Love in MayDay

Tyas sudah duduk dalam bis yang mengangkut para buruh untuk menuju Grahadi. Sekarang bis menuju pabrik rokok dan berhenti mengangkut perwakilan mereka. Tyas melihat perempuan seperti sedang bingung mencari tempat duduk. Dengan reflek Tyas segera melambaikan tangannya kepada perempuan itu untuk duduk di sebelahnya. Perempuan itu segera melangkahkan kakinya menuju ke arah Tyas.

"Makasih!Katanya sambil masuk duduk di sebelah Tyas.
"Sama-sama! Siapa namanya mbak?Tanya Tyas
"Ririn! Sampean siapa?Tanyanya
"O,iyo! Tyas!Kata Tyas sambil mengulurkan tangannya.

Ririn menerima uluran tangannya dan tersenyum. Ririn merasakan tenang di sebelah Tyas. Tadi ketika dia terpilih mewakili teman-temannya untuk demo, dia merasa takut karena belum pernah ikut demo selama ini. Sebetulnya dia agak malas karena tidak ada yang kenal. Setidaknya sekarang dia mengenal Tyas.

"Sudah lama kerja di pabrik rokok?Tanya Tyas
"Belum ada setaun!Jawab Ririn. "Sampean di pabrik apa?Tanya Ririn
"Pabrik sabun!Jawab Tyas "Asli surabaya?Lanjut Tyas.
"Bukan, dari kediri! Aku ngekos disini! Sampean asli sini ya?Tanya Ririn kembali
Tiba-tiba Tyas mengendus pundaknya dan membuat Ririn merasa jengah. "Kenapa aku bau ya?Tanya Ririn kuatir.
"Nggak kamu bau tembakau. Aku suka bau tembakau ingat rumah jadinya!Jawab Tyas
"Kamu dari mana toh?Tanya Ririn
"Aku dari Jember, keluargaku dulu punya kebun tembakau dan aku suka sekali baunya kalo yang sudah kering dirajang itu, tapi sekarang sudah nggak ada! Bangkrut, dibuat judi sama bapakku! Sampai ibukku harus jadi TKW di Hongkong"Cerita Tyas.

Tyas merasa heran kenapa tiba-tiba dia jadi bercerita tentang keluarganya dengan perempuan yang baru saja dia kenal. Selama ini dia tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang masa lalunya. Teman-temannya tidak pernah tahu kalau dulu dia anak orang kaya, pemilik kebun tembakau dan mempekerjakan banyak oran. Tapi semua hanya tinggal kenangan. Dan Ibunya sampai harus bekerja di Hongkong agar dia bisa terus sekolah. Rirn mengerti bagaimana perasaan Tyas. Karena nasibnya sendiri juga tidak terlalu baik.

"Kalau bapakku suka main perenpuan dan suka mukuli ibuku!Kata Ririn dengan gamang. "Akhirnya aku sama adikku diajak lari ke rumah mbahku di Kediri sama ibu"lanjut Ririn. "Aku dulu kerja di pabrik rokok di Kediri tapi mandorku kurang ajar, jadi aku milih keluar dan ditawari teman ibu untuk kerja disini"Jelas Ririn.
"Kita kok jadi cerita keluarga ya"Kata Tyas sambil tersenyum dan merasakan getaran tersendiri ketika melihat wajah Ririn yang kalem dan memelas. Ada perasaan ingin melindungi Ririn dan ingin menghapus guratan sedih dari matanya.
“Iya, ya..padahal yang lain pada nyanyi jogetan!Kata Ririn sambil melihat teman-teman yang  lain di atas truck dengan speaker besar.
 “Kamu anggota SP ya?Tanya Ririn kembali ketika melihat tanda pengenal Tyas.
“Iya, kebetulan aku suka berkegiatan sambil sekalian praktek pelajaran yang aku terima!Jawab Tyas
“Maksudmu gimana?Tanya Ririn
“Aku kerja sambil kuliah malam!Jawab Tyas.
‘Wah, hebat ya kamu! Kuliah apa?Tanya Ririn
“Kuliah hukum!Jawab Tyas, “Aku sejak lama ingin kuliah dan ini aja nggak selesai-selesai kadang nggak punya uang! Tapi aku nggak pernah putus asa dan aku harus bisa menyelesaikan kuliahku!Jawab Tyas penuh semangat dan keyakinan.

Ririn menatap Tyas dengan penuh kekaguman. Dia belum pernah menemukan teman buruh yang seperti Tyas. Perasaan suka di dalam dirinya makin berkembang. Ririn mulai menebak diri Tyas, Apakah dia seperti aku? Yang juga menyukai perempuan? Dari penampilannya dia seperti Butchi, tapi rambut pendek khan belum tentu lesbian’Batin Ririn

“Kenapa? Kok kamu ngeliati aku seperti itu?Tanya Tyas
Wajah Ririn langsung memerah malu dan Tyas merasa senang melihat wajah Ririn yang memerah karena malu dan melihatnya menunduk dan menggeleng kecil, menyembunyikan senyumnya sambil melihat keluar jendela.
“Jangan senyum-senyum sendiri sambil melihat keluar jendela nanti dikira naksir cowok-cowok di atas truck itu lho!Goda Tyas.
Dan Ririnpun tersadar dan langsung duduk menghadap ke depan dan Tyas langsung tertawa. Ririn memukul lengan Tyas, “Kamu nakal tibake!
Tyas makin tertawa melihat sikap Ririn yang jadi salah tingkah. Tertawa tyas berhenti ketika bis sudah berhenti di jalan Embong Wungu.
“Yuk, kita turun!Ajak Tyas.
“Kita demo dimana sih?Tanya Ririn sambil celingukan mencari titik kumpul.
“Kamu nggak pernah ke kota atau keliling surabaya?Tanya Tyas sambil berjalan beriringan.
“”Nggak, ya paling cuma ke Plasa Marina aja. Kalo libur ya aku pulang ke kediri!Jawab Ririn.
“Kapan-kapan aku ajak jalan ya”Kata Tyas.
“Beneran bukan php aja!Sahut Ririn
“Iya, gimana kalo nanti habis demo kita nonton di Plasa Surabaya?Tanya Tyas.
“Trus kita pulangnya gimana?Tanya Ririn
“Gampang nanti kita pulang naik angkot jurusan Wonokromo trus pindah naik jurusan ke Rungkut! Nanti ambil motorku trus kita pulang!Jelas Tyas.
“mmmh.. kita liat nanti aja ya!Jawab Tyas
“Kenapa kamu takut aku culik? Kamu perlu KTPku ato kartu pegawaiku?Tanya Tyas
“hehehe nggak kok, aku percaya sama kamu cuma aku takut nanti jadi ketagihan dan pengen jalan terus sama kamu!Jawab Ririn polos
“Khan Bagus dong!Kata tyas kesenengan dan tiba-tiba Ririn nyaris terjatuh karena terdorong rombongan buruh yang sedang bercanda. Untung Tyas segera menangkap Ririn dan memeluknya. Muka Ririn langsung memerah berada dalam pelukan Tyas.
“Hey, ati-ati mas!Bentak Tyas kepada gerombolan buruh
“Sori mbak! Jawab mereka
Tyas tidak melepaskan pegangannya, dia menggandeng Ririn sepanjang jalan menuju depan Grahadi. Ririn membiarkan tangannya digandeng Tyas. Ada perasaan aman dan senang bersama Tyas. Rirn menikmati perjanan mereka dan berharap jalannya jauh sehingga dia terus bisa bergandengan dengan tyas. Tapi sayang mereka telah sampai di depan Grahadi yang nampak mulai ramai dan ada panggung juga untuk demo.

Tyas segera mengatur teman-temannya yang sudah berkumpul di depan Grahadi dan mulai menyiapkan toa yang mereka bawa. Tyas berorasi dengan penuh semangat, apalagi Ririn mengawasinya dari samping. Ririn makin kagum dengan Tyas. Dia merasakan orasi tyas yang membakar dan mengena dengan keadaan buruh. Ririn merasakan hatinya bergetar setiap kali menatap tyas. Selama dia menjadi lesbian dan beberapa kali pacaran belum pernah memilik pacar yang sepintar Tyas. Dia terlihat keren dan garang ketika berorasi dan terlihat sangat cerdas. 

Mereka bergantian dalam berorasi. Tyas mengajak Ririn untuk istirahat makan nasi bungkus yang sudah mereka bawa dari pabrik. Mereka duduk di dekat kantor pos. Mereka makan berdua sambil terus berbagi cerita tentang pekerjaan dan keluarga mereka. Ririn tidak menyangka ikut demo jadi begitu menyenangkan dan membahagiakan. Sejak pindah ke Surabaya dia tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Dia tidak ingin diketahui oleh sesama buruh kalau dia menyukai perempuan dan menjadi masalah di tempat kerja. Adiknya masih membutuhkan biaya untuk lulus SMA. Tapi Ririn juga tidak tahu apakah Tyas juga lesbian atau bukan. Dia takut untuk bertanya. Tapi perasaan Ririn mengatakan kalau Tyas itu lesbian, dari cara menatapnya juga berbeda.

Tyas merasa kalau tatapan Ririn ke dirinya adalah tatapan suka, tapi dia tidak ingin salah sangka dan kegeeran. Dia ingin bertanya ke Ririn tapi sekarang bukan saat yang tepat untuk bertanya. Dia masih harus berorasi setelah makan siang dan berkordinasi dengan teman-temannya untuk aksi besok pas puncak MayDay. Tyas merasa senang berdekatan dengan Ririn. Ada perasaan nyaman dan sesuatu yang membuat dia bergetar dan bersemangat. Sudah hampir dua tahun dia tidak menjalin hubungan dengan siapapun. Dia masih trauma dengan mantan pacarnya yang posesif yang hampir membuat dia di pecat dari pekerjaannya. Untung semua berlalu dengan baik.

Tyas merasa jatuh cinta kembali. Selama ini dia sering dikenalkan dengan teman-teman L. Kadang diajak hangout di Taman bungkul atau Royal. Tidak ada satupun yang bisa menggetarkan perasaan Tyas. Tyas merasa mereka masih kanak-kanak yang masih suka hura-hura. Beda dengan Ririn yang malu-malu tapi mempunyai sesuatu di dalam dirinya. Dia selalu ingin tahu banyak hal. Dia juga tertarik dengan gerakan buruh dan ingin belajar mengerti. ‘Aku harus mengajaknya menginap di tempat kost dan mengungkapkan apa yang aku rasakan’Batin Tyas.
“Kamu hebat ya bisa pidato di depan banyak orang!Kata Ririn
“Bukan pidato tapi itu namanya orasi!Jawan Tyas.
“O..kamu kok berani ya bicara di depan orang banyak gitu, kalo aku pasti sudah gemetaran dan nggak bisa buka mulut!Kata Ririn
“Mungkin karena kesal dan ingin memperjuangkan nasib kita!Jawab Tyas
“Kenapa sih harus demo?Tanya Ririn polos dan masih belum mengerti.
“Kalau bukan kita yang memperjuangkan siapa? Kamu tahu nggak kita bisa bekerja 8 jam sehari itu karena perjuangan buruh lho!Dengan sabar Tyas menjelaskan.

Tyas mulai menjelaska kenapa penting ada gerakan buruh. Bagaimana buruh selalu ditindas dan selalu kalah bila berhadapan dengan pengusaha. Bagaimana hak-hak buru yang sering dirampas, dipecat tanpa pesangon dan penjelesan. Kenapa buruh harus bersatu dan berani menyuarakan ketidakadilan. Ririn menyimak penjelasan Tyas dengan seksama. Selama ini dia tidak pernah mengerti kenapa mesti demo. Dan itu membuat Ririn semakin kesengsem kepada Tyas.

*****
“Rin, maaf ya kita nontonnya besok aja ya! Ini teman-teman nanti mengajak meeting buat demo besok pagi!Kata Tyas
“Iya, nggak apa-apa kok!Jawab Ririn yang mengerti kalau Tyas yang menjadi koordinator  dalam demo ini.
“Kamu nanti ikut meeting aja ya, trus selesai kita makan bebek goreng, mau ya?Tanya Tyas dengan wajah yang susah ditolak oleh Ririn.
“Aku khan nggak pernah ikut meeting sebelumnya, apa nggak menganggu nanti?Tanya Ririn.
“Nggak apa-apa, khan aku yang ngajak!Jawab Tyas.
“Oiya, kamu khan korlapnya ya!Goda Ririn
“Ternyata kamu bisa menggoda aku juga ya!Kata Tyas tertawa.

******

Selesai makan malam hampir jam 12 malam danTyas berhasil mengajak Ririn menginap di kontrakannya. Ririn tidak menolak karena dia sendiri tidak enak pulang sudah tengah malam dan menganggu teman sekamarnya yang sudah tidur. Mereka sudah tiba di tempat kos Tyas di daerah Rungkut. Tyas menyewa rumah kos yang tidak terlalu besar. Di Surabaya menyebutnya rumah Bedeng karena berjajar ada delapan rumah berjejer ukuran 5x5 meter dan kamar mandi semua terletak di luar ada 4 kamar mandi, begitu pula dengan dapur umum.
 “Aku masakain kamu air panas buat mandi ya!Kata Tyas ketika mereka sampai di rumah kontrakan Tyas.
‘Nggak usah, aku biasa mandi air dingin kok!Kata Ririn yang masih mengamati rumah kontrakan Tyas. Ririn tidak menyangka kalau rumah Tyas begitu rapi dan bersih. Semuanya teratur dan terlihat nyaman untuk ditinggali.
‘Semoga kamu nggak keberatan ya tinggal di kontrakanku yang sederhana ini!Kata Tyas
“Tempatku lebih kecil dan satu kamar berisi empat orang! Aku masih belum bisa menyewa yang sekamar sendiri!Kata Ririn

Tyas sudah ingin membuka mulutnya untuk mengajak Ririn pindah, tapi tidak jadi karena dia belum memastikan apakah Ririn suka dengan dia atau tidak. Tyas mengambil handuk untuk Ririn. Dan menunggui Ririn Mandi di depan kamar mandi, takut kalau Ririn membutuhkan sesuatu. Setelah Ririn selesai mandi dan masuk rumah, Tyas buru-buru mandi. Dia sudah tidak sabar untuk menyatakan perasaannya kepada Ririn. Tyas masuk kamar dan melihat Ririn sedang menonton TV.
“Tidur yuk, besok harus berangkat pagi-pagi!Ajak Tyas.
“Iya!Kata Ririn dan mematikan TV.
Tyas mematikan lampu dan rebah di sebelah Ririn. Dia mencari cara untuk memulai pembicaraan mengenai pacar. “Kamu sudah kasi tahu pacarmu kalau menginap disini?Tanya Tyas memecahkan kesunyian.
“Aku nggak punya pacar!Jawab Ririn yang mengatur getaran hatinya karena lengennya menyentuh lengan tyas. “Kamu sendiri punya pacar?Tanya Ririn memberanikan diri karena dia juga ingin tahu.
“Aku juga nggak punya pacar!Kata Tyas “Masak secantik kamu nggak punya pacar?Lanjut Tyas mengeluarkan rayuannya.
“Dulu waktu di Kediri punya tapi sudah lama putus!Jawab Ririn
“Pacarmu cewek ya?Tanya Tyas langsung tidak ingin menunda terlalu lama
“Keliatan ya kalo aku suka kamu?Tanya Ririn polos dan memerah wajahnya dalam kegelapan.
“Jadi kamu suka aku ya?Tanya Tyas langsung tengkurap dan berusah melihat wajah Ririn dalam temaram lampu di teras. Ririn langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dia malu dan tidak sadar denga ucapannya barusan.
“Nggak usah malu aku juga suka kamu kok!Kata Tyas dan membuka kedua tangan Ririn. “Rin, kamu mau nggak jadi pacarku?Tanya Tyas tiba-tiba.
Wajah Ririn kembali memerah tapi matanya berbinar-binar dan terlihat bahagia.
“Tapi kamu khan nggak kenal aku dan aku juga nggak kenal kamu!Kata Ririn dengan ragu.
“Kita khan bisa belajar saling mengenal! Tapi aku merasa ada sesuatu yang tidak bisa aku katakan sejak tadi pagi! Sesuatu yang sudah lama tidak pernah aku rasakan bila bersama orang lain!Kata Tyas. “Tapi aku tidak ingin memaksamu kok!Lanjut Tyas dengan senyum manis. Dia mencium kening Ririn dan kembali berbaring di samping Ririn. “Tidur yuk!Kata Tyas
“Iya!Jawab Ririn.
Tyas segera tertidur dan Ririn terus gelisah bertanya kepada dirinya sendiri dan perasaannya dengan Tyas. Perempuan yang baru dia kenal tadi pagi. Dia jadi heran dengan dirinya sendiri. Selama ini dia tidak mudah diajak untuk menginap tapi malam ini entah kenapa rasanya dia ingin berdekatan terus dengan Tyas. Rasanya dia tidak ingin jauh-jauh dari Tyas. Dia terus memandangi wajah Tyas yang tidur di sampingnya. Dia mendengar dengkurnya dan membelai wajah Tyas. Menjelang subuh Ririn baru tertidur.

******
 Rirn memandangi Tyas yang sedang berorasi dengan semangat. Suaranya begitu lantang dan bersemangat. Ririn makin terkagum-kagum dengan Tyas. Dan dia tidak bisa mengingkari dirinya kalau dia memang jatuh cinta dengan Tyas. ‘aku harus segera memberitahu Tyas kalau aku mau menjadi pacarnya’Kata Ririn dalam hati.

Ketika Tyas beristirahat, Ririn memberikan air minum kepada Tyas. “Ty..aku ingin ngomong sesuatu ke kamu!Kata Ririn
“Apa?Tanya Tyas sambil minum.
“Aku rasanya jatuh cinta sama kamu!Jawab Ririn dengan malu dan memerah wajahnya
Tyas yang mendengar itu langsung kesedak dan batuk-batuk. “Maaf!kata Ririn sambil menepuk punggung Tyas dan memberikan saputangan buat Tyas.
“Apa aku nggak salah dengar ya? Beneran kamu jatuh cinta sama aku?Bisik Tyas
“Iya beneran, dan aku ingin menjadi pacarmu!Jawab Ririn mantap
Tyas berteriak senang dan memeluk Ririn. “Kalau tidak ada orang pasti kamu aku cium”Bisik Tyas dan melepaskan pelukannya.
“Onok opo toh? Kok kliatane seneng?Tanya teman Tyas yang kebetulan melintas di dekat mereka.
“Iki oleh arisan mas!Kata Tyas sambil ketawa.
“Rasanya ini MayDay yang paling indah buatku!Kata Tyas bahagia
“Buat Kita!Timpal Ririn.
“Iya kita memperingati hari buruh dengan penuh cinta!Jawab Tyas.


Tyas kembali ke kerumunan dengan perasaan bahagia. Senyum terus tersungging dibibirnya. Hatinya jadi berbunga-bunga dan mengembang. Menemukan kekasih di hari buruh seperti hadiah terindah buat dirinya. Begitupula dengan Ririn, dia tidak pernah menyangka bisa jatuh cinta ditengah-tengah demo buruh. Dan melihat perjuangan buruh sebagai sesuatu yang berbeda dan penuh keiindahan.

1 comment:

  1. hei. please email me in irenasheyladini@gmail.com. can we chat :)

    ReplyDelete