Selamanya Untuk Kita

Patrcia senyum-senyum sendiri melihat foto dia dengan Elis. Ada rasa cinta dan sayang yang sangat mendalam. Patricia belum pernah merasakan jatuh cinta atau mencintai seseorang sedalam dia mencintai Elis. Dia masih teringat pembicaraan mereka semalam.
“Kamu kok mau sih sama aku? Padahal kamu itu khan keren, cakep, konsultan interior terkenal, sedangkan aku biasa-biasa saja!
“Aduh senangnya aku dibilang keren dan cakep! Biasanya kamu nggak pernah bilang aku keren dan cakep”
“Aku pelit muji kamu ya cintaku! Aku tuh galak, judes, pelit pujian kok kamu masih mau sih sama aku!”
“Bagiku kamu itu luarbiasa cintaku. Kamu itu cantik luar dalam, atas bawah, muka belakang!”
“Idih apaan sih.. masak atas bawah muka belakang!”
“hahaha iya beneran ini..aku cinta kamu itu satu paket semua yang ada pada kamu”.
“Kamu itu khan terkenal, banyak klien dari kalangan artis dan bahkan banyak artis yang naksir sama kamu khan! Kok kamu malah milih aku sih!”
“Ya, karena aku jatuh cintanya sama kamu, cintaku!”
“Aku khan tidak cantik, dan yang naksir kamu itu cantik-cantik!”
“ Kalau kamu nggak cantik, kenapa kok aku selalu terpesona ya sama kamu!”
“Kamu itu memang selalu pinter gombal”
“Beneran ini cintaku.. aku nggak gombal tengah malam ini! Aku suka kamu dari pertama kali kita ketemu.
“Emang, apa yang kamu suka dari aku?
“Kamu itu misterius, sombong, meskipun aku cakep dan keren tapi tidak membuatmu melihat aku. Kamu cuek banget bekerja, nggak merhatiin aku sedikitpun waktu ke kantormu.
“hahaha aku tahu kok kamu datang dan sebetulnya aku diam-diam liat kamu juga kok!”
“Really! Kok aku nggak tahu”
“Aku khan harus jaim lah sama kamu. Hahahaha

Patricia bertemu dengan Elis 5 tahun yang lalu ketika Sahabat Patricia sejak SMA, Ida, minta tolong merenovasi kantor bantuan hukum. Waktu itu Patricia melihat Elis, salah satu pengacara yang bekerja di kantor bantuan hukum tersebut. Ketika pertama kali melihat Elis, Patricia merasa ada sesuatu yang membuat dia ingin memperhatikannya. Tetapi dia tidak ingin gegabah dan dia juga tidak tahu apakah Elis seorang lesbian atau bukan.

Setelah selesai mendengarkan keinginan Ida tentang perubahan kantornya, Patricia memberanikan diri bertanya tentang Elis.
“Yang di depan itu namanya siapa Da?Tanya Patricia
“Yang mana?Tanya Ida berdiri dan mengintip di kaca jendelanya
“Itu yang pakai baju kotak-kotak!”
“O..Elis, kenapa?
“Dia L? Bukan?
“Kok kamu tahu kalau dia L?
“Jadi bener dia L? Sudah punya pasangan belum?Tanya Patricia dengan semangat
“Eits...no..no..no...jangan pernah dekati temenku ya! Aku manggil kamu kesini mau minta tolong lho! Bukan yang lainnya!katanya sambil kembali duduk.
“lho emang kenapa?
“Kamu pikir aku nggak tahu reputasimu! Kamu khan playboy , untung aku nggak pernah nuntut kamu!”
“hahahaha bukan aku yang playboy tapi mereka yang memanfaatkan aku, harusnya aku itu yang minta perlindungan kamu atas pelecehan seksual.”
“Sembarangan! Kamu khan nggak pernah serius berelasi!
“Kamu tahukan aku pernah serius berelasi dan bukan aku yang meninggalkan!Kata Patricia dengan nada pahit.

Ida tahu semua masa lalu Patricia dan dengan siapa saja dia menjalin hubungan sejak mereka SMA. Dan bagaimana hebohnya ketika dia putus hubungan dengan Kirana. Sejak saat itu Patricia tidak pernah serius menjalin hubingan dengan seseorang.
“Ayolah Da,kenalin aku ke dia!” masak kamu nggak kasian sama aku, sudah lama nggak jelas statusnya begini!” aku sudah capek sendirian dan dimanfaatin cewek terus!”
“Janjinya ya kamu nggak bakal buat mainan Elis!”
“Boneka kali dibuat mainan! Janji deh!”Jawab Patricia semangat
“Tapi aku nggak enak kalo dikira jodohin kamu ke dia, aku nggak suka ngurusi pribadi orang!”
“Aduh, kamu ribet amat sih! Khan cuma kenalan dan belum tentu dia mau sama aku! Pangil pura-pura tanya data apa kek!
“Aku tahu deh!Jawab Ida dengan sumringah.
“Lis, elis!Panggil Ida dari dalam ruangan
“Iya, mbak!Jawab Elis sambil membuka pintu
“Kamu tahu nggak ya, dimana IMB kantor kita ini?Tanya Ida sambil pura-pura mencarinya di filing cabinet.
“Rasanya di Brankas deh mbak! diruang arsip”Jawab Elis
“Bisa minta tolong ambilin nggak!
“Iya!Jawab Elis sambil menuju ruang arsip.
“Dia sudah punya pacar belum sih?Tanya Patricia penasaran ketika Elis meninggalkan ruangan.
“Elis itu agak tertutup soal pribadi dan nggak pernah cerita. Khan kamu sudah tahu kalo aku juga nggak suka ngurusi urusan orang! Ya kamu harus berusaha sendiri!Masak nggak bisa sih, playboy gitu kok!
“hahahaha”Patricia tertawa mendengar kata-kata Ida.

Elis mengetuk pintu ruangan Ida dan menghentikan ketawa Ida dan Patricia.
“Masuk aja lis!
“Ini IMBnya sekalian aku bawain sertifikatnya”Kata Elis sambil menyerahkan map berkas ke Ida.
“Thank you, ya Lis! “Oya, kenalin ini temenku sejak SMA, Patricia!
Patricia langsung berdiri dan menyalami Elis dengan menunjukan senyumnya yang manis.
“Patricia!sambil mengulurkan tangannya.
“Elis!Jawab Elis dengan senyum malu karena ditatap oleh Patricia.
“Nanti kalau nggak ada aku, kamu tanya Elis aja kalau butuh berkas”Jelas Ida kepada Patricia.
“Patricia, ini yang akan merenovasi kantor kita Lis, kamu ikut meeting aja ya biar bisa mengikuti perkembangannya!
“Iya, mbak!

Sejak saat itu Patricia selalu berusaha mencari cara agar bisa bertemu dengan Elis. Dengan bantuan Ida yang mendukung dia untuk mendekati Elis. Bahkan Ida sengaja memberitahu Patricia agar dia bisa ke kantor dan bertemu dengan Elis. Patricia merasa suka melihat Elis yang kadang tersipu malu kalau dia tatap. Suatu hari ketika mereka berdikusi bertiga, tiba-tiba Elis sms Patricia. Patricia tidak menyangka kalau itu sms dari Elis, dengan menahan senyum dia membacanya :Kamu kok ngeliatin aku aja sih
Dengan segera Patricia membalasnya : Habis kamu enak diliat sih, siapa suruh punya wajah manis!
Dengan segera Elis membalasnya : Gombal!
“Hmmm, kalian berdua ini lagi sms an ya?Tanya Ida dengan tiba dan mengkagetkan Patricia dan Elis.
“Nggak kok! Jawab Patricia dengan senyum nakalnya. Ida hanya menggelengkan kepalanya saja, dan melanjutkan omongannya. Sementara Patricia dan Elis tidak berani sms an. Tapi sejak saat itu mereka berdua jadi sering sms dan chatting melalui yahoo.

Hampir setiap hari Patricia menunggu obrolan dengan Elis. Kadang dia yang meyapa terlebih dahulu kadang Elis yang menyapa terlebih dahulu. Patricia berusaha menggali apa kesukaan Elis. Kadang Patricia mengirim kue atau makanan ke Elis. Elis senang dengan perhatian-perhatian kecil yang diberikan kepada dirinya. Tapi dia juga merasa malu karena sering digodain teman-teman kantornya.

Sudah hampir sebulan mereka berhubungan lewat chatting dan perasaan mereka berdua makin dekat. Elis menikmati perhatian Patricia dan godaan-godaan yang dilontarkan. Kadang mereka ngobrol di telpon sampai tengah malam.
“Ternyata kamu itu pinter nge-gombal ya?Kata Elis di suatu malam. “Sudah biasa ya kamu seperti ini?Lanjut Elis.
“Aku nggak pernah ngobrol dengan cewek sampai tengah malam dan hampir pagi seperti ini!
“Kalau ngobrol nggak pernah tapi yang lain sering ya?Tanya Elis lagi
“Hahahaha! Tapi aku suka lho ngobrol sama kamu , lebih suka daripada bercinta!Jawab Patricia.
“O..ya udah jangan ngajak aku bercinta ya.. ngobrol aja!
“O..Jadi kamu pengen diajak bercinta ya sama aku?Tanya Patricia dengan semangat
Elis yang menyadari kesalahannya segera terbatuk batuk dan merasa malu. Wajahnya langsung memerah. Patricia dapat membayangakan wajah Elis yang memerah seperti biasa kalau sedang malu.
“Nggak usah merah gitu aku juga mau kok sama kamu!Jawab Patricia kalem
“Kok kamu mau sih, bagaimana nanti kalau kamu kecewa?Tanya Elis ragu
“Aku suka kamu dan aku merasa jatuh cinta dengan kamu”Jawab Patricia dan berusaha meredam detak jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. “Aku akan menerima kamu apa adanya”
“Bagaimana kalau ternyata payudaraku besar sebelah?Tanya Elis
“Ya nggak apa-apa nanti aku gedein yang sebelahnya!Jawab Patricia reflek
“Idih.. emang mau diapain?
“Ya diremas-remas biar jadi gede”
“Porno ihh!
“hahahhaha..kamu  sih tanyanya seperti itu”Jawab Patricia sambil tertawa.“Sayangku.. biarpun besar sebelah aku tetap mau sama kamu kok! Yang penting kamu mau sama aku! Kamu mau nggak sih jadi pasanganku?Tanya Patricia
“Tau ya...!Jawab Elis dengan nakal dan malu malu.

Begitulah mereka bercengkrama memadu kasih, bertukar kata cinta dengan kemesraan setiap hari tak mengenal waktu. Menjalin bulir bulir cinta dalam rangkaian kata. Saling memuji dan memuja satu sama lain. Perlahan tapi pasti jaring cinta makin mengikat mereka berdua. Mereka berdua sadar kalau mereka salin jatuh cinta dan mengikatkan dirinya. Mereka makin melebur dalam alunan dawai dawai cinta yang mengalun.

Ketika mengetahui Elis menyukai novel-novel Dee, dia langsung membeli semua novel Dee. Sampai rekannya di kantor pada heran semua.
“Tumben loe bacaannya seperti itu? Biasanya yang dibeli selalu buku design sekarang malah siang-siang baca novel! Lagi jatuh cinta ya?
“Reseh loe ahh! Ada apa ganggu aku?Tanya Patricia sambil menuntup “Perahu Kertas” Novel terbaru yang lagi dia baca.
“Ini mau minta tanda tangan desain restonya Luna!
“Dia sudah setuju dengan desainnya?
“Pat, kamu lagi jalan sama seseorang ya?
“Kenapa?
“Nggak biasanya khan kamu suka keluyuran, kok sekarang jadi anteng depan laptop, pasti chatting khan! Sambil senyum-senyum lagi!
“hahahha, kamu mau tau urusan orang aja sih!
“Soalnya nasibku juga ikut dipertaruhkan!Jawab Ina dengan serius
“Kok bisa?
“Iyalah, kalo kamu dapat pacar nggak bener bisa abislah perusahan ini!
“Dodol lue, ya!  nggak segitunya kali!
“Ingat ya, aku nggak mau ada drama apalagi kalo sampe masuk infotaiment, silet ato apalah!
“Lebay deh!
“Ingat, Pat, Kamu itu sekarang desainernya para artis, selebritis, kalo ada apa-apa bisa dikaitkan!
“Sembarangan aja! Sudah keluar sana!Usir Patricia sebab dia melihat ada chat masuk dari Elis dan dia tidak ingin terganggu.
“lagi ngapain sayang?tanya Elis
Dengan bahagia karena Elis memangilnya sayang, Patricia cepet membalas sapaan Elis, “lagi baca Perahu Kertas”
“Novelnya siapa?

Dengan semangat dan gembira Patricia memberitahu kalau dia beli novel Dee yang baru. Dia senang karena Elis belum tahu kalau ada novel Dee terbaru.

“Beneran kamu nggak boong?
“Iya, tunggu aja nanti sopirku aku kesana kirim novelnya”
 “Nggak usahlah, nanti aku beli sendiri”
“Lho, aku sudah beli dan sudah jalan sopirku”Jawab Patricia ngeyel sambil dia menelpon sopir kantor untuk masuk ruangan.
“Duh, aku khan jadi nggak enak nih! Kamu tuh sudah banyak lho kasi aku! Aku nggak pernah kasi kamu apa-apa!
“aku nggak perlu apa-apa sayan, aku cuma perlu cinta kamu!
“ini rayuan siang hari ya? Ya udah, aku ganti dengan lainnya”Tulis Elis. Aku traktir makan siang aja deh!

Patricia dengan perasaan senang seperti dapat lotery dia langsung menerima tawaran itu tanpa berpikir dua kali. Hatinya seperti akan meloncat keluar saking senangnya. Sudah berapa kali dia ingin mengajak Elis keluar tapi kegiatan Elis yang begitu banyak sehingga tidak ada waktu. Beberapa kali rencana itu gagal karena Elis harus menggantikan Ida sidang atau hearing. Ida sedang ikut pelatihan HAM di Belanda sehingga Elis harus menggantikannya.  

“Tapi makan siang di warung deket kantor aja ya, ada tongseng kambing, suka nggak”
Sebetulnya Patricia tidak pernah makan tongseng kambing tetapi demi Elis apapun akan dia jalani.
“Aku belum pernah makan tongseng tapi nggak masalah, kapan?
“Gimana kalo besok aja, btw kamu biasa nggak sih makan di warung?Tanya Elis penasaran
“Biasa kok, kadang malah makan bareng tukang kalau liat lokasi”
“Ya, udah see you tomorow, aku mau meeting dulu”
“Okay, bye! Dan dengan sengaja Patricia kirim smile kissing
Dan ketika Elis membalas sama dia langsung teriak “Yes! Tanpa menyadari kalo Pak Suwadi sopir kantor sudah ada dihadapannya.
“Lagi happy, non!Tanya Pak Suwadi
“hahaha Pak Suwadi bisa aja, pak tolong antarkan buku ini ya!Kata Patricia sambil menuliskan alamat kantor Elis di depan amplop.
‘Iya, non!Kata Pak Suwadi smabil menunggu. Patricia senang bisa memberikan sesuatu ke Elis. Padahal dia sendiri belum selesai membaca novel itu dan segera dia keluar untuk membeli kembali Novel Dee.

Kencan pertama di warung tongseng
Patricia benar-benar gembira setelah beberapa rencana kencan mereka selalu gagal. Padahal mereka sama-sama di Jakarta tapi selalu susah menyesuaikan jadal. Baru kali ini mereka bisa kencan meskipun hanya makan siang. Patricia terus membayangkan wajah Elis yang selalu terlihat serius dan kadang malu malu. Wajah yang selalu menggemaskan buat Patricia dan kadang terlihat lemah tapi kuat, kalem tapi galak. Wajah yang sulit diekspresikan dengan kata-kata.

Elis sudah menunggu di depan kantornya. Patricia segera memarkirkan mobilnya. Ketika menyeberang jalan Patricia dengan reflek menggandeng tangan Elis dan tidak melepaskannya. Elis membiarkan Patricia menggandeng dirinya, ada perasaan yang tidak biasa yang dia rasakan. Antara rasa suka dan rasa malu karena dia tahu teman-teman di kantornya pasti akan menggoda dia habis-habisan. Tapi Elis juga menikmati genggaman tangan Patricia. Ada perasaan aman dan nyaman dengan genggaman itu.

Meskipun Patricia tidak terlalu suka tongseng kambing tapi dia begitu menikmati kedekatannya dengan Elis. Duduk bersebelahan dengan cuaca Jakarta yang panas, dan dapat sekali-kali merasakan sentuhan gesekan kulit mereka berdua. Patricia dapat merasakan getaran hatinya yang berguncang, ramai seperti perayaan karnaval. Patricia tidak bisa melepaskan pandangannya dari Elis dan itu membuat Elis jadi salah tingkah. Patricia sadar kalau dia benar-benar menyukai Elis dan sudah lama belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Ketika duduk bersebelahan dia masih menggenggam tangan Elis dan dengan cueknya dia menicium tangan Elis. Muka Elis langsung memerah dan langsung melihat penjual tongseng apa melihat apa yang dilihat Patricia.  

Elis juga merasakan hal yang sama, dia merasa tak karuan ketika berada di dekat Patricia. Apalagi tangannya masih dalam genggaman tangan Patricia dan dengan nakalnya mencium tangannya. “duh, kenapa aku kok mengajak makan siang disini ya?Batin Elis. Harusnya diajak ke tempat yang lebih enak dan sejuk, begonya aku!”Omel Elis pada diri sendiri dalam hati

“Kamu nggak apa-apa khan makan disini?Tanya Elis berusaha menguasai perasaannya
“Nggak apa-apa sayang, emang kenapa?Tanya Patricia sambil tersenyum manis dan mencium kembali tangan Elis. Elis kembali memerah dan grogi. Tapi hatinya bahagia dan berbunga bunga.
“Kamu khan Bos, masak diajak makan dipinggir jalan!
“Bosok kali!Jawab Patricia sambil ketawa. “Aku biasa kok makan dipinggir jalan atau dimana aja, apalagi kalo makannya sama kamu pasti tambah enak!”
“Siang-siang ngombal”
“Iya ini namanya gombalan sebelum santap siang! Btw makasih ya sudah ditratir makan, besok gantian aku yang traktir makan ya!
“hahahah, boleh mau traktir makan apa?
“Kamu ada kegiatan nggak?
“Kita makan ikan bakar di Puncak yuk!”
“Hah, apa nggak kurang jauh? Khan nggak enak kalo ninggalin kantor kelamaan”
“mmh ya udah makan bakmi jogja di kuningan aja” ato mau makan malam di tempatku aja?

Entah kenapa tiba-tiba Patricia ingin mengajak ketempatnya, yang selama ini tidak pernah dia lakukan. Dia sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak pernah mengajak perempuan pulang ke tempat tinggalnya. Apakah ini pertanda dia ingin serius dengan Elis. Elis sendiri kaget dengan tawaran Patricia. Dia ragu harus mengiyakan atau menolak. “Apakah ini pertanda dia mulai serius?Pikir Elis. Selama ini Patricia memang selalu mengajaknya keluar tapi tidak pernah mengajaknya ke rumahnya, setiap hari mereka selalu saling memuja dalam chatting atau sms. Kadang Elis merasa ragu apakah Patricia hanya main-main dengan dirinya. Dan kini tiba-tiba dia mengajaknya ke rumahnya.

Patricia melihat keraguan dari wajah Elis dan ada perasaan kecewa. “Apa Elis nggak suka dengan diriku?Patricia bertanya-tanya dalam hati.

Elis melihat kekecewaan di wajah Patricia dan tiba-tiba dia merasakan rasa sayang dalam dirinya dan tidak ingin melihat wajah itu bersedih.  Dia dapat merasakan hatinya yang sakit melihat wajah putih itu kecewa, ada keingin dalam diri Elis untuk membelai dan mencium, menghilangkan kekecewaan di wajah itu.

“Emang kamu mau masakin aku apa?Tanya Elis tiba-tiba berusaha mencairkan suasana dan mengelus tangan yang tergenggam itu.

Wajah Patricia langsung berubah dan menjadi sumringah. Ada perasaan bahagia yang menyerang tiba-tiba.
“Kamu mau makan apa? Bagaimana kalau steak?Tanya Patricia
“Emang kamu bisa masak steak?
“Kalo demi kamu apapun aku bisa!
“gombal terus ya!
“Okay, besok kamu jemput jam berapa?Tanya Patricia
“ihh..nggak usahlah, kamu khan harus masak, aku datang sendiri aja!
“Khan nggak enak kamu datang sendirian!
“Aku khan sudah biasa naik angkutan umum, Please ya, jangan kasihan sama aku karena naik angkot. Aku suka jadi perempuan yang mandiri!
“Aku bukan kasihan cuma khan aku pengen do something buat kamu”
“ya udah kamu masak aja yang enak buat aku!
“hahaha okay deh! Jam 6 malam ya, nanti aku sms alamatnya.
“Okay see you tomorrow!Kata Elis mengantar Patricia ke mobilnya dan dia sendiri dengan perasaan gembira kembali ke kantor.

Elis heran dengan perasaannya ini. Sudah lama dia tidak berhubungan dengan siapapun dan dia merasa nyaman dengan kesendiriannya. Kesibukannya sebagai pengacara yang kadang harus melakukan perjalanan ke luar kota atau ke luar pulau sangat sulit untuk membina hubungan. Hubungannya dengan Anik tidak berjalan baik karena dia selalu mengeluh dengan pekerjaannya dan merasa hubungan mereka tidak bisa dilanjutkan.

Sebelumnya dia juga pernah berhubungan dengan pria tetapi dia merasa lebih nyaman dengan perempuan. Elis tidak tahu apakah ini saatnya dia menjalin hubungan dengan seseorang. Dia sendiri tidak tahu latar belakang Patricia karena dia bukan dari kalangan aktifis. Dia anak L golongan high class, apakah aku bisa berhubungan dengan dia. Dunia kita begitu beda, aku seorang aktifis perempuan sedangkan dia konsultan, designer arsitek yang terkenal.

Menurut Ida, Patricia adalah orang baik, teman yang baik selalu suka menolong orang orang lain, tidak sombong dan sok tajir. Elis juga merasakan itu, dia merasa nyaman berada di dekat Patricia dan orangnya enak diajak ngobrol. “Bodoh ahh! Kok aku mikirnya jauh banget ya! Dijalani aja deh mau kemana terserah nant!Batin Elis sambil senyum-senyum masuk kantor.

“Duh..yang happy habis makan siang!Goda Anang rekannya di kantor.
“cuit-cuit..yang pallinlope siang-siang!Sahut Riris
‘Reseh ahh!Sahut Elis sambil senyum-senyum dan kembali ke mejanya.

Seharian wajah Patricia membayangi pikirannya. Membuat Elis sering tersenyum sendiri. Kebahagian yang tidak pernah dia rasakan. Kebahagian yang menghangatkan. Hatinya berdegub lebih cepat setiap kali berbicara dengan Patricia. Kadang perutnya bisa mules setiap kali akan bertemu dengan Patricia. Dia terus membayangkan pertemuan dengan Patricia. Hatinya mengembang terisi dengan kehangatan cinta.

Makan malam terindah
Sejak pagi Patrica telah bangun dan membersihkan rumahnya. Berbelanja di Kemchick membeli daging steak yang siap masak beserta semua pastanya, membeli wortel, kentang, sebotol wine. Dia ingin nanti itu menjadi makan malam yang terindah. Dia ingin semuanya sempurna. Tidak lupa dia membeli mawar yang segar untuk hiasan.

Dia mengatur rumahnya agar terlihat rapi dan bersih. Mengatur bukunya yang berserakan dimana-mana. Kertas-kertas gambar dia rapikan dan dimasukan kedalam tabung. Mengatur koleksi miniaturnya dan membersihkannya dari segala debu. Dia baru sadar kalau selama ini jarang membersihkan apartemennya sendiri dan selalu memanggil jasa cleaning servis. Dia menaruh mawar merah  di meja makannya. Alas putih dia bentangkan diatas meja makan menambah keindahan mawar merah. Patricia tersenyum sendiri melihat semuanya membayangkan Elis duduk di meja makannya. Selama ini belum ada seorang perempuan yang duduk dismapingnya menikmati makan malam atau menemani dirinya kecuali ibunya, itupun bersama ayahnya. Patricia memang tidak ingin mengajak perempuan pulang ke rumahnya sebelum dia yakin. Tetapi entah kenapa ada dorongan dan keluar begitu saja ajakan itu tanpa sempat dia meralatnya.

Tak terasa sudah jam empat sore, Patrica mulai merebus wortel dan buncis, menggoreng kentang potong yang dia beli. Dia juga memanaskan pasta untuk steaknya. Elis mengatakan jam enam sudah sampai di apartemennya. Setelah selesai membakar steak Patricia buru-buru mandi. Dia ingin tampil wangi dan keren dihadapan Elis. Dia juga menyemprotkan pengharum ruangan karena bau steak yang memenuhi ruangan. Menyiapkan lagu yang kitaro yang enak didengar. Patricia mulai binggung mengatur tempat duduk, kalau aku duduk dihadapannya aku bisa menatapnya! Kalau aku duduk dismpingnya aku bisa merasakan kedekatan dengan Elis!

Patricia mulai gelisah sudah jam enam lewat tapi Elis belum datang juga. Tiba-tiba dia ingat belum mengecek HP nya. Ternyata ada miss cal dari Elis dan sms. Dia memberitahu kalau agak terlambat tapi sudah dekat apartemennya. Patricia memutuskan untuk turun dan menunggu di lobby. Dia ingin menyambut dan tak ingin Elis merasa canggung harus naik sendiri.

Dengan gelisah Patricia menunggu di lobby, berkali kali keluar dari lobby dan melihat ke jalan. Setiap kali ada mobil berhenti atau taksi berhenti dia selalu melihat. Dadanya berdetak lebih kencang dari biasanya. Ini bukan pertama kali dia berkencan tapi belum pernah dia seperti ini. Ada perasaan grogi yang merasuki dirinya. Berkali kali dia melihat wajahnya di kaca, melihat apakah sudah rapi dan keren. Dia ingin membuat kesan yang baik kepada Elis. Sebetulnya dia belum pernah ditolak perempuan selama ini, selain wajah yang cakep dan kemampuan memikat dia yang sering menggoyahkan iman perempuan.

“Hei kok ngelamun sih”Kata Elis mengkagetkan Patricia.
“Kok kamu sudah disini!Tanya Patricia kaget dan binggung. Dia merasa sudah menunggui tapi tidak tahu Elis sudah di lobby.
“Habis kamu ngelamun sih!
“Yuk, naik!”Ajak Patricia sambil menggandeng tangan Elis. Elis dengan merasa malu tapi suka dan membiarkan Patricia menggandeng tangannya. Dia juga terlalu malu untuk menarik tangannya apalagi di Lobby ada beberapa orang. Selama di dalam lift mereka berdua diam sibuk dengan perasaan dan pikirannya masing. Hati mereka berlomba berdentum menahan rasa suka.

“Silahkan masuk tuan puteri!Kata Patricia sambil membuka pintu apartemennya.

Elis memandang sekeliling ruangan yang terlihat rapi dan bersih. Elis juga melihat bunga mawar dan sebotol wine diatas meja dengan taplak meja putih dengan sulaman yang undah. Elis mengagumi rumah Patricia yang tertata dengan rapi. Elis mengakui selera Patricia dalam mengatur rumahnya.

“Wah,kamu beneran masak steak ya?Tanya Elis ketika melihat steak dalam piring.
“Iya dong... semoga kamu suka ya! Kalo nggak suka kita bisa keluar makan diluar hehehe
“Ya paling langsung aku telen aja!
“Yuk makan sebelum dingin, kamu mau wine khan!Tanya Patricia sambil menuangkan wine di gelas.
“Suka kok!

Mereka duduk berdampingan menikmati steak. Elis merasa senang bisa berdua saja dengan Patricia tanpa gangguan orang lain. Baru kali ini mereka bisa berdua setelah beberapa bulan hanya berkomunikasi lewat sms atau chatting. Saling rayu dan memuji tanpa kejelasan hubungan mereka akan kemana. Sudah lama Elis menunggu saat saat seperti ini dan ketika dia meragukan kesungguhan Patricia akan dirinya tiba-tiba ajakan itu datang.

 “Enak nggak steaknya?
“Enak kok!Jawab Elis “Ternyata kamu jago juga ya masak!
“hahahah demi kamu apapun kulakukan!
“Halah karena ada maunya aja!
“Iya aku memang mau sama kamu Elis!Jawab Patricia spontan dan itu membuat muka Elis langsung memerah seperti kepiting rebus. Melihat muka Elis yang memerah hati Patricia jadi berbunga seperti bunga di musim semi. Ada kebahagian tersendiri yang menyergap hatinya.

Setelah mencuci pirng bersama, mereka duduk bersama sambil menonton film kabel. Entah siapa yang memulai bibir mereka sudah saling bertemu. Ciuman yang lembut dan hangat. Patricia memejamkan matanya menikmati ciuman itu. Ciuman terlembut yang pernah dia rasakan. Elis melihat ekspresi lembut penuh cinta dari wajah Patricia. Patricia melepaskan ciumannya dan memandang wajag Elis dengan pandangan penuh cinta.
“I love you Elis! Kata Patricia
Dengan wajah memerah Elis menjawab “I love you too”

                                                                      *****

Telpon di meja Patricia terus berbunyi, membuat Patricia harus menghentikan kegiatannya membungkus hadiah untuk Elis. Minggu depan adalah 5 tahun mereka bersama dan Patricia sudah menyiapkan hadiah buat Elis.
“Ya..”Jawab Patricia
“Ada tamu kak?Kata Henny Sekertarisnya
“Siapa?
“Nana! Apa memang ada janjian kak?
“Nggak tuh, Nana siapa?
“Kirana dari PT.Agung Podo Joyo”Jawab Henny
Bagaikan disambar geledek mendengar nama yang sudah lama menghilang dari ingatannya. Hampir 12 tahun dia tidak mendengar nama itu.
“Kamu kasi tahu aku ada atau nggak?
“Belum kak, masih nunggu di receptition”
Bilang aja aku nggak ada atau apa aja?
“Baik, kak!

Patricia duduk terdiam, ada kekuatiran dalam dirinya. Selama ini dia tidak pernah bercerita secara detail mengenai Nana pada Elis. Dia tidak ingin masa lalunya menganggu hubungannya dengan Elis. Ada sedikit trauma ketika dia putus dengan Nana. Itu yang membuat dia ragu harus memulai hubungan dengan Elis. Apalagi ketika mengetahui Elis pernah berhubungan dengan cowok dan seorang muslim. Kenapa sekarang dia muncul?

Patricia menjadi gelisah, bayangan masa lalu berputar bagaikan film yang tidak dapat dihentikan. Dia yang baru pulang setelah lulus kuliah desain interior dan arsitek di Jerman memilih bekerja terlebih dahulu sebelum membuka usaha sendiri. Ayahnya yang profesor Teknik Sipil meyetujuinya. Dengan lulusan berpredikat terbaik tidaklah sulit apalagi waktu itu pembangunan Apartemen dan kota mandiri. Dia diterima bekerja di salah satu developer terbesar di Indonesia yang kebetulan yang punya adalah kenalan Ayahnya.  Dia langsung diangkat menjadi Direktur  Perencanaan. Dan disanalah dia bertemu dengan Nana.

Nana yang juga masih baru lulus diperbantukan menjadi asisten dirinya. Waktu itu Nana sudah mempunyai pacar cowok dan dia mendengar kalau mereka akan bertunangan. Patricia tahu kalau Nana menyukai dirinya. Patricia yang baru pulang tidak mempunyai teman, merasa senang dengan kedekatannya dengan Nana. Patricia yang semula meremehkan Nana berbalik jadi menyukai cara kerja Nana. Dia benar-benar terbantu dengan cara kerja Nana. Dalam waktu singkat mereka menjadi team yang solid. Mereka jadi sering lembur bareng dan kadang sampai menginap. Sampai suatu malam mereka bercinta. Patricia menyadari kesalahannya dan dia tidak ingin mempunyai hubungan dengan rekan kerja.

Tetapi Nana dengan mengiba mengatakan ingin menjalin hubungan dengan dia. Bahkan dia langsung memutuskan hubungannya dengan pacarnya. Kehebohan langsung terjadi di kantor mereka. Akhirnya semua karyawan mengetahui kalau mereka menjalin hubungan, sampai dia harus menjelaskan kepada big boss. Semua orang menganggap Patricia yang membuat Nana menjadi lesbian, sebab mereka tahu kalau Nana sudah mempunyai cowok. Ada yang menuduh Patricia memanfaatkan jabatannya. Tapi mereka berdua seperti tertulikan oleh cinta. Mereka tidak peduli dengan semua gunjingan dan gosip. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Nana dipindahkan ke divisi lain dan tidak lagi satu kantor. Meskipun mereka tidak menyukai tapi mereka tetap menjalani. Hanya berangkat dan pulang kerja yang mereka selalu bersama.

Hubungan mereka makin dalam dan memutuskan untuk menyewa rumah dan tinggal bersama. Patricia merasa senang karena memang itu yang diinginkan dirinya. Selama lima tahun hubungan mereka bertumbuh. Patricia membantu perekonomian keluarga Nana. Dia juga membantu membiayai kuliah adik Nana, membelikannya motor untuk kuliah. Dia juga membantu merenovasi rumah keluarga Nana di daerah jawa barat. Apalagi dengan jabatan Patricia di kantor dan mengenal semua kontraktor yang mau membantu dia. Membeli lahan pertanian, Patricia berharap bila dia pensiun ingin memiliki farm dan rumah di desa.

Setiap lebaran Patricia selalu tinggal di rumah Nana dan membelikan berbagai macam kue dan pakaian untuk keluarga Nana. Keluarga Nana menerima Patricia dengan baik dan tidak pernah bertanya tentang hubungan mereka. Patricia selalu menemani Nana sahur atau berbuka puasa. Begitu pula dengan keluarga Patricia. Nana juga sering mengunjungi keluarga Patricia di Bandung. Kalau Natal, Nana selalu tinggak di keluarga Patricia dan memabantu mamanya membuat kue untuk natal. Mereka selalu ke gereja bersama. Mereka saling menghargai, dan mendukung.

Patricia membiayai semua kebutuhan Nana. Bahkan ketika Nana ingin melakukan perawatan tubuh di Marie France bodyline, Patricia langsung menyetujui. Patricia juga membantu pembiayaan berobat ketika Ayah Nana di rawat di rumah sakit. Kemanapun Patricia pergi disitu pasti selalu ada Nana. Pergaulan Nana pun berubah menjadi pergaulan kelas atas. Teman merekapun berkembang, mereka berteman dengan kelompok L high class yang suka dugem di hotel berbintang. Nana yang dulu tidak merokok  jadi suka merokok. Mereka kadang suka mabuk bareng. Kehidupan mereka jadi seperti kehidupan kaum jetset. Kadang mereka pergi ke Singapore atau ke Thailand hanya untuk shopping.

Nana selalu menyukai barang barang branded. Dia suka sekali membeli pakaian dari Mango, Guess, Next dan semua dompetnya bermerk Louis Vitton, Cartier dan semua itu dibiayai oleh Patricia. Bahkan Patricia juga membelikan Nana sebuah mobil smart car. Agar bisa pergi bila Patricia harus lembur di kantor. Patricia benar benar memanjakan Nana dan tidak pernah berpikir uang yang dikeluarkan.

Setelah enam tahun bersama, tiba tiba Patricia merasakan ada yang berubah pada sikap Nana. Nana jadi sering menolak ketika diajak bercinta. Dia juga jadi lebih sering sholat dan tidak lagi mau menemani Patricia ke gereja. Patricia berusaha mengerti dan tidak memaksa. Hubungan mereka menjadi dingin dan kaku. Nana sering sekali menghindar dipeluk atau dicium. Bahkan ketika Nana ganti pakaian juga tidak mau di depan Patricia. Keadaan itu hampir berbulan bulan hingga akhirnya Patricia tidak tahan lagi. Betapa terkejutnya dia mendengarkan jawaban Nana, dia seperti tidak mengenal makluk di depannya itu. Dia seperti merasa dikhiananti dan membuang waktunya bersama dia.  Kata-kata itu seperti menggema dalam telinga Patricia, “Aku merasa berdosa dengan apa yang kita lakukan, Yang!

Patricia terguncang dengan jawaban Nana, dia jadi membeku, terdiam. Sementara Nana menitikan air mata dan menangis. Dunia serasa berputar bagi Patricia, tapi dia harus melakukan sesuatu. Tiba-tiba dia jadi blank dan nggak tahu apa yang dia rasakan. Berita itu mengagetkan dan Patricia tidak menyangka dengan apa yang dia dengar. Dulu dia tidak ingin menjalin hubungan dengan Nana tapi Nana mengiba meminta untuk menjalin hubungan. Bahkan Nana yang memulai mencium dia dan mengajak bercinta. Patricia tidak mampu menolak cumbuan Nana dan terhanyut. Dan sekarang, tiba tiba dia mengatakan merasa berdosa.

“Yang, kamu kok diem aja!
“Ya, sudah kalau gitu sebaiknya kita hidup sendiri-sendiri saja!Kata Patricia dengan kecewa dan merasa hancur. Hancur sudah semua yang dibangun.

“Tapi aku nggak ingin berpisah dengan kamu Yang”Kata Nana dengan airmata yang makin deras keluarnya. “Bukankah kita masih bisa bersama dan menjadi saudara!Lanjut Nana.

“Na, kita itu pasangan, bukan sodaraan! Aku sudah punya sodara dan nggak perlu sodara! Kamu nggak perlu kuatir, kamu bisa tinggal di rumah ini! Aku akan mencari tempat tinggal lain”Kata Patricia dengan dingin dan meninggalkan Nana yang masih di kamar.

Patricia mengambil jaket dan kunci mobil. Dia ingin menenangkan dirinya, keluar dari rumah. Dia memilih tidur di hotel untuk berpikir. Semalaman Patricia terus berpikir dan nggak bisa tidur. Dia merasa hidupnya dan semua yang direncankan berantakan. Angan-angan dan impiannya semua sirna. Semua yang telah diberikan ke Nana jadi sia-sia tak berarti. Apalah artinya kebersamaan selama ini kalau akhirnya harus seperti ini. Patricia akhirnya memutuskan untuk pindah dan keluar dari rumah.

Patricia kembali ke rumah ketika Nana sedang di kantor. Dia menatap semua yang ada dirumahnya. Rumah yang dia tata berdua dengan dengan Nana. Dia memandang foto mereka berdua ketika di Paris, di depan menara Eifel. Ketika itu mereka sangat bahagia mengucapkan janji setia di bawah Eifel dan berciuman. Kenangan yang sulit dilupakan.

Furniture yang dia desain dan buat sendiri. Tanpa sadar air mata Patricia meleleh perlahan. Dia ingin marah dan merusak semua yang ada dalam rumah ini. Dadanya menjadi sesak dan ingin meledak, kepalanya jadi berdenyut-denyut. Patricia sadar kalau dia tidak bisa menguasai dirinya bisa kena serangan jantung. Dia segera mengambil koper dan mengambil semua pakaiannya. Memilih pakain dan barang-barang pribadi. Semua barang menjadi rancu mana yang barang dia dan mana barang Nana.

Patricia memilih meninggalkan semuanya, meninggalkan angannya, cintanya dan harapannya akan masa depan yang indah. Cita-cita untuk tua bersama. Dia hanya membawa pakaian, buku desainnya dan komputer Mac yang selama ini digunakan untuk bekerja. Sekali lagi dia menatap setiap sudut ruangan yang selama ini mereka lalui bersama. Banyak cerita dari setiap benda dan ruang yang bisa menuturkan kisahnya sendiri. Semua kenangan indah dan bahkan ketika bertengkar dan baikan kembali. Sekali lagi dia menatap foto mereka berdua, ada keinginan untuk membanting dan memecahkan foto itu. Tetapi itu terlalu menyakitkan buat Patricia dan memilih untuk meninggalkan semuanya.

Kehebohan kembali terjadi di kantor, Nana melakukan drama yang luar biasa. Dia terus meminta kembali bersama Patricia. Dia mendatangi Patricia ketika jam kantor berakhir. Dia bersimpu di kaki Patricia menangis dan mengiba untuk bisa bersama kembali.

“Na, aku tidak bisa mengubah perasaanmu agar tidak jadi berdosa. Kalau tahun pertama kamu merasa seperti itu aku bisa mengerti, tetapi kita sudah bersama 6 tahun dan kamu masih merasa berdosa dengan hubungan kita. Bagaimana kalau nanti sepuluh tahun lagi kamu masih merasa berdosa dan bersalah? Aku tidak ingin menghabiskan waktu dengan sia-sia. Jadi sebaiknya kita jalani saja hidup kita masing-masing”Kata Patricia dengan dingin dan tanpa melihat Nana yang masih menangis bersimpuh. Patricia meninggalkan begitu saja dan pulang.

Semua orang di kantor menyalahkan Patricia, mereka melihat Nana yang setiap hari menangis di kantor dan menarik simpati semua teman mereka. Bahkan sahabat Patricia, direktur keuangan Sisca juga ikutan menyalahkan Patricia. Tap Patricia hanya diam saja dan tidak berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi kemarahan Patricia meledak ketika Nana mendatangi mamanya di Bandung dan mengadu sambil menangis. Untung mamanya Patricia cukup bijaksana dan tidak menyalahkan Patricia. Dia hanya memberitahu kalau Nana berada di rumah mereka dan sedang menangis. Patricia benar-benar marah dan murka. Sampai kepalanya mau pecah karena marah. Selama ini dia sudah menahan diri dan berusaha tidak menjatuhkan nama Nana atau melibatkan keluarga Nana dengan masalah mereka.

Selama berbulan bulan Patricia berusaha mendiamkan keadaan dan berusaha meredam situasi. Patricia baru sadar bahwa selama ini keuangannya kacau. Dia sudah bekerja hampir tujuh tahun dan ditabungannya hanya ada 200 juta saja. Selama ini dia selalu mencurahkan semuanya untuk Nana dan keluarganya. Dia ingin memulai usaha sendiri membuka konsultan desain seperti rencana awalnya. Ada sesal dalam diri Patricia. Dia juga mendengar kabar kalau Nana telah menjalin hubungan dengan seorang pria, sopir baru di kantor. Dia juga pernah melihat pacar Nana menggunakan kaos yang biasa dia gunakan. Patricia tidak menyesali perpisahannya. Dia merasa bersyukur Nana sudah dapat kembali memulai hidupnya. Sedangk dia masih harus menata kembali hidupnya.

Gosip segera beredar di kantor dan kembali Patricia yang dipersalahkan. Mereka mengatakan Nana sembarang mencari pasangan untuk melupakan Patricia. Padahal kelas mereka berbeda jauh. Patricia tidak peduli dengan semua gosip yang beredar. Dia juga mendengar kalau mereka sudah tinggal bersama di rumah Nana, rumah yang dulu mereka tinggali bersama. Dan benar berapa bulan kemudian dia mendengar mereka akhirnya menikah dan suaminya keluar dari kantor, membuka usaha sendiri. Patricia tidak peduli dengan semuanya. Dia mulai fokus dengan masa depannya sendiri.

Berkat pinjaman uang dari Ayahnya, Patricia berhasil membuka usahanya sendiri dan meninggalkan pekerjaannya. Kehidupannya hanya untuk bekerja dan bekerja sambil sesekali have fun dengan teman lama. Berita putusnya hubungan Patricia dengan Nana segera menyebar di teman kalangan L mereka. Semua seperti berlomba untuk mendapatkan perhatian dan cinta Patricia. Patricia yang cakep, keren dan pintar memikat semua perempuan untuk menjadi pacarnya. Mereka juga tahu bagaimana sikap lenbut,  penuh perhatian dan royal, Patricia terhadap pasangannya. Semua seperti mengantri untuk mendapatkan cinta.

Patricia tidak memikirkan untuk berelasi. Dia tidak ingin berakhir dengan sia-sia seperti hubungannya dengan Nana. Dia menjadi orang yang gamapang memainkan perasaan perempuan. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Elis yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Patricia merasa sangat cocok dengan Elis dan sifatnya berbeda dengan Nana. Elis bisa marah-marah bila dia membelikan pakaian atau barang yang branded. Pernah mereka bertengkar gara-gara Patricia membelikan sepatu olahraga bermerk. Elis marah karena buruh yang mengerjakan sepatu tersebut diperlakukan tidak adil.

Lamunan Patricia buyar ketika Hanny mengetuk dan masuk kedalam ruangannya.
“Kak, bu Nana masih nunggu lho! Sudah saya kasi tau kakak ada meeting. Katanya dia mau nunggu”
“Biarin aja dia nunggu, aku nggak ingin ketemu!Kata Patricia dengan malas
“Baik Kak”Kata Henny sambil keluar ruangan.
Apa yang dia inginkan sekarang?pikir Patricia. Dia sudah lama tidak berhubungan dengan teman-teman dari kantor lamanya. Meskipun berhubungan hanya seputar pekerjaan dan tidak pernah bertanya mengenai Nana. Patricia tidak ingin kembali berhubungan dengan Nana. Dia tahu bagaiman karakter Nana yang suka sekali drama. Dia tidak ingin kalau Nana akan merusak hubungannya dengan Elis. Meskipun Patricia tahu kalau Elis tidak mungkin terpengaruh. Tetapi dia tidak ingin mengambil resiko. Patricia tidak ingin hubungan yang telah dia bangun dengan Elis akan berakhir gara-gara Nana.

Hubungannya dengan Elis dilalui dengan menyenangkan. Setiap hari dia selalu ada cinta dikehidupan mereka. Bahkan ketika Elis harus bertugas di Aceh, selama enam bulan setelah beberapa hari mereka jadian, jarak tidak melunturkan cinta mereka. Mereka tingal bersama setelah Elis pulang dari Aceh. Patricia merasa seperti baru pertama kali berpacaran dan menjalin hubungan dengan perempuan. Hidupnya serasa sempurna. Meskipun mereka mempunyai jalur yang berbeda dalam pekerjaan tetapi saling mengisi. Elis selalu memberikan ide-ide desain ke Patricia dan Patricia membantu membacakan atau membuat summary buku-buku  bahasa inggris yang diperlukan untuk kebijakan hukum atau pelatihan buat Elis. Bahkan Patricia juga ikut ketika Elis ke New York atau Geneva mengikuti sidang di PBB.

Mereka juga sudah merancang rumah yang sesuai dengan keinginan Elis. Rumah yang hijau dan alami kata Elis.Yang disukai Patricia dari Elis, dia selalu tidak mau tergantung secara financial. Dalam membangun rumah mereka, Elis juga memberikan uang warisannya. Dia yang merancang sendiri pernjanjiannya untuk ditandatangani di notaris kenalan Elis. Kata Elis dia tidak ingin bila terjadi sesuatu diantara mereka akan menjadi masalah. Patricia setuju dengan pemikiran Elis. Bila seumpama dia meninggal, dia tidak ingin Elis harus terusir dari rumah mereka atau sebaliknya.

Patricia meninggalkan kantor ketika tahu Nana sudah keluar dari kantornya. Dia sudah melupakan Nana dan tak sabar ingin bertemu Elis. Hari ini Elis akan masak buat makan malam. Patricia tidak sabar ingin segera pulang dan rindu bertemu dengan Elis.

“Kok cepet sudah pulang?Tanya Elis sambil memotong daun bawang.
“Iya, kangen sama kamu!Jawab Patricia sambil memeluk dari belakang dan mencium lehernya.
“Aku bisa nggak jadi masak ini!”Kata Elis sambil membalikan badannya dan mencium bibir Patricia.
“Iya, nggak usah masak”

Mereka berciuman dan Patricia membimbingnya ke sofa ruang tamu. Mereka berciuman dengan mesra dan saling menikmati. Elis mulai melepaskan pakaian Patricia dan melepas pakaiannya sendiri. Mereka bercinta dengan penuh kemesraan, penuh kerinduan seperti tidak pernah bertemu. Mereka menikmati setiap sentuhan dalam cinta. Mereka teromabang ambing oleh gelora cinta seperti matahari meminta air naik menjadi awan dan mendung dan kembali mencurahkan airnya hingga menginjak bumi, terengah dalam pelukan kekasih.

Diciumi penuh sayang Elis yang sedang terlelap dalam pelukan Patricia. Hilang risau dengan masa lalu yang telah lama pergi bersama butiran peluh. Elis mengeliat dan mencium Patricia.
“Aku tertidur ya?
Patricia hanya tersenyum sambil mencium kening Elis. Dia mengelus tubuh telanjang Elis yang mulai mendingin. Diambilnya baju kerjanya dan dieselimutkan ketubuh Elis.
“Kamu itu kok sayang sama aku sih”Kata Elis sambil mengeratkan pelukannya.
“Oya, kamu kenal Kirana nggak?Tanya Elis tiba-tiba. “Kemaren ada yang ke kantor minta bantuan hukum dan mengalami kdrt. Dia dari perusahan kamu dulu”Lanjut Elis

Jantung Patricia langsung berdetak dengan cepat. Wajahnya memerah dan menahan nafas agar terlihat biasa. Belum sempat Patricia menjawab, telpon Elis berbunyi. Elis segera bangun mengangkat telponnya. Patricia merasa terselamatkan oleh bunyi telpon itu. Dia langsung berdiri dan ke kamar mandi. Dia berharap Elis lupa dan tidak melanjutkan pertanyaannya. “Tapi bagaimana kalau besok dia kembali bertanya?batin Patricia. “Kenapa masalah ini harus datang ketika dia sudah mulai menumukan kebahagian dan hidupnya
Sampai mereka tertidur Elis tidak bertanya kembali mengenai Nana. Patricia terus berpikir darimana dia harus memulai cerita ini.

                                                                              ******

“Saya sudah menikah 13 tahun dan mempunyai anak 1, usianya 12 tahun”Cerita Nana kepada Elis di kantor Elis. Kirana meminta bantuan hukum di kantor Elis atas kasus perceraian dengan kekerasan. Kemarin mereka sudah bertemu tapi belum sempat bercerita secara lengkap karena Elis ada acara. Sebetulnya kantor Nana punya pengacara-pengacara hebat yang dia juga kenal. Tapi Nana tidak ingin semua orang di kantor tahu masalahnya. Dia berusaha menutupi apa yang terjadi dengan dirinya dan keluarganya.

“Sebetulnya hubungan kami sudah tidak harmonis sejak  5 tahun usia perkawinan kami”Cerita Nana. Apalagi ketika usaha yang saya biayai tidak berjalan dengan baik dan mengalami kebangkrutan, sementara karir saya makin menanjak. Dia juga mencumburi mantan saya. Karena secara tidak sengaja suami saya menemukan foto kami berdua yang masih saya simpan. Dia menjadi marah dan berusaha mengambil foto itu dan mau menyobeknya, lalu saya merebutnya dan dia jadi kalap lalu saya dihajar dan diperkosa oleh dia. Katanya supaya penyakit lesbian saya tidak kambuh”Cerita Nana dengan menangis.

Elis yang mendengar cerita Nana tersentak dan merasakan emosi yang dirasakan oleh Nana. Elis tidak menyangka apa yang dialami oleh Nana. Nana yang kelihatan elegan, mahal dan anggun harus mengalami itu semua. Elis menaruh simpati dan empatinya kepada Nana. Elis pindah duduk disamping Nana dan memberikan tissue buat Nana. Tiba-tiba Nana memeluk Elis dan menangis. Elis berusaha menenangkan, membelai punggung Nana.

“Maaf ya, saya sedang emosi dan butuh seseorang”Kata Nana ketika sudah bisa menguasai diri.
“Iya, saya bisa mengerti”Jawab Elis dengan simpati.
Sebetulnya ini kesalahan saya sendiri”Lanjut Nana. Saya hanya mengikuti emosi dan ingin membuat mantan saya cemburu. Saya hanya menggunakan Ridwan untuk mememuaskan ego saya. Saya sendiri tidak tahu sebenarnya apa yang saya inginkan. Ketika masih bersama Patricia saya selalu merasa berdosa, tetapi ketika dengan Ridwan saya selalu merindukan dan menginginkan Patricia. Setiap kali bercinta dengan Ridwan saya selalu membayangkan Patricia. Bercinta dengan Ridwan rasanya berbeda dengan Patricia yang selalu penuh dengan kelembutan. Dia selalu memperhatikan saya, membuat saya nyaman dan puas. Sedangkan Ridwan dia tidak peduli, dia selalu kasar dan hanya memikirkan kepuasannya sendiri. Dia selalu birahi bila melihat tubuh saya dan selalu meminta bercinta tidak peduli saya sedang capek atau tidak.

Pernah suatu hari ketika melakukan hubungan seks agar bisa orgasme, saya membayangkan Patricia dan tidak senganja memanggil namanya dan Ridwan jadi murka lalu dia menampar wajah saya, dan melakukannya dengan sangat kasar saya. Waktu itu saya sedang hamil 2 bulan dan saya sampai keguguran. Dia panik dan meminta maaf kepada saya. Dia berjanji untuk lebih baik. Tetapi sikapnya tidak lama dan kembali menjadi kasar. Dia tidak bekerja dan berapa kali meminta modal tetapi selalu gagal. Pertama dia ingin menjadi kontraktor dan saya membantu mengenalkan dengan beberapa kenalan saya tapi entah kenapa tidak berhasil. Lalu dia meminta modal lagi untuk memulai usaha kuliner dan gagal juga. Sudah empat kali dia meminta modal dan selalu habis nggak jelas. Sampai akhirnya saya tidak mau lagi memberi dia modal.

Yang membuat saya tidak tahan ketika dia juga memukuli anak laki-laki kami. Saya nggak tahu apakah ini karma atau apa. Anak laki-laki saya terlihat feminim dan lembut. Dia tidak suka bermain mainan laki-laki. Suatu hari suami saya memergoki dia sedang memakai alat make up saya dan mencoba pakaian saya. Lalu suami saya menghajar anak saya supaya dia menjadi laki-laki. Saya tidak tahu dan di telpon pembantu di rumah, memberitahu kalau suami saya menghajar anak saya. Saya langsung pulang dan kami bertengkar hebat. Dia mengutuk saya karena menurunkan bibit lesbian ke anak kami. Anak kami tidak tahu kalau saya dulu pernah menjalin hubungan dengan perempuan. Saya tidak tahan dan ingin menceraikan dia. Saya sudah pernah melakukan kesalahan memutuskan hubungan dengan Patricia. Saya ingin anak saya bebas menentukan masa depannya sendiri dan tidak merasa berdosa atau bersalah dengan orientasi seksualnya. Saya ingin menerima dia apa adanya,  mau jadi gay atau waria saya ingin menerimanya.

Saya menyadari kesalahan perasaan saya, pikiran saya dan apa yang saya percayai. Kini saya sadar menjadi lesbian, gay atau waria itu bukan kesalahan. Kalau memang itu berdosa biarlah nanti Tuhan sendiri yang memutuskannya nanti. Saya ingin bahagia dan tenang, mbak! Dan saya ingin anak saya berkembang dengan jiwa yang sehat”. Dia mau bercerai kalau saya mau memberi dia 1 milyar atau akan mengatakan di pengadilan kalau saya lesbian. Dia juga mengancam akan mengundang wartawan, FPI dan akan menyangkutkan masalah ini dengan mantan pacar saya. Dia mengancam akan mengekspose ke media, Apalagi kantor saya sedang launching apartemen dan hunian baru.  Saya berusaha menemui mantan saya dan ingin memberitahu dia. Saya kuatir kalau dia akan diancam oleh Ridwan. Mantan saya sekarang menjadi konsultan terkenal, saya kuatir kalau masalah ini akan menganggu dia. Tapi Patricia tidak mau menemui saya. Saya bisa mengerti karena kita dulu putus dengan tidak baik.

Hati Elis tiba-tiba berdetak dengan cepat ketika Nana menyebut nama Patricia. “Apakah yang dimaksud dia adalah cintaku?Batin Elis. Kenapa Patricia tidak pernah bercerita soal Nana. Kenapa dia menyembunyikannya dari aku? Elis berusaha konsentrasi dan tidak melibatkan emosi pribadi.

Kelurga saya tidak setuju kalau saya bercerai dengan suami saya. Dia meminta saya untuk bersabar. Suami saya memberitahu Ayah saya kalau saya mau minta cerai gara-gara Patricia. Ayah saya langsung sakit mendengar hal itu. Saya menjelaskan semuanya ke Ayah saya dan bagaimana Ridwan memukuli saya dan juga anak kami. Saya menunjukan foto-foto luka pada tubuh anak saya karena dilecuti pake ikat pinggang di punggungnya. Bahkan nyaris memperkosa anak kami, untung saya datang. Ayah saya meminta saya untuk bersabar dan banyak doa. Tapi saya tidak bisa menerima itu dan tidak ingin anak saya menjadi korban.

Elis merekam semua pembicaraan mereka dan menerima bukti foto dan visum yang dibawa oleh Nana. Elis berjanji untuk membantu proses perceraiannya. Sebelum Nana pulang, Elis berusaha mencari tahu siapa Patricia.
“Bu Kirana, boleh tahu siapa nama lengkap dari Patricia itu?
“Panggil, saya Nana saja! namanya Patricia Wijaya Kusuma” Jawab Nana “Kenapa ya, saya kok merasakan kehangatan Patricia di diri mbak Elis ya”Lanjut Nana

Elis hampir terjatuh ketika nama kekasihnya disebutkan oleh Nana. Hatinya berdebar, dan ada rasa cemburu yang bergelayut dalam dirinya. Dia langsung membandingkan dirinya dengan Nana. Nana begitu cantik, putih dan elegan. Kenapa mereka bisa putus? Ada perasaan kuatir dalam diri Elis. Bagaimana nanti kalau Nana bertemu dengan Patricia? Apakah masih ada cinta dihati Patricia untuk Nana? Apalagi Nana begitu cantik, semampai, seksi dan seperti Luna Maya. Elis benar-benar kuatir dan takut kehilangan Patricia. Dia sangat mencintai Patricia dan dia selalu menikmati perhatian Patricia. Rasanya dia tidak sabar ingin pulang dan bertemu dengan Patricia menanyakan hal ini.

                                                                  *****
Patricia mulai kuatir ketika mendapat sms dari Elis yang ingin mengajaknya bicara. Dia tahu ini pasti akan membahas soal Nana. Patricia merasa dia harus menceritakan semuanya ke Elis. Dia tidak ingin menutupi atau apapun. Baginya Elis adalah yang terpenting dalam hidupnya. Dia tidak ingin kehilangan Elis. Daripada Nana bercerita yang tidak benar soal hubungannya dengan dia. Patricia sudah menunggu di rumah dan memasak makan malam buat mereka berdua. Sebaiknya perut kenyang sebelum berbicara sehingga lebih enak. 

“Cintaku...panggil”Elis begitu membuka pintu.
“Aku disini cintaku!”

Ellis langsung menubruk dan memeluk Patricia. Patricia yang kaget mendekapnya erat-erat dan menciumnya. Dia merasa kalau Elis sedang menangis.

“hei..kenapa kok menangis?Tanya Patricia kuatir.
“Cintaku, kamu cinta aku nggak?Tanya Elis
“Kamu tahukan aku sangat mencintaimu”Jawab Patricia sambil menghapus air mata Elis dan menciumnya. “Kenapa kok kamu tanya seperti itu?
“Aku tadi bertemu dengan Kirana di kantor”Kata Elis sambil menatap mata Patricia berusaha mencari sesuatu disana. “Kamu kenal Kirana khan?Tanya Elis
Patricia menganggukan kepalanya. “Kemarin dia ke kantor kamu ya?Tanya Elis. Kembali Patricia menganggukan kepalanya. “Kenapa kamu tidak pernah bercerita soal Nana?
“Ya, karena aku pikir itu tidak penting dan hanya bagian dari perjalanan masa laluku”Jawab Patricia. “Aku tidak ingin itu menjadi rintangan buat hubungan kita, aku kuatir kamu nanti nggak suka”Lanjut Patricia.
“Apa kamu tahu kalau dia akan bercerai dengan suaminya?
Patricia hanya menggelengkan kepalanya.Informasi soal Nana tidaklah penting buat dia, tapi yang lebih penting adalah perasaan Elis. Dia tahu kalau Elis memilki hati yang lembut dan suka kasihan dengan orang lain. Dia kuatir Nana akan mempermainkan perasaan Elis dan memanfaatkan kebaikan hati Elis.
“Dia juga mengalami kekerasan dari suaminya dan suaminya menolak perceraian itu dan menuntut uang 1 milyar. Dia juga mengancam akan membeberkan kalau dia lesbian dengan kamu. Aku juga merasa kalau Nana masih mencintai kamu. Aku merasa kuatir kalau kamu kembali sama dia, cintaku”
“Aku mencintai kamu sepenuh hatiku dan hanya dengan kamu aku ingin menua bersama kalau kamu mengijinkan”Kata Patricia sepenuh perasaan. Aku ingin bercerita apa yang sebenarnya terjadi antara aku dengan Nana.”Lanjut Patricia.

Patricia menceritakan bagaimana dia mulai menjalin hubungan dan putusnya hubungan dia dengan Nana. Bagaimana drama yang dia alami dan uang yang dia habiskan buat Nana. Bagaimana Nana mempengaruhi teman-teman di kantor mereka dan juga bagaimana dia ke Bandung menemui orang tuanya. Elis mendengarkan dengan serius apa yang Patricia ceritakan.

 “Dan itu 13 tahun yang lalu terjadinya cintaku, aku sudah tidak memilik perasaan apa-apa terhadap dia. Aku juga tidak ingat lagi wajah dia seperti apa, aku juga tidak ingin tahu apa atau bagaimana kehidupan dia.”
“Tapi aku kasihan lho sama dia cintaku! Dia itu juga diperkosa sama suaminya supaya sembuh jadi lesbian karena dia mengingat kamu ketika bercinta dengan suaminya”.
“Cintaku, aku senang kalau kamu bisa membantu dia. Tapi aku nggak ingin kamu terlibat secara emosi dan akan menganggu hubungan kita. Atau mungkin lebih baik kamu serahkan ke temanmu untuk menanggani kasus ini kalau kamu merasa terganggu”
“Iya nanti aku pertimbangkan usulanmu. Apa kamu mau bertemu dengan dia?Tanya Elis kembali
“Untuk apa ya?
“Khan kasihan cintaku, dia butuh dukungan. Apalagi keluarganya tidak mendukung dan dia tidak berani menceritakan hal ini ke teman-teman dia.”
“Dia sudah dewasa dan tahu resiko apa yang menjadi keputusannya”
‘Kalau dia tahu ternyata aku pasanganmu gimana? Apa perlu aku kasi tau kalau aku pasanganmu?
“Terserah kamu cintaku, bagaimana menurut baikmu. Cintaku.. kamu jangan marah ya”
“Ada apa cintaku?Tanya Elis Kuatir
Patricia mengambil hadiah dari dalam tasnya. “Aku tahu anniversary kita masih minggu depan tapi aku ingin memberikannya sekarang buat kamu. Aku harap kamu nggak marah ya”
“Apa ini cintaku? Elis membukanya dengan hati hati. Dan melihat sebuah kalung emas putih dengan leontin berlian yang cantik. “Cintaku ini khan mahal”Kata Elis dengan mata berkaca-kaca.

Patricia Mengambil kalung itu dan mengenakannya ke leher Elis. Lalu mencium tengkuk Elis dengan penuh cinta. “Kamu mau khan menghabiskan hidup ini bersamaku?bisik Patricia di telinga Elis. Elis hanya mengangguk dan memeluk Patricia.


Sirna sudah semua gunda yang merasuk dalam sanubari dua pasang kekasih, cinta mereka tetap abadi. Lenyap sudah tetesan kekuatiran menguap bersama matahari kehidupan yang menghangatkan. Mereka sama berjanji dalam hati untuk saling meluburkan cinta mereka dalamkesatuan abadi. 

ditulis oleh : Poedji Tan

1 comment:

  1. akhirny muncul jg cerita yg baru. lm dh nunggu. tp knp g ad nm penulisny??

    ReplyDelete