Tiga Cinta

Cerita Andiningtyas Ayu Wardhani

Tias merasa gelisah karena hari ini dia akan bertemu dengan Stephani . Ada debaran yang susah dijelaskan, telah berpuluh tahun dia tidak pernah merasakan. Tias sadar kalau dia bukan anak muda atau ABG. Usianya sudah mendekati kepala 5 dan merasakan getaran cinta setelah berpuluh tahun. Stephani  selalu bisa membuatnya tertawa dan hanya dia yang bisa meladeni perdebatannya dengan seru, mengimbangi candaannya yang kadang menggila dan menandingi kecerdasaannya.

Tias teringat ketika pertama bertemu dengan Stephani . Waktu itu dia mendapatkan proyek penelitian tentang LGBT dan berhubungan dengan beberapa organisasi LGBT. Meskipun sudah berkali-kali datang ke organisasi Stephani  tapi dia tidak pernah bertemu secara langsung. Dia sering mendengar nama Stephani  sebagai aktivis lesbian. Hingga suatu hari ketika ada pelatihan menulis dia bertemu dan bersama-sama dengan Stephani .

Mereka bertukar tulisan mengenai biografi pribadi dalam latihan. Tias tahu kalau Stephani  orang yang menyenangkan dan waktu kecil bandel sekali seperti dirinya. Waktu kecil Stephani  juga suka bermain kelereng, layang-layang, naik sepeda, memancing ikan. Mereka akhirnya bercerita masa kecil masing-masing dan menjadikan mereka dekat.
Tiba-tiba Hpnya berkelip-kelip tanda ada BBM masuk. Hatinya berdebar-debar ketika melihat nama Stephani . Jeng, jadikan ketemuannya?
Dengan tersenyum senang Tias membalas BBMnya. Jadi dong!

Tias melihat sudah jam 4, dan mereka janjian ketemu jam 5. Tias langsung membereskan barang-barangnya. Karena terburu-buru tangannya terantuk meja. Dia merasakan sakit tanggannya karena dia tidak ingin terlambat bertemu. Sambil berjalan dia membaca BBM Stephani  yang memberitahu sudah otw.

*****
Tias segera menuju foodcourt di lantai teratas dan kembali melihat Hpnya. Dia memberi tahu Stephani  dan Nanik kalau dia sudah sampai. Tias segera memilih tempat duduk yang paling enak dibuat ngobrol. Tidak lama kemudian Stephani  datang. Hati Tias berdebar kencang melihat senym Stephani  yang manis dan selalu terlihat ceria.

“Hi, Kok sendiri?Tanya Stephani  sambil duduk di sampingnya. “Nanik kok belum datang? Lanjut Stephani .
“Iya, nggak tau tuh!Jawab Tias sambil berusaha bersikap biasa.
“Belum pesan makanan?Tanya stephani
“Belum, tadi sih aku sudah makan!Jawab Tias.
“Nggak seru ini, biasanya kamu khan makannya banyak! Ayo mau makan apa?Tanya Stephani
Tias tidak bisa menolak pertanyaan Stephani , “ya udah pesen rujak manis aja deh sama minum!Kata Tias.

Stephani  langsung berdiri membeli makanannya sendiri dan pesanan Tias. Ketika kembali ke tempat duduk Stephani  melihat Nanik sudah datang.

 “Sudah pesen makan nik?Tanya Stephani
“Iya sudah!Jawab Nanik.
“Tanganmu kenapa?Tanya Stephani  ketika melihat Tias memijit tangannya.
“Iya tadi kebentur ujung meja!Jawab Tias
Stephani  langsung mengeluarkan counterpain dari dalam ranselnya. “Sini, aku pijit!Kata Stephani  sambil mengambil tangan Tias dan mengoleskan counterpain. Tias mukanya memerah dan kaget dengan sikap Stephani  yang memijit tangannya.
“Kenapa kok wajahnya memerah gitu?Tanya Stephani  sambil senyum
“Wah mbak Tias kesenengan, bisa nggak bisa tidur nanti malam itu!Goda Nanik sambil hendak memfotonya.
“Iyo kalo aku terbayang-bayang dirimu piye iki?kata Tias yang telah menguasai dirinya. “Wes, ra usah difoto nanti jadi gosip!Lanjut Tias sambil menutupi wajahnya
“Ojok difoto nanti aku di dukun no!Sahut Stephani
“Ngapain aku dukun no kamu? Nggak didukunno ae sudah mijitin aku!Sahut Tias
“Didukunkan jadi tukang pijet yo Ko?Sahut Nanik.
“Iya terus dikaryakan jadi tukang pijet!Jawab Stephani

Tias menikmati sentuhan tangan Stephani . Dia baru menyadari kalau tangan Stephani  begitu lembut dan halus tetapi berotot. Tias berusaha mengendalikan perasaannya dan tidak ingin terlihat gugup. Stephani  berhenti memijat tangan Tias ketika makanan yang mereka pesan datang.

Tias semakin menyadari kalau dirinya memang jatuh cinta dengan Stephani . Dia sendiri tidak tahu sejak kapan dia merasakan jatuh cinta dengan Stephani. Tias berusaha mengingat sepanjang hidupnya berapa kali dia jatuh cinta? Dia sendiri juga tidak tahu apakah dia jatuh cinta dengan suaminya yang telah menikah dengannya hampir 25 tahun lamanya. Dia menikah dengan mas haryo karena di jodohkan dan Tias tidak bisa menolak permintaan orang tuanya.

Dia masih ingat, waktu itu dia hampir lulus kuliah di UNPAD. Orang tuanya meminta dia pulang ke Solo. Tias memang anak yang selalu menurut sejak kecil. Dia tidak pernah membantah perintah ataupun permintaan orang tuanya. Keluarganya masih tergolong keluarga Kasunan Surakarta. Mereka masih memegang teguh adat istiadat dan segala macam ritual kebudayaannya.

Tias merasa senang sekali ketika lulus SMA bisa meninggalkan keluarganya dan kuliah di Bandung. Meskipun pada awalnya keluarganya menentang dia untuk kuliah di Bandung dan menyuruhnya kuliah di Jogja. “kalau mau kuliah psikologi kenapa tidak kuliah di UGM saja, kenapa memilih UNPAD!Kata Romonya. Tias hanya bisa merunduk dalam diam dan tidak berani membantah. Untung Ibunya berhasil membujuk romonya untuk mengijinkan dia kuliah di Bandung.

Selama kuliah di Bandung Tias benar-benar menikmati kehidupannya dan kebebasannya. Tetapi tetap saja dia selalu menekan perasaannya ketika tertarik dengan perempuan. Dia selalu merasa bersalah dan takut bila menyukai perempuan. Meskipun dia kuliah psikologi untuk mengerti lebih dalam dengan apa yang dirasakan. Tetapi tetap saja dia tidak pernah tenang dengan apa yang dirasakan. Lalu dia memutuskan untuk mengalihkan perhatian dan perasaannya dengan belajar. Nilainya selalu tertinggi di kelasnya.

Setiap kali dia pulang ke Solo keluarganya selalu bertanya apakah dia sudah memiliki calon suami. “Kamu itu sudah waktunya menikah nduk! Jangan sampe kamu jadi perawan tua!Kata Ibunya. “Njih bu! Saya khan masih kuliah!Jawab Tias. “Pokoknya kamu harus menikah begitu lulus kuliah! Biar nanti Romo yang mencarikan kamu jodoh!Lanjut Ibunya.
Tias terdiam membayangkan kalau dirinya akan terpenjara dengan orang yang tidak dia cintai.

Semakin mendekati kelulusan Tias semakin gelisah. Dia ingin berlama-lama kuliah tetapi itu tidak memungkinkan. Pernah dia berkonsultasi dengan Dosen walinya tentang apa yang dirasakan. Dan dosennya meminta dia tidak meneruskan perasaannya menyukai perempuan, bahkan dosennya mengatakan “Mungkin dengan menikah adalah solusi yang tepat buat kamu! Tias terdiam dan dalam kebingungan dia mengahdapi kenyataan ketika pulang ke Solo.

Sore itu keluarganya menerima tamu yang ternyata adalah calon suaminya beserta keluarganya. Laki-laki itu bernama Haryodiningrat yang juga masih keturunan dari kasunan Surakarta. Usianya lebih tua empat tahun dari Tias dan telah bekerja sebagai programmer di sebuah perusahaan asing. Wajahnya seperti kebanyakan wajah orang jawa dan berkacamata. Dia terlihat pendiam dan tidak banyak bicara sambil sekali-sekali mencuri pandang ke arah Tias.

Tias merasakan perasaannya flat, dia tidak tahu harus measa sedih, kecewa atau takut. Tiba-tiba dirinya merasa sepi diantara keramaian pembicaraan keluarga mereka. Dalam diam dia mendengarkan pembicaraan keluarga mereka. Keluarga Haryo minta mereka menikah tidak lebih dari satu tahun. Orang tua Tias juga menyetujui keinginan mereka.  Tias hanya bisa pasrah menjalani pilihan orang tuanya.

Setelah pertemuan keluarga, Haryo mendatangi Tias di Bandung. Tias merasa Haryo orang yang baik, sopan dan tipe laki-laki yang bertanggung jawab. Tapi Tias masih tetap merasa tidak nyaman dan gelisah. Tapi dia tidak tahu bagaimana caranya menolak. Sampai suatu hari di pertemuan ketiga Haryo mengajaknya berbicara serius dengan dirinya di sebuah cafe yang tenang.
 “Dik Tias, saya tahu kalau perjodohan ini mungkin tidak menyenangkan buat dik Tias. Mungkin dik Tias berpikir saya laki-laki yang tidak laku sehingga mau saja dijodohkan. Aku memang tidak ingin berpacaran yang berakhir dengan putus dan menimbulkan sakit hati. Aku juga tahu kalau keluargaku tidak mungkin menerima perempuan sembarangan. Makanya aku memilih tidak berpcaran. Lebih baik aku pacaran dengan istriku dan menjadi suami yang bisa membahagiakan istriku. Aku tidak ingin berjanji dan membual kalau aku laki-laki yang tepat buat kamu. Tapi aku berjanji aku akan menjadi gentlement dan menghargai perempuan!Kata Haryo dengan kalem. “Kalau kamu tidak berkenanan dengan perjodohan kita, aku akan membantu menjelaskan ke orang tua kita dan kamu tidak perlu kuatir, aku tidak akan mengatakan ini karena kamu!Lanjut Haryo

Tias terdiam mendengar perkataan Haryo. Dia tidak menyangka kalau Haryo berkata seperti itu. Dia melihat wajah Hryo diantara keremangan lampu cafe dan suara musik yang sayup. Kegamangannya sedikit berkurang setidaknya dia tahu Haryo berniat baik dan menghargai perempuan.
“Sebetulnya aku masih ingin kuliah lagi!Kata Tias perlahan.
“Aku tidak akan melarang kamu untuk melanjutkan kuliah atau bekerja meskipun kita sudah menikah!Kata Haryo sambil tersenyum. “Dik Tias, aku tidak ingin menjadi musuhmu, aku akan belajar mencintaimu. Mungkin aku terlalu berlebihan kalau berharap kamu juga belajar mencintaiku, atau kita bisa bersahabat dan menjalani hidup bersama.”Kata Haryo
“Kalau kita menikah aku ingin kedudukan kita sejajar dan aku tidak ingin mengadopsi kebiasaan keluarga kita! Aku tidak ingin harus melayani kamu!Kata Tias dengan berani
“Baik, aku sudah terbiasa hidup sendiri dan aku juga biasa masak sendiri!Jawab Haryo
“Aku juga tidak mau kalau ibumu mengatur rumah tangga kita!Lanjut Tias
Haryo terdiam dan berkata “Baik, aku bisa mengusahakannya! Apakah ada lagi syarat lain?Lanjut Haryo
Tias sebetulnya ingin ketawa dengan pertanyaan Haryo, dia sadar kalau Haryo sangat sabar dan dewasa. “Sementara itu dulu!Jawab Tias

Sejak itu hubungan Tias dengan Haryo menjadi lebih baik. Mereka belajar saling mengenal. Setiap akhir pekan Haryo selalu datang ke Bandung dari Jakarta. Haryo membantu Tias untuk menyelesaikan skripsinya dan mengantar kemanapun Tias pergi. Perlahan Tias menyukai kehadiran Haryo. Dia suka dengan kecerdasan Haryo dan kesopanannya. Meskipun mereka sudah bertunangan dan akan segera menikah, Haryo tidak pernah berusaha untuk menciumnya atau berbuat sesuatu yang tidak sopan.

“Kamu kok nggak pernah berusaha mencium aku?Tanya Tias suatau hari
Muka Haryo jadi merah padam dan tidak siap dengan pertanyaan Tias yang terus terang.
“Kamu pengen dicium?Tanya Haryo dengan tersenyum.
“Nggak sih penasaran aja!Jawab Tias
Lalu Haryo dengan ragu mendekatkan wajahnya dan Tias tercengang, Haryo yang melihat Tias terdiam makin mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Tias. Tias yang belum pernah berciuman dengan siapapun menjadi kagok dan memerah wajahnya. Dia menundukan wajahnya dalam-dalam, Haryo mengangkat dagunya dan mengecup kembali bibir Tias lebih lama. Tias berusaha merasakan ciuman Haryo dan mencari getaran cinta di dalam dirinya. Kenapa aku tidak merasakan apa-apa!Batin Tias. Padahal aku belum pernah berciuman, seharusnya ini menjadi sesuatu yang menggetarkan.”Kata Tias dalam hati.
“Maaf kalau aku tidak pandai ciuman, aku sebelumnya juga belum pernah berciuman!Kata Haryo jujur dan wajahnya nampak bahagia berseri-seri. Haryo merasa kalau dia mulai jatuh cinta dengan Tias. Haryo semakin tidak sabar untuk segera menikah dan berdua dengan Tias.

******
 Pesta pernikahan tujuh hari tujuh malam telah mereka lewati dengan segalam macam ritual adat yang melelahkan. Sekarang Tias hanya berdua dengan Haryo di dalam kamar. Tias merasakan takut menghadapi malam pertamanya dengan Haryo. Perasaan malu, takut dan kuatir bercampur aduk menjadi satu. Tias mengenakan pakaian tidurnya dan sudah rebahan di ranjang.

Dia melihat Haryo mematikan lampu dan membiarkan lampu di kamar mandi menyala. Dalam temaram lampu di kamar, dia menaiki ranjang dan menghadap ke Tias. Tias dapat melihat mata Haryo yang berbinar. Haryo mencium bibir Tias dan tangannya menyentuh payudara Tias. Tias dapat merasakan kalau Haryo sudah birahi sementara dia belum sama sekali. Paha Tias dapat merasakan kemaluan Haryo yang mulai mengeras. Haryo melepaskan pakaian Tias dan pakaiannya sendiri.

Tias pasrah dengan apa yang dilakukan Haryo. Tias dapat merasakan kalau Haryo sudah sangat menginginkan dirinya dan dia menciumi payudaranya dengan rakus dan membuat dia semakin ereksi. Tiba-tiba Tias mendengar Haryo mengerang, mencengkeram dirinya dan dia merasakan pahanya basah. Dan terkulai disampingnya. “Maafkan aku dik Tias, aku lepas kendali!Katanya
Tias baru sadar kalau Haryo mengalami ejakulasi dini dan diam-diam Tias tersenyum senang karena berarti malam ini dia tidak bercinta dengan Haryo. “Nggak apa-apa mas!Jawab Tias

****
 Setelah tiga hari Haryo akhirnya berhasil melakukan tugasnya sebagai suami. Dan Tias merasakan sakit dan perih, buang air kecil jadi perih dan sakit. Tias berusaha menikmati hubungan seks mereka tetapi selalu gagal. Pernah suatu hari dia bisa merasakan orgasme ketika membayangkan wajah January Christy. Tias merasa senang sekaligus besalah dan berdosa dengan apa yang dilakukan.

Tias merasa bersyukur dua bulan setelah perkawinannya  dia dinyatakan hamil. Semua keluarga turut bersuka cita dengan kabar itu. Tias diperlakukan dengan istimewa, Haryopun sangat senang dan merasa bangga akan menjadi Ayah. Dia melarang Tias untuk melakukan pekerjaan, bahkan dia tidak keberatan ketika Tias menolak bercinta.

Tias merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Dia merasakan ada sesuatu yang tumbuh dan hidup dalam dirinya. Dia menikmati kehamilannya. Ketika putra pertamanya lahir dia seperti menemukan sesuatu yang indah dan kecintaanya terhadapa anaknya begitu mendalam. Dia curahkan seluruh perhatiannya untuk anaknya. Kehidupannya jadi lebih berwarna dan menyenangkan. Apalgi anaknya tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Dia menjadi kesayangan semua orang.

Waktu berjalan dengan cepat selama 10 tahun perkawinan Tias berjalan dengan baik. Tias sendiri tidak tahu kenapa mereka tidak bisa mempunyai anak kembali. Haryo tidak pernah menuntut meskipun orang tua Haryo beberapa kali bertanya. Mereka juga mengunjungi dokter dan mereka berdua dinyatakan sehat. Dia menghargai suaminya yang begitu mencintai dirinya. Dan menerima dirinya apa adanya. Mereka tidak pernah bertengkar, Haryo selalu mengalah bila Tias bad mood.

Sigit putra semata wayang mereka sudah besar dan tidak terlalu membutuhkan perhatiannya. Dan Tias mulai merasa bosan bila sendiri di rumah. Keiinginannya untuk kuliah di masa lalu mulai timbul. Keinginan itu begitu kuat dan menggebu. Keinginan untuk menjadi psikolog dan mengajar kembali menghantui Tias. Tias menyampaikan keinginannya yang lama terpendam kepada Haryo. Haryo yang selalu ingin membahagiakan Tias mengijinkan dia untuk kuliah kembali.

####

“Hei kok jadi melamun?Kata Stephani  membuyarkan lamunan perjalanan hidupnya.
“Iya hari ini anakku balik ke malang!Kata Tias.
“Lho kamu masih suka melo ditinggal Sigit?Tanya Stephani  sambil menggigit kerupuk.
“Iyo tapi sudah nggak seperti dulu kok!Jawab Tias dengan malu-malu. Dia ingat perdebatannya dengan Stephani  ketika Sigit hendak kuliah di luar kota dan dia ingin ikut Sigit. Tias merasa senang ketika itu Stephani  selalu menghiburnya dan menemani dia sehingga dia bisa mengatasi kegalauannya.
“Nonton yuk?Ajak Stephani  tiba-tiba.
“Nggak bisa aku, sudah ada janji mau pergi!Sahut Nanik
Stephani  menatap Tias menunggu jawabannya. Tias melihat tatapan Stephani . Dia merasa ragu apakah dia mau nonton berdua dengan Stephani . Dia kuatir kalau dia tidak bisa mengontrol dirinya dan ingin bersandar atau berpegangan tangan dengan Stephani .  Akhir-akhir ini bayangan wajah Stephani  semakin sering muncul dalam ingatan Tias. Kadang dia ingin dipeluk Stephani , bahkan pernah dia masturbasi dengan membayangkan Stephani .

Sudah hampir 10 tahun Tias tidak pernah bercinta dengan Haryo. Apalagi sejak Haryo mempunyai usaha sendiri dan sering keluar kota. Tias tidak pernah merasa terganggu atau kehilangan ketika Haryo pergi, meskipun dalam waktu yang lama. Dia lebih merasa kehilangan ketika Sigit pergi. Justru dia merasa lebih nyaman dan enjoy ketika tidak ada Haryo. Dia bisa menikmati kesendiriannya dan kadang bisa berdua saja dengan Sigit. Kadang keluar hangout dengan Stephani  dan Nanik.

“Hei...ditanyain kok melamun!Kata Stephani  mengkagetkan Tias.
“Bukan melamun tapi mikir, rasane aku masih rendam cucian!Kata Tias dengan spontan.
“E..kamu mau ngajar di kampusku nggak?Tanya Tias tiba-tiba.
“Mau, ngajar mata kuliah apa?Tanya Stephani  semangat
“Kok aku nggak ditawari?Protes Nanik yang menghentikan textingnya
“Kamu khan sudah kebanyakan ngajar!Jawab Tias
 Tias sendiri heran kenapa dia tiba-tiba meminta Stephani  untuk mengajar di kampusnya. Apakah karena ingin agar lebih bisa dekat dengan Stephani  dan bisa bersama dengan dia.

“Mengajar Psikologi sosial, khan sesuai dengan bidang kamu!Kata Tias. Sebagai kepala jurusan dia berhak memilih dosen LB untuk mengajar di kampus.
“Wah, mau aku!Sahut Stephani  dengan semangat. “Hari apa ngajarnya?Lanjut Stephani
“Kamu bisa hari apa, nanti aku atur khan. Khan ini buat semester depan!Jawab Tias.
“Semester depanya mulai kapan?Tanya Stephani  dengan semangat
“Bulan depan!Jawab Tias enteng dan senang
“Hah cuma kurang sebulan!Balas Stephani
“Halah kayak nggak tau ngajar aja!Jawab Tias, “Ojok ngisin-ngisin ke aku poo!Lanjut Tias dengan logat Solonya.
“Heheheh” Stephani  hanya nyengir ketawa. “Iya Buk Dosen!Jawab Stephani
“Sudah yuk pulang!Ajak Nanik yang sudah terlihat gelisah.
“Iya, ayuk kita pulang aja!Sahut Tias.
Mereka berjalan beriingan keluar dari foodcourt. “nanti kita kontak-kontakan lewat BBM aja ya soal ngajar!Kata Tias sebelum berpisah.
“Siap Buk!Jawab Stephani .

******
Cerita Stephani Warsono

Stephani senang sekali karena dia akan menjemput Dyah di Stasiun Gubeng. Stephani telah sampai di Gubeng dan terus melihat ke monitor jadwal kedatangan kereta dari Jogja. Dia tidak sabar ingin segera bertemu dengan Dyah. Meskipun baru minggu lalu mereka bertemu di Jakarta tetapi Stepahani tetap saja merasa exicited bertemu Dyah. Stephani membayangkan wajah Dyah yang akan gembira bertemu dengan dirinya. Stephani membayangkan akan memeluk dan mencium Dyah seperti biasanya. Dia berdiri sambil senyum-senyum sendiri penuh kebahagian sambil sekali-kali menatap HPnya.

Stephani dan Dyah memang sudah hampir 6 tahun menjalani hubungan jarak jauh. Kadang mereka bertemu di Jakarta, Padang, Surabaya, Jogja atau dimana saja yang memungkinkan mereka bertemu. Dyah bekerja di pabrik semen sebagai salah satu kepala teknisi. Dan ke Surabaya karena ada meeting di Gresik. Sedangkan Stephani menjadi Dosen di beberapa universitas swasta di Surabaya. Selain aktif di beberapa organisasi LSM. Mereka berdua sama-sama mempunyai karir yang bagus dan sulit melepaskannya.  

Dyah mempunyai darah campuran Padang dan jawa. Waktu kecil tinggal di Padang karena Ayahnya kelahiran Padang tetapi ketika SMA pindah ke Jogja karena Ayahnya pindah bekerja di Jogja sehingga mereka sekeluarga pindah dan akhirnya menetap di Jogja sampai sekarang. Dyah kuliah di UGM dan melanjutkan sekolah di German. Begitu lulus langsung di rekrut bekerja di pabrik semen sampai sekarang. Sedangkan Stephani asli Surabaya dan Kuliah di UGM lalu melanjutkan kuliah di Australia. Tetapi mereka berdua bertemu di Jakarta ketika sama-sama menghadiri sebuah launching buku dan berkenalan.

Sejak itu mereka berdua menjadi dekat dan saling menyukai. Stephani selalu menyukai perempuan yang cerdas, karena dia menganggap perempuan yang cerdas itu cantik dan seksi. Mereka berdua merasa cocok satu sama lain, meskipun sadar bahwa akan ada jarak diantara mereka berdua. Stephani dan Dyah sama-sama tidak pernah berhubungan jarak jauh sebelumnya sehingga ketika awal jadian mereka berdua sering salah paham. Tetapi cinta selalu menyatukan mereka kembali dan mulai mengerti kebiasaan masing-masing. Mereka berdua merasa menemukan pasangan yang saling  melengkapi dan mempunyai kemampuan yang setara, hubungan yang setara. Mereka saling menghargai

Mereka pernah membicarakan tentang kemungkinan untuk tinggal bersama. Dyah ingin Stephani untuk pindah ke Padang, Tetapi Setphani ingin Dyah untuk pindah ke Surabaya atau minta di mutasi ke gresik. Stephani percaya dengan pendidikan dan kemampuan Dyah pasti banyak pekerjaan yang bisa dilakukan di Surabaya.
“Kamu tahu aku mencapai posisi sekarang ini dengan bersusah payah, apalagi aku perempuan dan semua memandangku sebelah mata! Aku tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku! “Dan aku tidak mungkin minta mutasi ke Gresik!Kata Dyah waktu itu.
“Ya, aku tahu dan aku juga tidak mungkin meninggalkan mama seorang diri dan pindah ke Padang! Apa yang bisa kulakukan disana? Apalagi aku chinese dan katholik. Lingkungan di Padang mungkin lebih susah untuk kita tinggal bersama dibandingkan  di pulau jawa!Jawab Stephani. “Ya, sudah kita jalani saja dan aku percaya kita akan menemukan jalan dan caranya nanti!Lanjut Stephani berusaha menenangkan Dyah. Stephani tidak ingin bertengkar dengan Dyah dan memperpanjang masalah.

Setiap beberapa bulan sekali mereka saling mengunjungi, bila Dyah mendapat tugas ke Jakarta atau ke pulau jawa, mereka selalu menyempatkan diri untuk bertemu, melepaskan rindu. Mereka selalu menikmati kebersamaan mereka, bercinta seharian atau bermesraan tanpa ingin diganggu. Kadang mereka mengunjungi tempat-tempat yang menarik. Mereka menganggap pertemuan mereka seperti honeymoon. Stephani selalu mengusahakan sebagai pertemuan yang romantis buat mereka berdua. Stephani selalu mengajak Dyah mengunjungi tempat-tempat yang indah dan belum pernah dikunjungi Dyah. Kadang mereka berlibur dengan keluarga Stephani di Surabaya atau dengan menghabiskan waktu dengan keluarga Dyah di Jogja.

Semua berjalan dengan baik meskipun kadang ada kesalahpahaman tetapi mereka selalu bisa menyelesaikan dengan dewasa. Seiring berjalannya waktu mereka jadi lebih memahami karakter masing-masing. Stephani mengerti bagaimana Dyah selalu serius dengan pekerjaannya dan kadang bisa lupa akan dirinya bila sedang sibuk. Begitupula dengan Dyah sangat mengerti sifat Stephani yang suka mengekspresikan perasaannya dan kadang over reacted terhadap dirinya. Dyah tidak suka kalau Stephani terlalu memanjakan dirinya dan terlalu over protected terhadap dirinya. Meskipun Dyah tahu, Stephani melakukan itu semua karena Stephani sangat mencintai dirinya.

Lamunan Stephani buyar ketika Hpnya berbunyi. “Iya, cintaku! Aku sudah di stasiun gubeng kok! di pintu keluar!Kata Stephani.
Stephani menyisir orang-orang yang mulai keluar tetapi dia belum melihat bayangan Dyah. Hatinya berdebar-debar menunggu dan penumpang kereta sudah mulai berkurang tetapi wajah Dyah masih belum nampak. Tiba-tiba HP nya berbunyi kembali.
“Kamu dimana aku sudah di luar ini?Kata Dyah
“Lho aku ini di pintu keluar?Kata Stephani kaget, tiba-tiba dia sadar, jangan-jangan dia keluar di stasiun Gubeng lama, batinnya. “Kamu keluar stasiun gubeng lama ya?Tanya Stephani.
“Mana aku tahu?Jawab Dyah yang mulai terdengar kesal.
“Bisa nggak kamu masuk kembali dan keluar di stasiun gubeng baru?Tanya Stephani.
“Kalau sudah keluar ya nggak bisa masuk lagi!Sahut Dyah dengan nada tinggi.
Stephani tidak ingin membuat Dyah makin kesal. “Baik aku akan kesana tunggu dulu ya!Sahutnya dengan sabar dan buru-buru jalan.

Stephani berjalan setengah berlari menuju mobilnya dan berusaha secepat mungkin keluar. Pandangannya menatap antrian mobil yang panjang dan hanya satu jalur. Hatinya makin gelisah, dia tahu kalau Dyah sedang tidak bagus moodnya. Dan dia tersadar kalau menuju stasiun gubeng lama dia harus memutar cukup jauh. “waduh, pasti tambah kesal nih Dyah”Batin Stephani.

Sudah 5 menit antri dan dia baru keluar dari parkiran stasiun. Stephani berusaha memacu mobilnya. Benar saja Dyah sudah menelpon lagi.
 “Kamu dimana?Nadanya terdengar tidak enak di dengar.
“Iya Dy, ini aku masih muter untuk kesana! Sabar ya!Jawab Stephani berusaha menenangkan. Tanpa berkata apa-apa Dyah mematikan Hpnya.
Stephani tahu pasti Dyah merasa capek, apalagi malam hari sendirian di depan stasiun. Ketika dekat Stephani menelpon Dyah, tetapi tidak terangkat. Stephani melihat Dyah dengan koper cokelatnya. Dia berusaha membunyikan klasonnya, membuka kaca jendela dan memberi arah untuk berjalan ke arah ujung jalan, sambil mencari tempat agar bisa berhenti parkir.

Stephani melihat wajah Dyah yang tanpa senyum berjalan mendekati mobilnya, dia segera mengangkat tas koper Dyah dan memasukan dalam mobil. Stephani tidak berani mencium pipi Dyah seperti biasa ketika mereka bertemu. Dyah masuk dan duduk dalam diam. Begitupula dengan Stephani. “Maaf ya kalau tidak memberitahu kamu keluar dimana!Kata Stephani berusaha memecahkan kebekuan.

Dyah tidak menjawab dan wajahnya melihat keluar jendela tanpa menatap Stephani. Hati Stephani merasakan tertusuk, Bayangan menyenangkan bertemu dengan Dyah dan keinginan melihat tatapan penuh kerinduan sepertia biasa menguap sudah. Tatapan kesal dan tanpa binar cinta yang biasa dia lihat di wajah Dyah. Hati Stephani seperti diremas, terasa menyesakan tetapi tidak tahu harus melakukan apa untuk memperbaiki keadaan.

Stephani berusaha untuk bersabar meskipun dia tidak menyukai situasi ini. Dia berusaha mengingat kapan terakhir pernah mengalami situasi seperti ini. Stephani tidak menemukan ingatan itu. Selama ini mereka hampir tidak pernah bertengkar. Dyah memang sering bad mood tetapi tidak pernah semarah sekarang. Tatapan matanya begitu galak dan seperti tidak ada rindu sama sekali. Stephani ingin mencairkan suasana tetapi dia takut akan membuat Dyah makin kesal dan marah.
“Kamu mau makan?Tanya Stephani berusaha memancing perhatian Dyah
“Nggak usah”Jawab Dyah datar. Dyah sendiri merasa bersalah karena menumpahkan kekesalannya kepada Stephani. Sebetulnya Dyah sedang kesal dengan keadaan, apalagi ketika baca email tadi ketika di kereta. Pikiran Dyah terus berkecamuk memikirkan pekerjaan dan rencana meeting besok

Stephani tahu pikiran Dyah sedang tidak bersama dirinya. Stephani jadi teringat pembicaraan mereka sebelum Dyah ke Surabaya. Dyah memberitahu kalau dia akan ada meeting di gresik dan dengan semangat Dyah untuk tinggal di rumahnya.
“Aku itu mau kerja cintaku bukan liburan!Kata Dyah waktu itu
“Iya nggak apa-apa, kamu bisa menginap di rumah!jawab Stephani keras kepala dan ngeyel.
“Aku nanti khan repot harus bolak-balik Surabaya-Gresik!Kata Dyah
“Khan deket dari rumah ke Gresik, tinggal naik tol aja kok! Paling Cuma 45 menit saja! Jawab Stephani.
“Ya, terserah kamu lah!Jawab Dyah menyerah.

Dyah yang memang tidak suka membantah dan selalu menuruti permintaan Stephani akhirnya mengiyakan saja. Stephani tahu bahwa sebenarnya Dyah merasa terpaksa dan sekarang semuanya menjadi tidak nyaman. Mereka menyusuri kota Surabaya yang sudah mulai sepi dengan pikirannya masing-masing. Dyah memikirkan meetingnya besok tanpa merasa kalau Stephani terganggu dengan sikapnya. Sedangkan Stephani memikirkan sikap Dyah yang kesal tanpa memikirkan keadaan Dyah yang sdang stress karena pekerjaan.  

Mobil mereka sudah mendekati rumah Stephani. Stephani berharap orang rumah telah tidur karena dia tidak ingin mereka tahu kalau suasana sedang tidak kondusif. Mobil mereka berhenti depan rumah dan Stephani turun membuka pintu garasi lalu memasukan mobilnya. Stephani melihat lampu ruang tamu telah padam dan mereka berjalan menuju kamar Stephani. Begitu masuk dalam kamar Dyah langsung membuka kopernya dan mengambil pakaian beserta perlengkapan perawatan wajahnya. Dyah menuju kamar mandi yang memang berada dalam kamar. Stephani sendiri mencopot pakaiannya dan mengambil kaos serta celana pendek lalu keluar kamar. Stephani membuatkan minuman teh hangat buat Dyah dan membawanya masuk ke kamar.

Stephani melihat Dyah telah selesai dari kamar mandi dan sedang membersihkan wajahnya. “Ini diminum dulu”Kata Stephani sambil meletakan cangkir di meja dan ke kamar mandi.
“Iya, makasih sayang!Jawab Dyah sambil tetap memembersihkan wajahnya.

Ketika keluar dari kamar mandi Stephani melihat Dyah sudah rebahan di ranjang. Stephani naik ke atas ranjang dan memeluk Dyah. Stepahni menciumi leher Dyah dan membelai payudara Dyah. “Aku besok harus berangkat pagi-pagi cintaku!Kata Dyah sambil menghentikan tangan Stephani, mencium tangan Stephani dan tidur membelakangi.
“Iya!Kata Stephani dan menarik tangannya, dia merasa penolakan halus dari Dyah yang tidak ingin diganggu. Stephani tahu bahwa Dyah pasti sedang gelisah dan banyak beban pikirannya. Setiap kali dia harus meeting di gresik, dia selalu merasa tegang dan biasanya Stepahani akan memeluk dan menenangkan Dyah. Tetapi entah kenapa malam ini Dyah seperti menjauh dari dirinya. Stephani merasakan sesuatu yang perih dalam hatinya tetapi dia tidak ingin memperburuk keadaan dan menambah beban pikiran Dyah.
“Kamu besok kalau mau langsung nginep di gresik nggak apa-apa kok!Kata Stephani memecahkan keheningan.
“Iya!Jawab Dyah lirih dengan perasaan tak menentu. Dyah merasa bersalah dengan Stephani dengan apa yang dia lakukan tadi dan merasa betapa Stephani begitu pengertian. Dyah membalikan badannya, memeluk tubuh Stephani. Dia merebahkan kepalanya dalam pelukkan Stephani. Stephani memeluknya erat-erat dan mencium keningnya. “I love you!Kata Stephani lirih. Air mata Dyah meleleh seketika dan memeluk tubuh Stephani erat-erat menumpahkan semua kegundahan yang dia rasakan karena pekerjaan. Hati Stephani seketika luluh dan merasakan keresahan hati dan pikiran Dyah. “Maafkan aku ya cintaku!Kata Dyah dengan lirih. Stephani membelai Dyah dengan penuh kasih sayang. It’s all right cintaku!Katanya.  dan mereka berdua tertidur sambil berpelukan hingga pagi.

*****
Sudah tiga hari Dyah berada di gresik dan memang meetingnya selalu sampai malam hari. Stephani harus memberikan alasan ke mamanya kenapa Dyah tidak menginap di rumah. Dan kemarin hanya bertemu sebentar sebelum mereka berangkat ke Gresik. Dyah memang disukai oleh mamanya karena selalu perhatian dan sabar.Meskipun sedang bad mood Dyah tetap bisa bersikap ramah dan penuh perhatian dengan mamanya Stephani, itu yang membuat Stephani selalu suka dengan Dyah.

Kalau Dyah sedang sibuk biasanya Stephani tidak berani mengganggu. Tetapi Dyah selalu menyempatkan wa dan kadang telpon di malam hari ketika hendak tidur. Kemarin Dyah memberitahu kalau hari ini dia akan diajak langsung ke Semarang bersama para direksi meninjau rencana lokasi pabrik semen yang sedang ada masalah. Dyah meminta Stephani untuk menemui dirinya di airport dan membawakan beberapa barang yang masih tertinggal di kamar Stephani.

Stephani tahu pasti Dyah sedang bete. Sejak kasus rembang mencuat ke permukaan, Dyah jadi merasa serba salah dan menjadi tidak enjoy dengan pekerjaannya. Apalagi dia tahu kalau Stephani ikut menentang kasus itu. Stephani masih ingat pembicaraan mereka soal itu.
“Aku tahu kamu ikut petisi mendukung ditutupnya pabrik semen di rembang!Kata Dyah ketika mereka bertemu. “Apa kamu tahu kalau aku ditugaskan untuk meneliti disana?Tanya Dyah kembali.
“Dy, aku nggak tahu harus ngomong apa? Aku cuma tidak bisa membiarkan penduduk adat yang telah turun-temurun diusir dari tempatnya!Jawab Stephani. “Aku tahu kamu sebenarnya juga tidak suka kok!Lanjut Stephani.
“Tapi bagaimanapun aku bekerja disana!Kata Dyah “Dan ketika kamu ikut menentang pembangunan pabrik itu, aku merasa kamu juga menentang aku bekerja disana!Lanjut Dyah.
“Dy, aku tidak bermaksud menentang kamu! Sedikitpun tidak terlintas di kepalaku. Aku tahu kamu juga tidak nyaman. Dan kalau kamu mau keluar dan mencari pekerjaan lain, pasti akan banyak yang menerima! Tapi aku tidak ingin memaksa kamu!Jawab Stephani “Aku tahu mungkin gaji dan fasilitas yang akan kamu dapat tidak sebesar sekarang tetapi setidaknya kamu tidak mengalami pertentangan batin! Setiap kali kamu kesana, kamu selalu bete, bad mood dan uring-uringan!Lanjut Stephani.
“Iya, aku memang jadi sering merasa bersalah apalagi melihat perempuan-perempuan yang berjuang disana!Kata Dyah dengan mata berkaca-kaca.
“Dy, aku memang bukan orang kaya raya tapi kalau kamu mau keluar dan sementara kamu mencari pekerjaan baru, aku bisa kok membiayai kamu!Kata Stephani sambil memeluk dirinya. “Dengan kualitas seperti kamu, pasti banyak kok yang mau menerima kamu!Lanjut Stephani.

Pembicaraan itu hampir setahun yang lalu dan Dyah belum juga keluar dari pekerjaannya. Stephani tidak pernah lagi bertanya tentang pekerjaan Dyah dan Dyah sering diam tidak ingin membicarakan. Stephani selalu menghargai setiap keputusan Dyah dan tidak ingin memaksa atau mendorongnya untuk keluar. Dia ingin Dyah mengambil keputusan atas kemauannya sendiri. Tetapi Stepahani jadi sering kasihan dengan Dyah yang sering merasa tertekan dan stress dengan pekerjaannya.

Sampai suatu hari Stephani mengatakan pada Dyah apa yang dia rasakan dan pikirkan.
“Dy, apapun pilihanmu aku akan selalu mendukungmu dan aku tidak ingin kamu menanggung semua beban itu sendirian! Kamu tidak perlu takut untuk bercerita, aku akan menjadi pendengar yang baik buat kamu! Aku tidak ingin melalui ini semua sendirian!Kata Stephani. Dyah yang mendengar perkataan Stephani langsung menangis dan memeluknya. Perasaannya menjadi lega dan tenang bisa menangis dalam pelukkan Stephani yang hangat. Semua beban yang dia tanggung menjadi sirna seketika.

Sejak itu Stepahni selalu menahan diri untuk tidak berkomentar dan berusaha menjadi pendengar yang baik ketika Dyah bercerita. Dia hanya memberikan pendapatnya ketika Dyah memintanya, selebihnya dia hanya mendengar dan memberikan dukungan buat Dyah. Stephani senang Dyah selalu menceritakan apa yang dia rasakan dan apa yang dilakukan. Stephani juga tidak pernah bertanya apakah Dyah akan keluar dari pekerjaannya atau tidak. Stephani hanya ingin menjadi pasangan yang bisa selalu mendukung buat Dyah. Dia tahu kalau Dyah adalah pekerja keras dan merintis semuanya dari nol. Baginya karir ini sangat penting. Kadang Stephani merasa bahwa Dyah lebih peduli dengan pekerjaannya daripada dirinya.

Stephani sudah mengetahui itu dari awal dan dia merasa perlu belajar menyesuaikan diri dengan keadaan Dyah. Stephani sangat mencintai Dyah dan mencoba mengerti apa yang menjadi keinginanannya. Sebab itu Stephani tidak terlalu berani berharap mereka akan bisa bersama dalam waktu dekat. Stephani sadar kalau pendapatannya dibandingkan Dyah tidak ada apa-apanya. Mungkin dia bisa menghidupi Dyah dengan cukup tetapi Dia tidak yakin apakah Dyah bisa hidup tanpa bekerja atau bekerja seadaanya tanpa karir yang jelas.

Stephani sudah lama memikirkan segala kemungkinan bila mereka tinggal bersama. Waktu itu Dyah memintanya untuk tinggal di padang. Tetapi Stephani ragu, apakah dia bisa bertahan disana. Kemungkinan untuk mengajar dan jadi dosen di padang sangat kecil kemungkinannya. Apalagi dia Chinesse dan Katolik, pasti peluangnya lebih kecil untuk mendapatkan kesempatan. Selain itu Dyah sering sekali kerja sampai larut malam di kantor atau di lab, Stephani tidak yakin apakah dia akan bisa bertahan sendirian di rumah tanpa melakukan sesuatu atau bekerja. Stephani takut dia akan menjadi pasangan yang reseh karena kesepian dan dia tidak ingin menjadi pasangan yang suka menuntut perhatian.

Stephani merasa mungkin dengan LDR ini jalan terbaik buat mereka berdua. Dyah bisa bekerja dengan tenang tanpa harus memikirkan dirinya yang sendirian atau merasa tidak enak karena dia lebih sibuk di kantor daripada bersama dirinya. Mungkin nanti kalau Dyah sudah pensiun atau dia sudah bosan dengan pekerjaan dan ingin berdua saja. Stepahani tahu, Dyah orangnya moody, kadang dia bisa merindukan dirinya dan ingin bersamanya tetapi kadang dia begitu cuek dan lupa kalau punya pasangan. Stephani belajar mengerti dan menikmati saja hubungan mereka. Dia tidak ingin kehilangan Dyah dan dia ingin selalu bisa membahagiakan Dyah.

Dyah sendiri merasa nyaman dengan Stephani karena dia merasa hanya Stephani yang bisa mengerti tentang dirinya. Yang bisa sabar dengan segala kebiasaan dia yang work alcholic. Hanya Stephani yang dengan tulus mencintai dirinya tanpa mempunyai keinginan mengatur atau mengekang hidupnya. Dyah merasa hanya dengan Stephani dia bisa bercerita apa saja tanpa merasa takut atau kuatir. Dengan Stephani, dia bisa menjadi dirinya sendiri dan menikmati kebersamaan mereka. Bersama Stephani dia bisa merasakan percintaan yang luar biasa saling memberi dan menerima tanpa batas dan halangan karena label atau peran gender yang seperti sering terjadi di teman-teman L. Dan baru kali ini dia mempunyai relasi yag cukup lama bertahan. Biasanya hubungannya hanya beberapa semester saja, dan baru kali ini bisa bertahan hampir enam tahun.

****
Stephani melihat jam tangannya, waktu menunjukan pukul dua siang. Dia telah sampai di Bandara Juanda, berjalan menyisir parkiran yang padat dan panas. Dia mengambil Hpnya dan memberitahu Dyah kalau sudah sampai di Juanda. Dyah memberitahu kalau dia sudah di pintu masuk Juanda.
“Aku tunggu di Carls Jr aja ya”Tulis Stephani
“Iya, habis check in aku kesana!Balas Dyah

Tidak sampai setengah jam Dyah sudah datang. Dyah terlihat cantik dengan baju pink dan bunga-bunga kecil. Baju yang dibelikan Stephani waktu ulang tahun. Dengan senyum manis dia menghampir Stephani dan mencium pipi kiri dan kanannya. Stephani senang sekali karena biasanya dia yang selalu mencium Dyah. Tapi kali ini Dyah yang menciumnya.
“Cintaku, maaf ya kalau aku harus ke Semarang!Kata Dyah ketika mereka duduk.
“Iya nggak apa-apa, kamu khan memang datang untuk bekerja bukan untuk liburan!Kata Stephani sambil membelai tangan Dyah.
“Nanti kalau masalah di Semerang kita jalan-jalan ya!Kata Dyah yang merasa tidak enak dengan Stephani.
“Iya cintaku, nanti kamu aja yang kasi tau aku kapan kamu lowong waktunya!Kata Stephani
Dyah menjadi terharu dan matanya sudah berkaca-kaca, dia merasa kalau sering sekali tidak perhatian kepada Stephani dan lebih mementingkan pekerjaaan.
“hei, sudah nggak usah sedih gitu ya! waktu kita masih banyak cintaku! Pasti akan ada saatnya kita bisa bersenang-senang berdua saja!Kata Stephani mencoba menenangkan Dyah.
“Iyah! Cintaku antarin aku ke kamar mandi yuk!Ajak Dyah
“Ayo!Kata Stephani sambil berdiri.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar mandi. Sesampai kamar mandi Dyah celingukan memeriksa setiap bilik. Stephani hanya berdiri dan memperhatikan apa yang dilakukan Dyah. Dia berpikir Dyah sedang mencari tissue, tetapi Dyah tiba-tiba menarik lengan Stephani dan mengajaknya masuk dalam bilik yang kosong paling ujung dan menutup pintunya. Dyah mencium bibir Stephani dengan lembut dan penuh perasaan. Stephani menkmati ciuman Dyah dan tidak mengira kalau Dyah akan melakukan itu.

Setelah berciuman Dyah memeluknya erat-erat seakan-akan tidak ingin melepaskannya. Stephani membelai rambut Dyah yang pendek dan menciumnya dengan penuh cinta.
“Maafkan aku ya cintaku!Kata Dyah lirih
Stephani makin mengeratkan pelukkannya dan mencium kening Dyah. Stephani melihat ada airmata yang menetes dari mata bening Dyah. Stephani menghapusnya dan menciumnya dengan lembut. “I love you so much!Katanya dengan penuh cinta.

Mereka berdua keluar dari kamar mandi yang masih sepi. Stephani mengantar sampai pintu  masuk dan mencium  pipi kanan dan kiri lalu mengecup bibirnya. Dyah berjalan melewati penjagaan dan sambil sesekali menoleh menatap Stephani seakan-akan tidak ingin pergi. Stephani terus menunggu sampai Dyah hilang dari pandangan ketika naik escalator. Stephani berjanji dalam hatinya, dia akan selalu ada untuk Dyah apapun yang terjadi. Stephani tahu kalau Dyah dalam situasi yang berat dan membutuhkan seseroang untuk bersandar ketika lelah. Stephani ingin dia bisa mendampingi Dyah dalam suka maupun duka. Dia ingin selalu menjaga Dyah dan melindunginya.

Stephani merasa hanya Dyah perempuan yang paling diinginkan dan yang selalu bisa membuat dia jatuh cinta. Hanya Dyah yang bisa mengerti dirinya dan menerima dirinya apa adanya. Stephani selalu merasa tenang, bahagia bila berada di dekat Dyah. Hanya bersama Dyah, Stephani ingin menghabiskan masa tuanya bukan perempuan lain. meskipun banyak yang ingin menjadi kekasihnya tetapi hanya Dyah yang bisa mengisi hatinya dan selalu membuat dia rindu dan bergetar.


#####

Cerita Inggrid dan Gaby

Gaby duduk dengan gelisah menunggu kedatangan Inggird. Kuliah sebentar lagi akan dimulai tetapi Inggrid belum juga datang. Line yang dia kirim belum juga dibaca oleh Inggrid. Matanya terus menatap pintu kelas setiap kali ada yang masuk. Tiba-tiba dia melihat Inggrid datang dan hatinya langsung senang. Tetapi senyumnya mendadak sirna ketika melihat Sam di belakang Inggrid dan mereka terlihat tertawa bersama. Inggrid berjalan menuju ke arah Gaby, tetapi Gaby pura-pura menyibukan diri dengan gadgetnya.
“Sudah dari tadi ya?Tanya Inggrid ketika duduk di sampingnya.
“Lumayan!Katanya tanpa melihat wajah Inggrid sama sekali.
“Hei! Kanapa kamu?Kata Inggrid menempelkan tubuhnya dan meraba paha Gaby.
Gaby yang di raba pahanya dan sikap Inggrid yang manis menjadi luluh hatinya.
“Kamu tadi berangkat bareng Sam?Tanya Gaby langsung
“Nggak sayang, aku bawa mobil sendiri! Tadi ketemu di lift aja! Kamu cemburu? Jangan gitu dong!Kata Inggrid masih sambil membelai paha Gaby sambil sekali-kali keujung Paha dan menyentuh selangkangan Gaby.

Gaby yang mendapat penjelasan Inggrid menjadi tenang dan menikmati kenalkan tangan Inggrid. “Nanti siang ke rumah yuk! Orang rumah sedang keluar kota semua!Bisik Inggrid
Wajah Gaby langsung berbinar-binar dan membayangkan bisa bercinta dengan Inggrid.
“Ihh wajahnya kok langsung nepsong gitu sih!Kata Inggrid sambil meraupkan tangannya di wajah Gaby. Muka Gaby langsung memerah dan tersenyum. Dia membayangkan betapa menyenangkan bisa bercinta dengan Inggrid.

Gaby dan Inggrid sudah saling menyukai mulai dari kelas satu SMA dan mulai serius menjalin hubungan ketika kenaikan kelas 3 ada acara sekolah di Batu dan mereka berciuman ketika malam hari. Suatu hari ketika mereka liburan kelas 3 SMA dan menginap di Villa keluarga Inggrid di Tretes, Mereka mulai melakukan percintaan. Inggrid melepaskan pakaiannya dan melepaskan pakaian Gaby. Mereka saling menjelajahi tubuh. Meskipun mereka tidak pernah melakukan sebelumnya, dengan cinta mereka saling mencumbu dan menikmati perasaan mereka. Gaby menciumi tubuh Inggrid dan membuat Inggrid mengingingkan lebih. Dia menarik tangan Gaby untuk membelai V nya.
“Masukan jarimu sayang!Bisik Inggrid sambil memeluk Gaby.
“But you will be not Virgin?Kata Gaby ragu
“I dont care, I just want you in me!Kata Inggrid dan menekan tangan Gaby.
Sejak malam itu mereka berdua merayakan kedewasaan percintaan mereka. Dalam kelelaan bercinta Gaby bertanya kepada Inggrid. “Kamu tidak takut kalau kamu sudah tidak Virgin?
“Kamu sendiri tidak menyesal?Tanya Inggrid balik.
“Aku merasa senang dan aku asudah memutuskan malam ini, aku tidak akan menikah dengan laki-laki dan akan menjadi lesbian selamanya.Jawab Gaby dengan yakin dan mantap.
“Aku sendiri tidak ingin menikah dengan laki-laki!Kata Inggrid.

Hampir setiap ada kesempatan mereka selalu bercinta dimana saja dan kapan saja. Kadang mereka melakukan di mobil, di bioskop, dan sering kali setiap pulang sekolah mereka cepat-cepat pulang ke rumah dan bercinta di rumah Inggrid yang selalu sepi. Apalagi ketika mulai kuliah, mereka bahkan berani bercinta di kamar mandi ketika kampus mulai sepi dan banyak mahasiswa sudah mulai pulang.

Tetapi masalahpun mulai muncul ketika ada seorang mahasiswa yang menyukai Inggrid dan mulai melakukan PDKT. Inggrid memang menjadi mahasiswa yang paling cantik diangkatan mereka. Pendekatan Samuel terhadap Inggrid membuat Gaby sering merasa kesal. Apalagi teman-teman kelas mereka juga tahu kalau Sam naksir Inggrid. Ketika outdoor class di Lawang, Sam terus mendakati Inggrid dan sering mengajak foto bareng. Sejak pulang dari Lawang Sam beberapa kali ke rumah Inggrid.

Gaby tidak suka dengan Ide Inggrid yang ingin pura-pura pacaran dengan Sam untuk menutupi hubungan mereka.
“Gimana kalau Sam serius dengan kamu dan beneran mau pacaran sama kamu dan mencium kamu?Tanya Gaby dengan kesal
“Khan yang mutuskan aku mau atau nggak sayang!Jawab Inggrid dengan sabar
“Iya, Grid terus kalau semua orang menganggap kamu pacaran gmana?Tanya Gaby
“Bagus khan kalau orang menganggap pacaran khan hubungan kita bisa tercover?Jawab Inggrid
“Iya, tapi aku nggak suka Grid!Jawab Gaby dengan kesal
“Kamu cemburu ya?Tanya Inggrid sambil membelai Gaby
“Aku takut kalau kamu suka beneran dengan Sam dan jatuh cinta dengan dia!Jawab Gaby.
“Aku mencintai kamu Gaby sayang! Dan hanya ingin sama kamu saja!Jawab Inggrid dan menciumi Gaby. “Kamu tahu khan aku sudah nggak Virgin, mana ada cowok yang mau sama aku”Kata Inggrid dan membelai Gspot Gaby. Diskusi mereka berhenti dan menjadi percintaan yang luar biasa, Gaby menumpahkan semua rasa, rasa cinta dan rasa takut kehilangan Inggrid.

*****
Kecantikan Inggrid tidak hanya menarik perhatian Sam tetapi juga kakak kelas mereka. Semua berusaha mendekati Inggrid bahkan meminta tolong Gaby untuk menyampaikan perasaannya kepada Inggrid. Inggrid dan Gaby terkenal sebagai dua sahabat yang sama cantiknya dan seperti saudara kembar. Mereka sama-sama cantik dengan kecantikan yang berbeda. Rambut Inggrid lebih panjang daripada rambut Gaby. Dan Gaby memang lebih cerdas daripada Inggrid.

Inggrid tetap memberikan harapan kepada Sam dan tidak menolak ketika didatangi bahkan ketika diajak keluar makan malam. Inggrid ingin mamanya tidak curiga kedekatannya dengan Gaby. Sebab mamanya sering tanya kenapa kok dia nggak punya pacar? Dan bertanya apa Gaby sudah punya pacar?

Karena kedekatan Inggrid dengan Sam, Gaby jadi sering uring-uringan dengan Inggrid dan mereka jadi sering bertengkar karena Sam. Kekuatiran dan rasa cemburu Gaby makin meningkat. Apalagi di kampus Sam makin berani melakukan pendekatan terhada Inggrid. Sam selalu duduk di sebelah Inggrid dan selalu berusaha mengikuti Inggrid kemanapun dia pergi.

“Inggrid, kok duduknya mojok sih! Ini Koko Sam pengen di sebalahmu!Kata Wildan menggoda Inggrid yang memang sengaja memilih duduk diujung sebelah tembok dan di sampingnya ada Gaby. Inggrid ingin meredam kemarahan Gaby.
“Ih..Sam Baper nih!Goda Nyoman menimpali
“Tuh lihat muka Sam jadi merah tuh!Kata Vera menunjuk muka Sam
“Emange kamu Ver..yang nggak punya malu!Timpal Steve menggoda Vera
“Hayo Steve naksir Vera ya? Goda Kevin ganti menggoda Kevin dan Vera.
Dan merekapun jadi saling menggoda dan tertawa bersama sampai Stephani masuk ruangan.
“Pagi Semua!Kata Stephani dengan lantang.
“Pagi Bu!Sahut mereka semua serempak.
“Sudah siap kuliah?Tanya Stephani
“Sudah Buk!Sahut mereka dan menjadi tenang.
“Ini saya akan membagikan hasil UTS kalian!Kata Stephani membawa hasil UTS. Dia memanggil satu persatu nama mereka.
“Gaby!Panggil Stephani dan menunggu Gaby maju.
“Selamat ya!Gaby mendapatkan nilai tertinggi di kelas ini, 100!Kata Stephani ke seluruh kelas.
Wih...! semua langsung riuh dan bertepuk tangan, Gaby dengan muka merah kembali ketempat duduknya.
“Selamat ya sayang!Bisik Inggrid dan tersenyum manis. Sedang Inggrid sendiri mendapat nilai 85.
“Rasanya bu Stephani itu L deh!Bisik Gaby di telinga Inggrid.
“Kok tau?Tanya Inggrid dengan tatapan curiga dan memandang Stephani
“Gaydar ku tajam, setajam silet!Kata Gaby sambil ketawa ditahan
“Awas ya, kalo kamu godain bu Step!Kata Inggrid
“Seneng lho aku kalau kamu kuatir gitu!Kata Gaby menggoda
Lalu Inggrid mencubitnya dan Gaby reflek mengadu dengan keras.
 “Kenapa Gaby?Tanya Stephani.
“Nggak apa-apa bu!Jawab Gaby kaget begitupula dengan Inggrid
Gaby mengecek Facebook Stephani, lalu menunjukan ke Inggrid. Mereka berdua tersenyum karena menemukan nama beberapa organisasi LGBT yang menjadi teman Stephani dan juga aktivis perempuan. Mereka menemukan foto Stephani berdua dengan Bu Tias.
“Jangan-jangan Bu Tias pacaran sama Bu Stephani!Bisik Gabi kepada Inggrid
“Masak sih, Bu Tias khan punya suami dan anak!Jawab Inggrid
“Siapa tahu Bu Tias itu lesbian house wife!Jawab Gaby
“Aish kamu!Kata Inggrid
“Bu Step itu keren ya! Gimana kalau aku potong rambut pendek seperti bu Step?Tanya Gaby
“Tapi aku nggak suka Butchi!Bisik Inggrid
“Kamu nggak suka Butchi tapi pacaran sama Sam!Kata Gaby
“Mulai deh!Kata Inggrid

Gaby memang tidak bisa mengenyahkan pikirannya dengan kedekatan Inggrid dan Sam. Dia selalu merasa kuatir dan menjadi sering curiga kalau Inggrid sedang keluar dengan Sam atau sedang berdua dengan Sam.

 “Mungkin aku sebaiknya konsultasi dengan Bu Tias aja!Pikir Gaby. Dia bingung harus bagaimana bersikap dengan keadaannya dengan Inggrid. “Atau aku bicara dulu dengan Inggrid, atau bicara dulu dengan bu Tias ya!pikir Gaby. Sebaiknya aku konsultasi dengan bu Tias dulu aja sebelum dengan Inggrid, tapi bagaimana ya kalau ternyata Bu Tias homophobia dan malah membahayakan nasib kami berdua. Tapi seingatku nggak deh malah pernah meneliti soal LGBT”Batin Gaby.
“Hei, ayo pulang!Kata Inggrid membuyarkan lamunannya.
“Kamu mau kemana?Tanya Gaby, Aku mau menghadap ke Bu Tias dulu!Kata Gaby
“Ngapain?Tanya Inggrid dengan wajah curiga.
“Mau Konsultasi!Jawab Gaby
“Konsultasi apaan?Tanya Inggrid sambil menarik lengan Gaby dan mengajak ke roof top tempat yang paling sepi dan aman.
“Sayang, kamu mau konslutasi soal kita ya?Tanya Inggrid dengan wajah yang panik.
“Kenapa, kok kamu takut?Tanya Gaby
“Gab, gimana kalau Bu Tias justru memusuhi kita berdua, nasib kita berdua bisa bahaya dan masa depan kita bisa jadi suram!Kata Inggrid meyakinkan Gaby
“Nggaklah, Bu Tias itu open minded kok!jawab Gaby
“Kenapa sih kamu kok mau konsultasi dengan Bu Tias?Tanya Inggrid masih penasaran
“Aku masih nggak bisa tenang Grid, kamu pacaran dengan Sam!jawab Gaby
“Ya Allah, Gaby!Kata Inggrid sambil menepuk jidatnya sendiri, “Kalau soal itu harusnya kamu tanya aku tidak perlu ke Bu Tias!Lanjut Inggrid.
“Ini bukan soal kamu tapi perasaanku sendiri, dan kejadian ini bisa akan terulang kembali suatu saat! Tidak ada yang menjamin kamu tidak akan pacaran dengan cowok lain!Sahut Gaby dengan wajah sedih dan hampir menitikan air mata.
Inggrid terdiam dan merasa tertusuk dengan apa yang dikatakan Gaby. “Apa Kamu meragukan cintaku? Apa kamu lupa kalau aku sudah menyerahkan seluruh tubuhku, hatiku dan pikiranku untuk kamuTanya Inggrid dengan sedih
“Kalau kamu mencintaiku tentu kamu tidak akan melakukan sesuatu yang tidak aku sukai!Kata Gaby kembali
“Aku melakukan ini semua untuk kita sayang! Kamu tahu nggak kalau mama mulai bertanya apakah aku sudah punya pacar atau nggak dan juga bertanya apakah kamu sudah punya pacar atau belum?Kata Inggrid menjelaskan dan duduk di anak tangga sambil menundukan wajahnya dan menitikan airmata.
“Tapi kalau kamu berpura-pura punya pacar dan suatu hari kalau kita ketahuan berelasi maka mama kamu akan menuduh aku yang membuat kamu jadi lesbian! Apa kamu pernah memikirkan itu?Tanya Gaby dengan kesal.

Inggrid menggelengkan dengan lesuh dan mulai menangis. Gaby jadi tidak tega melihat Inggrid sedih.
“Sudahlah, sayang nggak usah menangis! Sebaiknya kamu tidak perlu berpura-pura pacaran dengan Sam! Karena itu bukan solusi yang baik, malah akan menimbulakan masalah baru. Kecuali kamu memang menginginkannya dan memang suak dengan Sam!kata Gaby sambil memegang tangan Inggrid. “ aku tidak bisa mencegah kamu untuk tidak jatuh cinta dengan orang lain atau pacaran dengan orang lain!Lanjut Gaby dengan sedih.
“Aku cuma mencintaimu dan ingin selalu bersama kamu sampai suatu saat kita bisa tinggal bersama!Kata Inggrid sam bil merebahkan kepalanya di pundak Gaby.
“Aku berjanji, aku akan belajar dengan rajin agar mendapat IP tertinggi dan cepat lulus, kalau aku bisa kuliah S2 dan bekerja, aku akan bisa menghidupi kamu!Kata Gaby meyakinkan Inggrid.
“Iya!Jawab Inggrid menghapus air matanya.
“Yang penting kita bisa berhati-hati dan menjaga sikap kita atau aku jangan sering menginap di rumahmu aja!Kata Gaby “Yuk Kita pulang!Lanjut Gaby sambil mencium kening Inggrid dan mengajaknya turun.

*****

Stephani memasuki ruang dosen yang sedang sepi dan kosong. Stephani melihat Tias sedang menatap laptopnya. “Wah rajine rek!Kata Stephani, “Sudah makan nasi bebeknya?Lanjutnya
“Sudah! Makasih! Kamu kok baik sih!Kata Tias berdiri mencium pipi kiri dan kanan Stephani. Tias sendiri heran kenapa dia melakukan itu. dia merasa terharu karena baru kali ini ada orang yang begitu baik dan perhatian kepada dirinya.
“Ihh nggak usah lebay lah! Wong dibeliin nasi bebek gitu aja sampe segitunya!Kata Stephani yang juga kaget dan tidak siap dengan ciuman Tias. “Diliat mahasiswa lho!Lanjut Stephani
“Ben, mereka tahu kok aku agak gila!Jawab Tias keras kepala
“Kenapa kamu kok beliin aku nasi bebek?Tanya Tias penasaran
“Lho, apa perlu ada alasan ya?Tanya Stephani balik
“Iya, karena bagiku harus ada alasanya!Jawab Tias sambil menatap Stephani dan berharap menemukan jawaban.
“Kalo mau baik ya baik aja! Kalo mau kasi ya kasi aja nggak perlu alasan! Kalo ngasik sesuatu perlu alasan dan mengharap imbalan itu namanya bisnis!Jawab Stephani sambil tersenyum.
“Kamu kok baik sih!kata Tias sambil menatap terharu dan senang.
“Terima kasih! “Yo wes aku balik dulu ya!Kata Stephani yang tidak ingin berduaan saja dengan Tias.
“Lho,kenapa?Tanya Tias dengan tatapan kecewa.
“Iya masih ada urusan aku!Kata Stephani beralasan
“Ya udah, ati-ati ya!Kata Tias  “besok bawain makanan lagi ya!Lanjut Tias
“Dasar rakus!Kata Stephani ketawa dan meninggalkan Tias sendirian.

Stephani merasa kalau  Tias suka dengan dirinya, Dia sering melihat mata yang berbinar bila bertemu dia, sama seperti tatapan Dyah kedirinya. Stephani selalu menjaga jarak dan tidak ingin mengembangkan perasaan itu. Dia tahu Tias sudah mempunyai suami dan anak semata wayang yang sangat dicintainya. Stephani tidak mempunyai perasaan apapun dengan Tias. Dia hanya menganggap sahabat dan teman debat yang menyenangkan. Stephani juga tidak ingin memberikan harapan kepada Tias. Dia juga tidak ingin merusak rumah tangga Tias. Bagi dirinya pantang merusak rumah tangga dan berpacaran dengan perempuan yang sudah bersuami.

Tias tercenung sepeninggal Stephani, perasaan dia semakin dalam terhadap Stephani. Dia masih terheran-heran dengan sikapnya tadi. Biasanya dia tidak pernah seekpresif itu kepada orang lain dan cenderung untuk jaim. Entah kenapa tadi begitu spontan dan bahagia. Dia merasakan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. “Duh, kenapa aku jatuh cinta disaat usia sudah setua ini”Batin Tias, Apakah ini yang dinamakan puber kedua ya!Tanyanya dalam hati.

Tias pernah mendengar kalau Stephani sudah mempunyai pasangan di Padang. Tetapi Stephani tidak pernah bercerita soal pasangannya dan dia sendiri tidak pernah bertanya soal pasangannya. Dia mencoba mengingat apakah mereka pernah membicarakan soal pasangan Stephani. “Kenapa Stephani tidak pernah menceritakan soal pasangannya ya?Tanya Tias dalam hati.
Tiba-tiba Tias dikagetkan dering telpon Hpnya, dilihat nomer mas Haryo.
“Iya mas!jawab Tias begitu mengangkat Hpnya.
“Nanti pulang nggak usah beli makan ya, aku mau ngajak kamu makan malam!Kata Haryo dari seberang sana.
“Wah tumben, ada apa?Tanya Tias terheran-heran “Mas Haryo sudah pulang?Tanya Tias setelah sadar.
“Kamu lupa ya? Hari ini khan hari ulang tahun perkawinan kita dan saya sengaja pulang supaya bisa mengajak kamu makan malam!Jawab Haryo dengan suara yang ceria.
“Wahh maaf ya kalau aku lupa!Kata Tias dengan perasaan bersalah sehingga melupakan hari jadi perkawinan mereka. Dia merasa terharu dengan ketulusan Haryo meskipun sudah bertahun tahun menikah, perasaan cintanya masih sama terhadap dia. Sedangkan dia malah merasa jatuh cinta dengan Stephani.

“Mungkin sebaiknya aku meredam perasaan ini dan tidak meneruskan perasaanku terhadap Stephani. Apa aku tidak boleh bahagia merasakan cinta? Sampai kapan aku boleh benar-benar merasakan bahagia? Apakah karena aku seorang perempuan, seorang ibu dan seorang istri sehingga harus menjaga diriku dan perasaanku? Sampai kapan aku boleh bebas menikmati perasaanku, memenuhi keinginan tubuhku untuk bercinta dengan perempuan, dengan Stephani! Bagaimana perasaan Sigit kalau tahu ibunya seorang Lesbian? Bagaimana kalau nanti dia kecewa dan marah? Bagaimana kalau Sigit menjadi membenci dirinya? Memikirkan Sigit akan membenci dirinya dan menjauhi dirinya sama menyakitkannya dengan keinginan membunuh perasaannya terhada Stephani.

Biarlah aku sendiri yang menikmati perasaan ini tanpa ada yang mengetahuinya bahkan Stephani sekalipun. Biarkan cinta itu tetap selalu ada untuk Stephani. Bukankah cinta tidak harus memiliki? Bila memang kita berjodoh suatu saat kita akan bisa bersatu atau mungkin dikehidupan yang akan datang kita akan berjodoh bersama.
Tias menutup laptopnya dan membereskan mejanya. Dia tidak ingin pulang terlambat dan mengecewakan Haryo. Meskipun dia tidak mencintai Haryo, dia tetap menghargai Haryo dan tidak ingin mengecewakan Haryo. Bagaimanapun Haryo adalah teman hidupnya saat ini dan Ayah dari anaknya tercinta.

*****
Stephani tidak sengaja memergoki Gaby dan Inggrit keluar dari salam kamar mandi. Mereka berdua tampak terkejut dan tidak menyangka Stephani masih di kampus. Muka mereka berdua langsung memerah. Stephani sudah curiga kalau mereka berdua itu pasangan kekasih. Gaydar Stephani selalu menyala bila dekat dengan mereka berdua. Stephani sering memergoki tatapan mereka berdua dan pernah secara tidak sengan ketika dia duduk di depan melihat tangan Inggrid di paha Gaby.

Stephani yang memang pulang telat karena mengikuti latihan yoga di kampus. Dia melihat wajah Gaby dan Inggrid, dia tahu kalau mereka berdua habis bercinta dalam kamar mandi karena wajah mereka seperti orang yang habis merasakan orgasme. Mereka berdua kelihatan takut dan tertunduk. Mereka berdua bergandengan tangan. Mendadak keisengan Stephani keluar. “Lain kali kalau mau ngapa-ngapain jangan di kampus, bisa ketahuan orang lho!Kata Stephani sambil tersenyum dengan tatapan yang menggoda.

Muka mereka berdua makin memerah dan mendadak menjadi pucat,  antara kaget dan ketakutan karena Stephani mengetahui apa yang mereka lakukan.
Stephani yang melihat mereka berdua ketakutan menjadi kasihan dan langsung berusaha menetralkan suasana.
“Sudah nggak usah takut begitu!Katanya sambil cuci tangan dan masuk ke dalam toilet.

 Di dalam toilet Stephani ingin tertawa ngakak melihat reaksi mereka berdua. Dia segera menceritakan kejadian itu kepada Dyah melalui wa.
“tadi mahasiswaku si Gaby dan Inggrid habis bercinta di kamar mandi!Tulis Stephani.
“Oya, kok kamu tahu!Balas Dyah
“Iya, terlihat wajahnya kalau habis enak, seperti wajahmu hahahaha!Jawab Stephani
“Ihh... trus gimana?Balas Dyah
“Ya, langsung aku tembak! Trus mereka pucat ketakutan! Trus aku tinggal ke toilet ini!Jawab Stephani. “Aku jadi ingat kita hahahah!Lanjut wa Stephani.
“Emang kapan kita main di kamar mandi?Tanya Dyah
“Khan sering kalau kita check in!Jawab Stephani
Oh..tapi kita khan nggak pernah bercinta di publik toilet!Jawab Dyah
“Iya sih, katanya kamu pengen bercinta di pantai atau di kolam renang atau di publik!Kata Stephani
“hahahaha masih belum berani!jawab Dyah
“Aku pulang dulu ya cintaku, ini masih di kampus habis Yoga!Tulis Stephani
“Iya, cintaku ati2!jawab Dyah.
Stephani terkejut ketika keluar kamar mandi dia melihat Inggrid dan Gaby masih ada dan sedang menunggu dirinya.
“Bu, kami mau minta maaf!Kata Gaby dengan takut-takut.
“Lho, kenapa kok minta maaf!Jawab Stephani yang merasa kasihan dengan mereka berdua. Dia tahu mereka berdua pasti merasa kuatir dengan hubungan mereka yang diketahui oleh Dosen.”Sudah nggak apa-apa, jangan diulangi lagi! Karena itu nggak baik dan nggak sehat buat kalian!Lanjut Stephani.

Stephani melihat perubahan wajah mereka berdua yang lebih cerah dan lega. “Sudah ayo pulang!Ajak Stephani sambil jalan menuju lift dan mereka berdua mengikuti dalam diam. Stephani berusaha menahan diri agar tidak tertawa atau senyum-senyum sendiri memergoki kelakuan mereka berdua. Mereka berdua memang bisa terkena sangsi bahkan bisa dikeluarkan dari Kampus karena bercinta di kampus. Bukan karena orientasinya tetapi karena mereka bercinta di kampus dan akan dianggap melakukan tindakan asussila.

******
“Makasih bu! Kata Gaby dan Inggrid hampir bersamaan begitu keluar dari lift.
“Iya!Jawab Stephani.
Mereka berdua cepat-cepat berjalan menuju parkiran tanpa berani menoleh. Ketika masuk kedalam mobil mereka berdua saling bertatapan dan tertawa.
“Duh, ini hari yang paling gila deh!Kata Inggrid. “Kok tadi kamu nggak ngecek sih!Lanjut Inggrid.
“Iya, kamu juga kok langsung ikut keluar! Biasanya kamu khan nunggu aku keluar dulu!Jawab Gaby. “Tetapi untung ya yang mergoki bu Stephani, kalau dosen yang lain khan bisa dikeluarkan dari kampus kita!Lamjut Gaby
“Iya, tapi aku jadi nggak enak nih dan malu sama bu Stephani!Kata Inggrid
“Pasti dia mengertilah, khan dia juga pernah muda dan lesbian pula!Jawab Gaby
“Emang bu Step itu kamu yang suka bercinta dimana-mana!Jawab Inggrid sambil mukul lembut ke Gaby.
“Habis kamu menggoda aku terus sih!Kata Gaby
“Ish! Jadi kita sudah nggak boleh lagi ya bercinta di toilet!Kata Inggrid
“Ya, harus hati-hati lain kali!Jawab Gaby
“Nggak mau ahh, jantungku tadi sudah mau putus! Horornya sama dengan liat hantu tau!Kata Inggrid
“Emang kamu pernah liat hantu? Emang ada ya hantu yang cakep seperti bu Step!Jawab Gaby.
Ihhh..kamu itu kalo dikasi tau pasti gitu deh!Jawab Inggrid merajuk
“Iya, sayang! Lain kali kita check in aja ya!Kata Gaby takut kalau Inggrid marah.
Iya, pokoknya kamu nggak boleh nakal di kampus!Kata Inggrid
“Baik cintaku!Kata Gaby “tapi kalo di tempat lain bolehkan?Lanjut Gaby
Inggrid tersenyum melihat gaya Gaby dan ketegangannya sudah mencair. Dan mereka berdua tertawa mengingat kejadian yang baru saja mereka alami.














0 comments: