malu dan menutupi wajahnya. Martha menciumi paha Chika sambil terus naik keatas, sementara Chika makin terangsang dengan ciuman Martha yang lembut. 

Martha segera menciumi wajah Chika. Dia membelai wajah Chika dan menciuminya. Chikapun membelai wajah Martha. Ada perasaan haru dalam dirinya, semua rasa yang bercampur aduk menjadi satu dan sulit dijelaskan. Martha mencium pipinya dan berkata “I love you! Seketika airmata Chika menetes, airmata bahagia yang tak terkira. Martha menciumi mata Chika yang basah. Dia merasakan kebahagian yang luar biasa. Belum pernah ada perempuan yang menangis karena mencintai dirinya. Dan Chikapun berkata ‘I love you too!

Chika melepaskan kaos yang dipakai Martha. Martha menurut dan merasa senang Chika berani membuka kaosnya. Chika mulai menyentuh tubuh Martha menciumi lehernya, menghisap putingnya. Martha benar-benar merasa senang. Mereka saling menyentuh dengan penuh cinta kasih, saling membahagiakan dan saling memberikan kenikmatan. Martha tahu kalau dirinya menyukai sentuhan Chika dan sudah terangsang dari pertama menyentuh Chika. Selama ini dia selalu sulit untuk terangsang dan basah bila bercinta, tetapi dengan Chika semua jadi berbeda.

Mereka terus bergumul menyatukan tubuh dan cinta. Saling memberikan kenikmatan dan memuaskan satu sama lain. berkali-kali Chika merasakan orgasme yang terus menerus. Belum pernah dia merasakan orgasme yang senikmat ini dan berkali-kali. Dulu ketika bercinta dengan pacar-pacarnya dia jarang sekali merasakan orgasme dan kadang sampai melakukan masturbasi sendiri. Tetapi ditangan Martha dia seperti melayang-layang dan tulang-tulangnya sampai serasa lepas semua.

Mereka berpelukan dalam telanjang menikmati sisa-sisa orgasme yang tertinggal. Wajah mereka berseri penuh kebahagiaan.
“Kenapa nggak dari dulu ya kita melakukannya?Kata Martha memecahkan kebisuan mereka.
“Kamu sih nggak mau pdkt ke aku!Kata Chika sambil mengeratkan pelukannya
“Wah kalau ketahuan orang bisa gawat nih nasib kita!Kata Martha “Ada aturannya nggak sih?lanjut Martha
“Kalau suami isteri mengajar boleh sih, tapi kita khan bukan suami isteri, ya harus hati-hati!Jawab Chika
“Chika.. Apakah kamu mau menjadi pasanganku?Tanya Martha tiba-tiba. “Aku tidak ingin ini hanya sekedar one night stand!
“Iya!Jawab Chika. “Padahal aku tidak mengenal kamu, apa kamu sudah punya pasangan, kok langsung bercinta!Kata Chika sambil tersenyum.
“Aku nggak punya pasangan dan sudah lama nggak pernah berelasi seirus, tapi aku merasa kamu perempuan yang aku cari dan aku impikan! Dan kita punya banyak waktu untuk saling mengenal Kata Martha
“Really! Ini bukan gombalanmu sehabis bercinta khan!bukan cuma mau nyenengin aku aja!Kata Chika
“Hahahaha nggak sayang! Aku suka kamu sudah dari awal-awal kita kenal!Kata Martha.
“Masak sih, kok kamu seperti cuek gitu sama aku!Kata Chika
“Iya, aku khan harus jaim, iya kalo kamu mau sama aku, kalau nggak?Jawab Martha
“Kok kemarin di kamar mandi kamu meninggalkan aku, aku sampai malu lho!Kata Chika
“Iya, maaf ya! aku sebetulnya ingin sekali membalikan badanmu dan mencium kamu. Tapi aku tidak ingin seperti menggunakan kesempatan dalam kesempitan! Padahal tanganku sampai gemetar kemarin!Cerita Martha. ‘Oya, aku buatin kamu film animasi dari komikmu lho! Meskipun cuma 5 menit!Kata Martha
“Hah beneran!Kata Chika terkejut dan merasa surprise.
“Iya, beneran, bentar aku ambil dulu!Kata Martha sambil melepaskan pelukan dan mengambil pad-nya.

Chika senang sekali dengan animasi yang dibuat Martha dan itu adalah hadiah terindah buat dirinya. “Makasih ya sayang! Aku suka banget”Katanya sambil terharu melihat film animasi pendek itu. Sudah lama dia ingin membuat film animasi tapi dia tidak mempunyai kemampuan itu dan sekarang mimpinya telah diwujudkan oleh Martha. Chika benar-benar merasa senang dan bahagia. Lalu dia teringat kalau dia menggambar komik dengan wajah dan karakter Martha.
“Aku juga punya sesuatu buat kamu”Kta Chika yang segera turun mengambil laptopnya.
“Aku menggambar karakter komikku dengan figure kamu!Kata Chika
“Wah cakepan komiknya daripada orangnya!Kata Martha Sambil mencium Chika.
“Emang kamu suka bayangin aku ya!Goda Martha sambil mengambil laptop Chika dan menaruh di samping tempat tidur. Dia mulai menciumi kembali Chika.
“Ahh...kamu!Sahut Chika sambil memeluk Martha.

Mereka kembali bercinta, menyambut subuh dengan erangan dan lenguhan nikmat. Menjelejahi tiap bukit dengan penuh gairah dan cinta. Mereka seperti menemukan belahan jiwanya yang selama ini mereka cari. Genap sudah perasaan dan jiwa mereka menyatu dalam rasa dan cinta. Menggoreskan awal perjalanan cinta dan berjanji untuk selamanya. Sampai mereka tertidur sambil berpelukan lelah dalam nikmat yang tiada tara. Merajut mimpi dalam keindahan cinta.

*****

Ting..tong..ting..tong...
“Chika...Martha..sudah bangun belum!Teriak Marina dari luar pintu sambil terus mengebel.
Mereka berdua yang masih tidur berpelukan tanpa pakaian langsung terbangun dengan kaget.
“Marina!Kata Chika yang terlihat panic dan mencari pakiannya
“Sttttss! Biarin aja!Bisik Martha sambil menarik Chika kembali dalam pelukannya.
Mereka berdua kaget, jantung mereka langsung berdebar-debar. Martha melihat jam dan dia menjadi kaget ketika melihat sudah jam 8.  Mereka berdua merasa lega ketika Marina sudah pergi.
“Kita terlambat bangun nih! Kita berangkat jam berapa dari hotel?Tanya Martha
“Jam 10 kalau nggak salah! “Nanti kalau ditanya Marina jawab apa?Tanya Chika
“Nanti aku turun duluan aja dan aku bilang kamu tadi masih tidur, aku keluar cari ATM!Kata Martha.
“Iya nanti aku bilang nggak denger lagi mandi!Jawab Chika
“Iya, yuk sekarang kita mandi bareng!Ajak Martha sambil menggandeng Chika

Martha memandang Chika dengan perasaan kagum. “Kamu tahu nggak kalau tubuhmu itu indah! Kapan-kapan aku ingin melukismu telanjang!Kata Martha di kamar mandi.
‘idihhh..aku bisa masuk angin dong!Kata Chika dengan mata berbinar-binar bahagia.
“Nanti kalau dingin ya aku panasi biar hangat!Goda Martha sambil memeluk dan menciumnya.
“Kita bisa batal mandi ini!Kata Chika
“hahaha! Dan Martha melepaskan pelukannya dan menghidupkan air hangat. Sementara Chika menggosok gigi.
Merekapun berciuman dibawah guyuran air shower yang hangat. Menikmati kebersamaan yang indah di pagi hari. Saling menggosokan sabun di tubuh dan berpelukan dalam kucuran air. Menikmati penyatuan tubuh dalam air yang mengalir.

****

“Aku tadi ketok pintu kamar kalian kok nggak ada yang jawab!Tanya Marina di meja makan.
“Iya tadi aku keluar cari ATM, Chika tadi masih tidur mungkin lagi mandi waktu kamu ketok pintu!Kata Martha sambil mengoles butter di rotinya.
“Kamu kok kelihatan berseri-seri ya pagi ini!Kata Rani mengomentari wajah Martha
“Masak sih!Sahut Martha.”Mungkin karena aku bahagia”Batin Martha yang gelisah menanti Chika di ruang makan.
“Chika sini!Teriak Caroline ketika melihat Chika masuk
Martha langsung menoleh dan tanpa sadar senyum tersunging di bibirnya, melihat Chika yang cantik.
“Kamu tadi ke kamarku ya?Kata Chika kepada Marina. “Aku tadi di kamar mandi!
“Iya, cepert ambil sarapan, kita jam 10 harus sudah check out!Kata Marina

Martha mengambil hp-nya dan dia meng-line Chika. ‘kamu keliatan cantik lho!
Chika segera membalas line dari Martha. ‘lagi bahagia dan jatuh cinta! Hahaha
“Sudah makan aja nggak usah senyum-senyum sambil main hp!Kata Rani
“hahahha sirik kamu!Kata Martha
Chika duduk di depan Martha dan dia tidak berani memandang wajah Martha. Dia takut kalau teman-temannya akan melihat perubahan sikap atau cara memandang mereka. Dia berusaha menutupi perasaaannya yang sedang berbunga-bunga.
“Aku naik dulu ya, belum packing!Kata Marina
“Iya aku juga belum!Sahut Caroline
“Aku juga mau naik, mau pub dulu!Kata Rani
“ihh ada orang makan kok!Sahut Marina
“lho emang kebutuhan kok!Katanya sambil ketawa dan berdiri.
“Okay see you!Jawab Martha yang duduk berdua dengan Chika.

“Aku ngantuk dan badanku rasanya pegel semua!Kata Chika
“Terlalu diforsir ya semalem!Kata Martha sambil senyum-senyum
“Kira-kira kalau kita naik sekarang dan bercinta masih keburu nggak?Tanya Martha
“hahahah! Sekarang jam 9 lebih! Setengah jam cukup nggak?Tanya Chika
“Cukup sih! Kamu gimana?Tanya Martha sambil matanya langsung berbinar membayangkan bercinta dengan Chika
“Aku sih kurang, pengennya yang lama seperti semalam atau minimal 3 jam lah biar enak!Kata Chika dengan wajah polosnya
‘wkwkwkwk!Marthapun tertawa ngakak mendengar jawaban Chika.
“hush! Jangan keras-keras!
‘Ya udah kalau gitu jangan lama-lama berdua di kamar bikin aku nggak tahan nanti!Kata Martha.
“hahaha iya!kata Chika.

****
Sepanjang perjalanan menuju Surabaya, mereka banyak yang tertidur karena kelelahan. Meskipun tetap bercanda tapi tidak segencar waktu berangkat. Martha dan Chika memilih duduk bersama. Ketika lampu mulai dipadamkan dibalik selimut tangan mereka saling menggenggam. Tangan Martha mulai nakal merabai paha Chika. Tangan Martha berusaha masuk ke dalam Celana Legging Chika. Chika sengaja duduk agak melorot dan membuka kedua kakinya. Untung Martha memelih tempat duduk yang berdua dan di belakang sendiri. Di Samping mereka duduk teman mereka dan sudah terdengar mendengkur.

Martha membelai rambut v Chika dan mulai meraba clit Chika. Chika berusaha menahan diri agar tidak bersuara atau mengerang. Dia hanya memegang lengan Martha erat-erat. Martha terus memainkannya sampai basah dan Chika merasakan kenikmatan yang luar biasa.
“Kamu nakal!Kata Chika sambil menyandarkan kepalanya dan menarik tangan Martha keluar dari celananya.
“I love you so much!bisik Martha.
Mereka berdua tertidur setelah semalaman tidak tidur karena bercinta. Tangan mereka masih saling menggenggam dan kepala Chika bersandar ke bahu Martha.

------
Mereka tiba di stasiun pasar turi pukul 5 pagi. Matahari mulai menampakan dirinya. Masing mencari tumpangan yang searah dengan tujuan. Ada yang dijemput suami atau saudaranya.
“Gimana kalau kamu pulang ke rumahku?Tanya Chika
“Aku akan senang sekali, apa keponakanmu nggak kaget aku disana?Tanya Martha
“Mereka tahu kalau aku L dan sudah saatnya mereka kenal siapa pasanganku!Kata Chika. “Kalau kamu nggak keberatan berkenalan dengan keponakanku!Lanjut Chika.
“Aku senang kalau kamu menganggap aku pasanganmu dan mengenalkan aku ke keluargamu, itu kehormatan buat aku!Sahut Martha.
“Trus besok kamu nginep di runahku ya, biar kamu kenal sama mamaku! Mamaku juga tahu kok kalau aku L, tapi aku hampir tidak pernah membawa pacar perempuanku pulang!Kata Martha.
“Oya, kenapa?Tanya Chika
“Karena aku tidak pernah serius dalam berelasi!Jawab Martha
“Jadi kamu serius berelasi sekarang!Tanya Chika smbil tersenyum
“Iya, aku serius dengan kamu!Jawab Martha
“Ahh..ini outing yang paling membahagiakan buat aku!Jawab Chika
“Iya aku juga!Jawab Martha

Mereka berjalan beringian mencari taksi di luar karena di dalam sudah habis. Dengan perasaan bahagia dan senang. Menandai pagi dengan harapan baru yang membahagiakan.  Memang benar menemukan cinta sejati tidaklah mudah. Menemukan seseorang yang bisa membuatmu nyaman menjadi diri sendiri dan dia juga mencintaimu dan bisa saling cocok melengkapi, itu seperti menemukan keajaiban.

Martha merasakan kebahagian yang tak terkira, akhirnya dia menemukan seseorang yang dia cari. Dia seperti menemukan belahan jiwanya semuanya begitu terkoneksi dengan Chika. Sebetulnya dia sudah lama merasakan itu tapi dia selalu meragukan perasaannya dan ada ketakutan untuk mengakuinya. Begitupula dengan Chika, dia belum pernah menemukan seseorang yang bisa membuat dia nyaman dalam pelukannya yang bisa membuat dia pasrah. Selama ini dia selalu merasa cocok dengan Martha dalam segala hal dan akhirnya dilengkapi dengan kecocokannya dalam bercinta. Dia merasa dirinya menemukan keutuhannya bersama Martha.


“How can you regret never having found true love? That's like saying you regret not being born a genius. People don't have control over such things. It either happens or it doesn't. It's a gift - a present that most never get. It's more like a miracle, really, when you think of it. I mean, first you have to find that person, and then you have to get to know them to realize just what they mean to you - that right there is ridiculously difficult. Then... then that person has to feel the same way about you. It's like searching for a specific snowflake, and even if you manage to find it, that's not good enough. You still have to find its matching pair. What are the odds?”  ― Michael J. Sullivan, Heir of Novron

1 comment:

  1. Welcome Bonus Code: CASINO88 | JamBase
    This is a 메이피로출장마사지 Casino Bonus Code. It 사천 출장샵 does 안양 출장샵 not 제주 출장샵 qualify for a Casino Promotion. It is 포천 출장샵 for players with real money gambling and a

    ReplyDelete