Chika terpekur di depan
Mac booknya dia menatap gambar komiknya. Dia sendiri jadi heran kenapa yang
digambar wajah Martha. Martha dosen baru pindahan dari Bandung. Chika selalu
merasa terganggu bila harus mengajar bersama Martha. Dia jadi sulit berkonsentrasi
dan selalu mengatur perasaannya agar
tidak terlihat oleh mahasiswa dan Martha sendiri. Ketika Martha diterima
menjadi dosen, Chika sedang berada di Korea, study banding bersama mahasiswa
selama satu bulan dan hanya tahu dari email kalau ada dosen baru yang akan
berpasangan dengan dirinya untuk mengajar salah satu mata kuliah.
Chika membaca sekilas
profile Martha, design grafis lulusan Australia. Mengajar di Universitas
terkenal di Bandung dan pindah Surabaya. Dia pernah menjadi ilustrator komik di
Autralia. Chika berusaha searching di
google mencari tahu soal Martha. Dia menjadi kagum dengan prestasi Martha di
International. Dia pernah memenangkan beberapa lomba animasi. Gambar animasinya
juga pernah dibeli Pixar. “Kenapa ya kok dia pindah ke Surabaya?Tanya Chika
waktu itu dengan penasaran. Tapi dia tidak pernah menemukan jawabannya.
Ketika bertemu pertama
kali, Chika merasa jadi salah tingkah. Ada sesuatu dalam diri Martha yang
membuat dia suka dan gelisah. Chika suka dengan gaya Martha yang Maskulin tapi
feminim. Cantik tapi tampan dan sulit dijelaskan dengan kata-kata. Cara
mengajarnya juga menyenangkan. Martha sering memberikan masukan atau
mengajarkan ilmunya ke Chika. Chika banyak belajar dari Martha. Dia memang bisa
menggambar komik dan sering menggambar di depan kelas secara langsung. Banyak
mahasiswa yang suka dengan dirinya. Dalam waktu singkat dia sudah menjadi dosen
favorit.
Chika kembali menghela
nafas, melihat gambarnya tapi ada senyum tersunging di bibir. Akhirnya dia
kembali menggambar karakter tokoh baru dengan wajah Martha. Dia tidak lagi
menghiraukan komiknya yang masih separuh dan sudah ditagih penerbit. Dengan
terus tersenyum dia menggambar dan mewarnai karakter Martha. Biasanya bila dia
menggambar selalu butuh waktu 3 hari kini hanya beberapa jam saja sudah jadi
dan sangat memuaskan. Dia pandangi karakter itu dengan senyum, ada perasaan
hangat dalam dadanya. Ada kerinduan dan ingin segera bertemu dengan Martha.
Kalau dulu dia kadang
malas ke kampus kini setiap hari tidak sabar untuk ke kampus. Tidak sabar untuk
bertemu dengan Martha. Tapi Chika selalu menjaga diri dan tidak ingin
menunjukan kalau dia suka. Dia juga tidak berani terlalu dekat takut tidak bisa
menjaga dirinya. Chika tidak berani memandang mata Martha dan selalu salah tingkah
bila ada di dekat Martha. Apalagi Martha orangnya tenang, sabar dan nggak
banyak omong. Kalau teman-teman bercanda dia hanya ikut senyum atau ketawa aja.
Chika selalu merasa grogi
bila berada di dekat Martha. Badannya tiba-tiba menjadi panas dan jadi seperti
orang bego bila berada di dekatnya. Dulu dia selalu cuek dengan penampilannya,
kini bila mengajar bareng dia selalu ingin tampil cantik. Pernah Martha memuji
penampilannya dan itu membuat mukanya jadi memerah. Tapi ada rasa bangga dan
perasaan senang dalam dirinya. Dia merasa senang karena Martha notice dengan penampilannya yang tidak
seperti biasanya.
Meskipun selalu mengajar
bersama atau keluar makan sama-sama teman-teman yang lain, mereka berdua tidak
pernah membicarakan hal-hal pribadi. Mereka tidak pernah membicarakan soal
pasangan. Martha tidak pernah bertanya, apakah dia sudah menikah atau single.
Tinggal dengan siapa atau lainnya. Pembicaraan mereka selalu mengenai kuliah
atau buku yang sedang dikerjakan Chika. Tidak pernah lebih dari itu atau
bercerita menganai kucing kesayangan Chika.
Semakin lama Chika
semakin suka dan jatuh cinta dengan Martha. Ketika tahu Martha menyukai kopi, Chika selalu membawa
kopi bubuk ke kantor. Ketika liburan semester dia selalu merindukan Martha. Dia
ingin menghubungi Martha tapi tidak tahu harus ngomong apa. Paling hanya saling
timpal komen di group Line. Atau selalu memantau kegiatan Martha di Facebook,
yang sayangnya facebook Martha tidak terlalu aktif.
******
Chika ingin berteriak
kegirangan ketika pembagian kamar outing
kampus keluar. Ternyata dia sekamar dengan Martha. Dia benar-benar merasa
kegirangan. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya sekamar dengan
Martha. Dia mulai kepo mencari pakaian apa yang cocok dipakai ketika sekamar
dan tidur bareng Martha. Selain senang dia juga mulai merasa kuatir. Chika tahu
kalau dirinya suka mendengkur kalau tidur. Bagaimana kalau dia terganggu
seperti mantannya dulu yang selalu mengeluh ketika tidur bersama.
Chika membongkar
lemarinya, melihat pakaian yang biasa dipakai untuk tidur. Kalau di rumah dia
suka tidur dengan kaos yang sudah bolong-bolong dan nggak jelas karena merasa
nyaman. Tapi tidur dengan Martha nggak mungkin pakai kaos bolong. Chika
teringat kalau dia juga punya baby doll yang dibeli dari admin kampus. Tapi
Chika merasa kekanak-kanakan bila tidur dengan baby doll.
Akhirnya dia memutuskan
membawa celana pendek dan kaos. Dia juga memilih Beha dan celana dalam yang
lumayan bagus dan seksi. “Siapa tahu
Martha tergoda sama aku! Aduh Chika....kamu ini pengen bercinta dengan Martha
ya! Tiba-tiba muka Chika jadi memerah dengan pikirannya sendiri. Chika
mendadak sadar kalau dia sudah hampir setahun lebih tidak pernah bercinta
dengan perempuan manapun. Dia jadi malas berelasi dengan seseorang sejak putus
dengan Linda. Untung saja tidak terjadi drama, karena Linda sempat mengancam
akan datang ke kampus dan memberitahu kalau dia lesbian.
Chika tidak tahu apakah
teman-temannya tahu kalau dia lesbian atau tidak. Mereka tidak pernah
menyinggung soal itu. tapi kalau menjodohkan dengan dosen lain atau kenalan
mereka sudah sering. Mereka pikir itu karena Chika sudah terbiasa sendiri dan
tinggal bersama keponakannya yang kuliah disini juga. Mereka menganggap Chika
terlalu asyik dengan dunia komiknya sendiri sehingga malas mencari pasangan.
“Bagaimana ya kalau aku bercinta dengan Martha?Batin Chika dan jantungnya mendadak jadi
berdebar-debar kencang. Kelihatannya Martha orang yang lembut dan gentle. Chika
teringat kalau mereka keluar bareng Martha selalu membukakan pintu untuk dia.
Atau kalau menyebrang kelihatan sekali kalau dia selalu berusaha melindungi dan
Martha sangat perhatian dan nice terhadap dia. Chika yakin sekali kalau Martha
itu L, gaydarnya selalu berbunyi
dengan kencang sekali bila melihat mata Martha. Chika merasa kalau Martha juga
tahu kalau dirinya L.
****
Semua dosen dan staff
sudah berkumpul di stasiun Pasar Turi. Chika berusaha menacri-cari Martha. Tapi
kelihatannya dia belum datang. Teman-teman satu genk sudah pada kumpul dan line
grup mereka dari tadi berbunyi terus saling bertanya sampai dimana. Martha
mengatakan masih on the way.
Sedangkan Chika sudah sampai, dia berharap bisa duduk berdua dengan Martha.
“Chika..kamu duduk sama
aku aja ya!Kata Caroline sahabatnya.
Chika merasa tidak dapat
menolak ajakan Caroline karena selama ini mereka selalu berdua kemana-mana.
“Iya!Jawab Chika dan
berusaha menyembunyikan keinginannya duduk bersama Martha.
“Hei..kok masih
disini?Tanya Martha yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.
“Iya masih belum boleh
masuk!Jawab Chika berusaha mengatur perasaannya yang melihat penampilan Martha
yang sangat beda dengan saat mengajar. Dia terlihat cakep dan keren banget.
Mengenakan Polo Shirt, Jaket dan celana jeans serta sepatu kets. Membawa tas
slempang seperti layaknya seorang atlet dengan tubuhnya yang tinggi tegap.
“Kamu mau beli camilan
nggak?Tanya Martha kepada Chika
“Ayo, buat nanti di
kereta!Jawab Chika yang sebenarnya suka bisa bersama dengan Martha.
“Mau kemana Bu?Tanya
Caroline
“Mau beli camilan, mau ikut
atau mau titip sesuatu?Tanya Martha
“Titip Lays bu!Jawab
Marina yang sudah berada di samping mereka
“Sama air minum”Sahut
Ferry
“Iya!Jawab Martha yang
berjalan berdua dengan Chika.
Mereka berdua memilih
semua snack untuk persiapan selama perjalanan.
“Cek, akeh ne bu!Kata
Chika ketika melihat Martha yang sudah mengambil segala macam snak yang ada.
“Nggak apa-apa khan di
makan rame-rame nanti!Kata Martha sambil mengeluarkan uangnya dan melarang
Chika ketika hendak membayar.
“Wah..Bu Martha
mborong!Kata Marina
“Kita kayak orang
pengungsian aja ya, bawa makanan banyak!Kata Alex menimpali
“Daripada nanti kelaparan
di kereta!Sahut Lili
“Khan di kereta ada yang
jual makanan!Jawab Steven
“Mahal!Jawab Marina lagi
“Sudah yuk, naik!kata
Ferry
‘Awas, Marina jangan
sampe ketinggalan kasihan kalau dia harus lari ngejar kereta!Teriak Alex yang
disambut ketawa teman temannya.
Mereka semua naik dengan
tertib ke dalam gerbong kereta.
“Kita harus duduk sesuai
nomer atau boleh duduk sembarang?Tanya Marina
“Khan beberapa gerbong
ini kita beli semua tiketnya? Bener nggak sih?Tanya Ferry
“Katane nggak lho, ada
yang nggak urut!Sahut Rendy
“Sementara duduk
sembarang aja dulu, nanti kalo ada orangnnya ya kita pindah!Sahut Mikael
“Kita duduk sini aja
ya!Kata Marina
Martha menaruh tasnya di
atas dan membantu tas Chika dan yang lainnya. Chika duduk bersama dengan
Caroline dan di seberangnya Martha duduk bersama Marina. Chika senang karena di
depannya ada Martha. Dia bisa memandangi wajah Martha sepanjang
perjalanan. Keretapun segala melaju dan
mereka tidak berhenti bercanda dan saling menggoda satu sama lain. Suasana
begitu meriah dan menyenangkan, lupa ketika seminggu lalu mereka pada mengeluh
karena acara outing ini.
Kereta terus bergerak,
satu persatu mereka mulai kehabisan tenaga bercanda dan mulai mengantuk, semua
camilan sudah habis. Udara dingin mulai menyergap dan mereka mulai mencari
posisi untuk bersiap tidur. Marina menaikan kakinya ke tempat duduk Caroline
dan mulai memakai selimutnya. Caroline-pun menaikan kakinya di tempat Marina.
“Jari Kakiku dingin!Kata
Chika.
“Naikan aja ke tempat bu
Martha, trus diselimuti”Kata Marina
‘Iya naikkan sini aja
nggak apa-apa!Kata Martha.
Chika segera menaikan
kakinya dan Martha menyelimuti kaki Chika. Di dalam selimut tangan Martha
menghangatkan kaki Chika yang sedingin es. Muka Chika langsung memerah dan
dadanya jadi berdebar. Dia suka dengan apa yang dilakukan Martha. Karena malu
dia pura-pura memejamkan matanya. Tapi ada sebait senyum tersunging di
bibirnya. Untung lampu di dalam kereta sudah dipadamkan dan mulai terdengar
dengkur dari teman-teman mereka. Martha dia-diam membelai kaki Chika dan
menghangatkannya.
****
Mereka sudah sampai di
Jakarta dan di jemput naik Bis. Hari ini perjalanan mereka akan ke Monas dan
tidak bisa langsung bisa ke hotel. Ada yang mengeluh karena tidak mandi pagi
tapi sudah diajak jalan. Chika tidak peduli mau diajak kemana, hatinya masih
resah tak jelas. Dia gelisah menantikan malam tiba. Apalagi Martha selalu
berada didekat dia dan selalu memperhatikan dia. “Apakah dia tertarik dengan aku ya?Chika bertanya-tanya dalam
hatinya. Chika berusaha bersikap biasa karena dia tidak ingin semua orang tahu
dan menjadi skandal.
Chika berusaha
menenangkan dirinya. Dia tidak ingin terlihat seperti perempuan yang kegatelan
dan menginginkan bercinta. Dia berusaha dengan keras agar tidak selalu
memandang Martha atau selalu mencari cari keberadaan Martha. Seperti sekarang
ini dia melihat Martha jalan di depan mereka dan dia melihat Eva menggandeng
lengan Martha. Ada rasa tidak suka melihat dan merasa iri dengan apa yang
dilakukan Eva. Tadi dia sempat melihat Martha menoleh dan menantap dirinya
seakan ingin menjelaskan sesuatu.
“Sudahlah Chika nggak usah lebay!batin Chika mengingatkan dirinya. Chika menghela
nafas dan berusaha untuk menikmati perjalanan dan acara mereka. “ahh..what
ever will be will be lah!Kata Chika dalam hati dan bergabung dengan
teman-temannya yang sedang makan bubur ayam sambil bercanda.
****
Akhirnya mereka sampai ke
Hotel Ibis setelah seharian berjalan-jalan dari Monas ke Blok M. Semua juga
heran kenapa mereka diajak ke Monas dan Blok M. Tapi dosen-dosen suka karena
mereka bisa shopping. Akhirnya mereka bisa check
in dan mandi dan jam 7 malam mereka diminta kumpul kembali di lobby untuk acara bebas makan malam di
Plasa Senayan. Buat yang tidak berminat mereka boleh tinggal di hotel.
Chika diam-diam tersenyum
ketika melihat kamar mereka. Dia merasa jadi salah tingkah ketika melihat hanya
ada satu ranjang dan merasa senang karena ranjangnya satu.
“Kenapa kamu keberatan
dengan satu ranjang ya?Tanya Martha yang melihat ekspresi Chika.
“Nggak apa-apa kok!Kata
Chika dengan wajah memerah karena tertangkap mata oleh Martha. Dia mengalihkan
wajahnya dengan meletakan tasnya di dekat lemari pakaian.
“Marina tanya mau ikut ke
Senayan nggak?Kata Martha yang duduk di kursi sambil menantap gadgetnya.
“Aku sebetulnya males
sih, bu Martha mau pergi nggak?Tanya Chika
“Aku sih ikut aja suara
terbanyak! Btw kalo berdua gini please jangan panggi aku bu, dong!Kata Martha
“hehehe sudah terbiasa
sih, dan sungkan aku kalo manggil nama!Kata Chika sambil membongkar tasnya.
“Kamu mau mandi dulu atau aku mandi dulu?Tanya Chika
“Kamu mandi dulu aja
deh!Jawab Martha sambil melepas sepatu dan menselonjorkan kakinya.
Chika bersiap mandi, dia
melepaskan celana panjangnya. Dia melepaskan pakaiannya dan tiba-tiba ada yang
menyangkut antara pakaiannya dan kalung yang dia pakai. “Duh, begonya aku kenapa nggak ngelepas kalungnya dulu”.Dia
berusaha menarik tapi tetap menyangkut dan dia melihat di kaca memang benang
pakiannya menyangkut di kalungnya dan dia berusaha melepas sendiri tapi nggak
bisa.
‘Gimana ini, masak aku minta tolong Martha
melepaskannya” Chika terus
berusaha tapi tetap tidak bisa dan membuat dia hampir jatuh dan menabrak pintu
kamar mandi. “Duh malunya aku sama
Martha! Kenapa sih pake nyangkut segala!” keluh Chika dalam hati. Dia bakal
melihat diriku setengah telanjang gini dan belum mandi. “Aku bau nggak ya, seharian belum mandi mulai kemarin. Chika jadi
kepo sendiri dengan keadaannya sekarang.
“Chika, Are you
allright?Tanya Martha yang mendengar pintu berbunyi.
“Iya ni nyangkut kalungku
dan nggak bisa lepas, bisa tolong bantuin?Kata Chika dari dalam kamar mandi.
Martha segera ke kamar,
“Kamu minggir dulu ya, aku mau buka pintu!
Martha masuk dan melihat
Chika yang sudah melepas celana jeansnya, kepalanya tidak terlihat, tertutup
pakaiannya dan tangannya tidak bisa bergerak. Dia melihat bayangan tubuh Chika
yang ternyata seksi. Payudaranya terlihat sempurna dengan bra berenda berwarna
biru tua sama dengan celana dalamnya. Tubuhnya putih mulus. Tangan Martha jadi
gemetar ketika mencari yang menyangkut antara kalung dan benang di pakaiannya.
“Sorry ya jadi
merepotkan!Kata Chika dengan perasaan menahan malu karena Martha sudah melihat
sebagian tubuhnya.
“Tenang aja, jangan
bergerak dulu, susah ni!Kata Martha yang berusaha mengatur perasaannya dan
berusaha untuk fokus melepaskan ikatan.
Badan Chika jadi
merinding ketika tangan Martha menyentuh punggung dan tengkuknya. Martha juga
melihat perubahan kulit Chika. Dia rasanya ingin sekali mencium tengkuk Chika,
Membelai punggung Chika. Membalikan tubuhnya dan mencium bibirnya. Martha
menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menghalau segala macam pikiran di
kepalanya. Hatinya masih berdebar dengan kencang. Chika sendiri berusaha
menenangkan debaran jantungnya yang berdetak dengan kencang tak karuan dan
membuatnya ingin pipis. Seketika dia baru sadar kalau dia tidak menggunakan
celana panjang. Seketika wajahnya jadi memerah dan tubuhnya menjadi panas. “Mati aku!Batin Chika.
“Sudah!Kata Martha dan
reflek melepas pakaian Chika. Chika bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya
membiarkan Martha melepaskan pakaiannya. Martha melihat tubuh Chika yang hanya
dengan bra dan celana dalam. Tubuh itu begitu seksi dan ingin rasanya memeluk
dan menciuminya. Chika diam mematung tidak berani bergerak. Mereka berdua diam
mematung, tangan Martha sudah terangkat dan ingin menyentuh punggung Chika.
Chika menantap bayangan mereka berdua di kaca kamar mandi. Dia melihat tangan
Martha yang terangkat dan ingin memegang punggungnya. Dia sudah berharap Martha
memeluknya dari belakang dan menciumnya.
Martha menurunkan tangan,
mencium sekilas pundak Chika dan membalikan badannya. Dia menggantungkan
pakaian Chika di pintu kamar mandi dan keluar.
Chika kecewa karena
Martha tidak melakukan apa-apa. Dia malu sekali dengan keadaan dan merasa
ditolak oleh Martha. Tiba-tiba airmatanya menetes, karena merasa telah
mempermalukan dirinya dan merasa ditolak oleh Martha. Sedangkan Martha begitu keluar dari kamar
mandi dia langsung meminum air mineral di atas lemari es. “Duh, apa yang aku lakukan!Batin Martha. Tangannya masih gemetar
dan badannya serasa lemas. Martha juga tahu kalau Chika menginginkan dia
memeluk Chika. Dan dia juga dapat melihat kekecewaaan Chika ketika dia tidak
jadi memegang atau memeluk dia. “Gimana
ini pasti nanti suasana jadi nggak enak”Batin Martha. Mungkin sebaiknya aku
ajak ikut ke Senayan aja sehingga suasana tidak kaku dengan kejadian barusan.
“Chika..!Martha memanggil
sambil mengetuk pintu kamar mandi
“Ya..!Sahut Chika dari
dalam.
“Kita ikut ke Senaya aja
ya!Nggak enak sama yang lain!Teriak Martha
“Okay!Sahut Chika.
Chika merasa lega dengan
ajakan Martha itu karena dia merasa malu dengan kejadian barusan dan nggak tahu
harus bersikap bagaimana. Martha segera memberi tahu di group kalau mereka
berdua ikut ke Senaya. Dan meminta Marina mampir ke kamar mereka kalau sudah
selesai. Martha berusaha membuat suasana menjadi normal kembali. Dia tidak
ingin Chika merasa malu atau nggak enak dengan kejadian tadi.
****
Sesampai di Senayan para dosen berpencar
sendiri-sendiri. Martha bersama dengan teman-teman satu genk. Mereka bersepuluh
memutuskan untuk makan bersama dan memilih makan steak. Mereka urunan membeli
sebotol red wine dan meminum bersama-sama.
“Ferry jangan dikasih
banyak-banyak, nanti mabuk!Kata Marina
“Ya bagus khan kalo hang
over, siapa tahu bisa lucu!Sahut Alex
“Siapa Tahu kalau kita
mabuk seperti film hang over!Sahut Steven
“Siapa tahu nanti marina
bisa tatto di wajah!Sahut Alex kembali dan disambut ketawa yang lain.
“Tatto gambar kucing di
ujung mata!Sahut Ferry
“Pulang bojoku bisa
bingung nanti!Sahut Marina
“Mosok minum wine aja
mabuk!Sahut Caroline
“Ada lho yang memang
nggak tahan!Sahut Chika
“Kalo Marina mabuk
biasane suka nari diatas meja!Sahut Rendy
“Wah seru juga, mari kita
bikin mabuk!Sahut Seteven
“Aku kalo wine sak botol
ae yang nggak ngefek!Sahut Marina
“Iya biasane spirtus
campur alkohol!Sahut Alex yang langsung membuat ketawa semuanya
“Jamput!Kata Marina
“Hush! Ingat ini di
Jakarta jangan nunjukan ke surboyoanmu! Behave!Sahut Ferry dan semua ketawa.
“Mukamu kok sudah Merah
Stev? Katanya lulusan jerman sudah biasa minum-minuman alkohol?Tanya Chika
“Dia itu mukannya memang
item, mau mabuk ato nggak!Sahut Marina
“Yang jelas merah mukanya
Ferry itu!Sahut Caroline.
“Ferry sekamar sama
siapa?Tanya Martha
“Sama aku”Sahut Alex
“Ojok diperkosa lho aku
lex!Kata Ferry dan semuapun ketawa
“Nggak paling aku
tidurkan di kamar mandi!Sahut Alex
Mereka terus bercanda
sampai makanan mereka selesai dan memesan ice cream sebagai penutup. lalu
mereka pergi ke supermarket membeli kebutuhan masing-masing. Mulai terjadi
pergulatan di dalam diri Martha dan Chika. Chika masih merasa malu dengan kejadian
di kamar mandi tadi. Tapi Chika sadar kalau Martha berusaha bersikap biasa
dengan kejadian tadi. Selama makan Martha duduk disampingnya, kadang sesekali
tangannya menyentuh dirinya. Chika makin sadar kalau dirinya jatuh cinta dengan
Martha. Martha malam ini kelihatan keren sekali dengan kemeja lengan panjang
kotak-kotak yang dilipat lengannya dan celana biru tua. Duduk di dekat Martha
selalu membuat Chika berdebar-debar. Dia selalu membayangkan alangkah nyaman
berada dalam pelukan Martha.
“Aku harus bersikap bagaimana ya nanti? Chika terus berpikir keras, apa yang akan dia
lakukan nanti sepulang dari Senayan. Dia kuatir kalau dia akan menjadi salah
tingkah berdua di kamar dan se-ranjang.
“Bodoh ahh!Batin Chika pada akhirnya. Kita lihat saja nanti.
*****
Mereka berdua sudah
sampai di kamar, Martha membonkar tas, mencari celana pendek dan kaos untuk
tidur.
“Aku pake kamar mandi
dulu ya!Kata Chika kepada Martha.
“Iya!Sahut Marha sambil
membuka laptopnya dan duduk di kursi dan menyalahkan TV.
Meskipun Laptop dan TV
menyala tapi pikirannya tidak bisa lepas dari Chika. Martha suka dengan
kecuekan Chika yang kadang seperti sibuk dengan dunianya sendiri. Dia juga suka
dengan kecerdasan Chika dan karya-karyanya. Kadang mereka bisa duduk berduaan
tapi sama sekali tidak bicara tapi asyik menggambar di laptop masing-masing.
Dari pertama ketemu Martha sudah tahu kalau Chika itu L dan selalu salah
tingkah bila di dekatnya.
Martha tahu kalau dirinya
mempunyai perasaan khusus dengan Chika tapi dia masih belum yakin dengan
perasaannya sampai kejadian di kamar mandi tadi. Selama ini dia memang tergolong
sangat mudah untuk mendapakan cewek. Selalu saja ada yang suka dengan dia dan
kadang mengajaknya bercinta. Tapi Martha tidak pernah mempunyai perasaan khusus
apalagi Cinta dengan semua perempuan itu. Semua cewek seperti takluk dengan
Martha yang selalu gentle dan lembut terhadap perempuan.
Bahkan ketika di Autralia
dia tidak pernah menjalin relasi yang serius dengan seseorang. Dia selalu
mencari perempuan yang bisa menggetarkan perasaannya. Yang bisa membuat dia
melayang karena cinta, yang bisa membuat dia menikmati percintaan tanpa batas
label siapa yang harus dipuaskan. Selama ini semua perempuan selalu menganggap
dia Butchi dan selalu minta dipuaskan. Kadang ada yang tidak suka ketika Martha
membuka baju atau telanjang. Martha sadar itu semua karena penampilannya yang
selalu terlihat ganteng seperti artis Korea.
Tapi dengan Chika ada
sesuatu yang berbeda dia rasakan dan dia tidak tahu apa itu namanya. Ada
perasaan rindu, suka, berdebar tak jelas, semua rasa menjadi satu dan selama
dia menjadi lesbian belum pernah merasakan hal itu. Tapi Martha ragu apakah
rasa itu terjadi karena dia lama tidak bercinta dan berelasi dengan siapapu
atau memang dia jatuh cinta dengan Chika. Sudah setahun mereka selalu bersama
dan tidak sekalipun mereka berdua menyinggung soal perasaan bahkan dalam
candaan sekalipun.
Selama ini Martha selalu
menjaga sikap dan tidak ingin gegabah nembak langsung ke Chika. Dari informasi
yang di dapat dari teman sesama dosen, mereka bilang Chika tidak pernah punya
pacar Cowok. Martha pernah melihat FB Chika yang foto berdua dengan seorang
Buchi dan dijadikan Cover FB-nya. Dia bilang itu foto untuk karakter komiknya.
Karakter komiknyapun semua seperti tidak jelas antara cowok dengan cewek. Semua
terlihat seperti andro.
Martha takut kalau dia
terlibat percintaan dengan sesama dosen. Dia tidak ingin peristiwa lama akan
terulang kembali dan menghancurkan reputasinya sebagai dosen. Kenangan akan
Shinta-pun muncul. Shinta dosen dari jurusan lain yang mendekati dia ketika
mereka sama-sama mengajar di Bandung. Shinta orangnya enerjik agak centil,
seksi dan berani. Ketika mereka berkenalan dia langsung dengan beraninya
menembak Martha. Martha masih ingat dengan jelas ketika ada pertemuan Dosen di
sebuah acara ramah tamah.
“Kamu L ya?Tanya Shinta
waktu itu langsung dan sampai membuat Martha tersedak. Belum sempat Martha
menjawab, Shinta melanjutkan perkataannya. “Tenang aja, kita sama kok! Kenalkan
Shinta!Katanya sambil mengulurkan tangannya.
“Martha!
“Kamu dosen baru ya? aku
kok nggak pernah lihat? Dari jurusan apa?Tanyanya
“Nggak sudah setahun
lebih dari jurusan desain!Jawab Martha
Merekapun jadi akrab satu
sama lain dan Shinta menyatakan dengan terus terang kalau dia suka dengan
Martha. Sejak Malam itu Shinta rajin mengejar Martha hingga akhirnya mereka
bercinta. Kadang mereka keluar makan siang bersama dan berakhir dengan
percintaan. Martha tahu kalau Shinta itu polyamor dan hubungan mereka hanya
sekedar seks. Shinta mengakui kalau bercinta dengan Martha itu yang paling enak
dan menyenangkan. Martha tidak pernah tahu kalau Shinta memiliki pasangan. Dia
baru tahu setelah beberapa kali bercinta dengan Shinta. Dan Shinta mengatakan
kalau dia tidak mencintai pacarnya itu. Dia menginginkan Martha menjadi
pacarnya. Tapi Martha sadar kalau dia tidak mencintai Shinta.
Sampai suatu hari pacar
Shinta datang melabrak dia. Untung waktu itu Shinta sudah pulang dari tempat
kostnya sehabis bercinta. Martha merasa malu dengan kejadian itu dan terus
mendapat teror dari Andika pacar Shinta. Pacar Shinta, FTM yang sangat posesif
dan suka kekerasan. Bahkan dia mengancam akan melaporkannya ke kampus. Shinta
meminta maaf atas sikap pacarnya dan berjanji akan menyelesaikannya. Tiba-tiba
Martha jadi malas berhubungan dan ilfil dengan Shinta. Lalu dia merasa seperti
di teror oleh Shinta yang selalu mengajaknya bercinta atau memintanya jadi
pacar. Akhirnya Martha memutuskan untuk mengakiri hubungannya dengan Shinta dan
memilih pulang ke Surabaya. Tiba-tiba dia merasa lelah berkelana dan ingin
mempunyai seseroang yang benar-benar sama dengan dirinya, yang saling
mencintai.
“Aku sudah selesai!Kata
Chika yang membuyarkan lamunan Martha.
“Oh, iya!Kata Martha.
“Aku agak pusing lho, apa
karena wine ya?Kata Chika
“Mungkin, bobo aja! Apa
mau aku buatkan kopi?Tanya Martha agak kuatir
“Nggak usah deh nanti
malah nggak bisa tidur!Jawab Chika. “Aku tidur dulu aja!Lanjut Chika
“Iya kamu bobo dulu aja,
aku matiin Tvnya ya?Tanya Martha
“Nggak usah nggak apa-apa!Jawab
Chika sambil masuk kedalam selimut.
Martha menutup laptopnya,
mematikan lampu di meja dan di samping ranjang dan masuk ke kamar mandi.
Ketika keluar kamar mandi
Martha sudah mendengar dengkur halus dari Chika. Dia membetulkan selimut Chika
dan masuk ke dalam selimut. Sebelum mematikan TV dia memandang wajah Chika yang
begitu tenang tidurnya. Ada keinginan untuk membelai dan mencium Chika tapi dia
tidak ingin membangunkan Chika dan mengkagetkannya.
****
Hari ini perjalanan
menuju SeaWorld, Dufan dan nanti sore dilanjutkan dengan seminar bersama pembicara
terkenal. Teman-teman Martha pada mengerundel, “kenapa sih pake acara seminar
segala khan kesini untuk senang-senang refreshing kok malah diberi seminar!Kata
Marina.
“Kita bolos aja nanti
yuk! Kita ke Plasa Indonesia aja!Ajak Ferry
“Nggak bakalan ada yang
tau kok kalau kita menghilang!Kata Steve
“Iya yuk, kita escape
aja!Kata Caroline.
“Kita nanti datang
sebentar aja trus keluar satu persatu dan naik taksi pergi!Kata Alex
“Oke sip deh!Kata Chika.
Begitulah akhirnya mereka
berhasil kabur dan dengan naik taksi pergi ke Plasa Indonesia. Mereka
berkeliling dan makan di lantai atas sampai akhirnya jam sepuluh malam mereka
pulang.
“Besok acara kita kemana
ya?Tanya Marina
“Ke Musium dan kota tua
trus balik ke stasiun”Jawab Alex
“Akhirnya kita pulang
juga, kasian anakku mau ujian sekolah!Jawab Marina.
Malam ini adalah malam
terakhir aku bisa bersama, berduaan saja dan seranjang dengan Chika.
“Seandainya ada keaajabian dan kami bisa bercinta alangkah menyenangkannya”Pikir
Martha. Dia sendiri tidak berani untuk memulai, dia takut kalau Chika akan
menolak dan dia juga tidak tahu apakah Chika sudah pernah bercinta atau belum.
Chika bukan Shinta yang dengan mudah menawarkan diri tanpa diminta.
Kalau seandainya Chika
malam ini memberikan sinyal dia tidak akan melewatkan kembali seperti kejadian
di kamar mandi. Martha merasa Chika sudah mulai membuka dirinya dan sudah mulai
berani menggandeng dia atau kadang bersandar ke dirinya.
------
Martha sudah selesai
mandi ketika dia melihat Chika sedang nonton TV sambil menaikan selimutnya.
“Film apa?Tanya Martha
sambil naik keranjang dan masuk ke dalam selimut.
“Twiligt Saga!Jawab
Chika.
“Aku matiin lampunya
ya?Tanya Martha
“Sudah mau tidur?Tanya
Chika
“Belum sih biar nanti
nggak males matiin aja!
“Iya!Jawab Chika sambil
mulai merebahkan tubuhnya dan menurunkan ketinggian bantalnya.
Martha hatinya jadi
gelisah dan berdebar debar, begitu juga dengan Chika. Chika ingin sekali berada
dalam pelukan Martha tapi dia tidak berani memulai. Dia berharap Martha
melakukan sesuatu dan memulai melakukan aksi. Film sudah hampir berakhir tapi
mereka berdua tetap terbujur kaku tanpa ada yang berani memulai. Waktu berjalan
lambat sekali dan mereka berdua saling menunggu untuk ada yang memulai. Chika
sudah berusaha mendekatkan badannya ke Martha. Kaki mereka sudah saling
menyentuh, mereka berdua dapat merasakan kulit masing-masing. Chika menunggu
dan Martha masih belum melakukan apa-apa.
Martha sendiri ragu
apakah dia harus memulai atau tidak. Tidak ada tanda atau sinyal yang diberikan
oleh Chika. Sampai akhirnya dia mendengar dengkur halus dari Chika. “Yah..kok tidur!Batin Martha. Martha
sengaja bangun dan ke kamar mandi. Dia berharap Chika akan terbangun. Benar
saja ketika dia kembali dari kamar tidur dia melihat Chika terbangun.
“Belum tidur?Tanya Chika
“Belum!Jawab Martha
sambil masuk ke dalam selimut
“Dingin ya!Kata Chika
sambil menggosok-gosokan lengannya.
“Mau aku matiin
AC-nya?Tanya Martha
“Nggak usah, nanti
panas”Jawab Chika
“Ya udah, pake
selimut”Kata Martha menyelimuti dan menggosok lengan Chika.
Chika terdiam ketika
lengannya digosok dengan lembut oleh Martha. Ketika Martha berhenti menggosok
dan tangannya masih diatas tangannya setengah memeluk. Chika tidak
menyia-nyiakan kesempatan itu dia menggenggam tangan Martha dan menaruh diatas
perutnya.
Martha langsung
berdebar-debar dia merasa ini adalah sinyal dari Chika. Dia membelai dengan
lembut perut Chika dan Chika menikmati sentuhan itu. Martha makin berani kini
dia mulai membelai payudara Chika. Putingnya mulai berdiri dibalik kaos Chika.
Nafas Chika mulai memburu dan tubuhnya bergetar dengan sentuhan lembut Martha.
Martha memasukan tangannya dibalik kaos Chika, dia dapat merasakan kulit Chika
yang mendadak menjadi kasar karena merinding. Dia meremas dengan lembut dan
memainkan putingnya. Chika langsung memalingkan wajahnya menghadap ke Wajah
Martha. Mereka saling memandang dengan tatapan nanar.
Martha mencium bibir
Chika dengan lembut sementara tangannya masih membelai payudara Chika dengan penuh
perasaan dam menjelajahi tubuh Chika. Martha melepaskan kaos Chika dan menciumi kedua payudara Chika. Dia melihat betapa
indah payudara Chika. Martha sering bercinta dengan perempuan tetapi tidak ada
yang menggetarkan perasaannya seperti saat ini. Perasaan seperti pertama kali
bercinta dengan perempuan. Ada perasaan sayang dan cinta sehingga dia menikmati
setiap jengkal tubuh Chika. Dia terus membelai dan menciumi tubuh Martha.
Dia menciuminya dengan
penuh perasaan seakan-akan ini percintaan yang pertama dan terakhir. Dadanya
ingin meledak ketika menciumi tubuh Chika yang terus bergetar karena
terangsang. Dan dia pun melepas celana pendek dan celana dalam Chika. Martha
melihat muka Chika memerah dan secara reflek dia menutupi wajahnya dengan
telapak tangannya. Martha tersenyum melihat Chika yang malu dan menutupi
wajahnya. Martha menciumi paha Chika sambil terus naik keatas, sementara Chika
makin terangsang dengan ciuman Martha yang lembut.
Martha segera menciumi
wajah Chika. Dia membelai wajah Chika dan menciuminya. Chikapun membelai wajah
Martha. Ada perasaan haru dalam dirinya, semua rasa yang bercampur aduk menjadi
satu dan sulit dijelaskan. Martha mencium pipinya dan berkata “I love you!
Seketika airmata Chika menetes, airmata bahagia yang tak terkira. Martha
menciumi mata Chika yang basah. Dia merasakan kebahagian yang luar biasa. Belum
pernah ada perempuan yang menangis karena mencintai dirinya. Dan Chikapun
berkata ‘I love you too!
Chika melepaskan kaos
yang dipakai Martha. Martha menurut dan merasa senang Chika berani membuka
kaosnya. Chika mulai menyentuh tubuh Martha menciumi lehernya, menghisap
putingnya. Martha benar-benar merasa senang. Mereka saling menyentuh dengan
penuh cinta kasih, saling membahagiakan dan saling memberikan kenikmatan.
Martha tahu kalau dirinya menyukai sentuhan Chika dan sudah terangsang dari
pertama menyentuh Chika. Selama ini dia selalu sulit untuk terangsang dan basah
bila bercinta, tetapi dengan Chika semua jadi berbeda.
Mereka terus bergumul
menyatukan tubuh dan cinta. Saling memberikan kenikmatan dan memuaskan satu
sama lain. berkali-kali Chika merasakan orgasme yang terus menerus. Belum
pernah dia merasakan orgasme yang senikmat ini dan berkali-kali. Dulu ketika
bercinta dengan pacar-pacarnya dia jarang sekali merasakan orgasme dan kadang
sampai melakukan masturbasi sendiri. Tetapi ditangan Martha dia seperti
melayang-layang dan tulang-tulangnya sampai serasa lepas semua.
Mereka berpelukan dalam
telanjang menikmati sisa-sisa orgasme yang tertinggal. Wajah mereka berseri
penuh kebahagiaan.
“Kenapa nggak dari dulu
ya kita melakukannya?Kata Martha memecahkan kebisuan mereka.
“Kamu sih nggak mau pdkt
ke aku!Kata Chika sambil mengeratkan pelukannya
“Wah kalau ketahuan orang
bisa gawat nih nasib kita!Kata Martha “Ada aturannya nggak sih?lanjut Martha
“Kalau suami isteri
mengajar boleh sih, tapi kita khan bukan suami isteri, ya harus hati-hati!Jawab
Chika
“Chika.. Apakah kamu mau
menjadi pasanganku?Tanya Martha tiba-tiba. “Aku tidak ingin ini hanya sekedar one night stand!
“Iya!Jawab Chika.
“Padahal aku tidak mengenal kamu, apa kamu sudah punya pasangan, kok langsung
bercinta!Kata Chika sambil tersenyum.
“Aku nggak punya pasangan
dan sudah lama nggak pernah berelasi seirus, tapi aku merasa kamu perempuan
yang aku cari dan aku impikan! Dan kita punya banyak waktu untuk saling
mengenal Kata Martha
“Really! Ini bukan
gombalanmu sehabis bercinta khan!bukan cuma mau nyenengin aku aja!Kata Chika
“Hahahaha nggak sayang!
Aku suka kamu sudah dari awal-awal kita kenal!Kata Martha.
“Masak sih, kok kamu
seperti cuek gitu sama aku!Kata Chika
“Iya, aku khan harus
jaim, iya kalo kamu mau sama aku, kalau nggak?Jawab Martha
“Kok kemarin di kamar
mandi kamu meninggalkan aku, aku sampai malu lho!Kata Chika
“Iya, maaf ya! aku
sebetulnya ingin sekali membalikan badanmu dan mencium kamu. Tapi aku tidak
ingin seperti menggunakan kesempatan dalam kesempitan! Padahal tanganku sampai
gemetar kemarin!Cerita Martha. ‘Oya, aku buatin kamu film animasi dari komikmu
lho! Meskipun cuma 5 menit!Kata Martha
“Hah beneran!Kata Chika
terkejut dan merasa surprise.
“Iya, beneran, bentar aku
ambil dulu!Kata Martha sambil melepaskan pelukan dan mengambil pad-nya.
Chika senang sekali
dengan animasi yang dibuat Martha dan itu adalah hadiah terindah buat dirinya. “Makasih
ya sayang! Aku suka banget”Katanya sambil terharu melihat film animasi pendek
itu. Sudah lama dia ingin membuat film animasi tapi dia tidak mempunyai
kemampuan itu dan sekarang mimpinya telah diwujudkan oleh Martha. Chika benar-benar
merasa senang dan bahagia. Lalu dia teringat kalau dia menggambar komik dengan
wajah dan karakter Martha.
“Aku juga punya sesuatu
buat kamu”Kta Chika yang segera turun mengambil laptopnya.
“Aku menggambar karakter
komikku dengan figure kamu!Kata Chika
“Wah cakepan komiknya
daripada orangnya!Kata Martha Sambil mencium Chika.
“Emang kamu suka bayangin
aku ya!Goda Martha sambil mengambil laptop Chika dan menaruh di samping tempat
tidur. Dia mulai menciumi kembali Chika.
“Ahh...kamu!Sahut Chika
sambil memeluk Martha.
Mereka kembali bercinta,
menyambut subuh dengan erangan dan lenguhan nikmat. Menjelejahi tiap bukit
dengan penuh gairah dan cinta. Mereka seperti menemukan belahan jiwanya yang
selama ini mereka cari. Genap sudah perasaan dan jiwa mereka menyatu dalam rasa
dan cinta. Menggoreskan awal perjalanan cinta dan berjanji untuk selamanya.
Sampai mereka tertidur sambil berpelukan lelah dalam nikmat yang tiada tara.
Merajut mimpi dalam keindahan cinta.
*****
Ting..tong..ting..tong...
“Chika...Martha..sudah
bangun belum!Teriak Marina dari luar pintu sambil terus mengebel.
Mereka berdua yang masih
tidur berpelukan tanpa pakaian langsung terbangun dengan kaget.
“Marina!Kata Chika yang
terlihat panic dan mencari pakiannya
“Sttttss! Biarin
aja!Bisik Martha sambil menarik Chika kembali dalam pelukannya.
Mereka berdua kaget,
jantung mereka langsung berdebar-debar. Martha melihat jam dan dia menjadi
kaget ketika melihat sudah jam 8. Mereka
berdua merasa lega ketika Marina sudah pergi.
“Kita terlambat bangun
nih! Kita berangkat jam berapa dari hotel?Tanya Martha
“Jam 10 kalau nggak
salah! “Nanti kalau ditanya Marina jawab apa?Tanya Chika
“Nanti aku turun duluan
aja dan aku bilang kamu tadi masih tidur, aku keluar cari ATM!Kata Martha.
“Iya nanti aku bilang
nggak denger lagi mandi!Jawab Chika
“Iya, yuk sekarang kita
mandi bareng!Ajak Martha sambil menggandeng Chika
Martha memandang Chika
dengan perasaan kagum. “Kamu tahu nggak kalau tubuhmu itu indah! Kapan-kapan
aku ingin melukismu telanjang!Kata Martha di kamar mandi.
‘idihhh..aku bisa masuk
angin dong!Kata Chika dengan mata berbinar-binar bahagia.
“Nanti kalau dingin ya
aku panasi biar hangat!Goda Martha sambil memeluk dan menciumnya.
“Kita bisa batal mandi
ini!Kata Chika
“hahaha! Dan Martha
melepaskan pelukannya dan menghidupkan air hangat. Sementara Chika menggosok
gigi.
Merekapun berciuman
dibawah guyuran air shower yang hangat. Menikmati kebersamaan yang indah di
pagi hari. Saling menggosokan sabun di tubuh dan berpelukan dalam kucuran air.
Menikmati penyatuan tubuh dalam air yang mengalir.
****
“Aku tadi ketok pintu
kamar kalian kok nggak ada yang jawab!Tanya Marina di meja makan.
“Iya tadi aku keluar cari
ATM, Chika tadi masih tidur mungkin lagi mandi waktu kamu ketok pintu!Kata
Martha sambil mengoles butter di rotinya.
“Kamu kok kelihatan
berseri-seri ya pagi ini!Kata Rani mengomentari wajah Martha
“Masak sih!Sahut
Martha.”Mungkin karena aku bahagia”Batin Martha yang gelisah menanti Chika di
ruang makan.
“Chika sini!Teriak
Caroline ketika melihat Chika masuk
Martha langsung menoleh
dan tanpa sadar senyum tersunging di bibirnya, melihat Chika yang cantik.
“Kamu tadi ke kamarku
ya?Kata Chika kepada Marina. “Aku tadi di kamar mandi!
“Iya, cepert ambil
sarapan, kita jam 10 harus sudah check out!Kata Marina
Martha mengambil hp-nya
dan dia meng-line Chika. ‘kamu keliatan
cantik lho!
Chika segera membalas
line dari Martha. ‘lagi bahagia dan jatuh cinta! Hahaha
“Sudah makan aja nggak
usah senyum-senyum sambil main hp!Kata Rani
“hahahha sirik kamu!Kata
Martha
Chika duduk di depan
Martha dan dia tidak berani memandang wajah Martha. Dia takut kalau
teman-temannya akan melihat perubahan sikap atau cara memandang mereka. Dia
berusaha menutupi perasaaannya yang sedang berbunga-bunga.
“Aku naik dulu ya, belum
packing!Kata Marina
“Iya aku juga belum!Sahut
Caroline
“Aku juga mau naik, mau
pub dulu!Kata Rani
“ihh ada orang makan
kok!Sahut Marina
“lho emang kebutuhan
kok!Katanya sambil ketawa dan berdiri.
“Okay see you!Jawab
Martha yang duduk berdua dengan Chika.
“Aku ngantuk dan badanku
rasanya pegel semua!Kata Chika
“Terlalu diforsir ya
semalem!Kata Martha sambil senyum-senyum
“Kira-kira kalau kita
naik sekarang dan bercinta masih keburu nggak?Tanya Martha
“hahahah! Sekarang jam 9
lebih! Setengah jam cukup nggak?Tanya Chika
“Cukup sih! Kamu
gimana?Tanya Martha sambil matanya langsung berbinar membayangkan bercinta
dengan Chika
“Aku sih kurang,
pengennya yang lama seperti semalam atau minimal 3 jam lah biar enak!Kata Chika
dengan wajah polosnya
‘wkwkwkwk!Marthapun tertawa
ngakak mendengar jawaban Chika.
“hush! Jangan
keras-keras!
‘Ya udah kalau gitu
jangan lama-lama berdua di kamar bikin aku nggak tahan nanti!Kata Martha.
“hahaha iya!kata Chika.
****
Sepanjang perjalanan
menuju Surabaya, mereka banyak yang tertidur karena kelelahan. Meskipun tetap
bercanda tapi tidak segencar waktu berangkat. Martha dan Chika memilih duduk
bersama. Ketika lampu mulai dipadamkan dibalik selimut tangan mereka saling
menggenggam. Tangan Martha mulai nakal merabai paha Chika. Tangan Martha
berusaha masuk ke dalam Celana Legging Chika. Chika sengaja duduk agak melorot
dan membuka kedua kakinya. Untung Martha memelih tempat duduk yang berdua dan
di belakang sendiri. Di Samping mereka duduk teman mereka dan sudah terdengar
mendengkur.
Martha membelai rambut v
Chika dan mulai meraba clit Chika. Chika berusaha menahan diri agar tidak
bersuara atau mengerang. Dia hanya memegang lengan Martha erat-erat. Martha
terus memainkannya sampai basah dan Chika merasakan kenikmatan yang luar biasa.
“Kamu nakal!Kata Chika
sambil menyandarkan kepalanya dan menarik tangan Martha keluar dari celananya.
“I love you so much!bisik
Martha.
Mereka berdua tertidur
setelah semalaman tidak tidur karena bercinta. Tangan mereka masih saling
menggenggam dan kepala Chika bersandar ke bahu Martha.
------
Mereka tiba di stasiun
pasar turi pukul 5 pagi. Matahari mulai menampakan dirinya. Masing mencari
tumpangan yang searah dengan tujuan. Ada yang dijemput suami atau saudaranya.
“Gimana kalau kamu pulang
ke rumahku?Tanya Chika
“Aku akan senang sekali,
apa keponakanmu nggak kaget aku disana?Tanya Martha
“Mereka tahu kalau aku L
dan sudah saatnya mereka kenal siapa pasanganku!Kata Chika. “Kalau kamu nggak
keberatan berkenalan dengan keponakanku!Lanjut Chika.
“Aku senang kalau kamu
menganggap aku pasanganmu dan mengenalkan aku ke keluargamu, itu kehormatan
buat aku!Sahut Martha.
“Trus besok kamu nginep
di runahku ya, biar kamu kenal sama mamaku! Mamaku juga tahu kok kalau aku L,
tapi aku hampir tidak pernah membawa pacar perempuanku pulang!Kata Martha.
“Oya, kenapa?Tanya Chika
“Karena aku tidak pernah
serius dalam berelasi!Jawab Martha
“Jadi kamu serius
berelasi sekarang!Tanya Chika smbil tersenyum
“Iya, aku serius dengan
kamu!Jawab Martha
“Ahh..ini outing yang
paling membahagiakan buat aku!Jawab Chika
“Iya aku juga!Jawab
Martha
Mereka berjalan beringian
mencari taksi di luar karena di dalam sudah habis. Dengan perasaan bahagia dan
senang. Menandai pagi dengan harapan baru yang membahagiakan. Memang benar menemukan cinta sejati tidaklah
mudah. Menemukan seseorang yang bisa membuatmu nyaman menjadi diri sendiri dan
dia juga mencintaimu dan bisa saling cocok melengkapi, itu seperti menemukan
keajaiban.
Martha merasakan
kebahagian yang tak terkira, akhirnya dia menemukan seseorang yang dia cari. Dia
seperti menemukan belahan jiwanya semuanya begitu terkoneksi dengan Chika. Sebetulnya
dia sudah lama merasakan itu tapi dia selalu meragukan perasaannya dan ada
ketakutan untuk mengakuinya. Begitupula dengan Chika, dia belum pernah
menemukan seseorang yang bisa membuat dia nyaman dalam pelukannya yang bisa membuat
dia pasrah. Selama ini dia selalu merasa cocok dengan Martha dalam segala hal
dan akhirnya dilengkapi dengan kecocokannya dalam bercinta. Dia merasa dirinya
menemukan keutuhannya bersama Martha.
“How can you regret never having found true love?
That's like saying you regret not being born a genius. People don't have
control over such things. It either happens or it doesn't. It's a gift - a
present that most never get. It's more like a miracle, really, when you think
of it. I mean, first you have to find that person, and then you have to get to
know them to realize just what they mean to you - that right there is
ridiculously difficult. Then... then that person has to feel the same way about
you. It's like searching for a specific snowflake, and even if you manage to
find it, that's not good enough. You still have to find its matching pair. What
are the odds?” ― Michael
J. Sullivan, Heir of Novron
Welcome Bonus Code: CASINO88 | JamBase
ReplyDeleteThis is a 메이피로출장마사지 Casino Bonus Code. It 사천 출장샵 does 안양 출장샵 not 제주 출장샵 qualify for a Casino Promotion. It is 포천 출장샵 for players with real money gambling and a