Cerita Andiningtyas Ayu
Wardhani
Tias merasa gelisah
karena hari ini dia akan bertemu dengan Stephani . Ada debaran yang susah
dijelaskan, telah berpuluh tahun dia tidak pernah merasakan. Tias sadar kalau
dia bukan anak muda atau ABG. Usianya sudah mendekati kepala 5 dan merasakan getaran
cinta setelah berpuluh tahun. Stephani selalu bisa membuatnya tertawa dan hanya dia
yang bisa meladeni perdebatannya dengan seru, mengimbangi candaannya yang
kadang menggila dan menandingi kecerdasaannya.
Tias teringat ketika
pertama bertemu dengan Stephani . Waktu itu dia mendapatkan proyek penelitian
tentang LGBT dan berhubungan dengan beberapa organisasi LGBT. Meskipun sudah
berkali-kali datang ke organisasi Stephani tapi dia tidak pernah bertemu secara langsung.
Dia sering mendengar nama Stephani sebagai aktivis lesbian. Hingga suatu hari
ketika ada pelatihan menulis dia bertemu dan bersama-sama dengan Stephani .
Mereka bertukar tulisan
mengenai biografi pribadi dalam latihan. Tias tahu kalau Stephani orang yang menyenangkan dan waktu kecil bandel
sekali seperti dirinya. Waktu kecil Stephani juga suka bermain kelereng, layang-layang,
naik sepeda, memancing ikan. Mereka akhirnya bercerita masa kecil masing-masing
dan menjadikan mereka dekat.
Tiba-tiba Hpnya
berkelip-kelip tanda ada BBM masuk. Hatinya berdebar-debar ketika melihat nama Stephani
. Jeng, jadikan ketemuannya?
Dengan tersenyum senang
Tias membalas BBMnya. Jadi dong!
Tias melihat sudah jam 4,
dan mereka janjian ketemu jam 5. Tias langsung membereskan barang-barangnya.
Karena terburu-buru tangannya terantuk meja. Dia merasakan sakit tanggannya
karena dia tidak ingin terlambat bertemu. Sambil berjalan dia membaca BBM Stephani
yang memberitahu sudah otw.
*****
Tias segera menuju
foodcourt di lantai teratas dan kembali melihat Hpnya. Dia memberi tahu Stephani
dan Nanik kalau dia sudah sampai. Tias
segera memilih tempat duduk yang paling enak dibuat ngobrol. Tidak lama
kemudian Stephani datang. Hati Tias
berdebar kencang melihat senym Stephani yang manis dan selalu terlihat ceria.
“Hi, Kok sendiri?Tanya Stephani
sambil duduk di sampingnya. “Nanik kok
belum datang? Lanjut Stephani .
“Iya, nggak tau tuh!Jawab
Tias sambil berusaha bersikap biasa.
“Belum pesan
makanan?Tanya stephani
“Belum, tadi sih aku
sudah makan!Jawab Tias.
“Nggak seru ini, biasanya
kamu khan makannya banyak! Ayo mau makan apa?Tanya Stephani
Tias tidak bisa menolak
pertanyaan Stephani , “ya udah pesen rujak manis aja deh sama minum!Kata Tias.
Stephani langsung berdiri membeli makanannya sendiri
dan pesanan Tias. Ketika kembali ke tempat duduk Stephani melihat Nanik sudah datang.
“Sudah pesen makan nik?Tanya Stephani
“Iya sudah!Jawab Nanik.
“Tanganmu kenapa?Tanya Stephani
ketika melihat Tias memijit tangannya.
“Iya tadi kebentur ujung
meja!Jawab Tias
Stephani langsung mengeluarkan counterpain dari dalam ranselnya. “Sini, aku pijit!Kata Stephani sambil mengambil tangan Tias dan mengoleskan
counterpain. Tias mukanya memerah dan kaget dengan sikap Stephani yang memijit tangannya.
“Kenapa kok wajahnya
memerah gitu?Tanya Stephani sambil
senyum
“Wah mbak Tias
kesenengan, bisa nggak bisa tidur nanti malam itu!Goda Nanik sambil hendak
memfotonya.
“Iyo kalo aku
terbayang-bayang dirimu piye iki?kata Tias yang telah menguasai dirinya. “Wes,
ra usah difoto nanti jadi gosip!Lanjut Tias sambil menutupi wajahnya
“Ojok difoto nanti aku di
dukun no!Sahut Stephani
“Ngapain aku dukun no
kamu? Nggak didukunno ae sudah mijitin aku!Sahut Tias
“Didukunkan jadi tukang
pijet yo Ko?Sahut Nanik.
“Iya terus dikaryakan
jadi tukang pijet!Jawab Stephani
Tias menikmati sentuhan
tangan Stephani . Dia baru menyadari kalau tangan Stephani begitu lembut dan halus tetapi berotot. Tias
berusaha mengendalikan perasaannya dan tidak ingin terlihat gugup. Stephani berhenti memijat tangan Tias ketika makanan
yang mereka pesan datang.
Tias semakin menyadari
kalau dirinya memang jatuh cinta dengan Stephani . Dia sendiri tidak tahu sejak
kapan dia merasakan jatuh cinta dengan Stephani. Tias berusaha mengingat
sepanjang hidupnya berapa kali dia jatuh cinta? Dia sendiri juga tidak tahu
apakah dia jatuh cinta dengan suaminya yang telah menikah dengannya hampir 25
tahun lamanya. Dia menikah dengan mas haryo karena di jodohkan dan Tias tidak
bisa menolak permintaan orang tuanya.
Dia masih ingat, waktu
itu dia hampir lulus kuliah di UNPAD. Orang tuanya meminta dia pulang ke Solo.
Tias memang anak yang selalu menurut sejak kecil. Dia tidak pernah membantah
perintah ataupun permintaan orang tuanya. Keluarganya masih tergolong keluarga
Kasunan Surakarta. Mereka masih memegang teguh adat istiadat dan segala macam
ritual kebudayaannya.
Tias merasa senang sekali
ketika lulus SMA bisa meninggalkan keluarganya dan kuliah di Bandung. Meskipun
pada awalnya keluarganya menentang dia untuk kuliah di Bandung dan menyuruhnya
kuliah di Jogja. “kalau mau kuliah psikologi kenapa tidak kuliah di UGM saja,
kenapa memilih UNPAD!Kata Romonya. Tias hanya bisa merunduk dalam diam dan
tidak berani membantah. Untung Ibunya berhasil membujuk romonya untuk
mengijinkan dia kuliah di Bandung.
Selama kuliah di Bandung
Tias benar-benar menikmati kehidupannya dan kebebasannya. Tetapi tetap saja dia
selalu menekan perasaannya ketika tertarik dengan perempuan. Dia selalu merasa
bersalah dan takut bila menyukai perempuan. Meskipun dia kuliah psikologi untuk
mengerti lebih dalam dengan apa yang dirasakan. Tetapi tetap saja dia tidak
pernah tenang dengan apa yang dirasakan. Lalu dia memutuskan untuk mengalihkan
perhatian dan perasaannya dengan belajar. Nilainya selalu tertinggi di
kelasnya.
Setiap kali dia pulang ke
Solo keluarganya selalu bertanya apakah dia sudah memiliki calon suami. “Kamu
itu sudah waktunya menikah nduk! Jangan sampe kamu jadi perawan tua!Kata
Ibunya. “Njih bu! Saya khan masih kuliah!Jawab Tias. “Pokoknya kamu harus
menikah begitu lulus kuliah! Biar nanti Romo yang mencarikan kamu jodoh!Lanjut
Ibunya.
Tias terdiam membayangkan
kalau dirinya akan terpenjara dengan orang yang tidak dia cintai.
Semakin mendekati
kelulusan Tias semakin gelisah. Dia ingin berlama-lama kuliah tetapi itu tidak
memungkinkan. Pernah dia berkonsultasi dengan Dosen walinya tentang apa yang
dirasakan. Dan dosennya meminta dia tidak meneruskan perasaannya menyukai
perempuan, bahkan dosennya mengatakan “Mungkin dengan menikah adalah solusi
yang tepat buat kamu! Tias terdiam dan dalam kebingungan dia mengahdapi
kenyataan ketika pulang ke Solo.
Sore itu keluarganya
menerima tamu yang ternyata adalah calon suaminya beserta keluarganya. Laki-laki
itu bernama Haryodiningrat yang juga masih keturunan dari kasunan Surakarta.
Usianya lebih tua empat tahun dari Tias dan telah bekerja sebagai programmer di
sebuah perusahaan asing. Wajahnya seperti kebanyakan wajah orang jawa dan
berkacamata. Dia terlihat pendiam dan tidak banyak bicara sambil sekali-sekali
mencuri pandang ke arah Tias.
Tias merasakan
perasaannya flat, dia tidak tahu harus measa sedih, kecewa atau takut.
Tiba-tiba dirinya merasa sepi diantara keramaian pembicaraan keluarga mereka. Dalam
diam dia mendengarkan pembicaraan keluarga mereka. Keluarga Haryo minta mereka
menikah tidak lebih dari satu tahun. Orang tua Tias juga menyetujui keinginan
mereka. Tias hanya bisa pasrah menjalani
pilihan orang tuanya.
Setelah pertemuan
keluarga, Haryo mendatangi Tias di Bandung. Tias merasa Haryo orang yang baik,
sopan dan tipe laki-laki yang bertanggung jawab. Tapi Tias masih tetap merasa
tidak nyaman dan gelisah. Tapi dia tidak tahu bagaimana caranya menolak. Sampai
suatu hari di pertemuan ketiga Haryo mengajaknya berbicara serius dengan
dirinya di sebuah cafe yang tenang.
“Dik Tias, saya tahu kalau perjodohan ini
mungkin tidak menyenangkan buat dik Tias. Mungkin dik Tias berpikir saya
laki-laki yang tidak laku sehingga mau saja dijodohkan. Aku memang tidak ingin
berpacaran yang berakhir dengan putus dan menimbulkan sakit hati. Aku juga tahu
kalau keluargaku tidak mungkin menerima perempuan sembarangan. Makanya aku
memilih tidak berpcaran. Lebih baik aku pacaran dengan istriku dan menjadi
suami yang bisa membahagiakan istriku. Aku tidak ingin berjanji dan membual
kalau aku laki-laki yang tepat buat kamu. Tapi aku berjanji aku akan menjadi
gentlement dan menghargai perempuan!Kata Haryo dengan kalem. “Kalau kamu tidak
berkenanan dengan perjodohan kita, aku akan membantu menjelaskan ke orang tua
kita dan kamu tidak perlu kuatir, aku tidak akan mengatakan ini karena
kamu!Lanjut Haryo
Tias terdiam mendengar
perkataan Haryo. Dia tidak menyangka kalau Haryo berkata seperti itu. Dia
melihat wajah Hryo diantara keremangan lampu cafe dan suara musik yang sayup. Kegamangannya
sedikit berkurang setidaknya dia tahu Haryo berniat baik dan menghargai
perempuan.
“Sebetulnya aku masih
ingin kuliah lagi!Kata Tias perlahan.
“Aku tidak akan melarang
kamu untuk melanjutkan kuliah atau bekerja meskipun kita sudah menikah!Kata
Haryo sambil tersenyum. “Dik Tias, aku tidak ingin menjadi musuhmu, aku akan
belajar mencintaimu. Mungkin aku terlalu berlebihan kalau berharap kamu juga
belajar mencintaiku, atau kita bisa bersahabat dan menjalani hidup
bersama.”Kata Haryo
“Kalau kita menikah aku
ingin kedudukan kita sejajar dan aku tidak ingin mengadopsi kebiasaan keluarga
kita! Aku tidak ingin harus melayani kamu!Kata Tias dengan berani
“Baik, aku sudah terbiasa
hidup sendiri dan aku juga biasa masak sendiri!Jawab Haryo
“Aku juga tidak mau kalau
ibumu mengatur rumah tangga kita!Lanjut Tias
Haryo terdiam dan berkata
“Baik, aku bisa mengusahakannya! Apakah ada lagi syarat lain?Lanjut Haryo
Tias sebetulnya ingin
ketawa dengan pertanyaan Haryo, dia sadar kalau Haryo sangat sabar dan dewasa.
“Sementara itu dulu!Jawab Tias
Sejak itu hubungan Tias
dengan Haryo menjadi lebih baik. Mereka belajar saling mengenal. Setiap akhir
pekan Haryo selalu datang ke Bandung dari Jakarta. Haryo membantu Tias untuk
menyelesaikan skripsinya dan mengantar kemanapun Tias pergi. Perlahan Tias
menyukai kehadiran Haryo. Dia suka dengan kecerdasan Haryo dan kesopanannya.
Meskipun mereka sudah bertunangan dan akan segera menikah, Haryo tidak pernah
berusaha untuk menciumnya atau berbuat sesuatu yang tidak sopan.
“Kamu kok nggak pernah
berusaha mencium aku?Tanya Tias suatau hari
Muka Haryo jadi merah
padam dan tidak siap dengan pertanyaan Tias yang terus terang.
“Kamu pengen dicium?Tanya
Haryo dengan tersenyum.
“Nggak sih penasaran
aja!Jawab Tias
Lalu Haryo dengan ragu
mendekatkan wajahnya dan Tias tercengang, Haryo yang melihat Tias terdiam makin
mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Tias. Tias yang belum pernah berciuman
dengan siapapun menjadi kagok dan memerah wajahnya. Dia menundukan wajahnya
dalam-dalam, Haryo mengangkat dagunya dan mengecup kembali bibir Tias lebih
lama. Tias berusaha merasakan ciuman Haryo dan mencari getaran cinta di dalam
dirinya. Kenapa aku tidak merasakan apa-apa!Batin Tias. Padahal aku belum
pernah berciuman, seharusnya ini menjadi sesuatu yang menggetarkan.”Kata Tias
dalam hati.
“Maaf kalau aku tidak
pandai ciuman, aku sebelumnya juga belum pernah berciuman!Kata Haryo jujur dan
wajahnya nampak bahagia berseri-seri. Haryo merasa kalau dia mulai jatuh cinta
dengan Tias. Haryo semakin tidak sabar untuk segera menikah dan berdua dengan
Tias.
******
Pesta pernikahan tujuh hari tujuh malam telah
mereka lewati dengan segalam macam ritual adat yang melelahkan. Sekarang Tias
hanya berdua dengan Haryo di dalam kamar. Tias merasakan takut menghadapi malam
pertamanya dengan Haryo. Perasaan malu, takut dan kuatir bercampur aduk menjadi
satu. Tias mengenakan pakaian tidurnya dan sudah rebahan di ranjang.
Dia melihat Haryo
mematikan lampu dan membiarkan lampu di kamar mandi menyala. Dalam temaram
lampu di kamar, dia menaiki ranjang dan menghadap ke Tias. Tias dapat melihat
mata Haryo yang berbinar. Haryo mencium bibir Tias dan tangannya menyentuh
payudara Tias. Tias dapat merasakan kalau Haryo sudah birahi sementara dia
belum sama sekali. Paha Tias dapat merasakan kemaluan Haryo yang mulai
mengeras. Haryo melepaskan pakaian Tias dan pakaiannya sendiri.
Tias pasrah dengan apa
yang dilakukan Haryo. Tias dapat merasakan kalau Haryo sudah sangat
menginginkan dirinya dan dia menciumi payudaranya dengan rakus dan membuat dia
semakin ereksi. Tiba-tiba Tias mendengar Haryo mengerang, mencengkeram dirinya
dan dia merasakan pahanya basah. Dan terkulai disampingnya. “Maafkan aku dik
Tias, aku lepas kendali!Katanya
Tias baru sadar kalau
Haryo mengalami ejakulasi dini dan diam-diam Tias tersenyum senang karena
berarti malam ini dia tidak bercinta dengan Haryo. “Nggak apa-apa mas!Jawab
Tias
****
Setelah tiga hari Haryo akhirnya berhasil
melakukan tugasnya sebagai suami. Dan Tias merasakan sakit dan perih, buang air
kecil jadi perih dan sakit. Tias berusaha menikmati hubungan seks mereka tetapi
selalu gagal. Pernah suatu hari dia bisa merasakan orgasme ketika membayangkan
wajah January Christy. Tias merasa senang sekaligus besalah dan berdosa dengan
apa yang dilakukan.
Tias merasa bersyukur dua
bulan setelah perkawinannya dia
dinyatakan hamil. Semua keluarga turut bersuka cita dengan kabar itu. Tias
diperlakukan dengan istimewa, Haryopun sangat senang dan merasa bangga akan menjadi
Ayah. Dia melarang Tias untuk melakukan pekerjaan, bahkan dia tidak keberatan
ketika Tias menolak bercinta.
Tias merasakan sesuatu
yang berbeda dalam dirinya. Dia merasakan ada sesuatu yang tumbuh dan hidup
dalam dirinya. Dia menikmati kehamilannya. Ketika putra pertamanya lahir dia
seperti menemukan sesuatu yang indah dan kecintaanya terhadapa anaknya begitu
mendalam. Dia curahkan seluruh perhatiannya untuk anaknya. Kehidupannya jadi
lebih berwarna dan menyenangkan. Apalgi anaknya tumbuh menjadi anak yang sehat
dan cerdas. Dia menjadi kesayangan semua orang.
Waktu berjalan dengan
cepat selama 10 tahun perkawinan Tias berjalan dengan baik. Tias sendiri tidak
tahu kenapa mereka tidak bisa mempunyai anak kembali. Haryo tidak pernah
menuntut meskipun orang tua Haryo beberapa kali bertanya. Mereka juga
mengunjungi dokter dan mereka berdua dinyatakan sehat. Dia menghargai suaminya
yang begitu mencintai dirinya. Dan menerima dirinya apa adanya. Mereka tidak
pernah bertengkar, Haryo selalu mengalah bila Tias bad mood.
Sigit putra semata wayang
mereka sudah besar dan tidak terlalu membutuhkan perhatiannya. Dan Tias mulai
merasa bosan bila sendiri di rumah. Keiinginannya untuk kuliah di masa lalu
mulai timbul. Keinginan itu begitu kuat dan menggebu. Keinginan untuk menjadi
psikolog dan mengajar kembali menghantui Tias. Tias menyampaikan keinginannya
yang lama terpendam kepada Haryo. Haryo yang selalu ingin membahagiakan Tias
mengijinkan dia untuk kuliah kembali.
####
“Hei kok jadi
melamun?Kata Stephani membuyarkan
lamunan perjalanan hidupnya.
“Iya hari ini anakku
balik ke malang!Kata Tias.
“Lho kamu masih suka melo
ditinggal Sigit?Tanya Stephani sambil menggigit
kerupuk.
“Iyo tapi sudah nggak
seperti dulu kok!Jawab Tias dengan malu-malu. Dia ingat perdebatannya dengan Stephani
ketika Sigit hendak kuliah di luar kota
dan dia ingin ikut Sigit. Tias merasa senang ketika itu Stephani selalu menghiburnya dan menemani dia sehingga
dia bisa mengatasi kegalauannya.
“Nonton yuk?Ajak Stephani
tiba-tiba.
“Nggak bisa aku, sudah
ada janji mau pergi!Sahut Nanik
Stephani menatap Tias menunggu jawabannya. Tias melihat
tatapan Stephani . Dia merasa ragu apakah dia mau nonton berdua dengan Stephani
. Dia kuatir kalau dia tidak bisa mengontrol dirinya dan ingin bersandar atau
berpegangan tangan dengan Stephani .
Akhir-akhir ini bayangan wajah Stephani semakin sering muncul dalam ingatan Tias.
Kadang dia ingin dipeluk Stephani , bahkan pernah dia masturbasi dengan
membayangkan Stephani .
Sudah hampir 10 tahun
Tias tidak pernah bercinta dengan Haryo. Apalagi sejak Haryo mempunyai usaha
sendiri dan sering keluar kota. Tias tidak pernah merasa terganggu atau
kehilangan ketika Haryo pergi, meskipun dalam waktu yang lama. Dia lebih merasa
kehilangan ketika Sigit pergi. Justru dia merasa lebih nyaman dan enjoy ketika
tidak ada Haryo. Dia bisa menikmati kesendiriannya dan kadang bisa berdua saja
dengan Sigit. Kadang keluar hangout dengan Stephani dan Nanik.
“Hei...ditanyain kok
melamun!Kata Stephani mengkagetkan Tias.
“Bukan melamun tapi
mikir, rasane aku masih rendam cucian!Kata Tias dengan spontan.
“E..kamu mau ngajar di
kampusku nggak?Tanya Tias tiba-tiba.
“Mau, ngajar mata kuliah
apa?Tanya Stephani semangat
“Kok aku nggak
ditawari?Protes Nanik yang menghentikan textingnya
“Kamu khan sudah
kebanyakan ngajar!Jawab Tias
Tias sendiri heran kenapa dia tiba-tiba
meminta Stephani untuk mengajar di
kampusnya. Apakah karena ingin agar lebih bisa dekat dengan Stephani dan bisa bersama dengan dia.
“Mengajar Psikologi sosial,
khan sesuai dengan bidang kamu!Kata Tias. Sebagai kepala jurusan dia berhak
memilih dosen LB untuk mengajar di kampus.
“Wah, mau aku!Sahut Stephani
dengan semangat. “Hari apa
ngajarnya?Lanjut Stephani
“Kamu bisa hari apa,
nanti aku atur khan. Khan ini buat semester depan!Jawab Tias.
“Semester depanya mulai
kapan?Tanya Stephani dengan semangat
“Bulan depan!Jawab Tias
enteng dan senang
“Hah cuma kurang
sebulan!Balas Stephani
“Halah kayak nggak tau
ngajar aja!Jawab Tias, “Ojok ngisin-ngisin ke aku poo!Lanjut Tias dengan logat
Solonya.
“Heheheh” Stephani hanya nyengir ketawa. “Iya Buk Dosen!Jawab Stephani
“Sudah yuk pulang!Ajak
Nanik yang sudah terlihat gelisah.
“Iya, ayuk kita pulang
aja!Sahut Tias.
Mereka berjalan beriingan
keluar dari foodcourt. “nanti kita kontak-kontakan lewat BBM aja ya soal
ngajar!Kata Tias sebelum berpisah.
“Siap Buk!Jawab Stephani .
******
Cerita Stephani Warsono
Stephani senang sekali
karena dia akan menjemput Dyah di Stasiun Gubeng. Stephani telah sampai di Gubeng
dan terus melihat ke monitor jadwal kedatangan kereta dari Jogja. Dia tidak
sabar ingin segera bertemu dengan Dyah. Meskipun baru minggu lalu mereka
bertemu di Jakarta tetapi Stepahani tetap saja merasa exicited bertemu Dyah. Stephani membayangkan wajah Dyah yang akan
gembira bertemu dengan dirinya. Stephani membayangkan akan memeluk dan mencium
Dyah seperti biasanya. Dia berdiri sambil senyum-senyum sendiri penuh
kebahagian sambil sekali-kali menatap HPnya.
Stephani dan Dyah memang
sudah hampir 6 tahun menjalani hubungan jarak jauh. Kadang mereka bertemu di
Jakarta, Padang, Surabaya, Jogja atau dimana saja yang memungkinkan mereka
bertemu. Dyah bekerja di pabrik semen sebagai salah satu kepala teknisi. Dan ke
Surabaya karena ada meeting di
Gresik. Sedangkan Stephani menjadi Dosen di beberapa universitas swasta di
Surabaya. Selain aktif di beberapa organisasi LSM. Mereka berdua sama-sama
mempunyai karir yang bagus dan sulit melepaskannya.
Dyah mempunyai darah
campuran Padang dan jawa. Waktu kecil tinggal di Padang karena Ayahnya
kelahiran Padang tetapi ketika SMA pindah ke Jogja karena Ayahnya pindah
bekerja di Jogja sehingga mereka sekeluarga pindah dan akhirnya menetap di
Jogja sampai sekarang. Dyah kuliah di UGM dan melanjutkan sekolah di German.
Begitu lulus langsung di rekrut bekerja di pabrik semen sampai sekarang.
Sedangkan Stephani asli Surabaya dan Kuliah di UGM lalu melanjutkan kuliah di
Australia. Tetapi mereka berdua bertemu di Jakarta ketika sama-sama menghadiri
sebuah launching buku dan berkenalan.
Sejak itu mereka berdua
menjadi dekat dan saling menyukai. Stephani selalu menyukai perempuan yang
cerdas, karena dia menganggap perempuan yang cerdas itu cantik dan seksi.
Mereka berdua merasa cocok satu sama lain, meskipun sadar bahwa akan ada jarak
diantara mereka berdua. Stephani dan Dyah sama-sama tidak pernah berhubungan
jarak jauh sebelumnya sehingga ketika awal jadian mereka berdua sering salah
paham. Tetapi cinta selalu menyatukan mereka kembali dan mulai mengerti
kebiasaan masing-masing. Mereka berdua merasa menemukan pasangan yang
saling melengkapi dan mempunyai
kemampuan yang setara, hubungan yang setara. Mereka saling menghargai
Mereka pernah
membicarakan tentang kemungkinan untuk tinggal bersama. Dyah ingin Stephani
untuk pindah ke Padang, Tetapi Setphani ingin Dyah untuk pindah ke Surabaya
atau minta di mutasi ke gresik. Stephani percaya dengan pendidikan dan
kemampuan Dyah pasti banyak pekerjaan yang bisa dilakukan di Surabaya.
“Kamu tahu aku mencapai
posisi sekarang ini dengan bersusah payah, apalagi aku perempuan dan semua
memandangku sebelah mata! Aku tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku! “Dan aku
tidak mungkin minta mutasi ke Gresik!Kata Dyah waktu itu.
“Ya, aku tahu dan aku
juga tidak mungkin meninggalkan mama seorang diri dan pindah ke Padang! Apa
yang bisa kulakukan disana? Apalagi aku chinese dan katholik. Lingkungan di Padang
mungkin lebih susah untuk kita tinggal bersama dibandingkan di pulau jawa!Jawab Stephani. “Ya, sudah kita
jalani saja dan aku percaya kita akan menemukan jalan dan caranya nanti!Lanjut
Stephani berusaha menenangkan Dyah. Stephani tidak ingin bertengkar dengan Dyah
dan memperpanjang masalah.
Setiap beberapa bulan
sekali mereka saling mengunjungi, bila Dyah mendapat tugas ke Jakarta atau ke
pulau jawa, mereka selalu menyempatkan diri untuk bertemu, melepaskan rindu. Mereka
selalu menikmati kebersamaan mereka, bercinta seharian atau bermesraan tanpa
ingin diganggu. Kadang mereka mengunjungi tempat-tempat yang menarik. Mereka
menganggap pertemuan mereka seperti honeymoon.
Stephani selalu mengusahakan sebagai pertemuan yang romantis buat mereka
berdua. Stephani selalu mengajak Dyah mengunjungi tempat-tempat yang indah dan
belum pernah dikunjungi Dyah. Kadang mereka berlibur dengan keluarga Stephani
di Surabaya atau dengan menghabiskan waktu dengan keluarga Dyah di Jogja.
Semua berjalan dengan
baik meskipun kadang ada kesalahpahaman tetapi mereka selalu bisa menyelesaikan
dengan dewasa. Seiring berjalannya waktu mereka jadi lebih memahami karakter
masing-masing. Stephani mengerti bagaimana Dyah selalu serius dengan
pekerjaannya dan kadang bisa lupa akan dirinya bila sedang sibuk. Begitupula
dengan Dyah sangat mengerti sifat Stephani yang suka mengekspresikan
perasaannya dan kadang over reacted
terhadap dirinya. Dyah tidak suka kalau Stephani terlalu memanjakan dirinya dan
terlalu over protected terhadap dirinya. Meskipun Dyah tahu, Stephani melakukan
itu semua karena Stephani sangat mencintai dirinya.
Lamunan Stephani buyar
ketika Hpnya berbunyi. “Iya, cintaku! Aku sudah di stasiun gubeng kok! di pintu
keluar!Kata Stephani.
Stephani menyisir
orang-orang yang mulai keluar tetapi dia belum melihat bayangan Dyah. Hatinya
berdebar-debar menunggu dan penumpang kereta sudah mulai berkurang tetapi wajah
Dyah masih belum nampak. Tiba-tiba HP nya berbunyi kembali.
“Kamu dimana aku sudah di
luar ini?Kata Dyah
“Lho aku ini di pintu
keluar?Kata Stephani kaget, tiba-tiba dia sadar, jangan-jangan dia keluar di
stasiun Gubeng lama, batinnya. “Kamu keluar stasiun gubeng lama ya?Tanya
Stephani.
“Mana aku tahu?Jawab Dyah
yang mulai terdengar kesal.
“Bisa nggak kamu masuk
kembali dan keluar di stasiun gubeng baru?Tanya Stephani.
“Kalau sudah keluar ya nggak
bisa masuk lagi!Sahut Dyah dengan nada tinggi.
Stephani tidak ingin membuat
Dyah makin kesal. “Baik aku akan kesana tunggu dulu ya!Sahutnya dengan sabar
dan buru-buru jalan.
Stephani berjalan
setengah berlari menuju mobilnya dan berusaha secepat mungkin keluar. Pandangannya
menatap antrian mobil yang panjang dan hanya satu jalur. Hatinya makin gelisah,
dia tahu kalau Dyah sedang tidak bagus moodnya. Dan dia tersadar kalau menuju
stasiun gubeng lama dia harus memutar cukup jauh. “waduh, pasti tambah kesal
nih Dyah”Batin Stephani.
Sudah 5 menit antri dan dia
baru keluar dari parkiran stasiun. Stephani berusaha memacu mobilnya. Benar
saja Dyah sudah menelpon lagi.
“Kamu dimana?Nadanya terdengar tidak enak di
dengar.
“Iya Dy, ini aku masih
muter untuk kesana! Sabar ya!Jawab Stephani berusaha menenangkan. Tanpa berkata
apa-apa Dyah mematikan Hpnya.
Stephani tahu pasti Dyah
merasa capek, apalagi malam hari sendirian di depan stasiun. Ketika dekat
Stephani menelpon Dyah, tetapi tidak terangkat. Stephani melihat Dyah dengan
koper cokelatnya. Dia berusaha membunyikan klasonnya, membuka kaca jendela dan
memberi arah untuk berjalan ke arah ujung jalan, sambil mencari tempat agar
bisa berhenti parkir.
Stephani melihat wajah
Dyah yang tanpa senyum berjalan mendekati mobilnya, dia segera mengangkat tas
koper Dyah dan memasukan dalam mobil. Stephani tidak berani mencium pipi Dyah
seperti biasa ketika mereka bertemu. Dyah masuk dan duduk dalam diam.
Begitupula dengan Stephani. “Maaf ya kalau tidak memberitahu kamu keluar
dimana!Kata Stephani berusaha memecahkan kebekuan.
Dyah tidak menjawab dan wajahnya
melihat keluar jendela tanpa menatap Stephani. Hati Stephani merasakan
tertusuk, Bayangan menyenangkan bertemu dengan Dyah dan keinginan melihat
tatapan penuh kerinduan sepertia biasa menguap sudah. Tatapan kesal dan tanpa
binar cinta yang biasa dia lihat di wajah Dyah. Hati Stephani seperti diremas,
terasa menyesakan tetapi tidak tahu harus melakukan apa untuk memperbaiki
keadaan.
Stephani berusaha untuk
bersabar meskipun dia tidak menyukai situasi ini. Dia berusaha mengingat kapan
terakhir pernah mengalami situasi seperti ini. Stephani tidak menemukan ingatan
itu. Selama ini mereka hampir tidak pernah bertengkar. Dyah memang sering bad
mood tetapi tidak pernah semarah sekarang. Tatapan matanya begitu galak dan
seperti tidak ada rindu sama sekali. Stephani ingin mencairkan suasana tetapi
dia takut akan membuat Dyah makin kesal dan marah.
“Kamu mau makan?Tanya
Stephani berusaha memancing perhatian Dyah
“Nggak usah”Jawab Dyah
datar. Dyah sendiri merasa bersalah karena menumpahkan kekesalannya kepada Stephani.
Sebetulnya Dyah sedang kesal dengan keadaan, apalagi ketika baca email tadi
ketika di kereta. Pikiran Dyah terus berkecamuk memikirkan pekerjaan dan
rencana meeting besok
Stephani tahu pikiran
Dyah sedang tidak bersama dirinya. Stephani jadi teringat pembicaraan mereka
sebelum Dyah ke Surabaya. Dyah memberitahu kalau dia akan ada meeting di gresik
dan dengan semangat Dyah untuk tinggal di rumahnya.
“Aku itu mau kerja
cintaku bukan liburan!Kata Dyah waktu itu
“Iya nggak apa-apa, kamu
bisa menginap di rumah!jawab Stephani keras kepala dan ngeyel.
“Aku nanti khan repot
harus bolak-balik Surabaya-Gresik!Kata Dyah
“Khan deket dari rumah ke
Gresik, tinggal naik tol aja kok! Paling Cuma 45 menit saja! Jawab Stephani.
“Ya, terserah kamu
lah!Jawab Dyah menyerah.
Dyah yang memang tidak
suka membantah dan selalu menuruti permintaan Stephani akhirnya mengiyakan
saja. Stephani tahu bahwa sebenarnya Dyah merasa terpaksa dan sekarang semuanya
menjadi tidak nyaman. Mereka menyusuri kota Surabaya yang sudah mulai sepi dengan
pikirannya masing-masing. Dyah memikirkan meetingnya besok tanpa merasa kalau
Stephani terganggu dengan sikapnya. Sedangkan Stephani memikirkan sikap Dyah
yang kesal tanpa memikirkan keadaan Dyah yang sdang stress karena pekerjaan.
Mobil mereka sudah
mendekati rumah Stephani. Stephani berharap orang rumah telah tidur karena dia
tidak ingin mereka tahu kalau suasana sedang tidak kondusif. Mobil mereka
berhenti depan rumah dan Stephani turun membuka pintu garasi lalu memasukan
mobilnya. Stephani melihat lampu ruang tamu telah padam dan mereka berjalan
menuju kamar Stephani. Begitu masuk dalam kamar Dyah langsung membuka kopernya
dan mengambil pakaian beserta perlengkapan perawatan wajahnya. Dyah menuju
kamar mandi yang memang berada dalam kamar. Stephani sendiri mencopot
pakaiannya dan mengambil kaos serta celana pendek lalu keluar kamar. Stephani
membuatkan minuman teh hangat buat Dyah dan membawanya masuk ke kamar.
Stephani melihat Dyah
telah selesai dari kamar mandi dan sedang membersihkan wajahnya. “Ini diminum
dulu”Kata Stephani sambil meletakan cangkir di meja dan ke kamar mandi.
“Iya, makasih sayang!Jawab
Dyah sambil tetap memembersihkan wajahnya.
Ketika keluar dari kamar
mandi Stephani melihat Dyah sudah rebahan di ranjang. Stephani naik ke atas
ranjang dan memeluk Dyah. Stepahni menciumi leher Dyah dan membelai payudara
Dyah. “Aku besok harus berangkat pagi-pagi cintaku!Kata Dyah sambil
menghentikan tangan Stephani, mencium tangan Stephani dan tidur membelakangi.
“Iya!Kata Stephani dan
menarik tangannya, dia merasa penolakan halus dari Dyah yang tidak ingin
diganggu. Stephani tahu bahwa Dyah pasti sedang gelisah dan banyak beban
pikirannya. Setiap kali dia harus meeting di gresik, dia selalu merasa tegang
dan biasanya Stepahani akan memeluk dan menenangkan Dyah. Tetapi entah kenapa
malam ini Dyah seperti menjauh dari dirinya. Stephani merasakan sesuatu yang
perih dalam hatinya tetapi dia tidak ingin memperburuk keadaan dan menambah
beban pikiran Dyah.
“Kamu besok kalau mau
langsung nginep di gresik nggak apa-apa kok!Kata Stephani memecahkan
keheningan.
“Iya!Jawab Dyah lirih
dengan perasaan tak menentu. Dyah merasa bersalah dengan Stephani dengan apa
yang dia lakukan tadi dan merasa betapa Stephani begitu pengertian. Dyah
membalikan badannya, memeluk tubuh Stephani. Dia merebahkan kepalanya dalam
pelukkan Stephani. Stephani memeluknya erat-erat dan mencium keningnya. “I love
you!Kata Stephani lirih. Air mata Dyah meleleh seketika dan memeluk tubuh
Stephani erat-erat menumpahkan semua kegundahan yang dia rasakan karena
pekerjaan. Hati Stephani seketika luluh dan merasakan keresahan hati dan
pikiran Dyah. “Maafkan aku ya cintaku!Kata Dyah dengan lirih. Stephani membelai
Dyah dengan penuh kasih sayang. It’s all right cintaku!Katanya. dan mereka berdua tertidur sambil berpelukan
hingga pagi.
*****
Sudah tiga hari Dyah
berada di gresik dan memang meetingnya selalu sampai malam hari. Stephani harus
memberikan alasan ke mamanya kenapa Dyah tidak menginap di rumah. Dan kemarin
hanya bertemu sebentar sebelum mereka berangkat ke Gresik. Dyah memang disukai
oleh mamanya karena selalu perhatian dan sabar.Meskipun sedang bad mood Dyah tetap bisa bersikap ramah
dan penuh perhatian dengan mamanya Stephani, itu yang membuat Stephani selalu
suka dengan Dyah.
Kalau Dyah sedang sibuk
biasanya Stephani tidak berani mengganggu. Tetapi Dyah selalu menyempatkan wa
dan kadang telpon di malam hari ketika hendak tidur. Kemarin Dyah memberitahu
kalau hari ini dia akan diajak langsung ke Semarang bersama para direksi
meninjau rencana lokasi pabrik semen yang sedang ada masalah. Dyah meminta
Stephani untuk menemui dirinya di airport dan membawakan beberapa barang yang
masih tertinggal di kamar Stephani.
Stephani tahu pasti Dyah
sedang bete. Sejak kasus rembang mencuat ke permukaan, Dyah jadi merasa serba
salah dan menjadi tidak enjoy dengan
pekerjaannya. Apalagi dia tahu kalau Stephani ikut menentang kasus itu.
Stephani masih ingat pembicaraan mereka soal itu.
“Aku tahu kamu ikut
petisi mendukung ditutupnya pabrik semen di rembang!Kata Dyah ketika mereka
bertemu. “Apa kamu tahu kalau aku ditugaskan untuk meneliti disana?Tanya Dyah
kembali.
“Dy, aku nggak tahu harus
ngomong apa? Aku cuma tidak bisa membiarkan penduduk adat yang telah
turun-temurun diusir dari tempatnya!Jawab Stephani. “Aku tahu kamu sebenarnya
juga tidak suka kok!Lanjut Stephani.
“Tapi bagaimanapun aku
bekerja disana!Kata Dyah “Dan ketika kamu ikut menentang pembangunan pabrik
itu, aku merasa kamu juga menentang aku bekerja disana!Lanjut Dyah.
“Dy, aku tidak bermaksud
menentang kamu! Sedikitpun tidak terlintas di kepalaku. Aku tahu kamu juga
tidak nyaman. Dan kalau kamu mau keluar dan mencari pekerjaan lain, pasti akan
banyak yang menerima! Tapi aku tidak ingin memaksa kamu!Jawab Stephani “Aku
tahu mungkin gaji dan fasilitas yang akan kamu dapat tidak sebesar sekarang
tetapi setidaknya kamu tidak mengalami pertentangan batin! Setiap kali kamu
kesana, kamu selalu bete, bad mood dan uring-uringan!Lanjut Stephani.
“Iya, aku memang jadi
sering merasa bersalah apalagi melihat perempuan-perempuan yang berjuang
disana!Kata Dyah dengan mata berkaca-kaca.
“Dy, aku memang bukan
orang kaya raya tapi kalau kamu mau keluar dan sementara kamu mencari pekerjaan
baru, aku bisa kok membiayai kamu!Kata Stephani sambil memeluk dirinya. “Dengan
kualitas seperti kamu, pasti banyak kok yang mau menerima kamu!Lanjut Stephani.
Pembicaraan itu hampir
setahun yang lalu dan Dyah belum juga keluar dari pekerjaannya. Stephani tidak
pernah lagi bertanya tentang pekerjaan Dyah dan Dyah sering diam tidak ingin
membicarakan. Stephani selalu menghargai setiap keputusan Dyah dan tidak ingin
memaksa atau mendorongnya untuk keluar. Dia ingin Dyah mengambil keputusan atas
kemauannya sendiri. Tetapi Stepahani jadi sering kasihan dengan Dyah yang
sering merasa tertekan dan stress dengan pekerjaannya.
Sampai suatu hari
Stephani mengatakan pada Dyah apa yang dia rasakan dan pikirkan.
“Dy, apapun pilihanmu aku
akan selalu mendukungmu dan aku tidak ingin kamu menanggung semua beban itu
sendirian! Kamu tidak perlu takut untuk bercerita, aku akan menjadi pendengar
yang baik buat kamu! Aku tidak ingin melalui ini semua sendirian!Kata Stephani.
Dyah yang mendengar perkataan Stephani langsung menangis dan memeluknya.
Perasaannya menjadi lega dan tenang bisa menangis dalam pelukkan Stephani yang
hangat. Semua beban yang dia tanggung menjadi sirna seketika.
Sejak itu Stepahni selalu
menahan diri untuk tidak berkomentar dan berusaha menjadi pendengar yang baik
ketika Dyah bercerita. Dia hanya memberikan pendapatnya ketika Dyah memintanya,
selebihnya dia hanya mendengar dan memberikan dukungan buat Dyah. Stephani
senang Dyah selalu menceritakan apa yang dia rasakan dan apa yang dilakukan.
Stephani juga tidak pernah bertanya apakah Dyah akan keluar dari pekerjaannya
atau tidak. Stephani hanya ingin menjadi pasangan yang bisa selalu mendukung
buat Dyah. Dia tahu kalau Dyah adalah pekerja keras dan merintis semuanya dari
nol. Baginya karir ini sangat penting. Kadang Stephani merasa bahwa Dyah lebih
peduli dengan pekerjaannya daripada dirinya.
Stephani sudah mengetahui
itu dari awal dan dia merasa perlu belajar menyesuaikan diri dengan keadaan
Dyah. Stephani sangat mencintai Dyah dan mencoba mengerti apa yang menjadi
keinginanannya. Sebab itu Stephani tidak terlalu berani berharap mereka akan
bisa bersama dalam waktu dekat. Stephani sadar kalau pendapatannya dibandingkan
Dyah tidak ada apa-apanya. Mungkin dia bisa menghidupi Dyah dengan cukup tetapi
Dia tidak yakin apakah Dyah bisa hidup tanpa bekerja atau bekerja seadaanya
tanpa karir yang jelas.
Stephani sudah lama
memikirkan segala kemungkinan bila mereka tinggal bersama. Waktu itu Dyah
memintanya untuk tinggal di padang. Tetapi Stephani ragu, apakah dia bisa
bertahan disana. Kemungkinan untuk mengajar dan jadi dosen di padang sangat
kecil kemungkinannya. Apalagi dia Chinesse dan Katolik, pasti peluangnya lebih
kecil untuk mendapatkan kesempatan. Selain itu Dyah sering sekali kerja sampai
larut malam di kantor atau di lab, Stephani tidak yakin apakah dia akan bisa
bertahan sendirian di rumah tanpa melakukan sesuatu atau bekerja. Stephani
takut dia akan menjadi pasangan yang reseh karena kesepian dan dia tidak ingin
menjadi pasangan yang suka menuntut perhatian.
Stephani merasa mungkin
dengan LDR ini jalan terbaik buat mereka berdua. Dyah bisa bekerja dengan
tenang tanpa harus memikirkan dirinya yang sendirian atau merasa tidak enak
karena dia lebih sibuk di kantor daripada bersama dirinya. Mungkin nanti kalau
Dyah sudah pensiun atau dia sudah bosan dengan pekerjaan dan ingin berdua saja.
Stepahani tahu, Dyah orangnya moody,
kadang dia bisa merindukan dirinya dan ingin bersamanya tetapi kadang dia
begitu cuek dan lupa kalau punya pasangan. Stephani belajar mengerti dan
menikmati saja hubungan mereka. Dia tidak ingin kehilangan Dyah dan dia ingin
selalu bisa membahagiakan Dyah.
Dyah sendiri merasa
nyaman dengan Stephani karena dia merasa hanya Stephani yang bisa mengerti
tentang dirinya. Yang bisa sabar dengan segala kebiasaan dia yang work alcholic. Hanya Stephani yang
dengan tulus mencintai dirinya tanpa mempunyai keinginan mengatur atau
mengekang hidupnya. Dyah merasa hanya dengan Stephani dia bisa bercerita apa
saja tanpa merasa takut atau kuatir. Dengan Stephani, dia bisa menjadi dirinya
sendiri dan menikmati kebersamaan mereka. Bersama Stephani dia bisa merasakan
percintaan yang luar biasa saling memberi dan menerima tanpa batas dan halangan
karena label atau peran gender yang seperti sering terjadi di teman-teman L. Dan
baru kali ini dia mempunyai relasi yag cukup lama bertahan. Biasanya
hubungannya hanya beberapa semester saja, dan baru kali ini bisa bertahan
hampir enam tahun.
****
Stephani melihat jam
tangannya, waktu menunjukan pukul dua siang. Dia telah sampai di Bandara Juanda,
berjalan menyisir parkiran yang padat dan panas. Dia mengambil Hpnya dan
memberitahu Dyah kalau sudah sampai di Juanda. Dyah memberitahu kalau dia sudah
di pintu masuk Juanda.
“Aku tunggu di Carls Jr
aja ya”Tulis Stephani
“Iya, habis check in aku
kesana!Balas Dyah
Tidak sampai setengah jam
Dyah sudah datang. Dyah terlihat cantik dengan baju pink dan bunga-bunga kecil.
Baju yang dibelikan Stephani waktu ulang tahun. Dengan senyum manis dia
menghampir Stephani dan mencium pipi kiri dan kanannya. Stephani senang sekali
karena biasanya dia yang selalu mencium Dyah. Tapi kali ini Dyah yang
menciumnya.
“Cintaku, maaf ya kalau
aku harus ke Semarang!Kata Dyah ketika mereka duduk.
“Iya nggak apa-apa, kamu
khan memang datang untuk bekerja bukan untuk liburan!Kata Stephani sambil
membelai tangan Dyah.
“Nanti kalau masalah di
Semerang kita jalan-jalan ya!Kata Dyah yang merasa tidak enak dengan Stephani.
“Iya cintaku, nanti kamu
aja yang kasi tau aku kapan kamu lowong waktunya!Kata Stephani
Dyah menjadi terharu dan
matanya sudah berkaca-kaca, dia merasa kalau sering sekali tidak perhatian
kepada Stephani dan lebih mementingkan pekerjaaan.
“hei, sudah nggak usah
sedih gitu ya! waktu kita masih banyak cintaku! Pasti akan ada saatnya kita
bisa bersenang-senang berdua saja!Kata Stephani mencoba menenangkan Dyah.
“Iyah! Cintaku antarin
aku ke kamar mandi yuk!Ajak Dyah
“Ayo!Kata Stephani sambil
berdiri.
Mereka berdua berjalan
beriringan menuju kamar mandi. Sesampai kamar mandi Dyah celingukan memeriksa
setiap bilik. Stephani hanya berdiri dan memperhatikan apa yang dilakukan Dyah.
Dia berpikir Dyah sedang mencari tissue, tetapi Dyah tiba-tiba menarik lengan
Stephani dan mengajaknya masuk dalam bilik yang kosong paling ujung dan menutup
pintunya. Dyah mencium bibir Stephani dengan lembut dan penuh perasaan.
Stephani menkmati ciuman Dyah dan tidak mengira kalau Dyah akan melakukan itu.
Setelah berciuman Dyah
memeluknya erat-erat seakan-akan tidak ingin melepaskannya. Stephani membelai
rambut Dyah yang pendek dan menciumnya dengan penuh cinta.
“Maafkan aku ya
cintaku!Kata Dyah lirih
Stephani makin
mengeratkan pelukkannya dan mencium kening Dyah. Stephani melihat ada airmata
yang menetes dari mata bening Dyah. Stephani menghapusnya dan menciumnya dengan
lembut. “I love you so much!Katanya dengan penuh cinta.
Mereka berdua keluar dari
kamar mandi yang masih sepi. Stephani mengantar sampai pintu masuk dan mencium pipi kanan dan kiri lalu mengecup bibirnya.
Dyah berjalan melewati penjagaan dan sambil sesekali menoleh menatap Stephani
seakan-akan tidak ingin pergi. Stephani terus menunggu sampai Dyah hilang dari
pandangan ketika naik escalator. Stephani berjanji dalam hatinya, dia akan
selalu ada untuk Dyah apapun yang terjadi. Stephani tahu kalau Dyah dalam
situasi yang berat dan membutuhkan seseroang untuk bersandar ketika lelah.
Stephani ingin dia bisa mendampingi Dyah dalam suka maupun duka. Dia ingin
selalu menjaga Dyah dan melindunginya.
Stephani merasa hanya
Dyah perempuan yang paling diinginkan dan yang selalu bisa membuat dia jatuh
cinta. Hanya Dyah yang bisa mengerti dirinya dan menerima dirinya apa adanya.
Stephani selalu merasa tenang, bahagia bila berada di dekat Dyah. Hanya bersama
Dyah, Stephani ingin menghabiskan masa tuanya bukan perempuan lain. meskipun
banyak yang ingin menjadi kekasihnya tetapi hanya Dyah yang bisa mengisi
hatinya dan selalu membuat dia rindu dan bergetar.
#####
Cerita Inggrid dan Gaby
Gaby duduk dengan gelisah
menunggu kedatangan Inggird. Kuliah sebentar lagi akan dimulai tetapi Inggrid
belum juga datang. Line yang dia kirim belum juga dibaca oleh Inggrid. Matanya
terus menatap pintu kelas setiap kali ada yang masuk. Tiba-tiba dia melihat Inggrid
datang dan hatinya langsung senang. Tetapi senyumnya mendadak sirna ketika
melihat Sam di belakang Inggrid dan mereka terlihat tertawa bersama. Inggrid
berjalan menuju ke arah Gaby, tetapi Gaby pura-pura menyibukan diri dengan
gadgetnya.
“Sudah dari tadi ya?Tanya
Inggrid ketika duduk di sampingnya.
“Lumayan!Katanya tanpa
melihat wajah Inggrid sama sekali.
“Hei! Kanapa kamu?Kata
Inggrid menempelkan tubuhnya dan meraba paha Gaby.
Gaby yang di raba pahanya
dan sikap Inggrid yang manis menjadi luluh hatinya.
“Kamu tadi berangkat
bareng Sam?Tanya Gaby langsung
“Nggak sayang, aku bawa
mobil sendiri! Tadi ketemu di lift aja! Kamu cemburu? Jangan gitu dong!Kata
Inggrid masih sambil membelai paha Gaby sambil sekali-kali keujung Paha dan
menyentuh selangkangan Gaby.
Gaby yang mendapat penjelasan
Inggrid menjadi tenang dan menikmati kenalkan tangan Inggrid. “Nanti siang ke
rumah yuk! Orang rumah sedang keluar kota semua!Bisik Inggrid
Wajah Gaby langsung
berbinar-binar dan membayangkan bisa bercinta dengan Inggrid.
“Ihh wajahnya kok
langsung nepsong gitu sih!Kata Inggrid sambil meraupkan tangannya di wajah
Gaby. Muka Gaby langsung memerah dan tersenyum. Dia membayangkan betapa
menyenangkan bisa bercinta dengan Inggrid.
Gaby dan Inggrid sudah
saling menyukai mulai dari kelas satu SMA dan mulai serius menjalin hubungan
ketika kenaikan kelas 3 ada acara sekolah di Batu dan mereka berciuman ketika
malam hari. Suatu hari ketika mereka liburan kelas 3 SMA dan menginap di Villa
keluarga Inggrid di Tretes, Mereka mulai melakukan percintaan. Inggrid
melepaskan pakaiannya dan melepaskan pakaian Gaby. Mereka saling menjelajahi
tubuh. Meskipun mereka tidak pernah melakukan sebelumnya, dengan cinta mereka
saling mencumbu dan menikmati perasaan mereka. Gaby menciumi tubuh Inggrid dan
membuat Inggrid mengingingkan lebih. Dia menarik tangan Gaby untuk membelai V
nya.
“Masukan jarimu
sayang!Bisik Inggrid sambil memeluk Gaby.
“But you will be not
Virgin?Kata Gaby ragu
“I dont care, I just want
you in me!Kata Inggrid dan menekan tangan Gaby.
Sejak malam itu mereka
berdua merayakan kedewasaan percintaan mereka. Dalam kelelaan bercinta Gaby
bertanya kepada Inggrid. “Kamu tidak takut kalau kamu sudah tidak Virgin?
“Kamu sendiri tidak
menyesal?Tanya Inggrid balik.
“Aku merasa senang dan
aku asudah memutuskan malam ini, aku tidak akan menikah dengan laki-laki dan
akan menjadi lesbian selamanya.Jawab Gaby dengan yakin dan mantap.
“Aku sendiri tidak ingin
menikah dengan laki-laki!Kata Inggrid.
Hampir setiap ada
kesempatan mereka selalu bercinta dimana saja dan kapan saja. Kadang mereka
melakukan di mobil, di bioskop, dan sering kali setiap pulang sekolah mereka cepat-cepat
pulang ke rumah dan bercinta di rumah Inggrid yang selalu sepi. Apalagi ketika
mulai kuliah, mereka bahkan berani bercinta di kamar mandi ketika kampus mulai
sepi dan banyak mahasiswa sudah mulai pulang.
Tetapi masalahpun mulai
muncul ketika ada seorang mahasiswa yang menyukai Inggrid dan mulai melakukan
PDKT. Inggrid memang menjadi mahasiswa yang paling cantik diangkatan mereka.
Pendekatan Samuel terhadap Inggrid membuat Gaby sering merasa kesal. Apalagi
teman-teman kelas mereka juga tahu kalau Sam naksir Inggrid. Ketika outdoor class di Lawang, Sam terus
mendakati Inggrid dan sering mengajak foto bareng. Sejak pulang dari Lawang Sam
beberapa kali ke rumah Inggrid.
Gaby tidak suka dengan
Ide Inggrid yang ingin pura-pura pacaran dengan Sam untuk menutupi hubungan
mereka.
“Gimana kalau Sam serius
dengan kamu dan beneran mau pacaran sama kamu dan mencium kamu?Tanya Gaby
dengan kesal
“Khan yang mutuskan aku
mau atau nggak sayang!Jawab Inggrid dengan sabar
“Iya, Grid terus kalau
semua orang menganggap kamu pacaran gmana?Tanya Gaby
“Bagus khan kalau orang
menganggap pacaran khan hubungan kita bisa tercover?Jawab Inggrid
“Iya, tapi aku nggak suka
Grid!Jawab Gaby dengan kesal
“Kamu cemburu ya?Tanya
Inggrid sambil membelai Gaby
“Aku takut kalau kamu suka
beneran dengan Sam dan jatuh cinta dengan dia!Jawab Gaby.
“Aku mencintai kamu Gaby
sayang! Dan hanya ingin sama kamu saja!Jawab Inggrid dan menciumi Gaby. “Kamu
tahu khan aku sudah nggak Virgin, mana ada cowok yang mau sama aku”Kata Inggrid
dan membelai Gspot Gaby. Diskusi mereka berhenti dan menjadi percintaan yang
luar biasa, Gaby menumpahkan semua rasa, rasa cinta dan rasa takut kehilangan
Inggrid.
*****
Kecantikan Inggrid tidak
hanya menarik perhatian Sam tetapi juga kakak kelas mereka. Semua berusaha
mendekati Inggrid bahkan meminta tolong Gaby untuk menyampaikan perasaannya
kepada Inggrid. Inggrid dan Gaby terkenal sebagai dua sahabat yang sama
cantiknya dan seperti saudara kembar. Mereka sama-sama cantik dengan kecantikan
yang berbeda. Rambut Inggrid lebih panjang daripada rambut Gaby. Dan Gaby
memang lebih cerdas daripada Inggrid.
Inggrid tetap memberikan
harapan kepada Sam dan tidak menolak ketika didatangi bahkan ketika diajak
keluar makan malam. Inggrid ingin mamanya tidak curiga kedekatannya dengan
Gaby. Sebab mamanya sering tanya kenapa kok dia nggak punya pacar? Dan bertanya
apa Gaby sudah punya pacar?
Karena kedekatan Inggrid
dengan Sam, Gaby jadi sering uring-uringan dengan Inggrid dan mereka jadi
sering bertengkar karena Sam. Kekuatiran dan rasa cemburu Gaby makin meningkat.
Apalagi di kampus Sam makin berani melakukan pendekatan terhada Inggrid. Sam
selalu duduk di sebelah Inggrid dan selalu berusaha mengikuti Inggrid kemanapun
dia pergi.
“Inggrid, kok duduknya
mojok sih! Ini Koko Sam pengen di sebalahmu!Kata Wildan menggoda Inggrid yang
memang sengaja memilih duduk diujung sebelah tembok dan di sampingnya ada Gaby.
Inggrid ingin meredam kemarahan Gaby.
“Ih..Sam Baper nih!Goda
Nyoman menimpali
“Tuh lihat muka Sam jadi
merah tuh!Kata Vera menunjuk muka Sam
“Emange kamu Ver..yang
nggak punya malu!Timpal Steve menggoda Vera
“Hayo Steve naksir Vera
ya? Goda Kevin ganti menggoda Kevin dan Vera.
Dan merekapun jadi saling
menggoda dan tertawa bersama sampai Stephani masuk ruangan.
“Pagi Semua!Kata Stephani
dengan lantang.
“Pagi Bu!Sahut mereka
semua serempak.
“Sudah siap kuliah?Tanya
Stephani
“Sudah Buk!Sahut mereka
dan menjadi tenang.
“Ini saya akan membagikan
hasil UTS kalian!Kata Stephani membawa hasil UTS. Dia memanggil satu persatu
nama mereka.
“Gaby!Panggil Stephani
dan menunggu Gaby maju.
“Selamat ya!Gaby
mendapatkan nilai tertinggi di kelas ini, 100!Kata Stephani ke seluruh kelas.
Wih...! semua langsung
riuh dan bertepuk tangan, Gaby dengan muka merah kembali ketempat duduknya.
“Selamat ya sayang!Bisik
Inggrid dan tersenyum manis. Sedang Inggrid sendiri mendapat nilai 85.
“Rasanya bu Stephani itu
L deh!Bisik Gaby di telinga Inggrid.
“Kok tau?Tanya Inggrid
dengan tatapan curiga dan memandang Stephani
“Gaydar ku tajam, setajam
silet!Kata Gaby sambil ketawa ditahan
“Awas ya, kalo kamu
godain bu Step!Kata Inggrid
“Seneng lho aku kalau
kamu kuatir gitu!Kata Gaby menggoda
Lalu Inggrid mencubitnya
dan Gaby reflek mengadu dengan keras.
“Kenapa Gaby?Tanya Stephani.
“Nggak apa-apa bu!Jawab
Gaby kaget begitupula dengan Inggrid
Gaby mengecek Facebook
Stephani, lalu menunjukan ke Inggrid. Mereka berdua tersenyum karena menemukan
nama beberapa organisasi LGBT yang menjadi teman Stephani dan juga aktivis
perempuan. Mereka menemukan foto Stephani berdua dengan Bu Tias.
“Jangan-jangan Bu Tias
pacaran sama Bu Stephani!Bisik Gabi kepada Inggrid
“Masak sih, Bu Tias khan
punya suami dan anak!Jawab Inggrid
“Siapa tahu Bu Tias itu lesbian house wife!Jawab Gaby
“Aish kamu!Kata Inggrid
“Bu Step itu keren ya! Gimana
kalau aku potong rambut pendek seperti bu Step?Tanya Gaby
“Tapi aku nggak suka
Butchi!Bisik Inggrid
“Kamu nggak suka Butchi
tapi pacaran sama Sam!Kata Gaby
“Mulai deh!Kata Inggrid
Gaby memang tidak bisa
mengenyahkan pikirannya dengan kedekatan Inggrid dan Sam. Dia selalu merasa
kuatir dan menjadi sering curiga kalau Inggrid sedang keluar dengan Sam atau
sedang berdua dengan Sam.
“Mungkin aku sebaiknya konsultasi dengan Bu Tias
aja!Pikir Gaby. Dia bingung harus bagaimana bersikap dengan keadaannya dengan
Inggrid. “Atau aku bicara dulu dengan Inggrid, atau bicara dulu dengan bu Tias
ya!pikir Gaby. Sebaiknya aku konsultasi dengan bu Tias dulu aja sebelum dengan
Inggrid, tapi bagaimana ya kalau ternyata Bu Tias homophobia dan malah
membahayakan nasib kami berdua. Tapi seingatku nggak deh malah pernah meneliti
soal LGBT”Batin Gaby.
“Hei, ayo pulang!Kata
Inggrid membuyarkan lamunannya.
“Kamu mau kemana?Tanya
Gaby, Aku mau menghadap ke Bu Tias dulu!Kata Gaby
“Ngapain?Tanya Inggrid
dengan wajah curiga.
“Mau Konsultasi!Jawab
Gaby
“Konsultasi apaan?Tanya
Inggrid sambil menarik lengan Gaby dan mengajak ke roof top tempat yang paling
sepi dan aman.
“Sayang, kamu mau
konslutasi soal kita ya?Tanya Inggrid dengan wajah yang panik.
“Kenapa, kok kamu
takut?Tanya Gaby
“Gab, gimana kalau Bu Tias
justru memusuhi kita berdua, nasib kita berdua bisa bahaya dan masa depan kita
bisa jadi suram!Kata Inggrid meyakinkan Gaby
“Nggaklah, Bu Tias itu open minded kok!jawab Gaby
“Kenapa sih kamu kok mau
konsultasi dengan Bu Tias?Tanya Inggrid masih penasaran
“Aku masih nggak bisa
tenang Grid, kamu pacaran dengan Sam!jawab Gaby
“Ya Allah, Gaby!Kata
Inggrid sambil menepuk jidatnya sendiri, “Kalau soal itu harusnya kamu tanya
aku tidak perlu ke Bu Tias!Lanjut Inggrid.
“Ini bukan soal kamu tapi
perasaanku sendiri, dan kejadian ini bisa akan terulang kembali suatu saat!
Tidak ada yang menjamin kamu tidak akan pacaran dengan cowok lain!Sahut Gaby
dengan wajah sedih dan hampir menitikan air mata.
Inggrid terdiam dan
merasa tertusuk dengan apa yang dikatakan Gaby. “Apa Kamu meragukan cintaku?
Apa kamu lupa kalau aku sudah menyerahkan seluruh tubuhku, hatiku dan pikiranku
untuk kamuTanya Inggrid dengan sedih
“Kalau kamu mencintaiku
tentu kamu tidak akan melakukan sesuatu yang tidak aku sukai!Kata Gaby kembali
“Aku melakukan ini semua
untuk kita sayang! Kamu tahu nggak kalau mama mulai bertanya apakah aku sudah
punya pacar atau nggak dan juga bertanya apakah kamu sudah punya pacar atau
belum?Kata Inggrid menjelaskan dan duduk di anak tangga sambil menundukan
wajahnya dan menitikan airmata.
“Tapi kalau kamu
berpura-pura punya pacar dan suatu hari kalau kita ketahuan berelasi maka mama
kamu akan menuduh aku yang membuat kamu jadi lesbian! Apa kamu pernah
memikirkan itu?Tanya Gaby dengan kesal.
Inggrid menggelengkan
dengan lesuh dan mulai menangis. Gaby jadi tidak tega melihat Inggrid sedih.
“Sudahlah, sayang nggak
usah menangis! Sebaiknya kamu tidak perlu berpura-pura pacaran dengan Sam! Karena
itu bukan solusi yang baik, malah akan menimbulakan masalah baru. Kecuali kamu
memang menginginkannya dan memang suak dengan Sam!kata Gaby sambil memegang
tangan Inggrid. “ aku tidak bisa mencegah kamu untuk tidak jatuh cinta dengan
orang lain atau pacaran dengan orang lain!Lanjut Gaby dengan sedih.
“Aku cuma mencintaimu dan
ingin selalu bersama kamu sampai suatu saat kita bisa tinggal bersama!Kata
Inggrid sam bil merebahkan kepalanya di pundak Gaby.
“Aku berjanji, aku akan
belajar dengan rajin agar mendapat IP tertinggi dan cepat lulus, kalau aku bisa
kuliah S2 dan bekerja, aku akan bisa menghidupi kamu!Kata Gaby meyakinkan
Inggrid.
“Iya!Jawab Inggrid
menghapus air matanya.
“Yang penting kita bisa
berhati-hati dan menjaga sikap kita atau aku jangan sering menginap di rumahmu
aja!Kata Gaby “Yuk Kita pulang!Lanjut Gaby sambil mencium kening Inggrid dan
mengajaknya turun.
*****
Stephani memasuki ruang
dosen yang sedang sepi dan kosong. Stephani melihat Tias sedang menatap
laptopnya. “Wah rajine rek!Kata Stephani, “Sudah makan nasi bebeknya?Lanjutnya
“Sudah! Makasih! Kamu kok
baik sih!Kata Tias berdiri mencium pipi kiri dan kanan Stephani. Tias sendiri
heran kenapa dia melakukan itu. dia merasa terharu karena baru kali ini ada
orang yang begitu baik dan perhatian kepada dirinya.
“Ihh nggak usah lebay
lah! Wong dibeliin nasi bebek gitu aja sampe segitunya!Kata Stephani yang juga
kaget dan tidak siap dengan ciuman Tias. “Diliat mahasiswa lho!Lanjut Stephani
“Ben, mereka tahu kok aku
agak gila!Jawab Tias keras kepala
“Kenapa kamu kok beliin
aku nasi bebek?Tanya Tias penasaran
“Lho, apa perlu ada
alasan ya?Tanya Stephani balik
“Iya, karena bagiku harus
ada alasanya!Jawab Tias sambil menatap Stephani dan berharap menemukan jawaban.
“Kalo mau baik ya baik
aja! Kalo mau kasi ya kasi aja nggak perlu alasan! Kalo ngasik sesuatu perlu
alasan dan mengharap imbalan itu namanya bisnis!Jawab Stephani sambil
tersenyum.
“Kamu kok baik sih!kata
Tias sambil menatap terharu dan senang.
“Terima kasih! “Yo wes
aku balik dulu ya!Kata Stephani yang tidak ingin berduaan saja dengan Tias.
“Lho,kenapa?Tanya Tias
dengan tatapan kecewa.
“Iya masih ada urusan
aku!Kata Stephani beralasan
“Ya udah, ati-ati ya!Kata
Tias “besok bawain makanan lagi
ya!Lanjut Tias
“Dasar rakus!Kata
Stephani ketawa dan meninggalkan Tias sendirian.
Stephani merasa kalau Tias suka dengan dirinya, Dia sering melihat
mata yang berbinar bila bertemu dia, sama seperti tatapan Dyah kedirinya.
Stephani selalu menjaga jarak dan tidak ingin mengembangkan perasaan itu. Dia
tahu Tias sudah mempunyai suami dan anak semata wayang yang sangat dicintainya.
Stephani tidak mempunyai perasaan apapun dengan Tias. Dia hanya menganggap
sahabat dan teman debat yang menyenangkan. Stephani juga tidak ingin memberikan
harapan kepada Tias. Dia juga tidak ingin merusak rumah tangga Tias. Bagi dirinya
pantang merusak rumah tangga dan berpacaran dengan perempuan yang sudah
bersuami.
Tias tercenung
sepeninggal Stephani, perasaan dia semakin dalam terhadap Stephani. Dia masih
terheran-heran dengan sikapnya tadi. Biasanya dia tidak pernah seekpresif itu
kepada orang lain dan cenderung untuk jaim. Entah kenapa tadi begitu spontan
dan bahagia. Dia merasakan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
“Duh, kenapa aku jatuh cinta disaat usia sudah setua ini”Batin Tias, Apakah ini
yang dinamakan puber kedua ya!Tanyanya dalam hati.
Tias pernah mendengar
kalau Stephani sudah mempunyai pasangan di Padang. Tetapi Stephani tidak pernah
bercerita soal pasangannya dan dia sendiri tidak pernah bertanya soal
pasangannya. Dia mencoba mengingat apakah mereka pernah membicarakan soal
pasangan Stephani. “Kenapa Stephani tidak pernah menceritakan soal pasangannya
ya?Tanya Tias dalam hati.
Tiba-tiba Tias dikagetkan
dering telpon Hpnya, dilihat nomer mas Haryo.
“Iya mas!jawab Tias
begitu mengangkat Hpnya.
“Nanti pulang nggak usah
beli makan ya, aku mau ngajak kamu makan malam!Kata Haryo dari seberang sana.
“Wah tumben, ada
apa?Tanya Tias terheran-heran “Mas Haryo sudah pulang?Tanya Tias setelah sadar.
“Kamu lupa ya? Hari ini
khan hari ulang tahun perkawinan kita dan saya sengaja pulang supaya bisa
mengajak kamu makan malam!Jawab Haryo dengan suara yang ceria.
“Wahh maaf ya kalau aku
lupa!Kata Tias dengan perasaan bersalah sehingga melupakan hari jadi perkawinan
mereka. Dia merasa terharu dengan ketulusan Haryo meskipun sudah bertahun tahun
menikah, perasaan cintanya masih sama terhadap dia. Sedangkan dia malah merasa
jatuh cinta dengan Stephani.
“Mungkin sebaiknya aku
meredam perasaan ini dan tidak meneruskan perasaanku terhadap Stephani. Apa aku
tidak boleh bahagia merasakan cinta? Sampai kapan aku boleh benar-benar
merasakan bahagia? Apakah karena aku seorang perempuan, seorang ibu dan seorang
istri sehingga harus menjaga diriku dan perasaanku? Sampai kapan aku boleh
bebas menikmati perasaanku, memenuhi keinginan tubuhku untuk bercinta dengan
perempuan, dengan Stephani! Bagaimana perasaan Sigit kalau tahu ibunya seorang
Lesbian? Bagaimana kalau nanti dia kecewa dan marah? Bagaimana kalau Sigit
menjadi membenci dirinya? Memikirkan Sigit akan membenci dirinya dan menjauhi
dirinya sama menyakitkannya dengan keinginan membunuh perasaannya terhada
Stephani.
Biarlah aku sendiri yang
menikmati perasaan ini tanpa ada yang mengetahuinya bahkan Stephani sekalipun.
Biarkan cinta itu tetap selalu ada untuk Stephani. Bukankah cinta tidak harus
memiliki? Bila memang kita berjodoh suatu saat kita akan bisa bersatu atau
mungkin dikehidupan yang akan datang kita akan berjodoh bersama.
Tias menutup laptopnya
dan membereskan mejanya. Dia tidak ingin pulang terlambat dan mengecewakan Haryo.
Meskipun dia tidak mencintai Haryo, dia tetap menghargai Haryo dan tidak ingin
mengecewakan Haryo. Bagaimanapun Haryo adalah teman hidupnya saat ini dan Ayah
dari anaknya tercinta.
*****
Stephani tidak sengaja
memergoki Gaby dan Inggrit keluar dari salam kamar mandi. Mereka berdua tampak
terkejut dan tidak menyangka Stephani masih di kampus. Muka mereka berdua
langsung memerah. Stephani sudah curiga kalau mereka berdua itu pasangan
kekasih. Gaydar Stephani selalu menyala bila dekat dengan mereka berdua.
Stephani sering memergoki tatapan mereka berdua dan pernah secara tidak sengan
ketika dia duduk di depan melihat tangan Inggrid di paha Gaby.
Stephani yang memang
pulang telat karena mengikuti latihan yoga di kampus. Dia melihat wajah Gaby
dan Inggrid, dia tahu kalau mereka berdua habis bercinta dalam kamar mandi
karena wajah mereka seperti orang yang habis merasakan orgasme. Mereka berdua
kelihatan takut dan tertunduk. Mereka berdua bergandengan tangan. Mendadak
keisengan Stephani keluar. “Lain kali kalau mau ngapa-ngapain jangan di kampus,
bisa ketahuan orang lho!Kata Stephani sambil tersenyum dengan tatapan yang
menggoda.
Muka mereka berdua makin
memerah dan mendadak menjadi pucat,
antara kaget dan ketakutan karena Stephani mengetahui apa yang mereka
lakukan.
Stephani yang melihat
mereka berdua ketakutan menjadi kasihan dan langsung berusaha menetralkan
suasana.
“Sudah nggak usah takut
begitu!Katanya sambil cuci tangan dan masuk ke dalam toilet.
Di dalam toilet Stephani ingin tertawa ngakak
melihat reaksi mereka berdua. Dia segera menceritakan kejadian itu kepada Dyah
melalui wa.
“tadi mahasiswaku si Gaby
dan Inggrid habis bercinta di kamar mandi!Tulis Stephani.
“Oya, kok kamu tahu!Balas
Dyah
“Iya, terlihat wajahnya
kalau habis enak, seperti wajahmu hahahaha!Jawab Stephani
“Ihh... trus gimana?Balas
Dyah
“Ya, langsung aku tembak!
Trus mereka pucat ketakutan! Trus aku tinggal ke toilet ini!Jawab Stephani.
“Aku jadi ingat kita hahahah!Lanjut wa Stephani.
“Emang kapan kita main di
kamar mandi?Tanya Dyah
“Khan sering kalau kita
check in!Jawab Stephani
Oh..tapi kita khan nggak
pernah bercinta di publik toilet!Jawab Dyah
“Iya sih, katanya kamu
pengen bercinta di pantai atau di kolam renang atau di publik!Kata Stephani
“hahahaha masih belum
berani!jawab Dyah
“Aku pulang dulu ya
cintaku, ini masih di kampus habis Yoga!Tulis Stephani
“Iya, cintaku ati2!jawab
Dyah.
Stephani terkejut ketika
keluar kamar mandi dia melihat Inggrid dan Gaby masih ada dan sedang menunggu
dirinya.
“Bu, kami mau minta
maaf!Kata Gaby dengan takut-takut.
“Lho, kenapa kok minta
maaf!Jawab Stephani yang merasa kasihan dengan mereka berdua. Dia tahu mereka
berdua pasti merasa kuatir dengan hubungan mereka yang diketahui oleh
Dosen.”Sudah nggak apa-apa, jangan diulangi lagi! Karena itu nggak baik dan
nggak sehat buat kalian!Lanjut Stephani.
Stephani melihat
perubahan wajah mereka berdua yang lebih cerah dan lega. “Sudah ayo pulang!Ajak
Stephani sambil jalan menuju lift dan mereka berdua mengikuti dalam diam.
Stephani berusaha menahan diri agar tidak tertawa atau senyum-senyum sendiri
memergoki kelakuan mereka berdua. Mereka berdua memang bisa terkena sangsi
bahkan bisa dikeluarkan dari Kampus karena bercinta di kampus. Bukan karena
orientasinya tetapi karena mereka bercinta di kampus dan akan dianggap
melakukan tindakan asussila.
******
“Makasih bu! Kata Gaby
dan Inggrid hampir bersamaan begitu keluar dari lift.
“Iya!Jawab Stephani.
Mereka berdua cepat-cepat
berjalan menuju parkiran tanpa berani menoleh. Ketika masuk kedalam mobil mereka
berdua saling bertatapan dan tertawa.
“Duh, ini hari yang
paling gila deh!Kata Inggrid. “Kok tadi kamu nggak ngecek sih!Lanjut Inggrid.
“Iya, kamu juga kok
langsung ikut keluar! Biasanya kamu khan nunggu aku keluar dulu!Jawab Gaby.
“Tetapi untung ya yang mergoki bu Stephani, kalau dosen yang lain khan bisa
dikeluarkan dari kampus kita!Lamjut Gaby
“Iya, tapi aku jadi nggak
enak nih dan malu sama bu Stephani!Kata Inggrid
“Pasti dia mengertilah,
khan dia juga pernah muda dan lesbian pula!Jawab Gaby
“Emang bu Step itu kamu
yang suka bercinta dimana-mana!Jawab Inggrid sambil mukul lembut ke Gaby.
“Habis kamu menggoda aku
terus sih!Kata Gaby
“Ish! Jadi kita sudah
nggak boleh lagi ya bercinta di toilet!Kata Inggrid
“Ya, harus hati-hati lain
kali!Jawab Gaby
“Nggak mau ahh, jantungku
tadi sudah mau putus! Horornya sama dengan liat hantu tau!Kata Inggrid
“Emang kamu pernah liat
hantu? Emang ada ya hantu yang cakep seperti bu Step!Jawab Gaby.
Ihhh..kamu itu kalo
dikasi tau pasti gitu deh!Jawab Inggrid merajuk
“Iya, sayang! Lain kali
kita check in aja ya!Kata Gaby takut kalau Inggrid marah.
Iya, pokoknya kamu nggak
boleh nakal di kampus!Kata Inggrid
“Baik cintaku!Kata Gaby
“tapi kalo di tempat lain bolehkan?Lanjut Gaby
Inggrid tersenyum melihat
gaya Gaby dan ketegangannya sudah mencair. Dan mereka berdua tertawa mengingat
kejadian yang baru saja mereka alami.
0 comments: